djpen.kemendag.go.id/app_frontend/accepted_rsses/view/50f4f70d-633c-4b88-a2e2-01510a1e1e48
Abstraksi
Pelaksanaan impor akan berhasil jika masing-masing pihak (Importer dan eksporter) dapat
memenuhi prosedur&persyaratan yang telah disepakati. Prosedur &Persyaratan : ketentuan
di negara Importer/ Indonesia , dinegara eksportir /pemasok serta permintaan dari
importer . Transaksi importasi dituangkan dalam order sheet atau sales contract.
Pengenalan
Kegiatan Impor merupakan kegiatan memasukan barang dari daerah pabean Negara
lain ke daerah pabean Indonesia , sedangkan yang dimaksud dengan Daerah
kepabeanan adalah wilayah RI yang meliputi wilayah darat, peairan, dan ruang udara
diatasnya , serta tempat – tempat tertentu di zona Ekonomi Eksklusif dan landasan
kontinen (UU nomer 17 tahun 2006 tentang perubahan atas UU nomer 10 Tahun 1995
tentang Kepabeanan) .Yang perlu diketahui bagi importer adalah persyaratan/ legalitas
importer, langkah / tahapan dalam memesan barang impor dan dokumen yang terkait
, serta jaringan perdagangan impor yang terkait .
a) Legalitas sebagai impoter, Impor hanya dapat dilakukan oleh Perusahaan yang
telah memiliki Angka Pengenal Importir (API) Permendag nomer 59/M-DAG/PER/9/2012
tentang perubahan atas Permendag NO. 27/M-DAG/PER/5/2012 tentang Ketentuan
Angka Pengenal Impor (API). Apabila perusahaan belum mempunyai API dan berniat
melakukan importasi harus terlebih dahulu mendapatkan persetujuan impor tanpa API.
(www.kemendag.go.id)
b) API terbagi dua API Umum dan API Produsen , bagi UKM API tersebut dapat
diurus di Dinas Perdagangan setempat . sedangkan untuk migas dan untuk PMA dan
PMDN/PMA masing – masing dapat diurus di Kemendag cq Dirjen Perdagangan Luar
Negeri dan Badan Koordinasi Penaman Modal ( BKPM )dan ketentuan tentang API
selanjutnya dapat dilihat di (www.kemendag.go.id)
1/3
c) Importer lebih dahulu dapat memahami Permendag No.54/M-DAG/PER/10/2009
tentang Ketentuan Umum di Bidang Impor, termasuk dalam kelompok produk impor
apakah produk yang akan diimpor . yang intinya kelompok barang impor terbagi
menjadi 3 yaitu : produk yang diatur, dilarang dan bebas impornya, masing –masing
kelompok memiliki persyaratan sendiri yang berbeda (www.kemendag.go.id)
d) Selajutnya ijin importasi dapat diberikan bagi importer yang telah memiliki
Nomor Identitas Kepabeanan (NIK) atau Nomor Registrasi Importir (SPR). Sehingga
Perusahaan terlebih dahulu harus mengajukan permohonan ke Direktorat Jendral Bea
dan Cukai untuk mendapatkan NIK/ SPR.
Adapun Perusahaan yang belum mempunyai NIK/ SPR maka hanya diijinkan
melakukan importasi sekali saja.
Adapun penjelasan prosedur umum proses impor di Indonesia melalui portal INSW
adalah sebagai berikut :
Beberapa hal yang membuat dokumen mendapat Jalur Merah antara lain :
1. Impor baru
2. Profil Importir High Risk
3. Barang impor tertentu yang ditetapkan oleh Pemerintah
4. Barang Impor Sementara
5. Barang Operasional Perminyakan (BOP) golongan II
6. Ada informasi intelejen/NHI
7. Terkena sistem acak/random
8. Barang impor yang termasuk dalam komoditi berisiko tinggi dan/atau berasal dari
negara yang berisiko tinggi
Keterangan : Importir dapat melacak status dokumennya secara realtime melalui portal
INSW dengan terlebih dahulu mendaftarkan usernya. Proses mendapatkan user dapat
dilihat di portal INSW (www.insw.go.id)
3/3