Anda di halaman 1dari 16

Revitalisasi Moral Untuk Siswa Melalui Bimbingan Konseling Sebagai

Wujud Pendidikan Karakter

Disusun Untuk Memenuhi TugasKelompok


Mata Kuliah Bimbingan Konseling
Progam Sarjana S1 Program Studi Pandidikan Agama Islam (PAI)
Fakultas Tarbiyah Semester V kelas F
Dosen Pengampuh : Sobari Waluyo Sejati, S. Pd, M. Pd

Di Susun Oleh :
1. AKHMAD KHOERUDIN (15115764)
2. FATIH MUHAMMAD AC (15115769)
3. NURCAHYANI PUTRI AL (15115636)
4. SITI WINARSIH (15115611)
5. SRI SUNARTI (15115755)

INSTITUT AGAMA ISLAM NAHDATUL ULAMA


(IAINU) KEBUMEN
2017

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah Swt., yang

telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami

dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini, yang berjudul “Revitalisasi Moral

Untuk Siswa Melalui Bimbingan Konseling Sebagai Wujud Pendidikan

Karakter”. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas individu mata kuliah

Bimbingan Konseling Shalawat dan salam semoga selalu dilimpahkan kepada

junjungan kita nabi agung Muhammad SAW, sebagai pembawa panji islam dan

penerang umat.

Dalam penyusunan makalah ini penyusun mendapat bantuan dari berbagai

pihak, sehinggan sudah selayaknya penyusun ucapkan terima kasih kepada:

1. Yth. Sobari W.S, S. Pd, M. Pd, selaku dosen mata kuliah Bimbingan Konseling

Ditengah kesibukannya beliau bersedia meluangkan waktunya untuk

mencurahkan ilmunya kepada kami, memberikan bimbingan, dorongan dan

motivasi kepada kami agar mejadi calon guru yang yang baik, dan kelak

semoga menjadi guru yang baik, serta supaya kami bersungguh-sungguh dalam

menuntut ilmu, sehingga kami pun dapat menyelesaikan penyusunan makalah

ini.

2. Kedua orang tua kami yang tidak henti-hentinya mendo’akan kami,

memberikan suport, dorongan dan motivasi baik materil maupun moril kepada

kami sehingga makalah ini dapat kami selesaikan penyusunannya.

3. Semua rekan-rekan mahasiswa yang telah membantu tersusunnya makalah ini.

ii
4. Semua pihak yang telah membantu sehingga kami dapat menyelesaikan

penyusunan makalah ini.

Penyusun menyadari makalah ini jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik

dan saran dari pembaca sangat penyusun harapkan. Dan semoga makalah ini

bermanfaat bagi penyusun khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Kebumen, ........................ 2017

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................... i

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 3

C. Tujuan Pembahasan .................................................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 4

A. Pengertian Revitalisasi Moral untuk Siswa melalui Bimbingan Konseling

sebagai Wujud Pendidikan Karakter ......................................................... 4

B. Cara Merevitalisasi Moral Siswa .............................................................. 7

C. Buah Revitalisasi Moral melalui Bimbingan Konseling yang positif ...... 9

BAB III PENUTUP ...............................................................................................11

A. Kesimpulan ..............................................................................................11

B. Saran ........................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................12

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seiring tumbuhya perkembangan zaman yang diwarnai dengan adanya

tekhnologi yang memungkinkan dunia ada di genggaman tangan kita, hal

demikian tidak menutup kemungkinan bagi peserta didik untuk turut mencicipi

perkembangan tekhnologi tersebut, jaringan tekhologi yang di bantu internet

membuat sebuah jaring laba- laba yang membentang di selimut bumi membuat

kita berhak memiliki segala informasi tanpa batas.

Disislain lahirnya media social (medsos) yang mana memiliki beberapa

damak negative, seperti yang mana isu akhir ini banyak penipuan yang lahir

dari medsos tersebut, korban dari pada dampak negative medsos buan hanya

rang dewasa melainkan juga remaja kita yang tak menutup pandang mereka

adalah peserta didik SMP atau SMA sederajat.

Keadaan yang demikian pula tidak memnutup pandang adanya pluralisme

yang mana imbas dari globalisasi yang tak terkendali membuat remaja kita tak

terkedali pula secara mental dan moralnya.Kejadian miris yang menimpa

Indonesia yang notabenya sudah merdeka, namun sangat disayangkan jika

dalam perjalanan kemerdekaan Indonesia ternyata Indonesia masih terjajah

oleh krisisnya moral dan mental.

Menyegarkan kembali sebuah kalimat yang pernah terucap oleh presiden

Republik Indonesia yang pertama yakni Ir. Soekarno yang mana dalam

pidatonya di sampaikan “perjuanganku masih lebih ringan karena saya hanya

1
melawan penjajah, tapi perjuangan kalian kelak akan lebih sulit karena kalian

akan melawan bangsa kalian sendiri”, begitulah kurang lebih kalimah beliau.

Hal tersebut kini kian terasa dalam kalimat melawan bangsa sendiri hal ini

bisa bermakna banyak akan tetapi dalam perspektif kami hal yang terutama

adalah krisisnya moral. Lalu dengan apa kita akan melawanya ?.dalam hal ini

menurut kami adalah dengan merevitalisasi moral melalui bimbingan konseling

sehingga akan tercapai pendidikan karekter, sebagai mana seperti judul

makalah kami ini “Revitalisasi Moral untuk Siswa melalui Bimbingan

Konseling sebagai Wujud Pendidikn Karakter”.

Revitalisasi moral merupakan upaya untuk menciptakan pendikan karakter

melalui bimbingan konseling, sedangakan pendidikan karakter merupakan

upaya pembangunan atau rekonstruksi nilai-nilai moral bangsa.Karena sudah

merupakan tanggung jawab negara membentuk atau melestarikan nilai-nilai

karakter luhur suatu bangsa.Karena nilai-nilai inilah yang mempersatukan suku,

ras, etnik, dan agama bangsa Indonesia yang sangat beragam.Keberagaman

yang ada di Indonesia merupakan kelebihan sekaligus potensi penyerangan dari

dalam maupun luar negeri. Sehingga perlu ada koridor yang jelas bagaimana

hidup bernegara di tanah air Indonesia1.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan tersebut, dalam makalah ini kami mencoba

merumuskan beberapa masalah diantaranya:

1
Ahmad Tafsir, Pendidikan Islam (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), halaman 110.

2
1. Apa yang dimaksud dengan “Revitalisasi Moral untuk Siswa melalui

Bimbingan Konseling sebagai Wujud Pendidikan Karakter” ?

2. Bagaimana cara merevitalisasi moral melalui bimbingan konseling ?

3. Apa saja karakter yang akan ditimbulkan oleh siswa setelah di revitalisasi

melalui bimbingan konseling ?

C. Tujuan Pembahasan

Berdsarkan rumusan masalah diatas, maka dalam penyusunan makalah ini

bertujuan agar penulis khususnya dan pembaca pada umumnya dapat:

1. Mengetahui maksud dari Revitalisasi Moral ntuk Siswa melalui Bimbingan

Konseling sebagai Wujud Pendidikan Karakter.

2. Mengetahui cara merevitalisasi moral melalui bimbingan konseling.

3. Karakter yang akan dihasilkan oleh peserta didik jika revitalisasi ini benar-

benar di lakukan oleh konselor.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Revitalisasi Moral untuk Siswa melalui Bimbingan Konseling

sebagai Wujud Pedidikan Karakter.

Revitalisasi adalah cara, proses, perbuatan menghidupkan atau

meningkatkan kembali2, sedangkan kata "revitalisasi" menurut Kamus Besar

Bahasa Indonesia (KBBI) proses, cara, perbuatan menghidupkan atau

menggiatkan kembali.

Di dalam kamus Meriam- Webster3 moral berhubungan dengan apa yang

benar dan apa yang salah dalam perilaku manusia, di anggap benar dan baik

oleh kebanyakan orang sesuai dengan standar perilaku yang tepat pada

kelompok atau masarakat.

Menurut zainuddin Saifullah Nainggolan moral adalah suatu tendensi 4

rohani untuk melakukan seperangat standar dan noma yang mengatur perilaku

seseorang dan masyarakat, sedangkan menurut kamus psikologi moral megacu

kepada Akhlak yang sesuai dengan peraturan sosial, atau menyangkut hukum

atau adat kebiasaan yang mengatur tingkah laku.

Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwasanya siswa merupakan

subjek utama dalam pendidikan, dialah yang belajar setiap saat. Ketika siswa

2
Heppy El Rais, 2015, Kamus Ilmiyh Populer. (Yogyakarta : Pustaka pelajar cetakan II)
3
Sebuah perusahaan Amerika Serikat yang menerbitkan buku referensi
4
Kecenderungan.

4
belajar tidak harus selalu berinteraksi dengan guru dalam proses interaksi

edukatif.5

Proses pembelajaran didalam kelas memiliki waktu yang terbatas. Di satu

sisi pendidik (guru) di tuntut untuk menyampaikan pengetahuan seluas-

luasnya kepada peserta didik. Disisi lain, sesuai fungsinya sebagai pembimbing,

gurupun dituntut untuk membantu memecahkan berbagai persoalan yang

dihadapi peserta didik dalam proses pembelajaran.6

Sedangkan bimbingan konseling dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

(KBBI) memiliki makna sebagai berikut7:

1. Pemberian bimbingan oleh yang ahli kepada seseorang dengan

menggunakan metode psikologis dan sebagainya; pengarahan

2. Pemberian bantuan oleh konselor kepada konseli sedemikian rupa sehingga

pemahaman terhadap kemampuan diri sendiri meningkat dalam

memecahkan berbagai masalah; penyuluhan.

Menrut Jones Guidance is the help given by one person to another in

making choice and adjustments and in solving problems.Dalam pengertian

tersebut terkandung maksud bahwa tugas pembimbing hanyalah membantu

agar individu yang dibimbing mampu membantu dirinya sendiri, sedangkan

keputusan terakhir tergantung kepada individu yang di bimbing (klien).

5
Syaiful Bahri Djamarah , 2011, Psikologi Belajar(Jakarta: Rineka Cipta cetakan III)
halm 80
6
Tohirin, 20017 Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah Berbasis Integrasi
(Jakarta: PT Grafindo Persada) halm 4.
7
Utami Munandar, 2004, Pengembangan Kreatif Anak Berbakat, Jakarta, PT Rineka
Cipta, hal. 18

5
Beriringan dengan bimbingan banyak ahli pula yang memberikanmakna

tentang konseling menurut Jamess P Adam yang di kutip oleh Depdikbud

konseling adalah suatu pertalian timbal balik antara dua orang individu dimana

seorang konselor membantu yang lain (konseli) supaya dia lebih baik

memahami dirinya dalam hubunganya dengan masalah hidup yang dihadapinya

pada waktu itu dan pada waktu yang akan datang.

Kegiatan konseling memiliki ciri- ciri sebagai berikut8 :

1. Pada umumnya dilaksanakan secara individual.

2. Pada umumnya dilakukan dalam suatu perjumpaan tatap muka.

3. Untuk mellakukan konseling di butuhkan orang yang ahli.

4. Tujua pembicaraan dalam proses konseling ini di arahkan untuk memcahkan

masalah yang di hadapi klien

5. Individu yang menerima layanan (klien) akhirnya mampu memecahkan

masalahnya dengan kemampuan sendiri.

Pendidikan Karakter adalah pendidikan untuk membentuk

penyempurnaan diri individu secara terus menerus dan melatih kemampuan

diri demi menuju kearah hidup yang lebih baik.

Sehingga dari paparan diatas dapat disimulkan bahwasanya Revitalisasi

Moral untuk Siswa melalui Bimbingan Konseling sebagai Wujud Pendidikan

Karakter adalah suatu proses atau cara untuk meningkatkan kembali moral

siswa yang mana notabenya siswa adalah subjek utama dalam pendidikan,

8
Soetjipto da Raflis Kosasi,Profesi Keguruan ( Jakarta : Rineka Cipta, 2011) hlm. 63.

6
peningkatan tersebut dapat dilakukan melalui upaya bimbingan konseling

untuk mewujudkan pendidikan berbasis moral.

B. Cara Merevitalisasi Moral Siswa.

Sejak gerakan Bimbingan dan konseling mulai berkembang di Amerika

Serikat telah dikembangkan sejumlah kerangka berfikir yang menjadi pedoman

dan pegangan dalam memberikan pelayanan bimbingan di sekolah9.

Program bimbingan menjadi penting dan perlu di pertimbangkan bagi

seorang konselor karena sudah tentu program bimbingan di masing- masing

jenjang akan berbeda, meskipunpelayanan bimbingan dijenjang dan tahap

pendidikan sekolah secara ideal saling berkaitan dan berkesinambungan.

Perbedaan tersebut terjadi karena tahap perkembangan berlainan dan

tujuan institusional pada lembaga sekolah diberbagai jenjang pendidikan

berlainan juga. Dibawah ini akan digariskan rambu- rambu bagi program

bimbingan di jenjang pendidikan tertentu dengan meninjau enam aspek yang

berkaitan dengan suatu program bimbingan, yaitu10 :

1. Tujuan jenjang pendidikan tertentu

2. Kebutuhan peserta didik pada tahap perkembanagan tertentu

3. Pola dasar yang sebaiknya di pegang

4. Komponen bimbingan

5. Bentuk bimbingan dan

6. Unsur personil bimbingan yang akan diarahkan.

9
W.S Winkel dan M.M Si Hatuti,Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan
(Yogyakarta: Media Abadi.2013), halm 92
10
Ibid halm. 135

7
Setelah guru memahami program bimbingan sebagai pedoman tugas

mengajarnya maka langkah selanjutnya adalah guru memposisikan diri untuk

turut aktif menjadi konselor, berikut cara meningkatan disiplin moral bagi

peserta didik11 :

1. Menunjukan kewenangan moral didalam kelas, dalam hal ini guru adalah

kewenangan moral sentral di kelas. Maksudnya guru berfungsi sebagai

pembimbing moral artinya guru turut serta memperhatikansiswanya yang

melakukan pelanggaran moral, misanya seperti : membuli, berkata tidak

sopan dan lainya.

2. Menggunaka pendekatan kooperatif dalam pendekatan peraturan, yakni

membuat peratura kelas secara bersama- sama antara guru dan siswanya.

Menurut Jean Piaget peraturan yang dibebankan dengan tekanan eksternal

akan tetap menjadi hal eksterna bagi jiwa anak- anak. Peraturan yang

didasarkan pada rasa hormat dan menghrmatakan berakar dalam benakanak-

anak.

3. Membuat dan menegakan konsekuensi.

4. Merangkul siswa yang pembangkang.

5. Membuat pertmuan pribadi, maksudnya guru meluangkan waktu khusus

untuk bertemu secara pribadi dengan siswa tertentu.

6. Memberikan dukungan Situasional untuk Kontrol diri yaitu sesuatu yang

membantu siswa mengontro perilaku.

7. Bereksperimen untuk meneemukan cara yang efektif.

11
Thoma Lickona.Pendidikan Karakter Panduan Lengkap Mendidik siswa menjadi
Pintar dan BaikI, (Bandung: Nusa Media. 2013). Halm. 150.

8
8. Menggunakan insentif positif yaitu pendekatan secara positif maksudnya

contohnya dalam suatu kelas ada satu anak yang sring memukul temanya,

tetapi setelah diberikan hukuman anak tersebut tidak pernah meraa jera,

sehingga perbuataya akan senantiasa terulang. Disinilah kemudian insentif

positif atau endekatan psitif diberlakukan, yakni misalnya jika anak tersebut

berpeilku baik di suatu hari maka akan di berikan hadiah misalnya stiker,

jika dia berperrilaku bik selama satu minggu maka anak tersebut diberikan

pin anak super atau yang lainya.

9. Melibatkan orang tua, alam melibatkan orang tua ada bebrapa upaya yang

dapat dilakuakan diantaranya sebagai berikut :

a. Mengirim salinan rencana disiplin kelas kepada orang tua.

b. Memberikan persoalan kedisiplinanpada orang tua jika guru merasa

benar- benar membutuhkan bantuan dan akan lebih baik jika dilakukan

dengan cara positif ketimbang punitive.

c. Bertemu langsung dengan orang tua.

d. Jika emang diandang perku, terapkan kerjasama seklah rumah untuk

mempebaiki perilaku anak.

C. Buah Dari Revitalisasi Moral Melalui Bimbinga Konseling yang baik.

Adapun hasil atau manfaat yang akan dihasilkan dari adanya

peningkatkan moral melalui BK yang positife sebagai berikut :

1. Anak akan merasa nyaman terhadap guru sehingga akan memicu

meningkatnya hasil prestasi belajar peserta didik.

9
2. Memacu peserta didik agar aktif dalam belajar.

3. Membentuk pribadi peserta didik yang lebih baik dan bertanggung jawab.

4. Membangung karakter yang baik pada peserta didik.

5. Meminimalisir kenakalan remaja, melalui kerjasama bersama orang tua

untuk turut andil dalam perbaikan moral peserta didik.

6. Menjalin hubungan baik antra pihak sekolah dan keluarga peserta didik.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian diatas dapatkami simpulkan sebagai berikut :

1. Maka pada akhirnya, Bimbingan Konseling sangat berperan penting dalam

revitalisasi moral untuk siswa sebagai wujud pendidikan karakter.

2. Reitalisasi moral akan berhasil dan berdampak baik ika adanya kerjasama

pihak guru dan orang tua

3. Revitalisasi atau usaha peningkatan moral aan berbuah baik untu siswa.

B. Saran

Alhamdulillah, makalah yang kami susun, dapat selesai tepat pada

waktunya. Kami sudah berusaha semaksimal mungkin dalam menyusun

makalah ini, namun pastinya masih ada kekurangan, karena tidak ada satupun

didunia ini yang sempurna kecuali Allah SWT. Oleh karena itu kami

mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Atas kritik dan sarannya kami

ucapkan terima kasih. Semoga makalah ini dapat bermanfaat kepada kita

semua.

11
DAFTAR PUSTAKA

____ Nata, Abbuddin. Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran. Jakarta:

Kencana. 2009.

____ Tohirin. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (berbasis

integrasi). Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. 2007

____ Winkel dan Sri Hastuti.Bimbingan Konseling di Institusi Pendidikan.

Yogyakarta: Media Abadi. 2013

____ Soetjipto dan Raflis Kosasi.Profesi Keguruan. Jakarta : Rineka Cipta.2011

____ Lickona Thomas. Pendidikan Karakter Paduan Lengkap Mendidik Siswa

Menjadi Pintar dan Baik.Bandung : Nusa Media. 2013

___ Rais El Heppy. Kamus Ilmiah Populer. Yogyakarta : Pustaka pelajar . 2015

12

Anda mungkin juga menyukai