Anda di halaman 1dari 13

M.

Syukur | Teknik Pemuliaan Tanaman Cabai


Copyright Muhamad Syukur muhsyukur@ipb.ac.id
http://muhsyukur.staff.ipb.ac.id/2010/06/03/teknik-pemuliaan-tanaman-cabai/

Teknik Pemuliaan Tanaman Cabai

Teknik Pemuliaan Tanaman Cabai

M. Syukur, S. Sujiprihati dan R. Yunianti

Bogor Agricultural University (IPB)

page 1 / 13
M. Syukur | Teknik Pemuliaan Tanaman Cabai
Copyright Muhamad Syukur muhsyukur@ipb.ac.id
http://muhsyukur.staff.ipb.ac.id/2010/06/03/teknik-pemuliaan-tanaman-cabai/

Pendahuluan

Cabai merupakan salah satu jenis sayuran penting yang dibudidayakan secara
komersial di daerah tropis. Kegunaannya sebagian besar untuk konsumsi rumah
tangga dan sebagian lagi diekspor ke negara-negara beriklim dingin dalam bentuk
kering. Cabai kering ter sebut digunakan untuk bumbu penyedap saus dan
produk-produk makanan kaleng.

Cabai menduduki areal paling luas di antara sayuran yang dibudidayakan di


Indonesia. Terdapat lima spesies cabai yang didomestikasi, yaitu Capsicum annuum
, Capsicum frutescens, Capsicum chinense, Capsicum baccatum, dan Capsicum
pubescens. Diantara kelima spesies tersebut yang memiliki potensi ini
dibudidayakan secara luas di seluruh dunia. Spesies yang lain – C.  chinense dan C.
baccatum – hanya terbatas di Amerika Selatan saja.

Di Indonesia cabai yang dibudidayakan secara luas juga termasuk ke dalam C.


annuum dan C. frutescens. Di daerah tertentu, biasanya di dataran tinggi,
didapatkan pula C. pubescens dengan nama lokal cabai gendot (Sunda) yang
ditanam di halaman atau di pinggiran pagar, tidak ditanam secara komersial.
Menurut Biro Pusat Statistik, rata-rata luas areal panen cabai antara tahun
1987-1991 adalah 232.000 ha/tahun dengan produktivitas rata-rata 2,6 ton/ha.
Produktivitas ini tentunya mencakup cabai merah dan cabai rawit, dan masih
sangat rendah. Akan tetapi, di Brebes, produktivitasnya dapat mencapai 12 ton/ha –
di dataran rendah dengan varietas lokal dan sistem budi daya intensif. Bahkan,
dengan varietas hibrida dan ditanam di dataran medium, dapat dicapai hasil 20-30
ton/ha.

Tanaman cabai dapat ditanam di dataran rendah sampai tinggi dan berbagai jenis
tanah. Namun, kiranya sulit untuk suatu varietas unggul dalam segala lingkungan.
Karena itu perlu diusahakan bermacam-macam varietas unggul untuk sesuatu
lingkungan tertentu. Misalnya varietas jatilaba cocok untuk dataran rendah dan
medium hanya pada musim kemarau karena varietas ini sangat peka terhadap
penyakit antraknosa yang banyak menyerang pada musim penghujan.

Dibandingkan dengan C. frutescens (cabai rawit), ternyata C. annuum (cabai besar)


lebih penting. Spesies lain, C. pubescens (cabai gendot), terdapat juga di

page 2 / 13
M. Syukur | Teknik Pemuliaan Tanaman Cabai
Copyright Muhamad Syukur muhsyukur@ipb.ac.id
http://muhsyukur.staff.ipb.ac.id/2010/06/03/teknik-pemuliaan-tanaman-cabai/

dataran-dataran tertentu. Spesies ini dikonsumsi pada saat buah masih muda,
berwarna hijau tua. Ke dalam C. annuum tercakup cabai paprika yang mulai
dibudidayakan dalam areal yang masih sangat sempit.

Untuk areal tanaman cabai seluas 232.000 ha diperlukan tidak kurang dari 70 ton
benih. Sebagian petani cabai masih menggunakan benih lokal yang berasal dari
pertanaman sebelumnya dan sebagian kecil menggunakan benih hibrida F1 yang
diimpor. Walaupun tanaman cabai termasuk tanaman yang menyerbuk sendiri (
self-pollinated crop), tetapi karena morfologi bunganya yang terbuka maka
keberhasilan persilangan hanya sekitar 56%. Oleh karena itu, hampir semua
varietas lokal dalam pertanaman merupakan populasi yang bersegregasi dengan
keseragaman yang bervariasi. Apalagi kadang-kadang petani sengaja menanam
cabai lebih dari satu varietas dalam satu lahan sehingga persentase persilangan
akan cukup besar. Salah satu alasan petani menanam lebih dari satu varietas,
biasanya campuran antara varietas berumur genjah dan berumur dalam, adalah
untuk mengantisipasi fluktuasi harga yang tajam. Melalui cara tersebut, petani
dapat panen dalam jangka waktu yang lebih lama. Harapannya harga rendah pada
awal panen dapat diimbangi dengan harga tinggi pada periode-periode panen
berikutnya. Akibat dari cara terakhir ini adalah tercemarnya mutu benih secara
genetik akibat persilangan antar varietas dan atau secara fisik bila benih
pertanaman ini digunakan untuk pertanaman berikutnya. Benih yang berasal dari
pertanaman ini disebut benih bersari bebas atau open-pollinated seeds (benih OP).

Selain benih OP, akhir-akhir ini juga dikenal hibrida F1 seperti hot beauty dan hero
long chili. Benih hibrida ini adalah benih yang diproduksi secara khusus dan
menggunakan paling sedikit dua tetua atau induk yang telah teruji sebelumnya.
Benih hasil silangan kedua tetua tersebut disebut benih hibrida. Untuk
menghasilkan benih hibrida tersebut, dilakukan persilangan secara manual. Pada
umumnya, untuk pembudidayaan varietas hibrida memerlukan cara yang intensif.
Hasil yang didapatkannya pun lebih tinggi daripada kedua tetuanya dan memiliki
keseragaman tinggi.

Dalam penelitian biaya produksi usaha tani cabai di daerah Brebes, Jawa Tengah,
didapatkan hasil bahwa usaha tani cabai merupakan usaha tani yang memberi
harapan menguntungkan. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa 51% biaya
produksi digunakan untuk pestisida sehingga petani melakukan pengendalian
secara kimiawi dan intensif. Melalui cara tersebut petani dapat menghasilkan cabai
sebanyak 12 ton/ha. Di daerah lain, yaitu Bekasi dan Rembang, dengan
pengendalian hama dan penyakit yang kurang intensif didapatkan hasil sebanyak
2-4 ton/ha. Dalam pembudidayaan tersebut, besarnya biaya pestisida hanya 3-4%

page 3 / 13
M. Syukur | Teknik Pemuliaan Tanaman Cabai
Copyright Muhamad Syukur muhsyukur@ipb.ac.id
http://muhsyukur.staff.ipb.ac.id/2010/06/03/teknik-pemuliaan-tanaman-cabai/

dari biaya produksi total. Di Kabupaten Demak, Jawa Tengah, pertanaman cabai
hampir selalu terserang penyakit cendawan Colletotrichum sp. yang mengakibatkan
kerusakan sampai 65%. Di India, penyakit tersebut mengakibatkan penurunan hasil
antara 20-35% pada tahun 1966 dan antara 20-60% pada tahun 1967. Di seluruh
dunia, penyakit ini menjadi penting dan mengakibatkan kegagalan total
pertanaman cabai.

Di negara-negara ASEAN, selain penyakit antraknosa, penyakit virus juga


merupakan penyakit penting. Hama penting yang sering menyerang tanaman cabai
adalah trips, tungau (mites), dan Dacus sp. Di pantai utara Jawa dan Lampung,
hama trips sangat dominan dan menyebabkan tanaman tidak mampu untuk
berproduksi.

Beberapa Sifat Tanaman Cabai

Beberapa sifat tanaman cabai yang dapat digunakan untuk membedakan antar
varietas diantaranya adalah percabangan tanaman, perbungaan tanaman, ukuran
ruas, dan tipe buahnya.

1. Percabangan tanaman

Pada tanaman cabai dikenal 3 tipe percabangan sebagai berikut :

1. Tipe tegak, misalnya pada cabai Lc sedang dan MC-4


2. Tipe menyebar, misalnya pada varietas jatilaba dan tit super
3. Tipe kompak, misalnya pada cabai rawit

2. Pembungaan Tanaman

Bunga pada tanaman cabai terdapat pada ruas daun. Jumlahnya bervariasi antara
1-8 bunga tiap ruas, tergantung spesiesnya. Berikut ini rata-rata jumlah bunga pada

page 4 / 13
M. Syukur | Teknik Pemuliaan Tanaman Cabai
Copyright Muhamad Syukur muhsyukur@ipb.ac.id
http://muhsyukur.staff.ipb.ac.id/2010/06/03/teknik-pemuliaan-tanaman-cabai/

masing-masing varietas tanaman cabai.

1. C. annuum (cabai besar) mempunyai satu bunga/ruas


2. C. frutescens (cabai rawit) mempunyai 1-3 bunga/ruas
3. C. pubescens (cabai gendot) mempunyai 1-5 bunga/ruas
4. C. baccatum (cabai ubatuba) mempunyai 1-5 bunga/ruas
5. C. chinense mempunyai 2-5 bunga/ruas

3. Ukuran ruas

Ukuran ruas tanaman cabai bervariasi dari pendek sampai panjang. Makin banyak
ruas makin banyak jumlah bunganya. Diharapkan bahwa tanaman dengan jumlah
ruas yang lebih banyak akan dapat meningkatkan hasil, sepanjang ukuran buah
tetap sama.

4. Buah cabai

Buah cabai bervariasi antara lain dalam bentuk, ukuran, warna buah, tebal kulit
buah, jumlah rongga buah, permukaan buah, dan tingkat kepedasan. Preferensi
konsumen buah segar bervariasi. Untuk konsumen buah segar bervariasi dari
kesukaan terhadap jenisnya: cabai besar atau cabai keriting; terhadap kepedasan:
pedas atau tidak; dan lain-lain. Untuk konsumen industri sudah ada kriteria
tersendiri sesuai dengan tujuan penggunaannya: untuk saus, tepung, atau yang
lainnya.

Sasaran Pemuliaan

Sasaran pemuliaan cabai terdiri dari beberapa hal sebagai berikut:

1)      Perbaikan daya hasil.

page 5 / 13
M. Syukur | Teknik Pemuliaan Tanaman Cabai
Copyright Muhamad Syukur muhsyukur@ipb.ac.id
http://muhsyukur.staff.ipb.ac.id/2010/06/03/teknik-pemuliaan-tanaman-cabai/

2)      Perbaikan sifat-sifat hortikultura.

3)      Prebaikan resistensi terhadap hama dan penyakit.

4)      Perbaikan terhadap cekaman lingkungan, terutama terhadap kekeringan dan


salinitas tinggi.

1. Perbaikan daya hasil dan sifat-sifat hortikultura

Dari survei ke Pasar Cibitung, Bekasi, dan Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, didapat
informasi mengenai kualitas buah cabai yang dikehendaki konsumen. Informasi
tersebut digunakan sebagai salah satu acuan dalam menentukan sasaran kualitas
buah cabai dalam perbaikan kualitas. Berikut ini kriteria cabai yang berkualitas
sesuai dengan keinginan petani maupun konsumen.

A. Cabai besar

1)    Hasil: lebih baik dari jatilaba (OP) dan hot beauty (hibrida).

2)    Umur: lebih genjah dari jatilaba (OP) dan hot beauty (hibrida).

3)    Bentuk dan ukuran: kurang lebih sama dengan varietas prembun, tit super,
atau hot beauty (panjang 10-11 cm; diameter 13-15 mm).

page 6 / 13
M. Syukur | Teknik Pemuliaan Tanaman Cabai
Copyright Muhamad Syukur muhsyukur@ipb.ac.id
http://muhsyukur.staff.ipb.ac.id/2010/06/03/teknik-pemuliaan-tanaman-cabai/

4)    Permukaan: halus, rata.

5)    Kulit buah: tebal.

6)    Warna buah: merah cerah.

7)    Rasa: pedas.

B. Cabai keriting

1)      Hasil: lebih baik dari LV-3044 atau LV-3188.

2)      Umur: lebih genjah dari LV-3044

3)      Bentuk dan ukuran buah: ramping, lurus, panjang 11-15 cm, diameter 8-10
mm.

4)      Warna buah: merah tua

5)      Rasa: pedas.

Dalam usaha perbaikan daya hasil juga dilakukan dengan perbaikan komponen
hasil. Dalam hal ini dilakukan dengan mentransfer sifat fasiculate untuk
meningkatkan jumlah bunga per ruas. Sifat fasciculate adalah sifat tanaman cabai
dengan buku memendek dan terdapat 4-8 bunga atau buah pada satu ruas. Sifat ini
dikendalikan satu gen resesif, yaitu fa, dan bisa  dipindahkan ke dalam cabai besar.

page 7 / 13
M. Syukur | Teknik Pemuliaan Tanaman Cabai
Copyright Muhamad Syukur muhsyukur@ipb.ac.id
http://muhsyukur.staff.ipb.ac.id/2010/06/03/teknik-pemuliaan-tanaman-cabai/

Selain itu juga dilakukan persilangan untuk mengintroduksi sifat percabangan


kompak dengan harapan dapat memperbanyak jumlah ruas sehingga jumlah bunga
lebih banyak.

2. Perbaikan resistensi hama dan penyakit

Sasaran perbaikan resistensi terhadap penyakit terutama ditujukan untuk resistensi


penyakit antraknosa. Penyakit ini dapat merusak produktivitas maupun kualitas
hasil. Uji laboratorium menunjukkan adanya varietas komersial yang agak resisten,
misalnya varietas tit super.

Penyakit antraknosa merupakan kendala biologis terbesar dalam usahatani cabai


merah, karena disamping dapat menyerang tanaman, juga dapat menyerang buah
yang terbentuk, maupun setelah buah dipanen.  Patogen yang menyerang buah
merupakan kendala terbesar dalam peningkatan produksi cabai merah, karena
buah dapat gugur sebelum panen atau buah menjadi busuk sebelum dan setelah
panen, sehingga mengurangi produksi buah yang dapat dipasarkan.  Penyakit
antraknosa dapat berlanjut menyerang buah dalam penyimpanan di tingkat
konsumen.  Oleh karena itu penyakit ini dianggap sebagai penyakit yang paling
merugikan dibanding penyakit cabai lainnya.

Penyakit antraknosa menimbulkan gejala busuk buah yang dicirikan oleh adanya
bercak coklat kehitaman pada permukaan buah, yang selanjutnya meluas menjadi
busuk lunak, pada bagian tengah bercak terdapat kumpulan titik-titik hitam yang
terdiri dari sekelompok seta dan konidium jamur, pada serangan yang berat dapat
menyebabkan buah mengering dan keriput sehingga buah yang seharusnya
berwarna merah menjadi seperti jerami.  Serangan yang terjadi pada biji akan
menyebabkan kegagalan biji untuk berkecambah, pada kecambah dapat
menimbulkan rebah kecambah (damping off) serta pada tanaman dewasa dapat
menimbulkan mati pucuk dan infeksi lebih lanjut dapat menyebabkan busuk kering
pada batang.

page 8 / 13
M. Syukur | Teknik Pemuliaan Tanaman Cabai
Copyright Muhamad Syukur muhsyukur@ipb.ac.id
http://muhsyukur.staff.ipb.ac.id/2010/06/03/teknik-pemuliaan-tanaman-cabai/

3. Perbaikan resistensi terhadap cekaman lingkungan

Salah satu cekaman lingkungan adalah hujan. Pada umumnya, cabai besar sangat
terpengaruh produktivitas dan kualitas hasilnya jika ditanam pada musim hujan.
Pada saat musim hujan, bunga dan buah rontok. Selain itu, tanaman juga mudah
terserang penyakit antraknosa. Berbeda dengan cabai besar, cabai rawit
mempunyai toleransi lebih besar terhadap keguguran bunga atau buah oleh hujan.

Tahapan Pemuliaan

Tahapan pemuliaan cabai adalah sebagai berikut:

1. Mengumpulkan (koleksi) plasma nutfah dan mengkarakterisasi


2. Seleksi atau memilih genotipe yang diinginkan, diikuti dengan pemurnian
(penggaluran)
3. Hibridisasi atau persilangan diantara genotipe terpilih (sebagai tetua)
4. Evaluasi terhadap hasil seleksi dan atau hibridisasi

1. Mengumpulkan (koleksi) plasma nutfah dan mengkarakterisasi

Mengumpulkan plasma nutfah tanaman cabai dapat dilakukan dengan cara


eksplorasi atau mencari berbagai genotipe cabai (kultivar, landras, tipe liar) dari
pelosok tanah air, dan introduksi yaitu mendatangkan dari luar negeri. Selanjutnya
berbagai genotipe cabai tersebut dikarakterisasi berdasarkan pedoman atau
panduan Descriptors for Capsicum yang ditetapkan oleh International Plant Genetic
Resources Institute (IPGRI, 1995).

page 9 / 13
M. Syukur | Teknik Pemuliaan Tanaman Cabai
Copyright Muhamad Syukur muhsyukur@ipb.ac.id
http://muhsyukur.staff.ipb.ac.id/2010/06/03/teknik-pemuliaan-tanaman-cabai/

2. Seleksi atau memilih genotipe yang diinginkan, diikuti dengan


pemurnian (penggaluran)

Seleksi atau pemilihan plasma nutfah yang telah dikoleksi, berdasarkan


karakterisasi yang sudah dilakukan. Oleh karena itu plasma nutfah yang dikoleksi
harus banyak dan beragam, sehingga akan memudahkan kita dalam memilih. Pada
tanaman cabai, seleksi atau pemilihan dapat diarahkan untuk mendapatkan
varietas yang diinginkan dengan menggunakan metode pemuliaan yang baku.
Disamping itu, seleksi plasma nutfah dilakukan untuk memilih genotipe – genotipe
yang akan dijadikan tetua sebagai bahan persilangan. Dalam proses seleksi, diikuti
dengan pemurnian (penggaluran) yaitu melakukan selfing (penyerbukan sendiri)
dengan menutup individu tanaman dengan sungkup kasa  atau dengan mengisolasi
individu bunga yang masih kuncup menggunakan selotip. Penyungkupan atau
isolasi dilakukan sebelum tanaman berbunga untuk menghindari masuknya serbuk
sari dari tanaman lain.

3. Hibridisasi atau persilangan diantara genotipe terpilih (sebagai tetua)

Berdasarkan hasil seleksi pada kegiatan sebelumnya, dapat diidentifikasi genotipe


tanaman cabai yang diinginkan sebagai tetua. Misalnya, suatu genotipe tanaman
cabai (A) mempunyai karakter hortikultura yang unggul namun tidak tahan
terhadap penyakit. Sementara itu, ada genotipe tanaman cabai (B) yang tahan
terhadap peyakit. Oleh karena perlu dilakukan pemindahan gen pengendali
ketahanan penyakit dari tanaman (B) ke tanaman (A) melalui proses hibridisasi
(persilangan). Kemudian dipilih metode yang sesuai untuk melaksanakan kegiatan
pemuliaan tanaman cabai tahan penyakit ini.

Pada garis besarnya persilangan cabai terdiri atas pekerjaan: 1) Persiapan, 2)


Kastrasi, 3) Emaskulasi atau pengebirian, 4) Polenisasi (penyerbukan),  5) Isolasi, 6)
Labelisasi (Pelabelan).

a. Persiapan

page 10 / 13
M. Syukur | Teknik Pemuliaan Tanaman Cabai
Copyright Muhamad Syukur muhsyukur@ipb.ac.id
http://muhsyukur.staff.ipb.ac.id/2010/06/03/teknik-pemuliaan-tanaman-cabai/

Sebagai persiapan untuk melakukan kastrasi dan penyerbukan silang perlu


disediakan alat-alat sebagai berikut : pisau kecil yang tajam, gunting kecil, pinset
dengan ujung yang tajam, alkohol (75-85%) atau spiritus dalam botol kecil untuk
mensterilkan alat-alat tersebut, gelas atau cangkir untuk tempat benang sari, kuas
untuk meletakkan serbuk sari di atas kepala putik.

Untuk membungkus bunga sesudah dilakukan penyerbukan dapat dipakai kantong


isolatif. Selain daripada itu perlu disediakan label dari kertas yang tebal dan diberi
nomor urut.  Untuk keperluan penyerbukan silang antara jenis-jenis tertentu
sebaiknya kertas label itu mempunyai warna tertentu, misalnya untuk persilangan A
X B warna labelnya merah, untuk A X C warna labelnya putih, untuk D X B warnanya
hijau dan seterusnya dengan warna lain.

b. Kastrasi

Kastrasi adalah membersihkan bagian tanaman yang ada di sekitar bunga yang
akan diemaskulasi, dari kotoran, serangga, serta mahkota dan kelopak. Alat
kastrasi adalah gunting atau pinset. Kastrasi dilakukan sesaat sebelum emaskulasi.
   Kastrasi dimulai dengan memotong bagian ujung dari kuncup bunga  dengan
pisau silet atau gunting, sehingga kepala putiknya kelihatan jelas dari atas. 
Pekerjaan ini harus dilakukan dengan hati-hati jangan sampai putiknya turut
terpotong atau rusak.

Kemudian mahkota dari kuncup bunga dibuka perlahan-lahan satu per satu dengan
menggunakan sebuah pinset sampai semua benang sari terlihat jelas dari luar. Bila
perlu semua mahkota dibuang.

c. Emaskulasi

Emaskulasi adalah pembuangan alat kelamin jantan (stamen) pada tetua betina,

page 11 / 13
M. Syukur | Teknik Pemuliaan Tanaman Cabai
Copyright Muhamad Syukur muhsyukur@ipb.ac.id
http://muhsyukur.staff.ipb.ac.id/2010/06/03/teknik-pemuliaan-tanaman-cabai/

sebelum bunga mekar atau sebelum terjadi penyerbukan sendiri.  Emaskulasi


dilakukan pada tanaman berumah satu yang hermaprodit dan fertil.

Dengan sebuah pinset benang sari cabai dapat dibuang satu per satu sampai habis.
Baik pinset, maupun gunting kecil dan alat lain yang dipakai untuk mengebiri bunga
harus steril.  Setiap kali hendak di pakai, alat tersebut perlu dicelupkan ke dalam
spiritus atau alkohol 75-85% dan kemudian dilap sampai kering dan bersih. Setelah
melakukan emaskulasi, pada tangkai bunga segera digantungkan sebuah label
yang telah diberi nomor.

d. Penyerbukan

Penyerbukan adalah peletakan serbuk sari ke kepala putik. Teknik penyerbukan


biasanya dilakukan dengan menggunakan kuas, pinset, atau tusuk gigi yang steril.
Alat tersebut dicelupkan ke kumpulan polen (polen yang sudah dikumpulkan) dan
dioleskan ke stigma.

Dalam melakukan persilangan harus diperhatikan: 1) penyesuaian waktu berbunga.


Waktu tanam tetua jantan dan betina harus diperhatikan supaya saat berbunganya
dan masaknya (anthesis dan reseptif) waktunya bersamaan. 2) Waktu emaskulasi
dan penyerbukan. Pada tetua betina waktu emaskulasi harus diperhatikan, seperti
pada bunga kacang tanah, padi harus pagi hari, bila melalui waktu tersebut polen
telah jatuh ke stigma.  Juga waktu penyerbukan harus tepat ketika stigma reseptif.

e. Isolasi

Isolasi dilakukan agar bunga yang telah diserbuki tidak terserbuki oleh serbuk sari
asing.  Dengan demikian betina harus ditutup, misalnya dengan isolatif.

page 12 / 13
M. Syukur | Teknik Pemuliaan Tanaman Cabai
Copyright Muhamad Syukur muhsyukur@ipb.ac.id
http://muhsyukur.staff.ipb.ac.id/2010/06/03/teknik-pemuliaan-tanaman-cabai/

f. Pelabelan

Ukuran dan bentuk label berbeda, tergantung janis tanamannya. Pada dasarnya
label terbuat dari kertas keras tahan air, atau plastik.  Pada label antara lain tertulis
informasi tentang: 1) Nomor yang berhubungan dengan lapangan,
2) waktu persilangan, 3) Nama tetua jantan dan betina, 4) Kode pemulia/penyilang.

4. Evaluasi terhadap hasil seleksi dan atau hibridisasi

Hasil seleksi (pada no 2) dan hibridisasi (No 3) dalam masing-masing metode yang
diterapkan, perlu tahapan evaluasi. Prosedur untuk evaluasi cabai baik di  kebun
percobaan maupun kebun petani, digunakan panduan tertentu.

page 13 / 13

Anda mungkin juga menyukai