Anda di halaman 1dari 20

REFLEKSI KASUS MARET 2018

STROK NON HEMORAGIK

Disusun Oleh :
Fatma Anggita Ibrahim

Pembimbing :
dr. Nurjana Aslah
dr. Diah Mutiarasari, MPH

KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Stroke adalah suatu tanda klinis yang ditandai defisit neurologi fokal atau
global yang berlangsung mendadak selama 24 jam atau lebih atau kurang dari
24 jam yang dapat menyebabkan kematian, yang disebabkan oleh gangguan
pembuluh darah.1
Stroke merupakan salah satu penyakit utama yang menyebabkan
kematian terbanyak di dunia dan penyebab utama ketiga kematian di Amerika
Serikat, dengan jumlah kematian 90.000 wanita dan 60.000 pria setiap tahun.
Di Indonesia 8 dari 1.000 orang menderita stroke. Stroke dibagi menjadi dua,
yaitu stroke hemoragik dan stroke non hemoragik. Stroke non hemoragik
dapat disebabkan oleh trombus dan emboli.1
Berdasarkan data dari NCHS (National Center of Health Statistic), stroke
menduduki urutan ketiga penyebab kematian di Amerika Serikat setelah
penyakit jantung dan kanker. Negara yang sedang berkembang menyumbang
85,5% dari total kematian akibat stroke di seluruh dunia. Dua pertiga penderita
stroke terjadi di negara-negara yang sedang berkembang. Terdapat sekitar 13
juta korban stroke baru setiap tahun, dimana sekitar 4,4 juta meninggal dalam
12 bulan.2
Menurut Riskesdes tahun 2013, stroke, hipertensi, penyakit jantung juga
merupakan penyakit tidak menular utama penyebab kematian di Indonesia.
Prevalensi stroke di Indonesia berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan 12,1
per mil. Prevalensi stroke tertinggi di Sulawesi Utara (10,8%), diikuti
Yogyakarta (10,3%), Bangka Belitung dan DKI Jakarta masing-masing 9,7
per mil. Sednagkan dilampung sendiri prevalensi stroke (5,4%) 3 Riskesdes
2013. Berdasarkan penelitian Fenny et al.2014 insidensi stroke non hemoragik
di Indonesia jauh lebih tinggi dibanding stroke hemoragik yaitu 67,1%
banding 32,9%.

1
Prevalensi kejadian stroke non hemoragik di Sulawesi Tengah terjadi
peningkatan prevalensi stroke pada tahun 2007 dari 4,8%, 2010 5,39%,dan
2013 meningkat menjadi 16,6%3
Di puskesmas Birobuli, stroke termasuk dalam 10 penyakit tidak menular
dari semua golongan umur puskesmas tahun 2016.4
Berdasarkan uraian data tersebut diatas, stroke merupakan salah satu
penyakit yang tiap tahun angka kejadiannya meningkat serta penyakit ini
memerlukan penanganan yang cepat dan tepat khususnya ketika bedarada di
puskesmas mengingat penyakit ini dapat mengakibatkan kehilangan nyawa.
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengambil judul tersebut.

Gambaran 10 penyakit tidak menular dari semua golongan umur di


Puskesmas Birobuli Tahun 2016

NO JENIS PENYAKIT JUMLAH


PASIEN
1 Hipertensi 818
2 Penyakit jantung koroner 659
3 Diabetes melitus 367
4 Asma bronchial 313
5 Penyakit thiroid 23
6 Stroke 22
7 Cidera akibat lain 15
8 Obesitas 8
9 Tumor payudara 2
10 PPOK 1

2
1.2 TUJUAN
1. Sebagai syarat penyelesaian tugas akhir dan ujian dibagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Tadulako
2. Sebagai gambaran penyakit stroke non hemoragik di lingkungan wilayah
kerja Puskesmas Birobuli

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DEFINISI
Stroke iskemik ialah stroke yang disebabkan oleh sumbatan pada
pembuluh darah servikokranial atau hipoperfusi jaringan otak oleh berbagai
faktor seperti aterotrombosis, emboli, atau ketidakstabilan hemodinamik yang
menimbulkan gejala serebral fokal, terjadi mendadak, dan tidak menghilang
dalam waktu 24 jam atau lebih.1

2.2 KLASIFIKASI BERDASARKAN PENYEBAB


A. Embolik

Pada tipe ini embolik tidak terjadi pada pembuluh darah otak,
melainkan di tempat lain seperti di jantung dan sistem vaskuler
sistemik. Embolisasi kardiogenik dapat terjadi pada penyakit jantung
dengan shunt yang menghubungkan bagian kanan dengan bagian kiri
atrium atau ventrikel. Penyakit jantung rheumatoid akut atau menahun
yang meninggalkan gangguan pada katup mitralis, fibrilasi atrium,
infark kordis akut dan embolus yang berasal dari vena pulmonalis.
Kelainan pada jantung ini menyebabkan curah jantung berkurang dan
serangan biasanya muncul disaat penderita tengah beraktivitas fisik
seperti berolahraga.1

B. Trombus
Terjadi karena adanya penggumpalan pembuluh darah ke otak.
Dapat dibagi menjadi stroke pembuluh darah besar (termasuk sistem
arteri karotis) merupakan 70% kasus stroke non hemoragik trombus
dan stroke pembuluh darah kecil (termasuk sirkulus Willisi dan
sirkulus posterior). Trombosis pembuluh darah kecil terjadi ketika
aliran darah terhalang, biasanya ini terkait dengan hipertensi dan
merupakan indikator penyakit atherosklerosis.1

4
2.3 Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala yang timbul dapat berbagai macam tergantung dari berat
ringannya lesi dan juga topisnya. Namun ada beberapa tanda dan gejala yang
umum dijumpai pada penderita stroke non hemoragik yaitu:5
1. Gangguan Motorik
-Tonus abnormal (hipotonus/ hipertonus)
-Penurunan kekuatan otot
-Gangguan gerak volunter
-Gangguan keseimbangan
-Gangguan koordinasi
-Gangguan ketahanan

2. Gangguan Sensorik

-Gangguan propioseptik
-Gangguan kinestetik
-Gangguan diskriminatif

3. Gangguan Kognitif, Memori dan Atensi


-Gangguan atensi
-Gangguan memori
-Gangguan inisiatif
-Gangguan daya perencanaan
-Gangguan cara menyelesaikan suatu masalah

4. Gangguan Kemampuan Fungsional


Gangguan dalam beraktifitas sehari-hari seperti mandi, makan, ke toilet
dan berpakaian.

2.4 FAKTOR RESIKO

Stroke non hemoragik merupakan proses yang multi kompleks dan


didasari oleh berbagai macam faktor risiko. Ada faktor yang tidak dapat
dimodifikasi, dapat dimodifikasi dan masih dalam penelitian yaitu:5
1. Tidak dapat dirubah :
-Usia
-Jenis kelamin
-Genetik

5
2. Dapat dirubah :
-Hipertensi
-Merokok
-Diabetes
-Hiperlipidemia
-Nutrisi
-Obesitas

6
BAB III
KASUS

IDENTITAS
Nama : Tn. S
Umur : 63 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Alamat : Jl. Mutiara V
Tanggal Pemeriksaan : 28 Februari 2018

ANAMNESIS
Keluhan Utama : kelemahan pada tangan dan kaki sebelah kiri

Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien mengeluh kelemahan pada tangan dan kaki sebelah kiri. Hal ini
dialami sejak 8 bulan yang lalu. Rasa lemah ini dirasakan tiba-tiba. Pasien
mengaku 2 bulan yang lalu pasien dirawat di Rumah Sakit Anutapura, karena
pasien tiba-tiba jatuh dan tetapi masih sadarkan diri saat ingin keluar rumah. Dan
pada saat itu pasien langsung dibawa ke rumah sakit. Pasien sering merasakan
sakit kepala, dan leher hingga punggung terasa tegang. Pasien menyangkal adanya
sulit bicara dan muntah yang menyembur. Ini merupakan serangan pertama
menurut pasien. Pasien juga sudah mengobati penyakit tersebut ke beberapa
dokter tetapi tidak ada perubahan yang dirasakan. Semenjak itu pasien tidak
pernah lagi ke rumah sakit ataupun puskesmas untuk kontrol. BAK dan BAB
biasa.

7
Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien mengalami riwayat penyakit hipertensi (+) sudah sejak lima tahun tetapi
tidak terkontrol. Kolesterol (+). Pasien pernah di rawat di Rs Anutapura dengan
diagnosis Stroke tanpa perdarahan.
Riwayat Penyakit Keluarga :
Menurut pasien kedua orang tua tidak mengalami hal yang sama. Tetapi saudara
pasien mengalami penyakit yang sama.

Riwayat Kebiasaan dan Lingkungan:


 Pasien makan 3 kali sehari
 Pasien merupakan perokok aktif sejak pasien berusia 19 tahun. Sehari
menghabiskan 2 bungkus rokok. Tetapi pasien mulai berhenti 8 bulan terakhir
semenjak pasien tiba-tiba merasa lemah.
 Pasien sering mengonsumsi makanan mas joko setiap harinya. Dan pasien
mengaku dulu pasien harus makan coto 2 kali tiap minggu dan ini sudah
dilakukan sejak pasien berusia 25tahun
 Sebelum menderita sakit pasien tiap hari melakukan pekerjaan sebagai tukang
bangunan. Sekarang pasien tidak pernah melakukan olahraga baik itu olahraga
ringan seperti jalan disekitar rumah. Sekarang pasien hanya melakukan
aktivitas didalam rumah seperti makan dan tidur.
 Pasien hanya tinggal bersama istri. Rumah terdiri dari ruang tamu, 3 kamar
tidur, dapur dan 1 kamar mandi yang berada dalam rumah.Lantai rumah terbuat
keramik, dinding rumah dari tembok dan kayu. Ruang tamu, kamar dan dapur
memiliki jendela dan pencahayaan yang cukup.

Riwayat Sosial Ekonomi :


Pasien tinggal berdua di rumah dengan istrinya Pasien memiliki hubungan
yang baik dengan saudara lainnya. Pasien berkomunikasi dengan orang-orang
disekitarnya.

8
PEMERIKSAAN FISIK
Kondisi Umum : Sakit sedang Berat Badan : 51 kg
Tingkat : Compos Mentis Tinggi Badan : 153cm
Kesadaran
Status Gizi : Gizi Baik
Tanda Vital
Tekanan darah : 180/100 mmHg
Nadi : 90 kali/menit (kuat angkat, reguler)
Suhu : 36.70C
Pernapasan : 20 kali/menit

Kepala : Normosefal, rambut berwarna putih dan hitam, tipis


dan tidak mengkilap, konjungtiva tidak anemis, sklera
tidak ikterus, pupil bulat isokor (diameter 3 mm).
Wajah simetris, Paralisis nervus facialis (pada alis
kiri), bibir tidak sianosis.
Tenggorokan- : Lidah tremor tanpa deviasi
Leher Tonsil dan faring dalam batas normal
Tidak terdapat pembesaran kelenjar getah bening.

Thoraks
Paru : Inspeksi : permukaan dada simetris, penggunaan
otot-otot bantu pernapasan (-).
Palpasi : massa (-), nyeri tekan (-) taktil
fremitus kiri = kanan.
Perkusi : sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi : bunyi napas brokovesikuler +/+,
wheezing (-/-), ronkhi (-/-).
Jantung : Inspeksi : iktus kordis tampak
Palpasi : iktus kordis teraba pada ICS V linea
midclavicula sinistra
Perkusi : pekak
Auskultasi : bunyi jantung I dan II murni, reguler,
bising jantung (-).
Abdomen : Inspeksi : permukaan datar, seirama gerak napas
Auskultasi : peristaltik kesan normal
Perkusi : timpani

9
Palpasi : massa (-), nyeri tekan (-), hepar dan
lien tidak teraba.

Ekstremitas
Pemeriksaan Ekstremitas ISuperior Ekstremitas Inferior
D/S D/S
Gerakan Bebas/terbatas Bebas/terbatas
Sensibilitas N/N N/N
Kekuatan 5/4 5/4
Tonus N/N N/N

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan profil lipid
EKG

Diagnosis Kerja
Stroke Non Hemoragik

Diagnosis Sosial
Stroke yang ditimbulkan dari faktor perilaku yang kurang sehat (merokok serta
konsumsi makanan tinggi lemak) serta faktor pendidikan

Terapi
 Medikamentosa :
 Amlodipin 10 mg 0-0-1
 Vit B-Com 1 x 1 tab
 Nonmedikamentosa :
 Menghindari makanan yang bergaram serta tinggi lemak

10
 Istirahat yang cukup.
 Olahraga teratur. Jalan disekitar rumah dan melatih tangan dan kaki
yang terasa lemah
 Pasien disarankan berobat lanjut dan memeriksakan kesehatannya di
Puskesmas atau bahkan ke rumah sakit

11
BAB III
PEMBAHASAN

Suatu penyakit dapat terjadi oleh karena adanya ketidakseimbangan faktor-


faktor utama yang dapat mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Paradigma
hidup sehat yang diperkenalkan oleh H. L. Bloom mencakup 4 faktor yaitu;
1. faktor genetik (keturunan),
2. perilaku (gaya hidup) individu atau masyarakat,
3. faktor lingkungan (sosial ekonomi, fisik, politik) dan
4. faktor pelayanan kesehatan (jenis, cakupan dan kualitasnya)1,3
Pada kasus ini pasien mengalami strok non hemoragik dan pasien tidak
pernah kontrol lagi ke puskesmas ataupun rumah sakit. Suatu penyakit dapat
terjadi oleh karena adanya ketidakseimbangan faktor-faktor utama yang dapat
mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Paradigma hidup sehat yang
diperkenalkan oleh H. L. Bloom mencakup 4 faktor yaitu faktor genetik
(keturunan), perilaku (gaya hidup) individu atau masyarakat, faktor lingkungan
(sosial ekonomi, fisik, politik) dan faktor pelayanan kesehatan (jenis, cakupan dan
kualitasnya).
Faktor perilaku yang dapat diambil dari kasus ini adalah yakni; pasien
merupakan perokok aktif sejak pasien berusia 19 tahun serta Pasien mempunyai
kabiasaan makan makanan tinggi lemak (mas joko dan coto) serta ketidak patuhan
pasien meminum obat hipertensi yang merupakan penyakit awal yang
menyebabkan terjadinya stroke
Faktor lingkungan sosial (pendidikan), rendahnya tingkat pendidikan
pada pasien tersebut merupakan salah satu faktor penyebab dari penyakit yang
dideritanya.
Pada pasien ini selain dilakukan diet untuk menghindari makanan yang
berlemak yang mencetus terjadinya kolesterol dan pasien juga diberikan terapi
medikamentosa yaitu, amlodipin 10 mg, dan vitamin B com. Pasien disarankan
untuk melakukan kontrol ke Puskemas atau bahkan ke rumah sakit.

12
Untuk program khusus stroke non hemoragik itu sendiri belum ada di
wilayah kerja puskesmas Birobuli. Selain itu, promosi kesehatan ataupun edukasi
harus sering dilakukan untuk masyarakat yang memiliki gejala atau faktor resiko
pada saat pasien ke puskesmas ataupun pada saat dilakukan posbindu. Kurangnya
kesadaran masyarakat dan juga jarangnya kunjungan ke Puskesmas untuk berobat
menjadi kendala yang umum didapatkan pada penderita di Puskesmas Birobuli.

13
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 KESIMPULAN
1. Faktor dominan yang teridentifikasi pada pasien dalam kasus ini
adalah faktor perilaku yaitu pasien merupakan perokok aktif sejak
berusia 19 tahun sehari menghabiskan 2 bungkus rokok kemudian
makanan yang dikonsumsi pasien adalah makanan yang tinggi lemak
(mas joko dan coto), serta perilaku pasien yang jarang ke puskesmas
untuk kontrol sehingga pasien memiliki riwayat hipertensi yang tidak
terkontrol.
2. Selain faktor perilaku, faktor lingkungan sosial juga merupakan salah
satu faktor yang teridentifikasi pada pasien ini
3. Belum terdapat program khusus untuk pasien-pasien yang menderita
stroke di puskesmas birobuli.

4.2 SARAN
Saran yang bisa diberikan mengacu pada Five Level Prevention
1. Promosi kesehatan (health promotion)
 Penyuluhan pada masyarakat yang memiliki faktor resiko
terjadinya strok.
2. Perlindungan umum dan khusus terhadap penyakit-penyakit tertentu
(general and specific protection)
 Mengurangi makanan yang banyak mengandung garam serta lemak
3. Penegakkan diagnosa secara dini dan pengobatan yang cepat dan tepat
(early diagnosis and prompt treatment)
Petugas kesehatan diharapkan dapat mendiagnosis secara dini dan
memberikan penanganan segera kepada pasien strok

14
4. Pembatasan kecacatan (dissability limitation)
Petugas kesehatan diharapkan dapat mengajarkan kepada pasien
gerakan-gerakan untuk melatih anggota gerak yang mengalami
kelemahan
Melakukan aktivitas walapun hanya berjalan disekitar rumah
5. Pemulihan kesehatan (rehabilitation)
Pada tingkat ini, pasien diberikan konseling tentang pola hidup sehat
terutama pola makan dan olahraga.

15
DAFTAR PUSTAKA

1. Aji Kristianto. 2012. Patofisiologi Stroke Non-Hemoragik akibat Trombus.


Bagian Ilmu Penyakit Saraf FK Udayana, Denpasar.
2. World Health Organization. Clinical Management of stroke. Geneva: WHO
press 2006.
3. Riset Kesehatan Dasar, 2013, Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Kementrian RI tahun 2013, Jakarta.
4. Puskesmas Biromaru. Profil Kesehatan Puskesmas Biromaru. Palu :
Puskesmas Birmaru. 2016.
5. Sjahrir, Hasan, 2003, Stroke Iskemik, Yandira Agung: Medan.

16
LAMPIRAN: DOKUMENTASI RUMAH PASIEN

Gambar 1. Tampak bagian depan rumah

17
Gambar 2. Ruang Tamu

18
Gambar 3. Ruang Keluarga

Gambar 4. Ruang Makan

19

Anda mungkin juga menyukai