page 1 / 13
M. Syukur | Teknik Pemuliaan Tanaman Cabai
Copyright Muhamad Syukur muhsyukur@ipb.ac.id
http://muhsyukur.staff.ipb.ac.id/2010/06/03/teknik-pemuliaan-tanaman-cabai/
Pendahuluan
Cabai merupakan salah satu jenis sayuran penting yang dibudidayakan secara
komersial di daerah tropis. Kegunaannya sebagian besar untuk konsumsi rumah
tangga dan sebagian lagi diekspor ke negara-negara beriklim dingin dalam bentuk
kering. Cabai kering ter sebut digunakan untuk bumbu penyedap saus dan
produk-produk makanan kaleng.
Tanaman cabai dapat ditanam di dataran rendah sampai tinggi dan berbagai jenis
tanah. Namun, kiranya sulit untuk suatu varietas unggul dalam segala lingkungan.
Karena itu perlu diusahakan bermacam-macam varietas unggul untuk sesuatu
lingkungan tertentu. Misalnya varietas jatilaba cocok untuk dataran rendah dan
medium hanya pada musim kemarau karena varietas ini sangat peka terhadap
penyakit antraknosa yang banyak menyerang pada musim penghujan.
page 2 / 13
M. Syukur | Teknik Pemuliaan Tanaman Cabai
Copyright Muhamad Syukur muhsyukur@ipb.ac.id
http://muhsyukur.staff.ipb.ac.id/2010/06/03/teknik-pemuliaan-tanaman-cabai/
dataran-dataran tertentu. Spesies ini dikonsumsi pada saat buah masih muda,
berwarna hijau tua. Ke dalam C. annuum tercakup cabai paprika yang mulai
dibudidayakan dalam areal yang masih sangat sempit.
Untuk areal tanaman cabai seluas 232.000 ha diperlukan tidak kurang dari 70 ton
benih. Sebagian petani cabai masih menggunakan benih lokal yang berasal dari
pertanaman sebelumnya dan sebagian kecil menggunakan benih hibrida F1 yang
diimpor. Walaupun tanaman cabai termasuk tanaman yang menyerbuk sendiri (
self-pollinated crop), tetapi karena morfologi bunganya yang terbuka maka
keberhasilan persilangan hanya sekitar 56%. Oleh karena itu, hampir semua
varietas lokal dalam pertanaman merupakan populasi yang bersegregasi dengan
keseragaman yang bervariasi. Apalagi kadang-kadang petani sengaja menanam
cabai lebih dari satu varietas dalam satu lahan sehingga persentase persilangan
akan cukup besar. Salah satu alasan petani menanam lebih dari satu varietas,
biasanya campuran antara varietas berumur genjah dan berumur dalam, adalah
untuk mengantisipasi fluktuasi harga yang tajam. Melalui cara tersebut, petani
dapat panen dalam jangka waktu yang lebih lama. Harapannya harga rendah pada
awal panen dapat diimbangi dengan harga tinggi pada periode-periode panen
berikutnya. Akibat dari cara terakhir ini adalah tercemarnya mutu benih secara
genetik akibat persilangan antar varietas dan atau secara fisik bila benih
pertanaman ini digunakan untuk pertanaman berikutnya. Benih yang berasal dari
pertanaman ini disebut benih bersari bebas atau open-pollinated seeds (benih OP).
Selain benih OP, akhir-akhir ini juga dikenal hibrida F1 seperti hot beauty dan hero
long chili. Benih hibrida ini adalah benih yang diproduksi secara khusus dan
menggunakan paling sedikit dua tetua atau induk yang telah teruji sebelumnya.
Benih hasil silangan kedua tetua tersebut disebut benih hibrida. Untuk
menghasilkan benih hibrida tersebut, dilakukan persilangan secara manual. Pada
umumnya, untuk pembudidayaan varietas hibrida memerlukan cara yang intensif.
Hasil yang didapatkannya pun lebih tinggi daripada kedua tetuanya dan memiliki
keseragaman tinggi.
Dalam penelitian biaya produksi usaha tani cabai di daerah Brebes, Jawa Tengah,
didapatkan hasil bahwa usaha tani cabai merupakan usaha tani yang memberi
harapan menguntungkan. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa 51% biaya
produksi digunakan untuk pestisida sehingga petani melakukan pengendalian
secara kimiawi dan intensif. Melalui cara tersebut petani dapat menghasilkan cabai
sebanyak 12 ton/ha. Di daerah lain, yaitu Bekasi dan Rembang, dengan
pengendalian hama dan penyakit yang kurang intensif didapatkan hasil sebanyak
2-4 ton/ha. Dalam pembudidayaan tersebut, besarnya biaya pestisida hanya 3-4%
page 3 / 13
M. Syukur | Teknik Pemuliaan Tanaman Cabai
Copyright Muhamad Syukur muhsyukur@ipb.ac.id
http://muhsyukur.staff.ipb.ac.id/2010/06/03/teknik-pemuliaan-tanaman-cabai/
dari biaya produksi total. Di Kabupaten Demak, Jawa Tengah, pertanaman cabai
hampir selalu terserang penyakit cendawan Colletotrichum sp. yang mengakibatkan
kerusakan sampai 65%. Di India, penyakit tersebut mengakibatkan penurunan hasil
antara 20-35% pada tahun 1966 dan antara 20-60% pada tahun 1967. Di seluruh
dunia, penyakit ini menjadi penting dan mengakibatkan kegagalan total
pertanaman cabai.
Beberapa sifat tanaman cabai yang dapat digunakan untuk membedakan antar
varietas diantaranya adalah percabangan tanaman, perbungaan tanaman, ukuran
ruas, dan tipe buahnya.
1. Percabangan tanaman
2. Pembungaan Tanaman
Bunga pada tanaman cabai terdapat pada ruas daun. Jumlahnya bervariasi antara
1-8 bunga tiap ruas, tergantung spesiesnya. Berikut ini rata-rata jumlah bunga pada
page 4 / 13
M. Syukur | Teknik Pemuliaan Tanaman Cabai
Copyright Muhamad Syukur muhsyukur@ipb.ac.id
http://muhsyukur.staff.ipb.ac.id/2010/06/03/teknik-pemuliaan-tanaman-cabai/
3. Ukuran ruas
Ukuran ruas tanaman cabai bervariasi dari pendek sampai panjang. Makin banyak
ruas makin banyak jumlah bunganya. Diharapkan bahwa tanaman dengan jumlah
ruas yang lebih banyak akan dapat meningkatkan hasil, sepanjang ukuran buah
tetap sama.
4. Buah cabai
Buah cabai bervariasi antara lain dalam bentuk, ukuran, warna buah, tebal kulit
buah, jumlah rongga buah, permukaan buah, dan tingkat kepedasan. Preferensi
konsumen buah segar bervariasi. Untuk konsumen buah segar bervariasi dari
kesukaan terhadap jenisnya: cabai besar atau cabai keriting; terhadap kepedasan:
pedas atau tidak; dan lain-lain. Untuk konsumen industri sudah ada kriteria
tersendiri sesuai dengan tujuan penggunaannya: untuk saus, tepung, atau yang
lainnya.
Sasaran Pemuliaan
page 5 / 13
M. Syukur | Teknik Pemuliaan Tanaman Cabai
Copyright Muhamad Syukur muhsyukur@ipb.ac.id
http://muhsyukur.staff.ipb.ac.id/2010/06/03/teknik-pemuliaan-tanaman-cabai/
Dari survei ke Pasar Cibitung, Bekasi, dan Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, didapat
informasi mengenai kualitas buah cabai yang dikehendaki konsumen. Informasi
tersebut digunakan sebagai salah satu acuan dalam menentukan sasaran kualitas
buah cabai dalam perbaikan kualitas. Berikut ini kriteria cabai yang berkualitas
sesuai dengan keinginan petani maupun konsumen.
A. Cabai besar
1) Hasil: lebih baik dari jatilaba (OP) dan hot beauty (hibrida).
2) Umur: lebih genjah dari jatilaba (OP) dan hot beauty (hibrida).
3) Bentuk dan ukuran: kurang lebih sama dengan varietas prembun, tit super,
atau hot beauty (panjang 10-11 cm; diameter 13-15 mm).
page 6 / 13
M. Syukur | Teknik Pemuliaan Tanaman Cabai
Copyright Muhamad Syukur muhsyukur@ipb.ac.id
http://muhsyukur.staff.ipb.ac.id/2010/06/03/teknik-pemuliaan-tanaman-cabai/
B. Cabai keriting
3) Bentuk dan ukuran buah: ramping, lurus, panjang 11-15 cm, diameter 8-10
mm.
Dalam usaha perbaikan daya hasil juga dilakukan dengan perbaikan komponen
hasil. Dalam hal ini dilakukan dengan mentransfer sifat fasiculate untuk
meningkatkan jumlah bunga per ruas. Sifat fasciculate adalah sifat tanaman cabai
dengan buku memendek dan terdapat 4-8 bunga atau buah pada satu ruas. Sifat ini
dikendalikan satu gen resesif, yaitu fa, dan bisa dipindahkan ke dalam cabai besar.
page 7 / 13
M. Syukur | Teknik Pemuliaan Tanaman Cabai
Copyright Muhamad Syukur muhsyukur@ipb.ac.id
http://muhsyukur.staff.ipb.ac.id/2010/06/03/teknik-pemuliaan-tanaman-cabai/
Penyakit antraknosa menimbulkan gejala busuk buah yang dicirikan oleh adanya
bercak coklat kehitaman pada permukaan buah, yang selanjutnya meluas menjadi
busuk lunak, pada bagian tengah bercak terdapat kumpulan titik-titik hitam yang
terdiri dari sekelompok seta dan konidium jamur, pada serangan yang berat dapat
menyebabkan buah mengering dan keriput sehingga buah yang seharusnya
berwarna merah menjadi seperti jerami. Serangan yang terjadi pada biji akan
menyebabkan kegagalan biji untuk berkecambah, pada kecambah dapat
menimbulkan rebah kecambah (damping off) serta pada tanaman dewasa dapat
menimbulkan mati pucuk dan infeksi lebih lanjut dapat menyebabkan busuk kering
pada batang.
page 8 / 13
M. Syukur | Teknik Pemuliaan Tanaman Cabai
Copyright Muhamad Syukur muhsyukur@ipb.ac.id
http://muhsyukur.staff.ipb.ac.id/2010/06/03/teknik-pemuliaan-tanaman-cabai/
Salah satu cekaman lingkungan adalah hujan. Pada umumnya, cabai besar sangat
terpengaruh produktivitas dan kualitas hasilnya jika ditanam pada musim hujan.
Pada saat musim hujan, bunga dan buah rontok. Selain itu, tanaman juga mudah
terserang penyakit antraknosa. Berbeda dengan cabai besar, cabai rawit
mempunyai toleransi lebih besar terhadap keguguran bunga atau buah oleh hujan.
Tahapan Pemuliaan
page 9 / 13
M. Syukur | Teknik Pemuliaan Tanaman Cabai
Copyright Muhamad Syukur muhsyukur@ipb.ac.id
http://muhsyukur.staff.ipb.ac.id/2010/06/03/teknik-pemuliaan-tanaman-cabai/
a. Persiapan
page 10 / 13
M. Syukur | Teknik Pemuliaan Tanaman Cabai
Copyright Muhamad Syukur muhsyukur@ipb.ac.id
http://muhsyukur.staff.ipb.ac.id/2010/06/03/teknik-pemuliaan-tanaman-cabai/
b. Kastrasi
Kastrasi adalah membersihkan bagian tanaman yang ada di sekitar bunga yang
akan diemaskulasi, dari kotoran, serangga, serta mahkota dan kelopak. Alat
kastrasi adalah gunting atau pinset. Kastrasi dilakukan sesaat sebelum emaskulasi.
Kastrasi dimulai dengan memotong bagian ujung dari kuncup bunga dengan
pisau silet atau gunting, sehingga kepala putiknya kelihatan jelas dari atas.
Pekerjaan ini harus dilakukan dengan hati-hati jangan sampai putiknya turut
terpotong atau rusak.
Kemudian mahkota dari kuncup bunga dibuka perlahan-lahan satu per satu dengan
menggunakan sebuah pinset sampai semua benang sari terlihat jelas dari luar. Bila
perlu semua mahkota dibuang.
c. Emaskulasi
Emaskulasi adalah pembuangan alat kelamin jantan (stamen) pada tetua betina,
page 11 / 13
M. Syukur | Teknik Pemuliaan Tanaman Cabai
Copyright Muhamad Syukur muhsyukur@ipb.ac.id
http://muhsyukur.staff.ipb.ac.id/2010/06/03/teknik-pemuliaan-tanaman-cabai/
Dengan sebuah pinset benang sari cabai dapat dibuang satu per satu sampai habis.
Baik pinset, maupun gunting kecil dan alat lain yang dipakai untuk mengebiri bunga
harus steril. Setiap kali hendak di pakai, alat tersebut perlu dicelupkan ke dalam
spiritus atau alkohol 75-85% dan kemudian dilap sampai kering dan bersih. Setelah
melakukan emaskulasi, pada tangkai bunga segera digantungkan sebuah label
yang telah diberi nomor.
d. Penyerbukan
e. Isolasi
Isolasi dilakukan agar bunga yang telah diserbuki tidak terserbuki oleh serbuk sari
asing. Dengan demikian betina harus ditutup, misalnya dengan isolatif.
page 12 / 13
M. Syukur | Teknik Pemuliaan Tanaman Cabai
Copyright Muhamad Syukur muhsyukur@ipb.ac.id
http://muhsyukur.staff.ipb.ac.id/2010/06/03/teknik-pemuliaan-tanaman-cabai/
f. Pelabelan
Ukuran dan bentuk label berbeda, tergantung janis tanamannya. Pada dasarnya
label terbuat dari kertas keras tahan air, atau plastik. Pada label antara lain tertulis
informasi tentang: 1) Nomor yang berhubungan dengan lapangan,
2) waktu persilangan, 3) Nama tetua jantan dan betina, 4) Kode pemulia/penyilang.
Hasil seleksi (pada no 2) dan hibridisasi (No 3) dalam masing-masing metode yang
diterapkan, perlu tahapan evaluasi. Prosedur untuk evaluasi cabai baik di kebun
percobaan maupun kebun petani, digunakan panduan tertentu.
page 13 / 13