PENDAHULUAN
1
yang sangat membutuhkan tanah yang subur untuk mendukung pertumbuhan tanaman kacang
tanah.
1.3. Tujuan
1. Mengetahui analisis Value Chain.
2. Mengetahui penerapan analisis Value Chain terhadap pemasaran kacang tanah di Subak
Kayupas di Desa Banyuning, Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Analisis Value Chain
2.1.1 Pengertian Analisis Value Chain
Konsep value chain memungkinkan perusahaan mendapatkan competitive advantage
melalui cost leadership, differentiation, atau keduanya.Untuk dapat memahami competitive
advantage suatu perusahaan, tidak bisa perusahaan dilihat sebagai satu keseluruhan, tetapi
sebagai aktivitas-aktivitas yang saling berhubungan. Aktivitas-aktivitas itu harus diselidiki
secara sistematis bagaimana kinerja dan interaksinya.Low cost strategy memfokuskan kepada
terciptanya low cost relatif terhadap pesaing, sehingga berkaitan dengan dengan Cost
Leadership. Cost Leadership dapat dicapai melalui beberapa pendekatan sbb :
1. Skala ekonomis dalam produksi
2. Pengalaman
3. Kontrol biaya yang ketat
4. Biaya minimum pada R&D, jasa, tenaga penjualan atau iklan'
Sebuah perusahaan dapat berkembang - baik menggunakan strategy cost leadership
maupun differentiation - adalah tergantung pada bagaimana perusahaan tersebut memanage
value chainnya.
Competitive advantage pada akhirnya dapat memberikan nilai lebih bagi customer
dengan biaya yang sama atau nilai yang sama pada customer dengan biaya rendah.Sehingga
analisa value chain adalah esensial untuk menentukan secara tepat apakah nilai customer
dapat ditingkatkan atau biaya direndahkan.
Tiap perusahaan mempunyai lingkup kompetitif (competitive scope) yang berbeda-beda
yang mencerminkan suatu sumber potensi competitive advantage. Untuk memperoleh dan
mempertahankan competitive advantage tidak hanya tergantung value chain perusahaan tetapi
bagaimana perusahaan menyesuaikan dengan value system secara keseluruhan.
Dengan menerapkan konsep value chain, perusahaan dapat :
- Meningkatkan persaingan
- Mengurangi biaya
- Meningkatkan pasar
3
Setiap perusahaan mendapatkan keuntungan melalui proses value chain, meskipun
mereka tidak berpartisipasi dalam setiap tahapan mata rantai tersebut.
Dalam suatu mata rantai dari hulu ke hilir, untuk bersaing di pasar, setiap perusahaan
mempunyai pilihan apakah mereka akan membuat sendiri atau membeli secara lebih murah.
Suatu perusahaan mungkin berbeda dengan perusahaan pesaingnya pada setiap tahapan.
Beberapa dari pesaing adalah perusahaan yang terintegrasi secara penuh dan beberapa yang
lain lebih terfokus secara khusus.
4
Value Chain vs Value Added
Konsep Value Added biasanya berkaitan dengan managemen akuntansi, sementara
konsep Value Chain menyoroti 4 (empat ) hal yang berkaitan dengan perbaikan keuntungan,
yakni :
Hubungan dengan supplier
Hubungan dengan customer
Proses hubungan dalam value chain dari bisnis unit
Hubungan melewati value chain bisnis unit dalam perusahaan
Develop Competitive Advantage
Hubungan dengan Suplier
Hubungan dengan Customer
Hubungan dalam bisnis unit
Hubungan dengan bisnis unit lain dalam perusahaan
5
Related Suppliers-Business-Customers
6
daripada kompetitor untuk kos yang sama atau customer value yang sama untuk kos yang
lebih rendahdaripada kompetitor.
Metode Analisis Value Chain
7
1) Inbound Logistics (logistik ke dalam), dihubungkan dengan menerima, menyimpan,
dan menyebarkan input-input ke produk. Termasuk di dalamnya penanganan bahan baku,
gudang dan kontrol persediaan.
2) Operations (operasi), segala aktivitas yang diperlukan untuk mengkonversi input-
input yang disediakan oleh logistik masuk ke bentuk produk akhir. Termasuk di dalamnya
permesinan, pengemasan, perakitan, dan pemeliharaan peralatan.
3) Outbound Logistik (logistik ke luar), aktivitas-aktivitas yang melibatkan
pengumpulan, penyimpanan, dan pendistribusian secara fisik produk final kepada para
pelanggan. Meliputi penyimpanan barang jadi di gudang, penanganan bahan baku, dan
pemrosesan pesanan.
4) Marketing and Sales (pemasaran dan penjualan), aktivitas-aktivitas yang
diselesaikan untuk menyediakan sarana yang melaluinya para pelanggan dapat membeli
produk dan mempengaruhi mereka untuk melakukannya. Untuk secara efektif memasarkan
danmenjual produk, perusahaan mengembangkan iklan-iklan dan kampanye professional,
memilih jaringan distribusi yang tepat, dan memilih, mengembangkan, dan mendukung
tenaga penjualan mereka.
5) Service (pelayanan), aktivitas-aktivitas yang dirancang untuk meningkatkan atau
memelihara nilai produk. Perusahaan terlibat dalam sejumlah aktivitas yang berkaitan dengan
jasa, termasuk instalasi, perbaikan, pelatihan, dan penyesuaian.
Aktivitas Pendukung
1) Procurement (pembelian/pengadaan), aktivitas-aktivitas yang dilakukan untuk
membeli input-input yang diperlukan untuk memperoduksi produk perusahaan. Input-input
pembelian meliputi item-item yang semuanya dikonsumsi selama proses manufaktur produk.
2) Technology development (pengembangan teknologi), aktivitas-aktivitas yang
dilakukan untuk memperbaiki produk dan proses yang digunakan perusahaan untuk
memproduksinya. Pengembangan teknologi dapat dilakukan dalam bermacam-macam
bentuk, misalnya peralatan proses, desain riset, dan pengembangan dasar, dan prosedur
pemberian servis.
3) Human resources management (manajemen sumber daya manusia), aktivitas-
aktivitas yang melibatkan perekrutan, pelatihan, pengembangan, dan pemberian kompensasi
kepada semua personel.
4) Firm infrastructure (infrastruktur perusahaan) atau general administration
(administrasi umum), infrastruktur perusahaan meliputi aktivitas-aktivitas seperti general
management, perencanaan, keuangan, akuntansi, hukum, dan relasi pemerintah, yang
8
diperlukan untuk mendukung kerja seluruh rantai nilai melalui infrastruktur ini, perusahaan
berusaha dengan efektif dan konsisten mengidentifikasi peluang-peluang dan ancaman-
ancaman, mengidentifikasi sumber daya dan kapabilitas, dan mendukung kompetensi inti.
Michael E. Porter (1998:43-44) menjelaskan mengenai tipe aktivitas. Dalam setiap
kategori aktivitas primer dan pendukung, terdapat tiga tipe aktivitas yang memainkan peranan
yang berbeda dalam keunggulan kompetitif:
a) Langsung: aktivitas yang secara langsung terlibat dalam menciptakan nilai
kepada pembeli, seperti perakitan, bagian mesin, operasi tenaga penjualan,
periklanan, desain produk, rekrutmen, dll.
9
1. Pedagang pengumpul, adalah pedagang yang membeli hasil-hasil pertanian dari petani
produsen,kemudian hasil tersebut akan dikumpulkan dan dijual kepedagang yang
lainnya.
2. Pedagang besar, pedagang ini membeli hasil pertanian dari pedagang pengumpul
kemudian barang tersebut dijual kembali pada pedagang yang lain.
3. Pedagang pengecer, mereka adalah orang-orang yang secara langsung menjual atau
mengecerkan hasil pertanian dan produk pertanian kepada konsumen.
4. Pedlar adalah pedagang pengecer keliling.
10
Lembaga Pemasaran adalah lembaga, orang atau perusahaan sebagai perantara
sampainya suatu produk dari produsen ke konsumen. Dibawah ini merupakan saluran
pemasaran kacang tanah di Subak Kayupas.
Dalam kegiatan pemasaran kacang tanah di Kayupas terdapat tiga fungsi pemasaran
yang dilakukan yaitu fungsi pertukaran, fungsi fisik dan fungsi fasilitas. Fungsi pemasaran
yang pertama ialah fungsi pertukaran, dimana dalam fungsi ini kegiatan yang dilakukan ialah
fungsi penjualan dan fungsi pembelian.
Fungsi penjualannya dalam bentuk petani menjual kacang tanah ke pedagang
pengepul dan juga ke pedagang pengumpul. Selanjutnya pedagang pengumpul menjual
kacang tanah yang sudah di beli ke pedagang pengepul, pedagang pengepul menjualnya ke
pedagang pengecer dan konsumen langsung. Selanjutnya pembelian, dimana fungsi
pembelian yang dilakukan ialah pedagang pengumpul membeli kacang tanah dari petani
dengan mendatangi rumah petani langsung, pengepul membeli dari pengumpul dan pengecer
membeli dari pengepul selanjutnya konsumen membeli dari pengepul dan juga pengecer.
Kedua fungsi ini tujuannya sama yaitu pertukaran, dimana petani ataupun penjual
mendapatkan uang dari pedagang ataupun pembeli dan pedagang mendapatkan kacang tanah
dari petani ataupun penjual.
Fungsi pemasaran yang ke dua adalah fungsi fisik, terdapat tiga kegiatan pada fungsi
fisik yaitu pengangkutan atau bongkar muat, penyimpanan dan pengolahan. Kegiatan
pengangkutan ini dilakukan oleh semua lembaga baik itu pengumpul, pengepul dan pengecer.
Pedagang pengumpul melakukan pengangkutan dari petani dan juga menjual kacang tanah ke
pedagang pengepul. Sedangakn pada pedagang pengepul pengangkutan yang dilakukan ialah
melakukan pembelian kacang tanah ke petani langsung jika jumlah pembelian dari pedagang
pengumpul terlalu sedikit.
Selain itu juga untuk mendukung kegiatan pengolahan kacang tanah. Pada pedagang
pengecer, pengangkutan yang dilakukan ialah dtang ke pedagang pengepul untuk membeli
kacang tanah yang sudah diolah dan menjual kacang tanah ke pasar atau konsumen.
Selanjutnya kegiatan penyimpanan, dimana hanya dilakukan oleh pedagang pengumpul,
dimana pedagang mengumpulkan kacang tanah telebih dahulu sebelum dijualnya ke
pedagang pengepul. Penyimpanan dilakukan kurang lebih selama 1 minggu hingga kacang
tanah terkumpul cukup banyak dan dijual ke pedagang pengepul.
Pedagang pengumpul menjual kacang tanah dalam sekali jual mencapai kurang lebih
600- 700 Kg ke pedagang pengepul. Kegiatan selanjutnya ialah pengolahan , dimana dalam
11
hal ini hanya dilakukan oleh pedagang pengepul. Pengolahan yang dilakukan ialah mengupas
kacang tanah menggunakan penggiling yang bertenaga dinamo motor listrik.
Fungsi pemasaran yang ke tiga ialah fungsi fasilitas, dimana dalam fungsi ini terdapat
sortasi, transportasi, penyusutan, pengemasan dan retribusi. Pada hal sortasi hanya dilakukan
oleh pedagang pengepul dalam hal ini tujuanya untuk membersihkan kacang tanah yang
sudah dikupas dengan membuang kacang yang busuk dan sisa kulit kacang dari proses
penggilingan. Pada fungsi transportasi dilakukan oleh semua lembaga pemasaran, dimana
dalam hal ini untuk melakukan proses jual beli baik atar pedagang maupun ke konsumen
langsung atau untuk mendukung fungsi pertukaran. Pada hal penyusutan, ini ditanggung oleh
semua lembaga pemasaran dimana pedagang pengumpul mengalaminya sebagai akibat dari
kacang tanah yang dikumpulkan selama kurang lebih 1 minggu sebelum dijual. Sedangkan
pada pedagang pengepul, penyusutan lebih ke akibat dari pengolahan dimana dalam hal ini
bentuk penyusutannya sebanyak 20 % dari kacang kulit setelah digiling. Tiap 1 Kg kacang
kulit yang digiling menghasilkan kacang kupas yang sudah disortasi sebesar 0,8 Kg.
Sedangkan pada pedagang pengecer, bentuk penyusutanya karena kacang yang sudah dikupas
akan mengalami penyusutan yang lebih cepat karena pengaruh udara dimana penyusutanya
mencapai 1 % tiap 1 Kg. Sedangkan yang terahir ialah pengemasan dan biaya retribusi
dimana dalam hal ini hanya dikeluarkan oleh pedagang pengecer. Pengemasan dibutuhkan
untuk pnjualan kacang kupas secara eceran di pasar sedangkan retribusi harus dikeluarkan
oleh setiap pedagang yang berjualan di pasar.
12
melibatkan satu lembaga pemasaran saja. Pada saluran ke dua diketahui marjinya mencapai
5.500. Meskipun petani menjual kacang tanah langsung ke pedagang pengepul namun untuk
sesampainya kacang tanah ke konsumen, pedagang pengecer ikut terlibat dengan membeli
dari pengepul dan menjualnya ke konsumen sehingga mngakibatkan marjinya naik karena
pedagang pengecer tentunya melakukan beberapa fungsi pemasaran sebelum kacang tanah
dijual ke konsumen.
Pada saluran ke tiga yang merupakan saluran pemasaran paling panjang, marjin
pemasaranya juga paling tinggi yaitu mencapai Rp.7.300. Hal tersebut karena jumlah
lembaga pemasaran yang terlibat paling banyak sehingga marjinya paling tinggi karena
tentunya tiap-tiap lembaga pemasaran mengambil keuntungan yang bervariasi serta
mengeluarkan biaya-biaya yang dikeluarkan pada kegiatan pemasaran kacang tanah. Pada
saluran pemasaran yang ke empat, diketahui marjin pemasaranya mencapai 4.800. Meskipun
petani menjualnya melalui pedagang pengumpul, namun pada saluran pemasaran yang ke
empat tidak melalui pedagang pengecer untuk sesampainya kacang tanah ke konsumen
karena konsumen membeli langsung kacang tanah dari pedagang pengepul.
13
Pengepul Pada Pengecer
Total Biaya Pemasaran Saluran 2 Rp. 3.321,39
14
pada masing-masing saluran pemasaran kacang tanah di Kayupas. Pada saluran pemasaran
pertama diketahui total biaya pemasaranya 2.931,39/Kg. Biaya pemasaran saluran pertama
merupakan yang paling rendah karena hanya melibatkan satu lembaga pemasaran yaitu
pedagang pengepul saja. Pedagang pengepul mengluarkan biaya pemasaran untuk
transportasi, bongkar muat, pengolahan, sortasi dan penyusutan. Pada saluran ke dua diketahi
total biaya pemasaran kacang tanah 3.321,39/Kg. Hal tersebut karena selain melibatkan
pedagang pengepul namun juga melibatkan pedagang pengecer, dimana pedagang pengecer
mengluarkan biaya untuk transportasi, penyusutan, pengemasan dan retribusi.
Pada saluan pemasaran ke tiga biaya pemasaranya merupakan yang paling tinggi yaitu
mencapai 3.592,89 /Kg. Hal tersebut karena saluran ke tiga melibatkan banyak lembaga
pemasaran, selain pedagang pengepul dan juga pedagang pengecer juga melibatkan lembaga
pengumpul. Pada pedagang pengumpul mengeluarkan biaya pemasaran untuk transportasi,
penyimpanan dan juga penyusutan. Pada saluran pemasaran yang ke empat, biaya
pemasaranya 3.202,89/Kg. Meskipun sama seperti saluran ke tiga yang melibatkan pedagang
pengumpul, namun pada saluran pemasaran ke empat tidak melibatkan pedagang pengecer
dalam pemasaran kacang tanah. Salah satu indikator yang berguna untuk mengetahui efisiensi
pasar adalah dengan menbandingkan bagian yang diterima petani (farmer share). Farmer
share adalah persentase bagian harga untuk petani terhadap harga ditingkat konsumen akhir,
dinyatakan dalam persen (%). Umumnya bagian yang diterima petani (Farmer share) akan
lebih sedikit apabila jumlah lembaga bertambah banyak.
Tabel 8. Perhitungan Farmer Share
Saluran Harga dipetani Harga di Harga Harga di FS (%)
Pemasaran (Rp) pengumpul dipengepul(Rp) pengecer
(Rp) (Rp)
1 9.500 - 14.000 - 67,86
2 9.500 - 14.000 15.000 63,33
3 9.200 9.700 14.000 15.000 61,33
4 9.200 9.700 14.000 - 65,71
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui farmer share tertinggi yaitu pada saluran
pemasaran pertama sebesar 67,86 %. Hal itu karena petani menjual kacang tanah langsung
kepada pedagang pengepul tanpa melalui pedagang pengumpul, selain itu konsumen juga
membeli kacang tanah langsung ke pedagang pengepul sehingga tidak melibatkan banyak
lembaga pemasaran. Sedangkan pada saluran pemasaran ke dua mencapai 63,33 %.
Meskipun petani menjual langsung kacang tanah ke pedagang pengepul namun untuk
sampai ke konsumen dari pengepul melalui perantara pedagang pengecer sehingga
15
mengakibatkan farmer share menjadi lebih rendah dibandingkan dengan saluran pertama.
Selanjutnya farmer share pada saluran pemasaran ke tiga yaitu 61,33 %, ini merupakan
saluran dengan nilai farmer share terendah karena petani menjual kacang tanah melalui
pedagang pengumpul.
Selain pedagang pengumpul, pedagang pengepul dan pengecer juga terlibat
didalamnya sehingga merupakan saluran paling panjang. Pada saluran ke empat nilai farmer
share mencapai 65,71 %. Meskipun petani menjual kacang tanah melalui pedagang
pengumpul namun dalam saluran pemasaran ini pedagang pengecer tidak terlibat karena
konsumen membeli langsung kacang tanah dari pedagang pengepul.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Analisis mata rantai menjelaskan aktivitas-aktivitas yang terjadi dalam dan sekitar
organisasi dan menghubungkannya dengan posisi kompetitif suatu organisasi dalam bisnis.
Analisa yang menentukan nilai yang dapat ditambahkan setiap altivitas pada
produk/jasa yang dihasilkan perusahaan.
Analisis yang memerinci suatu organisasi menjadi serangkaian “value generating
activities” yang dapat dikembangkan guna menciptakan keunggulan kompetitif perusahaan.
Valu Chain Analysis dapat :
Meningkatkan daya saing
Mengurangi biaya
Meningkatkan pangsa pasar
Menurut M-Porter analisis rantai nilai merupakan “the building blocks of competitive
advantage”. Porter menjelaskan dua kategori yang berbeda dalam analisis rantai nilai.
Pertama, lima kativitas utama yang meliputi logistik inbound, operasi, logistik outbound,
16
pemasaran dan penjualan dan jasa yang memberikan kontribusi pada penciptaan fisik dari
produk dan jasa, penjualan dan pengirimannya kepada pembeli, dan pelayanan setelah
penjualan. Kedua, aktivitas manusia dan infrastruktur perusahaan, sebagai proses
penambahan nilai baik oleh mereka sendiri atau menambah nilai dengan membuat hubungan
antara aktivitas utama dan pendukung.
Berdasarkan observasi pemasaran kacang tanah di Kayupas yang sudah dilakukan,
maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Terdapat 4 saluran pemasaran kacang tanah di Subak Kayupas :
- Petani - Pedagang Pengepul – Konsumen
- Petani - Pedagang Pengepul - Pedagang Pengecer – Konsumen
- Petani - Pedagang Pengumpul - Pedagang Pengepul - Pedagang Pengecer - Konsumen
- Petani – Pedagang Pengumpul – Pedagang Pengepul – Konsumen
2. Terdapat tiga fungsi pemasaran yang dilakukan yaitu fungsi pertukaran, fungsi fisik dan
fungsi fasilitas. Fungsi pertukaran meliputi penjualan dan pembelian. Fungsi fisik
meliputi bongkar muat,penyimpanan dan pengolahan. Fungsi fasilitas meliputi sortasi,
transportasi, penyusutan, pengemasan dan retribusi.
3. Besarnya marjin pemasaran pada kacang tanah per saluran yaitu :
4. Saluran 1 marjintotalnya yaitu 4.500/Kg. Saluran 2 marjin totalnya yaitu 5.500/Kg.
Saluran 3 marjintotalnya yaitu 5.800/Kg. Saluran 4 marjin totalnya yaitu 4.800/Kg.
5. Besarnya biaya pemasaran pada masing-masing saluran yaitu : Saluran pemasaran
pertama Rp. 2.931,39/Kg. Saluran pemasaran ke dua Rp. 3.321,39/Kg. Saluran
pemasaran ke tiga Rp. 3.592,89/Kg. Saluran pemasaran ke tiga Rp. 3.202,89/Kg.
6. Besarnya farmer share pada masing-masing saluran yaitu : Saluran pertama sebesar
67,86 %, saluran ke dua sebesar 63,33 %, saluran ke tiga sebesar 61,33 % dan saluran ke
empat sebesar 65,71 %.
17
DAFTAR PUSTAKA
Subagyo, M.B.A, Pangestu: Manajemen Operasi, BPFE Yogyakarta, 2000. Daft, Richard L:
Manajement, Salemba Empat, 2003. https://id.wikipedia.org/wiki/Rantai_nilai
http://www.wealthindonesia.com/lain-lain/pengertian-saluran-distribusi.html, (diakses
tanggal 13 Februari 2018)
http://organisasi.org/definisi-pengertian-harga-tujuan-metode-pendekatan penetapan-harga-
manajemen-pemasaran, (diakses tanggal 13 Februari 2018)
http://agriunud.blogspot.com/2012/01/saluran-pemasaran-agribisnis.html, (diakses tanggal 14
Februari 2018)
http://ekonomi.kompasiana.com/marketing/2011/07/30/pengertian-pemasaran-pertanian-
384915.html (diakses tanggal 14 Februari 2018)
18