Anda di halaman 1dari 8

‫‪Nama: Heriansyah‬‬

‫‪NPM: 10100115075‬‬

‫‪Fakultas Kedokteran/Pendidikan Sarjana Kedokteran‬‬

‫صا ّل ّحيْنَ َو َحسُنَ أ ُ ْو ٓلـئّكَ َرفّيْقاً‪.‬‬


‫اء َوال َّ‬ ‫ص ّد ْي ّقيْنَ َوال ُّ‬
‫ش َهدَ ّ‬ ‫اء َو ْال ُم ْر َ‬
‫س ّليْنَ َوال ّ ه‬ ‫ط اْأل َ ْنبّيَ ّ‬
‫ص َرا َ‬‫طهُ ْال ُم ْست َ ّقي َْم‪ّ ،‬‬
‫ص َرا َ‬ ‫ي َهدَانَا ّ‬ ‫ا َ ْل َح ْمدُ ّ هلِلّ‪ ،‬ا َ ْل َح ْمد ُ ّ هلِلّ الَّ ّذ ْ‬
‫س ْولُهُ‬ ‫أن الَ إّ ٰله إالَّ ه‬
‫ّٰللاُ َوحْ دَهُ َال ش َّريْكَ لَهُ َوأ َ ْش َهد ُ أَ َّن ُم َح َّمدًا َع ْبدُهُ َو َر ُ‬ ‫أ ْش َهد ُ ْ‬

‫ّٰللاُ تَ َعالَى فّي ْالقُ ْرا َء ّن‬ ‫ّٰللاّ فَقَدْ فَازَ ْال ُمؤْ ّمنُ ْونَ ْال ُمتَّقُ ْونَ َوت َزَ َّود ُوا فَإ ّ َّن َخي َْر َّ‬
‫الزا ّد التَّ َ‬
‫قوى‪ ،‬قَا َل ه‬ ‫ص ْي ُك ْم َو ّإيَّايَا نَ ْف ّس ْي ّبت َ ْق َوى ه‬ ‫فَيَا ّعبَادَ ه‬
‫ّٰللا ْأو ّ‬
‫الر ّجي ّْم‬‫ان َّ‬ ‫ط ّ‬ ‫ش ْي َ‬
‫الِلّ ّمنَ ال َ‬ ‫ْالك َّري ّْم أَع ُْوذ ُ ّب ه‬

‫ّٰللاَ الَّذّي تَ َ‬
‫سا َءلُونَ بّ ّه‬ ‫سا ًء َواتَّقُوا َّ‬ ‫ث ّم ْن ُه َما ّر َج ًاال َك ّث ً‬
‫يرا َونّ َ‬ ‫اس اتَّقُوا َربَّ ُك ُم الَّذّي َخلَقَ ُك ْم ّم ْن نَ ْف ٍس َو ّ‬
‫احدَةٍ َو َخلَقَ ّم ْن َها زَ ْو َج َها َوبَ َّ‬ ‫يَا أَيُّ َها النَّ ُ‬
‫ّٰللاَ َكانَ َع َل ْي ُك ْم َرقّيبًا‬ ‫َو ْاأل َ ْر َح َ‬
‫ام إّ َّن َّ‬

‫سولَهُ فَقَدْ فَازَ فَ ْو ًزا‬ ‫ص ّل ْح لَ ُك ْم أ َ ْع َما َل ُك ْم َو َي ْغ ّف ْر لَ ُك ْم ذُنُو َب ُك ْم َو َم ْن ي ُّطعّ َّ‬


‫ّٰللاَ َو َر ُ‬ ‫سدّيدًا يُ ْ‬ ‫َوقَالَ‪َ :‬يا أَيُّ َها الَّذّينَ آ َمنُوا اتَّقُوا َّ‬
‫ّٰللاَ َوقُولُوا قَ ْو ًال َ‬
‫َع ّظي ًما‬

‫ّٰللاَ ا ْشت ََرى ّمنَ ْال ُمؤْ ّمنّينَ أَنفُ َ‬


‫س ُه ْم َوأ َ ْم َوالَ ُهم بّأ َ َّن لَ ُه ُم ال َجنَّةَ‬ ‫َوقَالَ‪ :‬إّ َّن ه‬

‫ص ََّلنَا‬ ‫س َعةً فَلَ ْم يُ َ‬


‫ض هحّ فَ ََل يَ ْق َربَ َّن ُم َ‬ ‫سلَّ َم‪َ :‬م ْن َو َجدَ َ‬
‫عل ْي ّه َو َ‬ ‫صلَّى َّ‬
‫ّٰللاُ َ‬ ‫َوقَا َل النَّ ّب ُّ‬
‫ي َ‬

‫‪Jamaah shalat dan Khutbah Jumat yang dirahmati Allah ‘azza wajalla,‬‬

‫‪Saya wasiatkan kepada diri saya dan kepada ikhwan fiddin rahimakumullah. Marilah bersama-‬‬
‫‪sama kita meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah ‘azza wajalla dengan berusaha‬‬
‫‪melaksanakan perintah Allah ‘azza wajalla dan menjauhi larangan-Nya.‬‬

‫‪Jamaah shalat dan Khutbah Jumat yang dirahmati Allah ‘azza wajalla,‬‬

‫‪Seorang mukmin yang telah mengikrarkan dua kalimat syahadat,‬‬

‫ــو ُل الـلهـــــــــه ُ‬
‫س ْ‬ ‫أ َ ْشـــ َهــد ُ ا َ ْن الَ إّ لـــــهَ إّ الَّ الـلهــــــــــــهُ َوأ َ ْشــ َهــد ُ أ َ َّن ُم َحـــ َّمـــدً ا َّر ُ‬
“Saya bersaksi tidak ada Illah yang berhak disembah kecuali Allah dan saya bersaksi bahwa nabi
Muhammad adalah utusan Allah.”

Maka sejak saat itu, pada hakikatnya yang bersangkutan—mudah-mudahan termasuk kita semua,
sudah tidak memiliki apa-apa lagi selain iman dan cinta Allah di dalam dada.

Surat at-Taubah, surat kesembilan, disebut juga surat al-Bara’ah ayat 111, Allah ‘azza wajalla
mengingatkan,

َ ُ‫ّٰللاَ ا ْشت ََرى ّمنَ ْال ُمؤْ ّمنّينَ أَنف‬


َ‫س ُه ْم َوأَ ْم َوالَ ُهم بّأ َ َّن لَ ُه ُم ال َجنَّة‬ ‫إّ َّن ه‬

“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan
memberikan surga untuk mereka.” (QS. At-Taubah: 111)

Sesungguhnya Allah ‘azza wajalla telah membeli. Pembelinya adalah Allah ‘azza wajalla. Siapa
yang menjual? Orang-orang yang beriman.

Apa yang dibeli oleh Allah ‘azza wajalla dan apa yang dijual orang-orang yang beriman? Jiwa-
jiwa dan harta-harta mereka dibeli oleh Allah ‘azza wajalla dengan jannah.

Sekali lagi, sejak dua kalimat syahadat kita ikrarkan. Pada hakekatnya, segala sesuatu yang adalah
milik kita, yang merupakan karunia dan pemberian Allah ‘azza wajalla, telah dibeli oleh Allah
‘azza wajalla dengan Jannah.

Artinya apa? kepada orang lain kita bisa berkata, “Ini istriku, aku lamar dengan cara yang Islami,
aku nikahi sesuai dengan sunnahyan dibawa oleh Rasulullah, anak-anak yang berada di samping
kiri dan kanannya adalah anak-anakku, badannya menyerupai wajahku, hidungnya menyerupai
hidungku”, dan seterusnya dan seterusnya.

Kepada orang lain kita bisa berkata seperti itu, tapi hatta idzaa hadhara ahadakumul maut, di saat
orang yang kita akui sebagai istri, sebagai anak, sebagai keluarga itu terbaring di dalam salah satu
bangsal rumah sakit, kita minta agar dipilihkan dokter yang paling baik untuk mengobati sakitnya,
kita minta agar diberi obat yang paling mujarab meskipun paling mahal harganya, untuk
mempercepat perjalanan dia menuju kesembuhan.
Dan akhirnya semua dokter sudah angkat tangan. Semua obat sudah tidak bisa membujuk agar
nyawa bisa lebih ‘kerasan’ berada di dalam tubuhnya. Di saat botol infus tidak mengeluarkan
cairan lagi, tidak menetes ke dalam salah satu bagian dari tubuhnya. Ketika gelembung-gelembung
oksigen yang dimasukkan di kedua lobang hidungnya juga sudah tidak lagi mengeluarkan
gelembung lagi. Sehingga terjadi keributan di kalangan keluarga, bahkan dokter pun ikut berusaha
untuk meyakinkan, dan keyakinan itu dia ucapkan dengan kata-kata, ‘Allah ‘azza wajalla sang
pemilik, telah mengambilnya untuk menghadap keharibaan-Nya untuk selama-lamanya’.

Jamaah shalat dan Khutbah Jumat yang dirahmati Allah ‘azza wajalla,

Sisa-sisa iman yang ada di dalam benak kita. Cairan uap terkapling di dalam hati, terucap dari
kedua bibir mereka, “inna lillahi wainna ilaihi rojiun.”

Cairan bening mengalir deras dari sudut pelupuk mata. Bibir juga terisak-isak melepas
kepergiannya. Tapi hati harus dimantapkan, ini adalah pilihan yang terbaik bagi Allah ‘azza
wajalla, dan kenyataan yang pahit itu harus kita terima dengan suatu keyakinan akan Maha Adil
dan Bijaksananya Allah ‘azza wajalla.

Jamaah shalat dan Khutbah Jumat yang dirahmati Allah ‘azza wajalla,

Kepada orang lain kita bisa mengatakan, “Ini rumahku, Ini perabot rumah tanggaku, ini
kendaraanku yang satu kampung tidak ada yang bisa mengalahkan harga dan bagusnya.” Kita juga
bisa berkata, “Ini tokoku, ini perusahaanku, ini kebun sawitku, ini kebun cengkehku, ini tambak
bandengku, ini tambak udangku,” dan pengakuan-pengakuan lainnya.

Nilai harta seorang muslim sama dengan nilai pemiliknya. Di dalam hadits yang lain Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

َ ‫ش ّهيد ٌ َو َم ْن قُتّ َل د ُونَ أ َ ْه ّل ّه فَ ُه َو‬


ٌ‫ش ّهيد‬ َ ‫ش ّهيد ٌ َو َم ْن قُتّ َل د ُونَ دَ ّم ّه فَ ُه َو‬
َ ‫ش ّهيد ٌ َو َم ْن قُتّ َل د ُونَ دّينّ ّه فَ ُه َو‬
َ ‫َم ْن قُتّ َل د ُونَ َما ّل ّه فَ ُه َو‬

“Barang siapa yang terbunuh karena membela hartanya maka ia syahid, barang siapa yang
terbunuh karena membela agamanya maka ia syahid, barang siapa yang terbunuh karena
membela darahnya (jiwanya) maka ia syahid dan barang siapa yang terbunuh karena membela
keluarganya maka ia syahid.” (HR. At-Tirmizi No. 1341)

Ketika seseorang bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

“Wahai Rasulullah, bagaimana pendapatmu jika ada seorang lelaki yang ingin merampas harta
bendaku?”

Beliau menjawab, “Jangan kamu berikan hartamu kepadanya!”

Laki-laki itu bertanya lagi, “Lalu bagaimana jika dia hendak membunuhku?”

Beliau menjawab, “Bunuhlah dia!”

Laki-laki itu bertanya lagi, “Lalu bagaimana pendapatmu kalau dia berhasil membunuhku?”

Beliau menjawab, “Maka kamu syahid”.

Dia bertanya lagi, “Bagaimana pendapatmu jika aku yang berhasil membunuhnya?”

Beliau menjawab, “Dia yang akan masuk ke dalam api neraka.” (HR. Muslim No. 201)

Padahal sangat mungkin uang yang ada di dalam dompetnya hanya selembar kertas bergambar
Pattimura, dua lembar kertas bergambar Antasari, dua lembar kertas bergambar Tuanku Imam
Bonjol. Dengan bekal lima belas ribu rupiah satu U$ dollar lebih sedikit untuk kurs hari ini. Karena
membela harta yang lima belas ribu tadi dia mati syahid dan jannah tempat tinggalnya.

Jamaah shalat dan Khutbah Jumat yang dirahmati Allah ‘azza wajalla,

Kecintaan kita kepada Allah harus melebihi kecintaan kita kepada keluarga, istri anak dan harta
benda yang kita miliki. Cinta Allah harus di atas segala cinta.

َّ ‫ فَا ْستَ ْغ ّف ُر ْوهُ ّإنَّهُ ه َُو ْالغَفُ ْو ُر‬،‫ب‬


.‫الر ّح ْي ُم‬ ٍ ‫سائّ ّر ْال ُم ْس ّل ّميْنَ ّم ْن ُك هّل ذَ ْن‬
َ ‫أَقُ ْو ُل قَ ْو ّل ْي هذا َوأ َ ْست َ ْغ ّف ُر هللاَ ّل ْي َولَ ُك ْم َو ّل‬
KHUTBAH KEDUA

ّ ‫ َم ْن َي ْه ّد ّه هللاُ فَ ََل ُم‬،‫ت أ َ ْع َما ّلنَا‬


ْ ُ‫ض َّل لَهُ َو َم ْن ي‬
‫ض ّل ْل‬ َ ‫ش ُر ْو ّر أَ ْنفُ ّسنَا َو ّم ْن‬
ّ ‫س ّهيئ َا‬ ُ ‫هلل ّم ْن‬ ّ ‫ َو َنعُ ْوذ ُ ّبا‬،ُ‫ّإ َّن ْال َح ْمدَ هللّ نَحْ َمدُهُ َونَ ْست َ ّع ْينُهُ َونَ ْست َ ْغ ّف ُره‬
.ُ‫س ْولُه‬ُ ‫ّٰللاُ َوحْ دَهُ َال ش َّريْكَ لَهُ َوأ َ ْش َهدُ أ َ َّن ُم َح َّمدًا َع ْبدُهُ َو َر‬ ‫أن الَ ّإ ٰله إالَّ ه‬ ْ ُ ‫ أ ْش َهد‬،ُ ‫ّي لَه‬
َ ‫فَ ََل هَاد‬

Jamaah shalat dan Khutbah Jumat yang dirahmati Allah ‘azza wajalla,

Khalilullah Ibrahim ‘alaihissalam pernah memohon kepada Allah ‘azza wajalla di saat memasuki
jenjang perkawinannya,

َ‫صا ّل ّحين‬
َّ ‫َربه ّ هَبْ ّلي ّمنَ ال‬

“Ya Allah, karuniakan kepada kami anak-anak yang shalih”

Permohonan itu bukan karena beliau seorang Nabi. Bukan karena beliau seorang Rasul ulul azmi.
Bukan pula karena beliau adalah salah satu di antara dua khalilullah; Ibrahim ‘alaihissalam dan
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Doa tadi tidak serta merta dikabulkan oleh Allah.

Muhamad Ali Ash-Shabuni, di dalam kitab tafsir beliau, mengatakan, bahwa Allah ‘azza wajalla
karuniakan kepada Ibrahim ‘alaihissalam keturunan yang pertama, ketika beliau berusia 120 tahun
sedangankan istri beliau Maisarah berumur 100 tahun.

Doa itu baru dikabulkan oleh Allah sekitar 75 sampai 80 tahun setelah usia pernikahan mereka.

Jamaah shalat dan Khutbah Jumat yang dirahmati Allah ‘azza wajalla,

Kita bisa membayangkan betapa besar cinta beliau kepada Nabi Ismail ‘alaihissalam yang mana
adalah putra pertama dari Hajar, dan kepada Nabi Ishaq ‘alaihissalam yang mana adalah putra
kedua dari Sarah. Tetapi kecintaan yang begitu besar. Kecintaan yang begitu sangat tinggi harus
ia korbankan.

َ ‫ت ا ْفعَ ْل َما تُؤْ َم ُر‬


َّ ‫ست َّجدُنّي إّ ْن شَا َء‬
َ‫ّٰللاُ ّمن‬ ُ ‫ي إّنهّي أ َ َرى فّي ْال َمن َّام أَنهّي أَذْبَحُكَ فَا ْن‬
ّ َ‫ظ ْر َماذَا ت ََرى قَا َل يَاأَب‬ َّ َ‫ي قَا َل يَابُن‬ َّ ‫فَلَ َّما بَلَ َغ َمعَهُ ال‬
َ ‫س ْع‬
َ‫صا ّب ّرين‬
َّ ‫ال‬
“Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim
berkata, ‘Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka
fikirkanlah apa pendapatmu!’ Ia menjawab, ‘Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan
kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar’.” (QS. Ash-
Shafat: 102)

Di dalam ayat ini Allah ‘azza wajalla perintahkan kepada Nabi Ibrahim ‘alaihissalam untuk
membunuh putra tercinta. Bukan hanya membunuh, untuk menyembelih putra tercinta yang
kehadiranya harus ditunggu di atas usia rata-rata manusia hidup.

Nabi Ibrahim ‘alaihissalam mencintai anak beliau. Mencintai Ismail dan Ishaq ‘alaihissalam. Jelas
kecintaan Ibrahim ‘alaihissalam kepada Allah ‘azza wajalla jauh lebih tinggi dibandingkan
kecintaannya kepada istri-istri, dan anak-anak beliau.

ّ ّ‫فَلَ َّما أ َ ْسلَ َما َوتَلَّهُ ّل ْل َجب‬


‫ين‬

“Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya),
(nyatalah kesabaran keduanya).” (QS. Ash-Shafat: 103)

Ketika nabi Ismail ‘alaihissalam sudah diikat kedua tangannya dibelakang, sudah diikat kedua
kakinya. Ketika kaki kanan Nabi Ibrahim sudah menginjak tangan Nabi Ismail, tangan kiri Nabi
Ibrahim ‘alaihissalam sudah menjambak rambutnya agar kepalanya terdongkak ke atas supaya
memudahkan beliau dalam menyembelih, ketika tangan beliau sudah siap membawa pedang
sangat tajam, kecintaan ia kepada Allah ‘azza wajalla menyebabkan ia siap untuk memisahkan
kulit, urat-urat lehernya, kerongkongan dan tenggorokan. Siap menyaksikan darah segar tersembur
dari leher anak yang tercinta yang kelahirannya ditunggu sekitar 80 tahun.

“Cukup-cukup”, kata Allah ‘azza wajalla, kira-kira begitu bahasanya. “Kamu sudah membuktikan
kecintaan kamu kepada anak yang sudah kamu tunggu kelahirannya selama 80 tahun. Tetapi kamu
jauh lebih besar mencintai Aku dari pada anak-anak kamu.”

Jamaah shalat dan Khutbah Jumat yang dirahmati Allah ‘azza wajalla,
Marilah berkaca. Marilah bermuhasabah, introspeksi, bahwa iman kepada Allah, harus diletakkan
di atas kecintaan kita kepada segala-galanya.

Jangan sampai karena gaji satu bulan 2 juta rupiah kita terlambat shalat Zuhur berjamaah. Jangan
sampai karena gaji 2 juta rupiah kita masuk masjid dalam keadaan sudah bubar. Jangankan 2 juta
rupia, 2 juta dollar, 2 juta euro. Semuanya boleh kita cintai, tapi mencintaicinta Allah ‘azza wajalla
harus kita dahulukan di atas semua itu.

Allahu Akbar, dikumandangkan adzan dari masjid yang paling dekat dengan tempat anda tinggal,
tempat anda bekerja mencari nafkah, mencari rizki, menjadi buruh, menjadi karyawan, ketika azan
berkumandang, tinggalkan itu semua.

Allahu Akbar, yang besar hanyalah Allah ‘azza wajalla yang lainnya kecil. Jika itu yang terjadi
maka Allah ‘azza wajalla akan mencatat kita sebagai manusia-manusai pewaris Ibrahim
‘alaihissalam. Pewaris-pewaris Ismail ‘alaihissalam. Manusia-manusia yang mencintai hartanya,
mencintai keluarganya, tetapi kecintaanya terhadap itu semua menjadi kecil ketika harus
berbenturan dengan kecintaan kepada Allah ‘azza wajalla.

‫س ّله ُموا ت َ ْس ّلي ًما‬


َ ‫صلُّوا َعلَ ْي ّه َو‬
َ ‫ َيا أ َ ُّي َها الَّذّينَ آ َمنُوا‬،ّ‫ي‬
‫صلُّونَ َعلَى النَّ ّب ه‬
َ ُ‫ّٰللاَ َو َم ََل ّئ َكتَهُ ي‬
َّ ‫ّإ َّن‬

ّ َ‫ َوب‬.ٌ‫ إّنَّكَ َح ّم ْيد ٌ َم ّج ْيد‬،‫صلَّيْتَ َعلَى إّب َْرا ّهي َْم َو َعلَى آ ّل إّب َْرا ّهي َْم‬
‫ار ْك َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آ ّل‬ َ ‫ص هّل َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آ ّل ُم َح َّم ٍد َك َما‬ َ ‫اَللَّ ُه َّم‬
.ٌ ‫ إّنَّكَ َح ّم ْيد ٌ َم ّج ْيد‬،‫ار ْكتَ َع َلى إّب َْرا ّهي َْم َو َع َلى آ ّل إّب َْرا ّهي َْم‬
َ َ‫ُم َح َّم ٍد َك َما ب‬

ّ ‫ ّإنَّكَ َس ّم ْي ٌع قَ ّريْبٌ ُم ّجيْبُ الده َع َوا‬،ّ‫اء ّم ْن ُه ْم َواْأل َ ْم َوات‬


‫ت‬ ّ ‫ َو ْال ُمؤْ ّم ّنيْنَ َو ْال ُمؤْ ّمنَا‬،ّ‫َربَّنَا ا ْغ ّف ْر لَنَا َو ّل ْل ُم ْس ّل ّميْنَ َو ْال ُم ْس ّل َمات‬
ّ ‫ت اْألَحْ َي‬

‫َارا‬
ً ‫صغ‬ ْ ‫َربَّنَا ا ْغ ّف ْر لَنَا َو ّل َوا ّل ّد ْينَا َو‬
ّ ‫ار َح ْم ُه ْم َك َما َرب َّْونَا‬

.‫ َودَ ّ هم ْر أ َ ْعدَا َء ال ّدهي ّْن‬، َ‫ش ّْركَ َو ْال ُم ْش ّر ّكيْن‬


‫ َوأ َ ّذ َّل ال ه‬، َ‫اْلس ََْل َم َواْل ُم ْس ّل ّميْن‬
ّ ْ ‫اَللَّ ُه َّم أَ ّع َّز‬

‫ َوا ْغ ّف ْر‬،‫ َوفُكَّ أَس َْرانَا َوأَس َْرا ُه ْم‬،‫ضا ُه ْم‬


َ ‫ضانَا َو َم ْر‬ ّ ‫ اَللَّ ُه َّم ا ْش‬، َ‫ َيا َربَّ ْال َعالَ ّميْن‬، َ‫صلّحْ أَحْ َوا َل ْال ُم ْس ّل ّميْنَ ُح َّكا ًما َو َمحْ ُك ْو ّميْن‬
َ ‫ف َم ْر‬ ْ َ ‫اَل َّل ُه َّم أ‬
. َ‫اح ّميْن‬ َّ ‫ف بَيْنَ قُلُ ْوبّ ّه ْم يَا أ َ ْر َح َم‬
ّ ‫الر‬ ْ ‫ َوأ َ ّله‬،‫ّل َم ْوت َانَا َو َم ْوت َا ُه ْم‬

‫ َوك ّ هَر ْه إّلَ ْينَا ْال ُك ْف َر‬،‫اْل ْي َمانَ َوزَ يهّ ْنهُ فّي قُلُ ْوبّنَا‬
ّ ْ ‫ اَللَّ ُه َّم َحبهّبْ إّلَ ْينَا‬،‫ أ َ ْنتَ َو ّليُّ َها َو َم ْو َالهَا‬،‫ َوزَ ّ هك َها أ َ ْنتَ َخي ُْر َم ْن زَ َّكاهَا‬،‫سنَا ت َ ْق َواهَا‬ ّ ‫اَللَّ ُه َّم آ‬
َ ‫ت نُفُ ْو‬
َّ َ‫ َواجْ َع ْلنَا ّمن‬، َ‫صيَان‬
. َ‫الرا ّش ّديْن‬ ْ ‫س ْوقَ َو ْال ّع‬
ُ ُ‫َو ْالف‬
‫الز َال ّز َل َو ْال ّم َحنَ َو ُ‬
‫س ْو َء‬ ‫ارفَ ْع َعنَّا ْالغ َََل َء َو ْال َو َبا َء‪َ ،‬و َّ‬
‫ط َمئّ ًّنا َقائّ ًما ّبش َّر ْي َعتّكَ َو ُح ْك ّمكَ َيا َربَّ ْال َعالَ ّميْنَ ‪ ،‬اَللَّ ُه هم ْ‬
‫اَل َّل ُه َّم اجْ َع ْل َهذَا ْال َب َلدَ آم ًنا ُم ْ‬
‫سا ّئ ّر ّب ََل ّد ْال ُم ْس ّل ّميْنَ َعا َّمةً‪َ ،‬يا َربَّ ْال َعا َل ّميْنَ ‪.‬‬
‫صةً َو َع ْن َ‬ ‫طنَ ‪َ ،‬ع ْن َبلَ ّدنَا َهذَا خَا َّ‬ ‫ظ َه َر ّم ْن َها َو َما َب َ‬‫ال ّفت َّن‪َ ،‬ما َ‬

‫سنَةً َوقّنَا َعذَ َ‬


‫اب النَّ ّ‬
‫ار‬ ‫سنَةً َوفّي ّ‬
‫اآلخ َرةّ َح َ‬ ‫َربَّنَا آتّنَا فّي الدُّ ْنيَا َح َ‬

‫ظ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَذَ َّك ُرونَ‬


‫َاء َوال ُم ْنك َّر َوالبَ ْغي ّ يَ ّع ُ‬
‫ان َو ّإيت َّاء ذّي القُ ْربَى َويَ ْن َهى َع ّن الفَحْ ش ّ‬
‫س ّ‬ ‫ّعبَادَ هللاّ‪ّ ،‬إ َّن هللاَ يَأ ْ ُم ُر ّبال َعدْ ّل َو ّ‬
‫اْلحْ َ‬

‫َواذْ ُك ُر ْوا هللاَ ْالعَ ّظي َْم ْال َج ّل ْي َل يَذْ ُك ْر ُك ْم‪َ ،‬وأَقّ ّم ال َّ‬
‫ص ََلة‬

Anda mungkin juga menyukai