Anda di halaman 1dari 21

PRAKTIKUM 5

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGINDERAAN JAUH DAN INTERPRETASI CITRA

Mata Kuliah : Pengindraan Jauh

Dosen Pengampu : Listumbinang Halengkara, S.Si, M.Sc.

Semester : Genap

Disusun oleh :

Eni Ayu Lestari (1613034006)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2018
ACARA 5

PENGANTAR PEMROSESAN CITRA DIGITAL (PCD)

I. Tujuan

1. Mempraktekkan penggunaan perangkat lunak / software PCD untuk


membuka dan menampilkan citra satelit serta melakukan proses konversi
citra.

2. Melakukan identifikasi obyek pada citra berdasarkan nilai atau karakteristik


spektralnya.

3. Melakukan penajaman citra dengan penyusunan citra komposit warna.

II. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan meliputi antara lain :

a. Komputer / Laptop : 1 perangkat


b. Sofware ENVI 5.0 : 1 buah

Bahan yang digunakan antara lain :

a. Foto Udara : Citra Satelit Landsat 8

III. Tinjauan Pustaka

Pemrosesan citra adalah ilmu untuk memanipulasi gambar, yang melingkupi


teknik teknik untuk memperbaiki atau mengurangi kualitas gambar,
menampilkan bagian tertentu dari gambar, membuat sebuah gambar yang
baru dari beberapa bagian gambar yang sudah ada, dan beberapa teknik
manipulasi gambar lainnya. Suatu citra yang mempunyai kontras rendah
dapat dihasilkan dari sumber citra dengan proses pencahayaan atau
penerangan yang rendah atau karena adanya kesalahan setting pada saat
pengambilan citra berlangsung.
Pemrosesn Citra adalah kegiatan memperbaiki kualitas citra agar mudah
diinterpretasi oleh manusia/mesin(komputer). Inputannya adalah citra dan
keluarannya juga citra tapi dengan kualitas lebih baik daripada citra masukan
seperti misalnya citra warnanya kurang tajam, kabur (blurring), mengandung
noise (misal bintikbintik putih), dll sehingga perlu ada pemrosesan untuk
memperbaiki citra karena citra tersebut menjadi sulit diinterpretasikan karena
informasi yang disampaikan menjadi berkurang.

Citra digital merupakan suatu array dua dimensi atau suatu matriks yang
elemen – elemennya menyatakan tingkat keabuan dari elemen gambar. Citra
digital adalah citra yang disimpan dalam format digital (dalam bentuk file).
Hanya citra digital yang dapat diolah menggunakan komputer. Jenis citra lain
jika akan diolah dengan komputer harus diubah dulu menjadi citra digital.

Dalam kegiatan menganalisis citra dapat menghasilkan informasi untuk


menetapkan keputusan (biasanya didampingi bidang ilmu kecerdasan
buatan/AI yaitu pengenalan pola (pattern recognition) menggunakan jaringan
syaraf tiruan, logika fuzzy, dan lain lain.

Citra digital
Citra Informasi /
Citra digital (baru)
nondigital keputusan

Analisis citra Pengolahan citra Pencitraan

Dalam ilmu komputer sebenarnya ada 3 bidang studi yang berkaitan dengan
citra, tapi tujuan ketiganya berbeda, yaitu :

1. Grafika Komputer

2. Pengolahan Citra

3. Pengenalan Pola
IV. Langkah Kerja Praktikum

1. Buka program Envi 5.0

2. BukaFile Citra Landsat 8 dengan Cara Fle Open


3. Pilih File Citra Landsat 8 dengan format TIFF (Band 1- 8)

4. Amati Masing-masing band dan catat perbedaannya


5. Sesuaikan dengan Karaktristik masing-masing band seperti yang
terlihat pada tabel

Panjang Resolusi Kegunaan dalam


No. Band Spektral
Gelombang Spasial Pemetaan

Penelitian Area Pesisir


1. Band 1 Coastal Aerosol 0,43-0,45 30
dan Kawasan Muara

2. Band 2 Blue 0,45-0,51 30 Pemetaan Batimetri


terutama penggunaan
lahan untuk vegetasi dan
kawasaan vegetasi hutan
berdaun jarum

Menegaskan vegetasi
3. Band 3 Green 0,53-0,59 30 puncak yang merupakan
tumbuhan tinggi

Memisahkan kawasan
4. Band 4 Red 0,64-0,67 30 tumbuhan atau vegetasi
rendah

Menegaskan konten
5. Band 5 Infrared Dekat 0,85-0,88 30 biomassa dan garis
kawasan

Memisahkan pembagian
Band 6 Short
6. 1,57-1,65 30 konten antara tanah dan
Wavelenght IF
vegetasi

Memisahkan pembagian
Band 7 Short
7. 2,11-2,29 30 konten antara tanah dan
Wavelenght IF
vegetasi

6. Lakukan Penggabungan Pada beberapa band agar kita dapat


membuat citra komposit warna citra landsat 8 tersebut. Sunakan
Tollbox Layer Stacking
7. Selanjutnya klik data manager kemudian akan muncul gambar seerti
di bawah ini pilih Toolbox layer management Layer Stalking
lakukan import UTM, Datum WGS 84 Zona 48 S. Kemudian pada
bagian enter output file name klik cloose, dan beri nama output citra
tersebut.

8. Untuk membuat citra komposit warna gunakan fasilitas Data


Manager. Klik File lalu pilih Data Manager lalu klik Band Selection
selanjutnya isikan Red Rehd Green Gbre Blue Blhue dengan band
sesuai tabel yang telah ditentukan.

9. Tampilkan citra komposit warna tersebut dengan klik tombol Load


Band.

10. Simpan hasil masing masing citra komposit dengan format .JPG

11. Untuk menyimpan citra gunakan fasilitas button chip to file lalu pilih
output file pilih .jpg lalu klik gambar folder untuk memilih nama file.
V. Hasil

1. Citra Satelit Landsat 8 gabungan Band 1,2,3,4,5,6,7, dan 9 dengan


Formt. BIL atau ENVI Standar .

2. Hasil praktikum
Hasil Tabel 1. Perbedaan Citra Landsat 8 dari Band 1 – Band 7
Band Kegunaan Citra perbedaan band
Band 1 Penelitian Area Pesisir
dan Kawasan Muara

Band 2 Pemetaan Batimetri


terutama penggunaan
lahan untuk vegetasi dan
kawasaan vegetasi hutan
berdaun jarum

Band 3 Menegaskan vegetasi


puncak yang merupakan
tumbuhan tinggi

Band 4 Memisahkan kawasan


tumbuhan atau vegetasi
rendah

Band 5 Menegaskan konten


biomassa dan garis
kawasan

Band 6 Memisahkan pembagian


konten antara tanah dan
vegetasi
Band 7 Memisahkan pembagian
konten antara tanah dan
vegetasi

Band 8

Band 9

Band
10
Band
11
Hasil Tabel 2. Perbedaan Sepektal Aliran Sungai, Vegetasi, dan Lahan Kosong dengan berbagai Jenis Band
Ban Tanah Vegetasi Air Lahan Terbangun
d
1.

2.
3.

4.

5.
6.

7.

8.
9.

10.

11.
Hsil Tabel 3. Kombonasi dari Berbagai Macam Band

No Aplikasi Kombinasi Hasil kombinasi


Band
1. Natural Color 432

2. False Color (urban) 764

3. Color Infrared 5 4 3
(vegetation)

4. Agriculture 652
5. Atmospheric 765
Penetration

6. Healthy Vegetation 562

7. Land / Water 564

8. Natural With 7 5 3
Atmospheric
Removal
9. Shortwave Infrared 754

10. Vegetation 654


Analysis
VI. Pembahasan

Resolusi (disebut juga resolving power = daya pisah) adalah kemampuan


suatu sistim optik-elektronik untuk membedakan informasi yang secara spasial
berdekatan atau secara spektral mempunyai kemiripan (Swain dan Davis,
1978). Pengertian ini akhirnya berkembang, dengan menambahkan aspek
waktu (temporal) didalamnya. Dalam bidang Penginderaan Jauh, terdapat
empat konsep resolusi yang sangat penting, yaitu resolusi spasial, resolusi
spektral, resolusi radiometrik, dan resolusi temporal. Dalam praktek
pengolahan citra digital, resolusi layar juga memegang peranan penting.

Pengertian praktis resolusi spasial adalah ukuran terkecil obyek yangmasih


dapat dideteksi oleh sistim pencitraan. Semakin kecil obyek (terkecil) yagn
dapat terdeteksi, semakin halus atau tinggi resolusinya. Begitu pula
sebaliknya, semakin besar ukuran obyek terkecil yang dapat terdeteksi,
semakin kasar atau rendah resolusinya. Citra SPOT yang beresolusi 10 dan 20
meter dapat disebut beresolusi (lebih) tinggi, dibandingkan dengan citra
Landsat TM yang beresolusi 30 meter, ataupun Landsat MSS yang beresolusi
79 meter.

Ukuran dalam meter ini juga menunjukkan bahwa obyek yang lebih kecil
daripada resolusi itu (misal 79 meter) tidak akan dapat dikenali, atau
dipresentasikan sebagai obyek itu sendiri secara individual. Obyek tersebut
akan tercatat sebagai satu sel penyusun citra (pixel = picture element, elemen
gambar). Yang sebenarnya memuat informasi beberapa obyek. Piksel
semacam ini disebut mixed-pixel (mixel) (Kannegeieter, 1987). Mixel
diperlawankan dengan piksel murni (pure pixel) yang memuat informasi satu
jenis obyek saja. Obyek berupa liputan padang rumput yang luas mempunyai
kemungkinan untuk menyajikan sejumlah besar piksel murni. Semakin besar
resolusinya, semakin besar kemungkinan suatu citra untuk menyajikan banyak
mixel.

Dalam tabel 1 dapat kita lihat bahwa kegunaan masing-masing tabel tiap band
sangatlah berfariasi untuk band 1 di gunakan untuk penelitian area pesisir dan
kawasar muara dan dapat di lihat dari citra tersebut lebih dominan untuk area
perairan. Band ke 2 di gunakan untuk pemetaan wilayah vegatasi yang di
gunakan untuk penggunaan lahan vegetasi dengan berbagai macam kerapatan
dapat di lihat dari tekstur citranya yang banyak sekali kerapatan vegetasinya.
Band ke 3 hanya di gunakan untuk veetasi puncak yang merupakan tumbuhan
tinggi. Band ke 4 merupakan vegatasi rendah. Band ke 5 di gunakan untuk
kawasan biomassa dan garis kawasan terlihat dari citra ketika di masukkan ke
dalam ENVI 5.0 berwarna keabu-abuan. Band ke 6 dan ke 7 membedakan
antara lahan pengguna untuk vegetasi dan tanah. Vegetasi dapat di lihat
dengan daerh yang berkotak-kota seperti daerah persawahan dan untuk daerah
yang mempunyai lahan tanah kosong baik lahan terbangun dapat di lihat dari
warnanya, untuk lahan terbangun dapat di lihat ddari penggunaan jalan yang
di gunakan dalam citra tersebut. Untuk pnggunaan lahan kosong identik
dengan kecerahan warna yang terdapat di dalamnya.

Tabel ke 2 membicarakan tentang penggunaan lahan untuk vegetasi dan


penggunaan lahan untuk pemukiman serta Aliran sungai di masing-masing
band tersebut. Dari tabel 2 dapat kita lihat untuk penggunaan lahan dari band
1-7 penggunaan lahan untuk aliran sungai, vegetasi dan lahan terbangun
sangatlah bervarisai ada sebagian titik yang berbeda untuk mengidentifikasi ke
tiga kenamanya untpakan tersebut sesuai denga citra yang di gunakan. Secara
spesifik ke tiga kenampakan tersebut identik sama yaitu untuk band 1-7
mempunyai ke tiga kenampakan tersebut. Bedanya untuk tabel 2 kenampakan
yang terjadi pada no 9 tidak lah muncul di akibtkan citra yang di gunakan
untuk kenampakan yag terlihat pada no 9 adaah kenampakan yang di
gambarkan untuk citra awan mengapa di katakan citra awan karena hampir
90% kenampakan yang ada di dalamnya kenampakan awannya.

Penyusunan citra komposit warna adalah cara yang paling umum untuk
menonjolkan masing-masing keunggulan saluran secara serentak dalam suatu
display, sehingga memudahkan pengguna dalam interpretasi citra secara
visual. Citra ini merupakan perpaduan 3 saluran, dengan masing-masing
saluran diberi warna dasar, yaitu merah, hijau, dan biru (RGB). Warna yang
terjadi adalah kombinasi dari tingkat kecerahan pada suatu obyek di setiap
saluran.

Citra komposit standar merupakan paduan tiga saluran dengan rujukan foto
udara inframerah dekat. Pada umumnya saluran ETM4 (inframerah dekat)
diberi warna merah, saluran ETM3 (merah) diberi warna hijau, dan saluran
ETM2 (hijau) diberi warna biru. Citra warna yang terbentuk disebut dengan
citra warna semu standar (standar false color composite). Meskipun demikian
bukan berarti citra komposit ini tidak dapat digunakan dalam proses
pengenalan obyek.

Komposit yang di lakukan sesuai dengan kebetuhan yang di inginkan seperti


natural colour yaitu dengan band 4,3 dan 2 akan menghasilkan natural colour.
Karena panjang gelombang yang terdapat pada band 2,3 dan 4 merupakan
gelombang dari 0,4 samapai dengan 0,67. Pada natural colour ini dapat di
identifikasi salah satu kenampakannya yaitu warna sungai di wakili dengan
menggunkan warna kecoklat2an dan sebagian besar wilayah tersebut berwarna
abu-abu.

Kadang-kadang justru citra komposit tak standar lebih ekspresif


dalam menyajikan kenampakkan obyek yang dijadikan pusat perhatian (missal
tubuh air di sela-sela hutan lahan basah). Ketersediaan citra multispektral
dengan jumlah saluran yang lebih banyak, termasuk saluran biru dan dan
inframerah tengah, memberikan kemungkinan yang lebih banyak dalam
membuat kombinasi citra komposit. Citra komposit warna asli pun dapat
dihasilkan, bila tersedia saluran-saluran biru, hijau dan merah.
VII. Kesimpulan

Pemrosesan citra adalah ilmu untuk memanipulasi gambar, yang melingkupi


teknik teknik untuk memperbaiki atau mengurangi kualitas gambar,
menampilkan bagian tertentu dari gambar, membuat sebuah gambar yang baru
dari beberapa bagian gambar yang sudah ada, dan beberapa teknik manipulasi
gambar lainnya. Citra digital merupakan suatu array dua dimensi atau suatu
matriks yang elemen – elemennya menyatakan tingkat keabuan dari elemen
gambar. Citra komposit standar merupakan paduan tiga saluran dengan
rujukan foto udara inframerah dekat. Pada umumnya saluran ETM4
(inframerah dekat) diberi warna merah, saluran ETM3 (merah) diberi warna
hijau, dan saluran ETM2 (hijau) diberi warna biru.

VIII. Daftar Pustaka

Rahman, Abdur. 2011. Modul Ajar: Pengolahan Citra Digital dan Aplikasinya.
Banjar Baru: Fakultas Perikanan Universitas Lambung Mangkurat.

Purwadhi, Sri Hardiyanti. 2007. Pengantar Interpretasi Citra Pengindraan


Jauh. Malang. Universitas Negeri Malang.

Sutanto. 1996. Penginderaan Jauh. Fakultas Geografi. Yogyakarta: Geografi


Universitas Gadjah Mada

Anda mungkin juga menyukai