PENDAHULUAN
manajer dan karyawan pada semua level organisasi mulai terjadi ketika
mereka mencari sesuatu yang lebih dari sebuah pekerjaan, yaitu berupa
mereka (Fry, 2003 dan Fry, Vitucci, Steve dan Cedillo, 2005). Hal tersebut
bahkan yang lebih ideal adalah organisasi harus menaruh perhatian yang
keadaan atau pengalaman yang dapat memberikan arah atau makna bagi
dalam kehidupan individu, berupa makna dan tujuan, dan berdampak pada
Budha yang terorganisir tunggal dengan prinsip yang telah ditentukan seperti
1
akhir, dan keterikatan hubungan pribadi dengan makhluk lain maupun
dengan kekuatan yang lebih tinggi dengan cinta, kasih, toleransi, sabar,
bahwa perusahaan tidak akan dapat berkembang dalam norma kerja yang
seseorang berupa makna dan tujuan hidup yang dapat berdampak pada
adanya dukungan dari pimpinan. Dari sudut pandang spiritual, peran seorang
dapat memandunya untuk mencapai tujuan akhir mereka (Fry, 2003 dan Fry
2
Saat ini banyak orang bekerja hanya untuk memenuhi kebutuhan
yang diperlukan untuk memotivasi diri sendiri maupun orang lain secara
motivasi intrinsik ini dapat bekerja dengan baik, maka setiap pegawai akan
kinerja organisasi (Fry, 2003 dan Fry et al., 2005). Kepemimpinan spiritual
dalam studi organisasi dan dikaitkan dengan berbagai konteks dan variabel
spiritual yang berdampak pada tanggung jawab sosial perusahaan, etika, dan
3
spiritual well being. Hasilnya menunjukkan positif signifikan. Kemudian
pada tahun 2006 dan 2007 Matherly, Wittington, dan Fry melakukan
manajemen karir dan produktivitas kerja karyawan. Namun pada tahun 2012,
Chen, Yang, dan Li menambahkan konsep diri sebagai salah satu variabel
keanggotaan (Fry, 2003; Fry et al., 2005; Fry dan Matherly, 2006 dan Chen
pengaruh kepemimpinan pada konsep diri masih belum banyak (Chen et al.,
2012). Menurut Duchon dan Plowman (2005) konsep diri merupakan hal
(2012). Konsep diri dipilih karena variabel ini mampu menunjukkan bahwa
dapat membangun konsep diri mereka pada orientasi prestasi. Usaha yang
4
dilakukan pemimpin yang meningkatkan konsep diri karyawan tersebut dapat
terdiri dari harga diri dan efikasi diri. Diuji dalam penelitian Chen et al.
konsep diri. Konsep diri yang dikemukakan oleh Chen et al. (2012) terdiri
dari harga diri dan efikasi diri. Dalam penelitian tersebut dijelaskan bahwa
dan efikasi diri bawahan. Minchinton (1995) menyatakan bahwa harga diri
adalah penilaian terhadap diri sendiri. Harga diri merupakan tolak ukur
5
harga diri dan efikasi diri merupakan variabel yang penting untuk diteliti bila
dengan Teori Identitas dan Teori Kontrol Afek. Menurut Burke dan
6
hubungkan dengan dirinya sendiri dalam sebuah peran. Identitas merupakan
yang sesuai. Burke dan Reitzes (1991) menyebutkan bahwa, seseorang yang
diri, akan termotivasi untuk dapat melakukan peran lebih pada organisasinya.
Teori Identitas dan Teori Kontrol Afek dapat menjelaskan bahwa seorang
karyawan yang memiliki identitas sebagai bagian dari suatu komunitas atau
identitas individual dan identitas sosial maka harga diri dan efikasi diri
Chen dan Yang (2012) perilaku kewargaan organisasional menjadi salah satu
7
output yang dapat dijadikan tolak ukur sebuah perusahaan untuk mengetahui
dimensi tersebut memiliki konten yang berbeda sehingga bila disatukan akan
lebih baru dan lengkap dikelompokkan berdasarkan target atau arah perilaku
yang sudah mulai diperkenalkan oleh Williams dan Anderson pada tahun
1991. Kerangka yang baru ini menggunakan kelima dimensi untuk melihat
8
dimaksudkan untuk menguntungkan individu lain yaitu PKO-I (Perilaku
merupakan perilaku yang yang secara langsung bermanfaat bagi individu itu
sendiri dan secara tidak langsung juga bermanfaat bagi organisasi (Harper,
2015).
terlibat dan berpartisipasi untuk organisasinya. Selain itu, Harper (2015) juga
kegiatan perusahaan.
9
sering dikejar melalui praktik-praktik kepemimpinan yang tidak etis,
dijumpai di wilayah Asia Tenggara. Penelitian terbaru oleh Chen et al. (2012)
dan Chen dan Yang (2012) dilakukan di China dan Taiwan, sedangkan
banyak penelitian yang dilakukan di benua Amerika dan Eropa (Fry, 2003;
Fry et al., 2005; Fry et al., 2007). Perbedaan konteks tersebut memungkinkan
hasil yang berbeda mengingat terdapat perbedaan budaya dan norma kerja di
setiap negara.
10
spiritual. Dalam penelitian ini rumusan masalah terbagi menjadi beberapa
dukungan riset empiris, karena masih terbatasnya studi serupa terkait hal
yang sama yang kredibel sejauh ini hanya penelitian Chen et al., (2012).
juga tertarik untuk menguji pengaruh harga diri, efikasi diri, kebermaknaan
kerja, keanggotaan, dan PKO. Variabel yang dapat dipengaruhi langsung oleh
2003) adalah harga diri dan efikasi diri (Chen et al., 2012). Selanjutnya,
harga diri dan efikasi diri adalah variabel yang mungkin akan berpengaruh
11
sedang mengalami krisis kepemimpinan menjadi salah satu alasan peneliti
karyawan?
karyawan?
karyawan?
kerja karyawan?
karyawan?
karyawan.
12
a. Menganalisis pengaruh positif kepemimpinan spiritual pada harga diri
karyawan.
diri karyawan.
karyawan.
1. Kontribusi Empiris
2. Kontribusi Praktis
13
meningkatkan keefektifan dan kinerja organisasi melalui PKO karyawan,
14