Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
persepsi, dan tingkah laku. Keadaan afeksi atau mood yang berarti adanya suatu
corak perasaan yang sifatnya menetap (konstan) dan biasanya berlangsung untuk
Statistik umum gangguan ini yaitu kira‐kira 0,2% di Amerika Serikat dari
populasi umum dan sampai sebanyak 9% orang dirawat di rumah sakit karena
berdampak buruk bagi pasien itu sendiri. Salah satu dampak terburuk dari
gangguan ini adalah bunuh diri. Hal ini turut menyumbang tingginya angka bunuh
diri yang ada di dunia. Menurut data WHO (2015) pada tahun 2012, kasus
terjadinya bunuh diri yang terjadi di dunia bisa mencapai lebih dari 800.000 per
definitif adanya skizofrenia dan gangguan afektif bersama‐ sama menonjol pada
saat yang bersamaan, atau dalam beberapa hari sesudah yang lain, dalam episode
keduanya. Gejala yang khas pada pasien skizofrenik berupa waham, halusinasi,
1
gangguan suasana perasaan baik itu manik maupun depresif. Onset biasanya akut,
minggu.
1.2 TUJUAN
a. Tujuan Umum
Penulisan laporan kasus ini bertujuan untuk melengkapi syarat kepaniteraan
klinik senior (KKS) bagian jiwa di Rumah Sakit Jiwa Prof. HB Sa’anin.
b. Tujuan Khusus
1.3 MANFAAT
a. Bagi Penulis
c. Bagi masyarakat
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
skizofrenia dan defresif yang sama-sama menonjol dalam satu episode penyakit
yang sama. Gejala-gejala afektif diantaranya yaitu afek depresif, kehilangan minat
mudah lelah (rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja), dan menurunnya
aktivitas. Gejala lainnya yaitu konsentrasi dan perhatian berkurang, harga diri dan
kepercayaan diri berkurang, gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna,
pandangan masa depan yang suram dan pesimistis, gagasan atau perbuatan
membahayakan diri atau bunuh diri, tidur terganggu, dan nafsu makan berkurang.
Gejala skizofrenia juga harus ada antara lain merasa pikirannya disiarkan
mendengar suara-suara yang beraneka ragam. Onset yang tiba tiba pada masa
Skizofrenia
jiwa (PPDGJ-III):4
3
Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya dua
gejala atau lebih bila gejala gejala itu kurang tajam atau kurang jelas):
a) - “thought echo” = isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema
dalam kepalanya (tidak keras), dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya
pasrah terhadap suatu kekuatan dari luar; (tentang ”dirinya” = secara jelas
bermakna sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik atau mukjizat;
c) Halusinasi Auditorik:
- Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh.
4
d) Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat
Atau paling sedikit dua gejala di bawah ini yang harus selalu ada secara jelas:
e) Halusinasi yang menetap dan panca-indera apa saja, apabila disertai baik
(over-valued ideas) yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama
dan stupor;
h) Gejala-gejala negatif, seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang, dan
kinerja sosial; tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak
waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik
5
(prodromal). Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam
mutu keseluruhan (overall quality) dan beberapa aspek perilaku pribadi (personal
berbuat sesuatu sikap larut dalam diri sendiri (self-absorbed attitude) dan
perkiraan. Gangguan skizoafektif tipe depresif lebih sering terjadi pada orang tua
antisosial dan mempunyai afek tumpul yang nyata atau tidak sesuai. National
pernah didiagnosis gangguan afektif yang terdiri dari 59% depresi dan 22%
gangguan bipolar.1
Penyebab dari skizoafektif sulit dilakukan. Dugaan saat ini bahwa gangguan
skizoafektif mungkin mirip dengan etiologi skizofrenia. Oleh karena itu etiologi
6
2.4. Patofisiologi Skizoafektif
suatu patologi yang terpisah dari skizofrenia dan gangguan mood atau merupakan
gabungan dari keduanya yang terjadi secara bersamaan. Jika merujuk pada
yang sama, baik secara simultan atau secara bergantian dalam beberapa hari.2
Bila gejala skizofrenik dan depresi menonjol pada episode penyakit yang sama,
Gejala Mayor :
Afek Depresi
Gejala Minor :
7
Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna
Tidur terganggu
Untuk episode depresi dari ketiga kriteria mayor tersebut diperlukan waktu
lebih pendek dapat dibenarkan jika gejalan luar biasa dan berlangsung cepat.
minggu
biasa dilakukan
8
a. Semua gejala mayor harus ada
gejala amat berat dan onset sangat cepat, maka dibenarkan untuk
terbatas.
jawab akan hal itu, halusinasi auditorik biasanya berupa suara yang
2.6. Diagnosis
9
untuk gangguan skizoafektif (Tabel 1) mencerminkan perubahan yang telah
A. Suatu periode penyakit yang tidak terputus selama mana, pada suatu waktu.
Terdapat baik episode depresif berat, episode manik, atau suatu episode
Catatan : Episode depresi berat harus termasuk kriteria A1: mood terdepresi
B. Selama periode penyakit yang sama, terdapat waham atau halusinasi selama
bermakna dari lama total periode aktif dan residual dari penyakit..
D. Gangguan bukan kareka efek fisiologis langsung dari suatu zat (misalnya
obat yang disalahgunakan, suatu medikasi) atau suatu kondisi medis umum
karena cukup sering dijumpai sehingga tidak dapat diabaikan begitu saja. Kondisi-
kondisi lain dengan gejala-gejala afektif saling bertumpang tindih dengan atau
membentuk sebagian penyakit skizoafektif yang sudah ada, atau dimana gejala-
gangguan waham menetap jenis lain, diklasifikasikan dalam kategori yang sesuali
dalam F20-F29. Waham atau halusinasi yang tak serasi dengan suasana perasaan
gangguan skizoafektif.4
10
Pedoman Diagnostik Gangguan Skizoafektif berdasarkan PPDGJ-III4
beberapa hari yang satu sesudah yang lain, dalam satu episode penyakit yang
sama, dan bilamana, sebagai konsekuensi dari ini, episode penyakit tidak
Pasca-skizofrenia).
keduanya (F.25.2). pasien lain mengalami satu atau dua episode manik atau
depresi (F30-F33).
phencyclidine (PCP), dan beberapa pasien dengan epilepsi lobus temporalis secara
khusus kemungkinan datang dengan gejala skizofrenik dan gangguan mood yang
11
praktik klinis, psikosis pada saat datang mungkin mengganggu deteksi gejala
gangguan mood pada masa tersebut atau masa lalu. Dengan demikian, klinisi
boleh menunda diagnosis psikiatrik akhir sampai gejala psikosis yang paling akut
telah terkendali.1,4
a. Psikofarmaka
rumah sakit, medikasi, dan intervensi psikososial. Prinsip dasar yang mendasari
digunakan hanya jika diperlukan untuk pengendalian jangka pendek. Jika protokol
antipsikotik dan sekunder antidepresan obat. Namun, untuk mencapai efek yang
obat antipsikotik atipikal dan memiliki afinitas tinggi untuk dopamin-D2 dan
reseptor 5-HT2. Hal ini disetujui oleh Food and Drug Administration untuk
12
pengobatan gangguan psikotik. Komplikasi ekstrapiramidal dari risperidone
Awalnya itu berpikir bahwa berefek dengan suasana hati, SSRI menstabilkan
HT2 reseptor serotonin pada sel otot polos juga bisa meningkatkan vasokonstriksi.
menghindari efek samping obat dan aman bagi pasien direkomendasikan SSRI
yang lain yakni Sertraline. Sertralin memiliki efek samping yang sangat minimal
b. Psikoterapi
Menurut penelitian pengobatan hanya dengan obat tidak cukup untuk kesembuhan
pasien, tetapi juga harus diiringi oleh lingkungan keluarga yang mendukung dan
edukasi pada penderita dan keluarga, serta menggunakan obat long acting bisa
13
prognosis pasien dengan gangguan mood. Sebagai suatu kelompok, pasien dengan
gangguan skizoafektif memiliki prognosis yang jauh lebih buruk daripada pasien
dengan gangguan depresif, memiliki prognosis yang lebih buruk daripada pasien
dengan gangguan bipolar, dan memiliki prognosis yang lebih baik daripada pasien
yang mengikuti pasien selama dua sampai lima tahun setelah episode yang
ditunjuk dan yang menilai fungsi sosial dan pekerjaan, dan juga perjalanan
gangguan bipolar dan bahwa pasien dengan premorbid yang buruk; onset yang
khususnya gejala defisit atau gejala negatif; onset yang awal; perjalanan yang
tidak mengalami remisi; dan riwayat keluarga adanya skizofrenia. Lawan dari
masing-masing karakeristik tersebut mengarah pada hasil akhir yang baik. Adanya
atau tidak adanya gejala urutan pertama dari Schneider tampaknya tidak
14
BAB III
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS
MR : 030949
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : tamat SD
Pekerjaan : Pedagang
1. Keluhan Utama
Merasa bingung dan gelisah sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit.
15
Pasien berjalan mondar mandir tak jelas
Pasien diketahui juga tidak minum obat 3 hari sebelum masuk rumah sakit
Tidak ada
minum alkohol.
Pasien mengaku sudah putus obat kurang lebih 3 hari sebelum masuk
rumah sakit
e. Riwayat Alergi
16
Pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan anak seusianya
orangnya suka berteman dan supel, namun pasien sering marah dan emosi
nya labil.
e) Masa Dewasa
I. Riwayat Pendidikan
SD
IV. Agama
Islam
V. Aktivitas sosial
Pasien tinggal bersama orangtua dan berniat untuk hidup lebih baik
17
Pasien hamil diluar nikah.
Skema Pedegree
Pasien
: Wanita : meninggal
Pasien merasa kehidupannya pahit, ada suka dan duka nya juga
18
Pasien merasa keluarga tidak sayang sama dirinya
a. Deskripsi umum
- Mood : disforik
- Afek : terbatas
- Keserasian : Koheren
e. Pikiran
- Kesadaran : Composmentis
- Orientasi
Waktu : Baik
Tempat : Baik
Orang : Baik
- Daya ingat
19
Daya ingat jangka panjang : Baik
- Tilikan :3
Kesadaran : CMC
Nadi : 88x/menit
Nafas : 19x/menit
Suhu : 36,7 C
Berat Badan : 63 kg
20
Status Gizi : Normoweight
GCS : E4M6V5
Sensorik : baik
patella ((++/++)
Rutin :
Hematokrit : 36,20 %
21
Trombosit : 47.000 mm3
Anjuran :
Darah Lengkap
Keluarga berharap agar pasien dapat sehat
VI. Formulasi diagnosis
perilaku dan perasaan yang secara klinis bermakna dan hendaya (disability)
sampai F4.
– marah tanpa sebab. Pasien juga memiliki waham kejar Pasien juga ditemukan
merasa murung dan mengurung diri , merasa ingin bunuh diri, afek yang
hipotim
skizofrenia (F20.-) episode depresi (F32.-). Maka pada pasien ini ditegakkan
22
Berdasarkan anamnesis dan rekam medik tidak ditemukan adanya
gangguan kepribadian dan gangguan medis umum pada pasien, sehingga tidak
ada diagnosis pada aksis II, aksis III. Pasien memiliki masalah karena berpisah
dengan suaminya.
Organobiologik (-)
Psikologis
23
IX. Penatalaksanaan
A. Farmakoterapi
Fluoxetin 1x10 mg .
B. Non Farmakoterapi
Psikoterapi
Suportif
tetap sabar menghadapi pasien, karena dibutuhkan waktu dan kesabaran yang
Kognitif
Menerangkan tentang gejala penyakit pasien yang timbul akibat cara berpikir
dihadapi.
Keluarga
24
Memberikan penyuluhan bersama dengan pasien yang diharapkan keluarga
kondisi pasien.
Sosial-budaya
Terapi kerja berupa memanfaatkan waktu luang dengan melakukan hobi atau
Religius
amalan sunah seperti mengaji, berzikir, dan berdoa kepada Allah SWT.
XIII. PROGNOSIS
25
Quo ad fungtionam : Dubia ad bonam
26
BAB IV
ANALISIS KASUS
Pasien datang dibawa mama nya beserta ayahnya karena gaduh gelisah.
Pada pasien ini merupakan keluhan jiwa kelima yang muncul dalam hidup pasien,
yang kurang baik pada pasien. Keluarga pasien perlu diedukasi agar pasien
mendapatkan dukungan yang baik agar sembuh dari penyakitnya, dan juga
kesembuhan pasien.
pada pasien. Pasien tinggal di bandar buat, oleh karena itu, pasien dapat langsung
27
BAB V
KESIMPULAN
penyakit dengan gejala psikotik yang persisten, seperti halusinasi atau delusi,
bagi pasien itu sendiri. Salah satu dampak terburuk dari gangguan ini adalah
bunuh diri. Hal ini turut menyumbang tingginya angka bunuh diri yang ada di
dunia. Modalitas terapi yang utama untuk gangguan skizoafektif adalah perawatan
di rumah sakit, medikasi, dan intervensi psikososial. Prinsip dasar yang mendasari
diikuti jika semuanya diindikasikan dan bahwa antipsikotik digunakan hanya jika
28
DAFTAR PUSTAKA
1. Sadock BJ, Kaplan HI, Grebb JA. Kaplan & Sadock’s Synopsis of
Psychiatry. 9th ed. Philadelpia: Lippincott William & Wilkins: 2003
2. Benjamin J., Sadock MD. Virginia A. Kaplan & Sadock’s Pocket
Handbook of Psychiatric Drug Treatment
3. Kaplan HI,Sadock BJ, dan Grebb JA. Sinopsis Psikiatri, Jilid II. Binarupa
Aksara. Tangerang: 2010. 33-46
4. Maslim R. Diagnosis Gangguan Jiwa: Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III.
Bagian Ilmu Kesehatan Jiwa FK-Unika Atmajaya: Jakarta; 2001.
5. Maslim R. Diagnosis Gangguan Jiwa: Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III
dan DSM-5. Bagian Ilmu Kesehatan Jiwa FK-Unika Atmajaya: Jakarta;
2013.
6. Maslim R. Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Bagian Ilmu Kesehatan
Jiwa FK-Unika Atmajaya: Jakarta
7. Melissa Conrad Stöppler. 2013. Schizoaffective disorder.
http://www.medicinenet.com. Diakses: 07 januari 2019
8. Ranjbar F, Sadeghi-Bazargani H, Niari Khams P, Arfaie A, Salari A,
Farahbakhsh M. Adjunctive treatment with aripiprazole for risperidone-
induced hyperprolactinemia. Neuropsychiatric Disease and Treatment.
2015; 11:549-55.
29