Anda di halaman 1dari 8

KEMAS 9 (1) (2013) 66-73

Jurnal Kesehatan Masyarakat


http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas

REMAJA SEHAT MELALUI PELAYANAN KESEHATAN PEDULI REMAJA DI


TINGKAT PUSKESMAS

Ni Nyoman Mestri Agustini1 Ni Luh Kadek Alit Arsani2

1
Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Universitas Pendidikan Ganesha,Singaraja, Indonesia
2
Jurusan Ilmu Keolahragaan, Fakultas Olahraga dan KesehatanUniversitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

Info Artikel Abstrak


Sejarah Artikel: Upaya pemerintah dalam mewujudkan remaja sehat, salah satunya melalui pembentukan Program
Diterima 15 Januari 2013 Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR). Remaja diberikan pelayanan khusus yang disesuaikan
Disetujui 28 Februari 2013 dengan keinginan, selera, dan kebutuhannya. Masalah penelitian adalah bagaimana peran dari pelayanan
Dipublikasikan Juli 2013 kesehatan peduli remaja di tingkat puskesmas dalam mewujudkan remaja sehat. Tujuan penelitian untuk
mengetahui peran dari pelayanan kesehatan peduli remaja di tingkat puskesmas dalam mewujudkan
Keywords: remaja sehat. Metode penelitian kualitatif, di Wilayah kerja Puskesmas Buleleng I, Kecamatan Buleleng.
Sumber data terdiri dari informan, tempat dan peristiwa, dokumen. Informan dipilih secara purposive
Adolescent;
sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan dokumen. Teknik analisis
Health;
data menggunakan analisis interaktive model dari Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan
Public Health Center. peranan puskesmas dalam mewujudkan remaja sehat salah satunya adalah melalui terealisasinya program
PKPR, puskesmas sebagai penyedia sarana dan prasarana program PKPR agar program tersebut dapat
terlaksana sesuai dengan sasaran. Program PKPR yang dicanangkan Puskesmas Buleleng 1 sebagian besar
sudah terlaksana dengan baik, namun masih terdapat 1 sasaran yang belum tercapai yaitu pembentukan
konselor sebaya serta belum maksimalnya sosialisasi kepada remaja secara luas. PKPR dirasakan memiliki
peranan yang sangat penting bagi remaja. Melalui PKPR di tingkat puskesmas, remaja dapat memperoleh
pengetahuan mengenai kesehatan, tempat bersosialisasi, hingga mendapatkan pelayanan kesehatan yang
memperhatikan kebutuhan remaja. Simpulan penelitian, pelayanan kesehatan peduli remaja di tingkat
puskesmas berperan penting dalam mewujudkan remaja sehat.

HEALTH ADOLESCENT THROUGH THE ADOLESCENT HEALTH CARE AT THE


HEALTH CENTER

Abstract
Government efforts in realizing the healthy adolescents, one through by make Adolescent Health Care Services
Program (PKPR). Teenagers are given special services suitable with their desire, taste, and need. Research
problem was how the role of adolescent health service at the health center level care in creating healthy
adolescents. Research purpose to determine the role of adolescent health service at the health center level
care in creating healthy adolescents. Qualitative research methods in Buleleng I health center working area.
Data sources consisted of informants, places and events , documents. Informants were selected by purposive
sampling. Data collected by interview, observations, and documents . Data analysed by Interaktive analysis
model of Miles and Huberman. The results showed the role of health centers in healthy adolescents realize one
of them was through by realization PKPR programs, health center as PKPR infrastructure providers so this
program can be implemented its target. PKPR program that launched by Buleleng I health center has well
performing, but there was one target has not achieved yet, for example making peer counselors and has not
sosialization to adolescent maximal widely yet. PKPR perceived have a very important role for adolescents.
Through PKPR at primary care level, adolescent can get knowledge about health, socialize places, and to get
health care suitable with adolescents needs. The conclusions, adolescent health care at the primary care level
important to creat healthy adolescents.

© 2013 Universitas Negeri Semarang



Alamat korespondensi: ISSN 1858-1196
Jl. Ahmad Yani 87 Singaraja, Bali.
E-mail: nyoman_mestri@yahoo.com
Ni Nyoman Mestri Agustini, Ni Luh Kadek Alit Arsani / KEMAS 9 (1) (2013) 66-73

Pendahuluan masalah pada remaja disebabkan oleh berbagai


faktor yang sangat kompleks. Secara garis be-
Remaja memiliki arti penting dalam sar, masalah kesehatan remaja dapat dibagi ke
masyarakat. Remaja yang termasuk dalam dalam dua golongan yaitu masalah kesehatan
penduduk usia muda merupakan modal fisik dan perilaku. Beberapa kesehatan fisik
pembangunan yaitu sebagai faktor produksi yang menjadi permasalahan pada remaja antara
tenaga manusia, apabila mereka dapat lain mulai munculnya jerawat, gangguan pada
dimanfaatkan secara tepat dan baik dengan mata, pendengaran, dan masalah gizi (Jackson,
syarat bahwa mereka memiliki keahlian, 2009; Im, 2007). Perilaku remaja yang berujung
keterampilan dan kesempatan untuk berkarya. pada permasalahan remaja yang disebaabkan
Namun, bila remaja tersebut tidak berada oleh karakteristik remaja itu sendiri, seperti
dalam kondisi yang prima, maka akan terjadi ketidakstabilan emosi, kecanggungan dalam
hal yang sebaliknya. Remaja akan menjadi pergaulan, sikap menentang orang tua, per-
beban pembangunan. Di Indonesia, menurut tentangan dalam diri, senang bereksperimen,
Biro Pusat Statistik (2009) kelompok umur bereksplorasi, dan kecenderungan membentuk
10-19 tahun adalah sekitar 22%, yang terdiri kelompok dan kegiatan berkelompok (Weng,
dari 50,9% remaja laki-laki dan 49,1% remaja 2007; Moreno, 2008, Hagstrome, 2008). Ada-
perempuan. Berdasarkan data Departemen pun perilaku tersebut dapat berakibat negatif.
Kesehatan (Depkes) Republik Indonesia tahun Sebanyak 75% kematian pada remaja terjadi
2006, remaja Indonesia berjumlah sekitar akibat faktor perilaku. Beberapa penyakit yang
43 juta jiwa atau sekitar 20% dari jumlah timbul karena faktor perilaku remaja antara
penduduk. Ini sesuai dengan proporsi remaja di lain kecelakaan, kehamilan remaja, penyakit
dunia, dimana jumlah remaja diperkirakan 1,2 menular seksual, gangguan makan dan penyalah-
miliar atau sekitar 1/5 dari jumlah penduduk gunaan obat dan alkohol (Soetjiningsih, 2004).
dunia. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten
Perkembangan pada rentang usia remaja Buleleng, 10 prioritas kasus yang dihadapi re-
terjadi secara dinamis dan pesat baik fisik, maja antara lain gangguan haid, sex pra nikah,
psikologis, intelektual, sosial, tingkah laku kehamilan yang tidak diinginkan, dismenorhea,
seksual yang dikaitkan dengan mulai terjadinya pacaran, infeksi menular seksual, tuberkulosa,
pubertas (Marcell, et. al., 2011; Anita, 2007). anemia, merokok, leukore.
Masa ini adalah periode transisi dari masa Upaya mempengaruhi derajat kesehatan
kanak-kanak menuju dewasa. Pola karakteristik melalui masyarakat antara lain dengan
pesatnya tumbuh kembang ini menyebabkan membentuk kader kesehatan (Sistiarani, 2013).
remaja memiliki rasa keingintahuan yang Dalam mewujudkan remaja sehat, salah satu
besar, menyukai petualangan dan tantangan upaya pemerintah adalah dengan pembentukan
serta cenderung berani mengambil resiko tanpa Program Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja
pertimbangan yang matang (Soetjiningsih, (PKPR). Program ini dapat dilaksanakan di
2004; Hangstome, 2006). Puskesmas, Rumah Sakit atau sentra-sentra
Berbagai permasalahan yang terjadi dimana remaja berkumpul seperti mall
pada remaja dipengaruhi oleh berbagai dimen- (Depkes, 2005). Dalam pelaksanaan PKPR di
si kehidupan dalam diri mereka, baik dimensi Puskesmas, remaja diberikan pelayanan khusus
biologis, kognitif, moral dan psikologis serta melalui perlakuan khusus yang disesuaikan
pengaruh dari lingkungan sekitar. Saat ini hal dengan keinginan, selera dan kebutuhan remaja.
yang menonjol pada remaja adalah dari sudut Secara khusus, program PKPR bertujuan untuk
pandang kesehatan (Howard, et al., 2010; Stern, meningkatkan penyediaan pelayanan kesehatan
2007; Fine, 2007). WHO (2012) menyebutkan remaja yang berkualitas, meningkatkan
semakin berkembangnya permasalahan keseha- pemanfaatan layanan Puskesmas oleh remaja
tan reproduksi remaja, yang menyangkut seks untuk mendapatkan pelayanan kesehatan,
bebas, penyebaran penyakit kelamin, kehamilan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
di luar nikah atau kehamilan tidak diinginkan, remaja dalam pencegahan masalah kesehatan
aborsi, dan pernikahan usia muda. Timbulnya dan meningkatkan keterlibatan remaja dalam

67
Ni Nyoman Mestri Agustini, Ni Luh Kadek Alit Arsani / KEMAS 9 (1) (2013) 66-73

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi tahun belum menikah yang memiliki keadaan
pelayanan kesehatan remaja. Adapun yang fisik, mental dan social sejahtera.
menjadi sasaran program ini adalah laki-laki Kompleksnya kondisi yang terjadi pada
dan perempuan usia 10-19 tahun dan belum seorang remaja, memerlukan perhatian lebih
menikah. Di Kabupaten Buleleng, program dari semua pihak. Penelitian mengenai remaja
PKPR baru mulai dilaksanakan pada tahun ini bertujuan untuk mengetahui peran dari
2007. Tidak semua Puskesmas di Buleleng pelayanan kesehatan peduli remaja di tingkat
melaksanakan program ini. Pelaksanaan Puskesmas dalam mewujudkan remaja sehat.
program ini baru dirintis di Puskesmas
Buleleng I. Metode
Terdapat berbagai definisi remaja yang
dibagi berdasarkan umur kronologis dan Penelitian ini merupakan penelitian ku-
berbagai kepentingan. Menurut WHO, remaja alitatif, yang dilakukan di wilayah kerja Puskes-
apabila anak telah mencapai umur 10-18 tahun. mas Buleleng I, Kecamatan Buleleng. Sumber
Menurut Undang-undang No. 4 tahun 1979 data terdiri dari: 1) Informan; 2) tempat dan
mengenai kesejahteraan anak, remaja adalah peristiwa; 3) Dokumen. Informan dipilih secara
individu yang belum mencapai 21 tahun dan purposive sampling, yaitu remaja yang ada di
belum menikah. Pada buku-buku Pediatri, wilayah kerja Puskesmas Buleleng 1 serta sum-
pada umumnya mendefinisikan remaja remaja ber yang mengetahui tentang program PKPR di
adalah bila seorang anak telah mencapai umur Puskesmas Buleleng I, yaitu kepala Puskesmas,
10-18 tahun untuk anak perempuan dan 12-20 staf/petugas Puskesmas di bagian PKPR.
tahun untuk anak laki-laki. Menurut Diknas, Langkah paling awal adalah menyiap-
anak dianggap remaja bila anak sudah berumur kan pedoman wawancara, dokumentasi, dan
18 tahun yang sesuai dengan saat lulus sekolah observasi sebagai alat bantu dalam pengumpu-
menengah (Soetjiningsih, 2004). Terdapat lan data, kemudian dilanjutkan dengan peneli-
beberapa tahapan pada saat remaja. Pertama, tian dengan proses pengumpulan data, reduksi
masa remaja awal/dini (early adolescence) data, sajian data, dan penarikan kesimpulan.
sekitar umur 11-13 tahun. Masa ini ditandai Dari kesimpulan yang didapatkan kemudian
dengan peningkatan cepat pertumbuhan dilakukan interpretasi.
dan pematangan fisik. Kedua, masa remaja Teknik pengumpulan data dengan
pertengahan (middle adolescence) sekitar umur menggunakan wawancara, observasi, dan do-
14-16 tahun. Masa ini ditandai dengan hampir kumen. Wawancara dilakukan terhadap in-
lengkapnya pertumbuhan pubertas, timbulnya forman Kepala Puskesmas, pemegang program
keterampilan berpikir yang baru, peningkatan PKPR, remaja yang mengalami permasala-
pengenalan terhadap datangnya masa dewasa han kesehatan reproduksi (tercatat di pelapo-
dan keinginan untuk memapankan jarak ran Puskesmas), serta remaja di wilayah kerja
emosional dan psikologis dengan orang tua. Puskesmas Buleleng 1 yang dipilih secara pur-
Ketiga, masa remaja lanjut (late adolescence) posive sampling. Wawancara dilakukan dengan
sekitar umur 17-20 tahun. Masa ini ditandai berpedoman pada pedoman wawancara. Per-
dengan persiapan untuk berperan sebagai masalahan yang hendak dipecahkan melalui
orang dewasa, termasuk klarifikasi tujuan wawancara ini adalah peranan program PKPR
pekerjaan dan internalisasi suatu sistem nilai dalam mewujudkan kesehatan remaja di Keca-
pribadi (Soetjiningsih, 2004). matan Buleleng.
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Observasi dilakukan oleh peneliti
Indonesia, sehat adalah keadaan baik seluruh terhadap kegiatan yang dilakukan dalam
badan serta bagian-bagiannya bebas dari sakit. pelaksanaan program kesehatan peduli remaja
WHO (2012) menyatakan definisi sehat adalah yang dilakukan baik di dalam puskesmas
keadaan sejahtera yang meliputi fisik, mental maupun di luar puskesmas. Permasalahan
dan social yang tidak hanya bebas dari sakit yang hendak dipecahkan melalui observasi ini
atau kecacatan. Remaja sehat dimaksudkan adalah pelaksanaan pelayanan kesehatan bagi
adalah individu dalam rentang usia 10-20 remaja baik yang di dalam maupun di luar

68
Ni Nyoman Mestri Agustini, Ni Luh Kadek Alit Arsani / KEMAS 9 (1) (2013) 66-73

puskesmas. langsung oleh Dinas Kesehatan Provinsi Bali


Pengumpulan data melalui dokumen pada tahun 2003. Pemilihan Puskesmas Bule-
dilakukan oleh peneliti dengan pencatatan data- leng 1 sebagai pelaksana pertama program
data yang terdapat dalam dokumen PKPR, baik tersebut adalah dengan pertimbangan Puskes-
mengenai permasalahan remaja yang terjadi, mas Buleleng 1 merupakan puskesmas di Ka-
program yang dicanangkan serta pelaksanaan bupaten Buleleng yang terletak di tengah kota
program peduli remaja yang sudah dilakukan. dan dianggap paling siap untuk melakukan
Uji keterpercayaan data dilakukan melalui: program tersebut. Terkait dengan penunju-
1) Uji validitas melalui triangulasi teori, data, kan Puskesmas Buleleng 1 sebagai pelaksana
metode dan peneliti; 2) Uji reliabilitas melalui program PKPR, dilakukan berbagai tindak
perpanjangan pengamatan dan member check. lanjut oleh puskesmas. Berdasarkan wawancara
Teknik analisis data menggunakan anali- terhadap kepala puskesmas, disebutkan tindak
sis interaktif model dari Miles dan Huberman, lanjut yang dilakukan antara lain penyusu-
yang terdiri dari 4 tahap, yaitu pengumpulan nan program kerja, penunjukkan staf sebagai
data, reduksi data, penyajian data dan penari- pemegang program PKPR, serta penyediaan
kan simpulan/verifikasi. Langkah pertama sarana prasarana yang diperlukan dalam pelak-
adalah mengumpulkan data di lapangan. Data sanaan kegiatan PKPR.
yang diperoleh di lapangan cukup banyak, se- Program kegiatan yang dicanangkan
hingga perlu direduksi (merangkum, memilih terkait dengan PKPR tersebut bertujuan untuk
hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal- mewujudkan remaja sehat di Kabupaten Bule-
hal yang penting dan membuang data yang leng. Program kegiatan yang menjadi tugas
tidak perlu). Setelah data direduksi, kemudian PKPR antara lain: 1) Pemberian informasi dan
data disajikan, kemudian diambil kesimpulan edukasi; 3) Pelayanan klinis medis termasuk
untuk memperoleh gambaran tentang topik pemeriksaan penunjang dan rujukannya; 3)
penelitian. Konseling; 4) Pendidikan keterampilan hidup
sehat (PKHS); 5) Pelatihan konselor sebaya; 6)
Hasil dan Pembahasan Pelayanan rujukan sosial dan pranata hukum.
Berdasarkan wawancara terhadap Kepala dan
Puskesmas Buleleng 1 merupakan salah staf Puskesmas, ditemukan bahwa program
satu Puskesmas yang berada di Kabupaten PKPR di Puskesmas Buleleng 1 dilaksana-
Buleleng, memiliki wilayah kerja 15 kelurahan kan secara komprehensif melalui kerja sama
dan 1 desa. Berdasarkan data tahun 2012, dengan staf/bagian lain seperti program UKS
jumlah penduduk yang berada di wilayah kerja (Usaha Kesehatan Sekolah), program PKM
Puskesmas Buleleng 1 adalah sebanyak 57785 (Pendidikan Kesehatan Masyarakat), program
orang. Adapun dari jumlah tersebut, sebanyak kesehatan gigi, program kesehatan ibu dan
8999 orang (16%) adalah penduduk dalam usia anak/keluarga berencana (KIA/KB), pelayanan
remaja. Puskesmas sebagai lini pertama pemberi poliklinik khususnya pelayanan infeksi menu-
pelayanan bagi masyarakat, salah satunya lar seksual (IMS) dan HIV/AIDS, pelayanan
memiliki tanggung jawab untuk menciptakan laboratorium dan pencegahan penyakit menu-
remaja sehat. Bentuk perhatian pemerintah lar (P2M). Melalui kegiatan-kegiatan yang di-
terhadap kesehatan remaja terlihat dari lakukan lintas bagian tersebut diharapkan akan
dicanangkannya pembentukan PKPR di tingkat dapat memberikan layanan yang komprehensif
Puskesmas pada tahun 2003 yang diadopsi dari bagi remaja. Dalam pelaksanaannya, sebagian
WHO (World Health Organization). Prinsip besar kegiatan tersebut sudah terlaksana sesuai
dari PKPR yang dicanangkan tersebut adalah dengan perencanaan. Terdapat satu kendala
dapat terakses oleh semua golongan remaja, dalam pelaksanaannya, yaitu pembentukan
layak, dapat diterima, efektif, dan efisien. konselor sebaya. Ketidakterlaksanaan pem-
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentukan konselor sebaya ini disebabkan oleh
Puskesmas Buleleng 1 merupakan puskesmas adanya program yang tumpang tindih dengan
pertama di Buleleng yang melaksanakan pro- KPA dan KB.
gram PKPR. Penunjukkan tersebut dilakukan Penunjukan staf puskesmas sebagai

69
Ni Nyoman Mestri Agustini, Ni Luh Kadek Alit Arsani / KEMAS 9 (1) (2013) 66-73

pemegang program didasarkan atas kompetensi mengenai kesehatan remaja. Adapun kendala
yang dimiliki. Staf tersebut memiliki yang ditemui adalah kondisi tenaga pelaksana,
kompetensi sebagai tenaga kesehatan dan waktu dan biaya tidak sesuai dengan cakupan
konselor. Berdasarkan wawancara terhadap wilayah kerja puskesmas, sehingga masih ada
kepala puskesmas dan pemegang program, daerah yang belum mendapatkan pelayanan
guna peningkatan kualitas staf dilakukan ini. Evaluasi terhadap pencapaian target atau
beberapa pelatihan baik di tingkat daerah keberhasilan program adalah melalui laporan
maupun nasional. Adapun pelatihan tersebut bulanan dan laporan semester, cakupan
antara lain, 1) Pelatihan konseling remaja; 2) pasien di VCT, pembentukan konselor remaja,
Pelatihan penanganan kecanduan NAPZA dan pelaksanaan penyuluhan ke sekolah-sekolah
3) Pelatihan konselor sebaya. Pelatihan tersebut tiap tahun ajaran baru.
dimaksudkan agar upaya Puskesmas dapat Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja
memberikan pelayanan yang lebih baik kepada (PKPR) merupakan pelayanan kesehatan
remaja, untuk mewujudkan remaja sehat. yang ditujukan dan dapat dijangkau oleh
Pemberian pelayanan kesehatan khusus remaja, menyenangkan, menerima remaja
remaja terkait dengan program tersebut, di dengan tangan terbuka, menghargai remaja,
puskesmas disediakan ruangan khusus. Penye- menjaga kerahasiaan, peka akan kebutuhan
diaan ruang khusus itu didasarkan pada kebu- terkait dengan kesehatannya serta efektif dan
tuhan remaja akan privasi, terutama saat pem- efesien dalam memenuhi kebutuhan tersebut.
berian konseling. Guna mewujudkan remaja Berdasarkan wawancara terhadap remaja
sehat memerlukan perhatian baik fisik maupun di Buleleng, ditemukan bahwa keberadaan
psikologis yang seimbang. Remaja merupakan program PKPR di Puskesmas Buleleng 1 belum
individu yang berada dalam rentang usia per- sepenuhnya diketahui oleh remaja. Remaja
alihan dari anak-anak menjadi dewasa. Kondisi yang mengetahui keberadaan program ini
tersebut menyebabkan kondisi emosionalnya mendapatkan informasi di Puskesmas saat
belum stabil, sehingga saat penyampaian kon- melakukan pemeriksaan secara langsung
seling benar-benar memerlukan situasi yang ataupun di sekolah melalui penyuluhan yang
mendukung privasinya. Penyampaian kon- dilakukan oleh Puskesmas (staf program
seling yang dapat diterima oleh remaja akan PKPR) ke sekolah saat penerimaan siswa baru,
mendukung pembentukan kondisi sehatnya. pembinaan PMR (Palang Merah Remaja)
Remaja berusia 10 hingga 24 tahun di sekolah serta saat remaja (siswa) tersebut
baik sehat maupun sakit, individu ataupun mengikuti persiapan lomba KKR.
kelompok menjadi sasaran program pelayanan Berdasarkan observasi dokumen yang
kesehatan peduli remaja di tingkat Puskesmas. terdapat di tempat konseling PKPR, berbagai
Pelaksanaan pelayanan keseahtan tersebut interaksi pernah dilakukan oleh remaja
dalam bentuk penyuluhan ataupun pelayanan yang datang. Data kunjungan ke PKPR, tiap
kesehatan di dalam maupun di luar gedung. harinya terapat sekitar 2 hingga 3 kunjungan.
Di Puskesmas Buleleng 1, berdasarkan data Kunjungan tesebut beragam, mulai dari
di puskesmas ditemukan bahwa pencapaian konseling, pelayanan kesehatan (pemeriksaan
target sasaran sudah hampir terlaksana semua, dan pengobatan) hingga pelayanan rujukan.
baik berupa konseling ke Puskesmas (2 hingga Sejak Januari 2012, sudah terdapat 14 orang
3 orang tiap bulan), kunjungan ke sekolah yang dirujuk untuk pemeriksaan VCT.
(pada bulan Agustus, September, dan Oktober). Data tersebut didukung oleh hasil
Namun, berdasarkan wawancara terhadap wawancara kepada remaja, dimana ditemukan
remaja ditemukan bahwa penyampaian adanya interaksi remaja berupa konseling,
informasi mengenai keberadaan dan pelayanan pelayanan kesehatan dan pengobatan kasus
PKPR belum mencakup seluruh remaja di infeksi menular seksual (IMS). Adanya
wilayah kerja Puskesmas Buleleng 1. Kurangnya antusias yang tinggi dari remaja agar program
pengetahuan remaja mengenai keberadaan PKPR ini senantiasa selalu diperkenalkan ke
PKPR ini berdampak pada tidak maksimalnya remaja sekolah hingga remaja pada umumnya
pelayanan, konseling dan penyuluhan terutama remaja yang tinggal di daerah yang

70
Ni Nyoman Mestri Agustini, Ni Luh Kadek Alit Arsani / KEMAS 9 (1) (2013) 66-73

jauh dari lokasi Puskesmas Buleleng. Masukan pemerintah adalah dengan pembentukan
dari remaja, beberapa bentuk pengenalan program Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja
program PKPR dapat dilakukan melalui (PKPR). Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja
penyampaian informasi baik secara langsung (PKPR) merupakan pelayanan kesehatan yang
maupun tidak langsung. Beberapa bentuk ditujukan dan dapat dijangkau oleh remaja,
pengenalan yang menurut para remaja dapat menyenangkan, menerima remaja dengan
dilakukan oleh pihak terkait antara lain: tangan terbuka, menghargai remaja, menjaga
1) Melalui sekeha teruna teruni (kelompok kerahasiaan, peka akan kebutuhan terkait
pemuda pemudi) yang ada di masing-masing dengan kesehatannya serta efektif dan efesien
banjar; 2) Pemberian pamphlet atau selebaran dalam memenuhi kebutuhan tersebut (Depkes
yang berisikan informasi mengenai adanya RI, 2005). Program ini seharusnya menjadi
PKPR yang memberikan pelayanan khusus prioritas utama dalam pengembangan program
bagi remaja; 3) Website yang dapat diakses oleh kerja Puskesmas mengingat kesesuaiannya
remaja secara bebas; 4) Penyuluhan ke sekolah- dengan permasalahan yang semakin banyak
sekolah; 5) Melalui iklan di radio. Penyampaian dihadapi remaja.
informasi itupun tidak harus selalu langsung Fungsi puskesmas sebagai pemberi
dari Puskesmas, namun dapat dilakukan pelayanan kesehatan lini pertama di masyarakat
secara estafet oleh para remaja sehingga dapat khususnya kepada remaja sudah dilaksanakan
mengurangi beban kerja petugas kesehatan. oleh Puskesmas Buleleng 1. Hal tersebut
Berdasarkan wawancara remaja ditemu- tampak pada terealisasinya program pelayanan
kan berbagai manfaat bagi remaja dari adanya kesehatan peduli remaja sejak tahun 2003.
program PKPR ini adalah: 1) Mendapatkan Melalui dicanangkannya program tersebut
informasi yang benar mengenai kesehatan di Puskesmas Buleleng 1, kesehatan remaja
remaja; 2) Mendapatkan informasi mengenai di Buleleng mendapatkan perhatian khusus.
cara menjaga kesehatan reproduksi; 3) Tempat Berbagai pelayanan yang diberikan berbeda
berkonsultasi mengenai berbagai permasalahan dengan pelayanan kesehatan pada umumnya.
remaja sehingga tidak terjerumus ke hal yang Hal tersebut disesuaikan dengan kondisi remaja.
negative; 4) Sebagai tempat berbagi dengan Remaja merupakan masa peralihan dari sifat
remaja lain khususnya mengenai kesehatan; 5) kekanak-kanakan dan mulai mempelajari pola
Teman dan pengalaman di bidang kesehatan perilaku dan sikap baru untuk menggantikan
remaja bertambah. pola perilaku sebelumnya. (Soetjiningsih,
Di Indonesia, unit penanggungjawab 2004) Oleh sebab itu pelayanannya senantiasa
penyelenggaraan upaya kesehatan untuk memihak pada remaja.
jenjang tingkat pertama adalah puskesmas. Masuknya program PKPR dalam
Pada saat ini puskesmas telah didirikan di program puskesmas merupakan awal dari
hampir seluruh pelosok tanah air. Berdasarkan peranan puskesmas dalam mewujudkan remaja
Keputusan Menteri Kesehatan Tahun 2004, sehat. Penunjukan staf sebagai pemegang
disebutkan bahwa fungsi dari puskesmas antara program PKPR sebagai langkah selanjutnya.
lain sebagai pusat penggerak pembangunan Dengan demikian terdapat staf puskesmas yang
berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan memang khusus mendalami dan menangani
masyarakat, dan pusat pelayanan kesehatan kegiatan-kegiatan yang terkait dengan remaja.
strata pertama baik perorangan maupun Mengingat kegiatan program PKPR ini sangat
masyarakat. luas, maka tentunya tidak dapat diselesaikan
Puskesmas sebagai pemberi pelayanan hanya oleh pemegang progan saja. Oleh sebab
kesehatan terdepan di masyarakat mempunyai itu, penunjukan staf tersebut juga diikuti
peran yang sangat strategis dalam upaya dengan penunjukan bagian lain di Puskesmas
peningkatan taraf kesehatan masyarakat, untuk senantiasa bekerja sama dengan
termasuk remaja. Berbagai permasalahan program ini dalam menyelesaikan tugasnya.
pada remaja saat ini semakin berkembang Bagian lain tersebut meliputi program UKS
luas, sehingga memerlukan perhatian lebih. (Usaha Kesehatan Sekolah), program PKM
Salah satu program yang dicanangkan oleh (Pendidikan Kesehatan Masyarakat), program

71
Ni Nyoman Mestri Agustini, Ni Luh Kadek Alit Arsani / KEMAS 9 (1) (2013) 66-73

kesehatan gigi, program KIA/KB (Kesehatan menular).


ibu dan anak/Keluarga berencana), pelayanan Program PKPR memiliki karakteristik
poliklinik khususnya pelayanan IMS (infeksi dari PKPR, yaitu kebijakan, prosedur, petugas,
menular seksual) dan HIV/AIDS, pelayanan fasilitas yang peduli remaja, keterlibatan
laboratorium dan P2M (Pencegahan penyakit remaja dan masyarakat, berbasis masyarakat
menular). serta pelayanan yang komprehensif, efektif
Berdasarkan Pedoman PKPR di puskes- dan efisien. Oleh sebab itu, PKPR sebagai
mas (Depkes RI, 2005), tugas yang diemban oleh penyedia pelayanan kesehatan yang khusus
program PKPR ini cukup luas, mencakup 1) bagi remaja dirasakan sangat bermanfaat bagi
Pemberian informasi dan edukasi; 2) Pelayanan remaja. Adapun berdasarkan hasil penelitian,
klinis medis termasuk pemeriksaan penunjang didapatkan manfaat tersebut mencakup
dan rujukannya; 3) Konseling; 4) Pendidikan informasi mengenai kesehatan dan cara
keterampilan hidup sehat (PKHS); 5) Pelatihan menjaganya, tempat berkonsultasi hingga
konselor sebaya; 6) Pelayanan rujukan social sebagai tempat berbagi dengan remaja lainnya.
dan pranata hukum. Adapun pelaksanaan Besarnya manfaat PKPR bagi remaja ini
kegiatan tersebut disesuaikan dengan kondisi menunjukkan tingginya kebutuhan remaja akan
dan kebutuhannya, dilaksanakan di dalam pelayanan kesehatan yang memang difokuskan
gedung atau di luar gedung, untuk sasaran bagi mereka, mengingat perbedaan situasi dan
perorangan atau kelompok, dilaksanakan oleh kondisi pada masa remaja. Berbagai kegiatan
petugas Puskesmas atau petugas lain di institusi yang ditawarkan dalam PKPR senantiasa sesuai
atau masyarakat berdasarkan kemitraan. dengan harapan remaja serta dapat diterima
Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan dengan baik.
bahwa dari keenam tugas PKPR tersebut, ter-
dapat satu tugas yang belum terlaksana yaitu Penutup
pelatihan konselor sebaya. Tidak terealisasinya
kegiatan ini terkait dengan tumpang tindihnya Peranan Puskesmas dalam mewujudkan
kegiatan pelatihan konselor yang dilaksana- remaja sehat salah satunya adalah melalui
kan oleh Komisi Pemberantasan AIDS (KPA) terealisasinya program PKPR, Puskesmas
Buleleng. Selain itu, pelaksanaan kegiatan lain- sebagai penyedia sarana dan prasarana program
nya seperti pemberian informasi dan edukasi, PKPR agar program tersebut dapat terlaksana
pendidikan kesehatan, pelayanan klinis dan sesuai dengan sasaran.
rujukan serta konseling dirasakan masih be- Program PKPR yang dicanangkan
lum menjangkau seluruh remaja. Adapun yang Puskesmas Buleleng 1 sebagian besar sudah
menjadi kendala adalah keterbatasan tenaga, terlaksana dengan baik, namun masih
waktu dan biaya. Tenaga pelaksana kegiatan terdapat 1 sasaran yang belum tercapai yaitu
PKPR hingga saat ini masih diemban oleh 1 pembentukan konselor sebaya serta belum
orang petugas sehingga tidak bisa menjang- maksimalnya sosialisasi kepada remaja secara
kau seluruh remaja di wilayah kerja Puskes- luas.
mas Buleleng 1 yang meliputi 15 kelurahan PKPR dirasakan memiliki peranan yang
dan 1 desa. Melihat luasnya cakupan wilayah sangat penting bagi remaja. Melalui PKPR di
kerja Puskesmas hendaknya petugas yang ber- tingkat Puskesmas, remaja dapat memperoleh
tanggung jawab dalam program PKPR tidak pengetahuan mengenai kesehatan, tempat
hanya 1 orang dengan juga didukung oleh bersosialisasi, hingga mendapatkan pelayanan
staf di program lain seperti staf program UKS kesehatan yang memperhatikan kebutuhan
(Usaha Kesehatan Sekolah), program PKM remaja.
(Pendidikan Kesehatan Masyarakat), program
kesehatan gigi, program KIA/KB (Kesehatan Daftar Pustaka
ibu dan anak/Keluarga berencana), pelayanan
poliklinik khususnya pelayanan IMS (infeksi Anita, H.W. 2007. Cardiorespiratory fitness relates
menular seksual) dan HIV/AIDS, pelayanan more strongly than physical activity to
laboratorium dan P2M (Pencegahan penyakit cardiovascular disease risk factors in healthy

72
Ni Nyoman Mestri Agustini, Ni Luh Kadek Alit Arsani / KEMAS 9 (1) (2013) 66-73

children and adolescents: the European of Pediatrics, 150(3): 247–251


Youth Heart Study. European Journal of Jackson, L.A. 2009. A Randomized Trial to Determine
Preventive Cardiology, 14(4): 575-581 the Tolerability and Immunogenicity of a
Direktorat Kesehatan Keluarga, Dirjen Bina Quadrivalent Meningococcal Glycoconjugate
Kesehatan Masyarakat, Depkes RI. 2005. Vaccine in Healthy Adolescents. Pediatric
Pedoman Pelayanan Kesehatan Peduli Infectious Disease Journal, 28(2): 86-91
Remaja di Puskesmas. Jakarta. Marcell, A.V., Wibbelsman, C., Seigel, W.M. 2011.
Fine, D.H. 2007. Aggregatibacter actinomy- Male Adolescent Sexual and Reproductive
cetemcomitans and Its Relationship Health Care. Pediatrics; 128: 1658-1678.
to Initiation of Localized Aggressive Moreno, L.A. 2008. Design and implementation of
Periodontitis: Longitudinal Cohort Study the Healthy Lifestyle in Europe by Nutrition
of Initially Healthy Adolescents. J. Clin. in Adolescence Cross-Sectional Study.
Microbiol., 45(12) International Journal of Obesity, 32: S4–S11
Hagströme, M. 2008. Concurrent validity of a Sistiarani, C. 2013. Peran Kader dalam Penggunaan
modified version of the International Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jurnal Kemas,
Physical Activity Questionnaire (IPAQ-A) in 8(2): 88-94
European adolescents: The HELENA Study. Soetjiningsih. 2004. Tumbuh Kembang Remaja dan
International Journal of Obesity, 32: S42–S48 Permasalahannya. Jakarta: EGC.
Howard, T.L., Marcell, A.V., Plowden, K., Watson, C. Weng, F.L. 2007. Risk factors for low serum
2010. Exploring Women’s Perceptions About 25-hydroxyvitamin D concentrations in
Their Role in Supporting Partners’ and otherwise healthy children and adolescents.
Sons’ Reproductive Health Care. Americans Am J Clin Nutr., 86(1): 150-158
Journal of Mens’s Health, 4: 297-304 WHO. 2012. WHO Definition of Health. Available
Im, J.A. 2007. Association between Brachial-Ankle at: www.who.int/about/definition/ en/print.
Pulse Wave Velocity and Cardiovascular Risk html
Factors in Healthy Adolescents. The Journal

73

Anda mungkin juga menyukai