Skenario 1
Kata Sulit : -
Kalimat Kunci :
Laki-laki 69 tahun.
Keluhan mata kanan tiba-tiba tidak dapat melihat sejak 4 jamyang lalu
Sebelumnya mengangkat karung beras
Menggunakan kacamata tebal.
Riwayat trauma disangkal
Tidak ada tanda inflamasi
Pertanyaan :
Proses visual dimulai saat cahaya memasuki mata, terfokus pada retina dan
menghasilkan sebuah bayangan yang kecil dan terbalik. Ketika dilatasi
maksimal, pupil dapat dilalui cahaya sebanyak lima kali lebih banyak
dibandingkan ketika sedang konstriksi maksimal. Diameter pupil ini sendiri
diatur oleh dua elemen kontraktil pada iris yaitu papillary constrictor yang terdiri
dari otot-otot sirkuler dan papillary dilator yang terdiri dari sel-sel epitelial
kontraktil yang telah termodifikasi. Sel-sel tersebut dikenal juga sebagai
myoepithelial cells (Saladin, 2006).
Retina memiliki dua komponen utama yakni pigmented retina dan sensory
retina. Pada pigmented retina, terdapat selapis sel-sel yang berisi pigmen melanin
yang bersama-sama dengan pigmen pada koroid membentuk suatu matriks hitam
yang mempertajam penglihatan dengan mengurangi penyebaran cahaya dan
mengisolasi fotoreseptor-fotoreseptor yang ada.
2.
3.
4. Pengaruh aktivitas (angkat berat) terhadap buta mendadak yang dialami pasien :
Salah satu penyebab meningkatnya tekanan tekanan intraokuler yaitu
dikarenakan adanya aktivitas yang berat. Misalnya mengedan dan mengangkat
beban berat. Pada skenario, dapat terjadi peningkatan tekanan intraokuler
dikarenakan aktivitas yang dia kerjakan. Ketika tekanan intraokuler meningkat
maka bola mata penderita yang memang sudah memiliki riwayat memakai kaca
mata tebal (miopia yang tinggi) bisa menyebabkan robekan pada retina.
Akibatnya, cairan vitreus masuk ke belakang antara sel pigmen epitel dengan
retina. Terjadi pendorongan retina oleh cairan vitreus tadi yang masuk melalui
robekan atau lubang pada retina ke rongga subretina sehingga mengapungkan
retina dan terlepas dari lapis pigmen koroid. Dan mengakibatkan buta mendadak
seperti yang dirasakan oleh penderita pada skenario.
5.
6.
7. Diferential Diagnosis
Ablasio Retina
Defenisi
Ablasio retina adalah terpisahnya sel batang dan kerucut dari epitel
pigmen retina. Pada keadaan ini, sel epitel pigmen retina masih melekat
erat dengan membrane Bruch. Antara sel kerubut dengan sel batang retina
tidak terdapat suatu perlekatan struktur dengan koroid atau pigmen epitel
sehingga merupakan titik lemah yang potensial untuk lepas secara
embriologis.
Lepasnya retina atau sel kerucut dan batang dari koroid atau sel
pigmen akan mengakibatkan gangguan nutrisi retina pembuluh darah yang
bila berlangsung lama akan mengakibatkan gangguan fungsi penglihatan.
Epidemiologi
Ablasio retina jarang terjadi pada populasi umum, tetapi suatu unit
pelayanan kesehatan matayang melayani sekitar 500.000 populasi
kemungkinan menemukan kasus ablasio retina tiga sampai empat kasus per
minggu. Beberapa populasi memiliki bakat dan peluang besar mengalami
ablasio retina, misalnya mata dengan miopi tinggi, pasca retinitis, dan
retina yang memperlihatkan degenerasi dibagian perifer. Meskipun kadang
mengeni anak-anak, namun insidens ablasio retina meningkat seiring
bertambahnya umur mencapai maksimum pada kelompok usia 50-60
tahun. Kejadian ablasio retina sedikit meningkat pada usia pertengahan
(usia 20-30 tahun) akibat trauma.
Klasifikasi
Ablasio Retina Regmatogenosa
Definisi :
Terjadi akibat adanya robekan pada retina dan baisanya terjadi pada
bagian perifer, jarang pada macula. Miopi tinggi, afakia, degenerasi
lattic dan trauma mata biasanya berkaitan dengan ablasio retina.
Pathogenesis :
Terjadi robekan pada retina, sehingga vitreus yang mengalami
likuifikasi dapat memasuki ruangan subretina dan menyebabkan ablasio
progresif.
Gambaran Klinis :
Gangguan penglihatan yang kadang-kadang terlihat seperti tabir
yang menutup. Terdapat riwayat adanya pijaran api (fotopsia) pada
lapangan penglihatan. Ablasio yang berlokalisasi didaerah
supratemporal sangat berbahaya karena dapat mengangkat macula. Pada
pemeriksaan funduskopi akan terlihat retina yang terangkat berwarna
pucat dengan pembuluh darah diatasnya dan terlihat adanya robekan
retina berwarna merah. Bila bolamata bergerak akan terlihat retina yang
lepas (ablasi) bergoyang.
Ablasio Retina Traksional
Definisi :
Terjadi akibat adanya tarikan oleh jaringan parut pada badan kaca
yang menyebabkan retina terangkat dari epitel pigmennya. Jaringan
fibrosis pada badan kaca dapat disebeabkan oleh retinopati diabetic
proliferative, vitreoretinopati proliferative, trauma mata dan perdarahan
pada bagian kaca akibat pembedahan atau infeksi.
Pathogenesis :
Jika retina tertarik oleh serabut jaringan kontraktil pada permukaan
retina.
Gambaran Klinis :
Lepasnya jaringan retina terjadi akibat jaringan parut pada badan
kaca yang akan mengakibatkan ablasio retina dan penglihatan turun
tanpa rasa sakit.
Ablasio Retina Eksudatif
Definisi :
Terjadi akibat adanya penimbunan cairan eksudat dibawah retina
(subretina) dan mengangkat retina. Penimbunan cairan subretina terjadi
akibat ekstravasasi cairan dari pembuluh retina dan koroid, misalnya
pada penyakit epitel pigmen retina dan koroid.
Pathogenesis :
Walaupun jarang terjadi, bila cairan berakumulasi dalam ruang
subretina akibat proses eksudasi, yang dapat terjadi selama toksemia
pada kehamilan.
Gambaran Klinis :
Penglihatan dapat berkurang dari ringan sampai berat. Ablasi ini
dapat hilang atau menetap bertahun-tahun setelah penyebabnya
berkurang atau hilang
Penatalaksanaan
Non Bedah
Pada jenis ablasio retina eksudasi, dimana terapinya sesuai kausa
penyebab ablasio retina.
Bedah :
1. Pendekatan konvensional (eksternal) : pada pendekatan eksternal
robekan ditutup dengan menekan sclera menggunakan pita plomb
silicon yang diletakkan eksternal. Ini menghilangkan traksi vitreus
pada lubang retina dan mendekatkan epitel pigmen retina pada retina.
2. Pembedahan vitreoretina (internal) : pada pendekatan internal vitreus
diangkat dengan pemotong bedah mikro khusus yang dimasukkan
kedalam rongga vitreus melalui pars plana, tindakan ini
menghilangkan traksi viterus pada robekan retina.
Komplikasi
Penurunan ketajaman penglihatan dan kebutaan merupakan
komplikasi yang paling sering terjadi pada ablasio retina. Penurunan
penglihatan terhadap gerakan tangan atau persepsi cahaya adalah
komplikasi yang sering dari ablasio retina jika melibatkan macula.
Komplikasi pembedahan pada ablasio retina akan menimbulkan perubahan
fibrotic pada vitreus (vitreoretinopati prolifertif, PVR), PVR dapat
menyebabkan traksi pada retina dan ablasi retina lebih lanjut.
Prognosis
Terapi yang cepat akan mendapatkan prognosis yang lebih baik.
Perbaikan anatomis kadang tidak sejalan dengan perbaikan fungsi. Jika
macula melekat dan pembedahan berhasil melekatkan kembali retina
perifer, maka hasil penglihatan sangat baik. Jika macula lepas lebih dari 24
jam sebelum pembedahan, maka tajam penglihatan sebelumnya mungkin
tidak dapat pulih sepenuhnya. Jika retina tidak berhasil dilekatkan kembali
dan pembedahan mengalami komplikasi, maka dapat timbul perubahan
fibrotic pada vitreus.
Retinopati Diabetik
Definisi :
Retinopati Diabetik adalah penyebab kebutaan tersering pada
kelompok usia 25-65 tahun.
Etiologi :
Insidens sangat erat kaitannya dengan lamanya diabetes mellitus (85%
setelah 25 tahun) Mikroangiopati akan mengarah kepada sumbatan
pembuluh-pembuluh darah retina dan akan mengalami kebocoran.
Epidimiologi :
Retinopati Diabetik merupakan penyulit terbesar dalam diabetes dan
prognosisnya kurang baik terutama bagi pengliahatan. Di Amerika Serikat
terapat kebutaan orang 5000 akibat Retinopati Diabetik.
Patofisiologi :
Retinopati diabetik merupakan komplikasi mikrovaskular paling
sering pada DM. Lama menderita DM merupakan faktor risiko utama yang
berkaitan dengan perkembangan retinopati diabetik. Setelah lima tahun
menderita DM tipe 1, sekitar 25% pasien mengalami retinopati. Setelah 10
tahun hampir 60% menderita retinopati dan setelah 15 tahun 80% akan
menderita retinopati. Proliferatif retinopati diabetik (PRD) merupakan
bentuk retinopati yang sangat mengancam penglihatan dan biasanya
terdapat pada 25% pasien DM tipe 1 dengan durasi penyakit 15 tahun,
timbul pada 2% pasien dengan durasi DM kurang dari 5 tahun.