Coalbed Methane Di Indonesia
Coalbed Methane Di Indonesia
Dibuat sebagai tugas mata kuliah geologi migas non konvensional pada Jurusan
Teknik geologi Fakultas Teknik
Universitas Syiah kuala
Disusun Oleh:
SAHBUDIN
1604109010003
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Kelangkaan bahan bakar minyak menjadi salah satu masalah yang
tengah dihadapi Indonesia saat ini. Indonesia yang dulu dikenal sebagai negara
penghasil minyak dan gas bumi yang cukup besar kini mengalami kenaikan
harga BBM yang disebabkan oleh ketergantungan masyarakat terhadap bahan
bakar minyak sehingga Indonesia harus mengimpor minyak bumi dari negara
lain. Padahal di lain sisi masih banyak sumber energi di Indonesia yang apabila
dikelola dengan baik tidak akan kalah kualitasnya dengan bahan bakar minyak,
seperti energi panas bumi (geothermal), gas metana batubara (coal bed
mengelolanya.
gas metana batubara (coal bed methane) atau biasa disebut CBM.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.CBM Indonesia
Coalbed methane (CBM) adalah bentuk dari gas alam yang terjadi di
batubara. Cadangan CBM di Indonesia adalah salah satu cadangan CBM terbesar
di dunia. Saat ini, cadangan negara diperkirakan kurang lebih 453 triliun kaki
kubik (tcf) yang setara dengan sekitar enam persen dari total cadangan CBM
dunia. Angka ini juga menunjukkan bahwa cadangan CBM di Indonesia lebih dari
dua kali lipat cadangan gas alam dunia. Namun, pemanfaatan di Indonesia dari
a. Riau
b. Bengkulu
Sanga Sanga di Kalimantan Timur yang mendapat penghargaan - pada tahun 2009
Perusahaan energi milik negara Pertamina melakukan proyek CBM kedua dunia
di negara ini.
Renewable
6% 26%
Energy
• Bumi Resources
a. Sekayu I
Selatan Sumatera Energy Inc (SSE), yang dalam proses diubah menjadi
memiliki potensi CBM dari 180 tcf, dan memiliki manfaat infrastruktur minyak
dan gas yang ada cukup besar. The PSC meliputi area seluas 583 km 2. Sampai saat
ini partner sudah dibor dua inti-ke-pilot sumur dan satu inti dengan baik. Kegiatan
dewatering sudah dimulai di dua sumur uji coba, dengan gas yang telah mengalir
ke permukaan.
Signed
May 2008
b.Sekayu II
terdiri dari dua blok, yang berdekatan dengan PSC CBM Sekayu I, di mana
Star Energy yang mempunyai dan mengoperasikan tumpang tindih PSC yang
konvensional.
Signed
October 2012
pada 13 November 2008. Ephindo mempunyai hak ekonomis yang efektif dari
CBM Inc Barat (SWCI), yang dimiliki bersama oleh Dart Energy Ltd pasangan
km2, namun sejak itu telah dikurangi menjadi 1.168 km2 setelah pelepasan wajib
10%..
yang tinggi akan meningkatkan produksi gas karena proses desorpsi gas terjadi
cepat. Makalah ini menyajikan sebuah ide baru untuk mempercepat produksi
reservoir CBM dengan menerapkan stimulasi vibrasi kepada sampel core CBM
yang diperkirakan secara konservatif efek dari vibrasi tersebut akan memperbaiki
properti batuan (porositas dan permeabilitas) dari sampel core CBM tersebut.
a.Anisotropy
Anisotropi (Anisotropy) adalah : sifat (permeabilitas) material yang tidak
seragam pada arah aliran rembesan yang berbeda. Misalnya, penyerapan pada
lapisan batubara, permeablilitas arah mendatar berbeda dengan arah vertical.
b.Kapasitas Gas
Rank atau tingkat kematangan batubara, yang ditunjukkan dengan nilai
vitrinit reflectance (Ro) batubara. Batubara dengan rank menengah Ro 0,55% - 2
% memiliki kapasitas serapan gas metan yang baik. Makin besar tekanan makin
besar kapasitas serapan gas tetapi dengan kecepatan yang makin berkurang
sewaktu mendekati batas jenuhnya. Makin tinggi temperatur makin kecil kapasitas
serapannya atau mempertinggi desorpsi gasnya. Makin tinggi kandungan mineral
matternya, makin kecil kapasitas serapan gasnya.
c.Saturation
Hasil lain dari proses coalifikasi adalah air. Air memiliki tempat yang
penting dalam analisa CBM. Air dapat tersimpan dibatubara melalui dua cara,
yaitu : (a) sebagai air yang terikat di matriks batubara dan (b) sebagai air bebas
pada cleat.
d.Porositas
Sebagai produksi terjadi dari reservoir batubara, perubahan tekanan yang
diyakini menyebabkan perubahan porositas dan permeabilitas batubara. Hal ini
umumnya dikenal sebagai penyusutan matriks / pembengkakan. Sebagai gas
desorbed, tekanan yang diberikan oleh gas di dalam pori-pori berkurang,
menyebabkan mereka menyusut dalam ukuran dan membatasi aliran gas melalui
batubara. Seperti pori-pori mengecil, menyusut matriks secara keseluruhan juga,
yang akhirnya dapat meningkatkan ruang gas dapat berjalan melalui (yang cleat),
meningkatkan aliran gas.
BAB II
PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasil bahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa :
1. CBM berpotensi dalam program diversifikasi energi nasional.
2. Mengembangkan sumber CBM nasional adalah salah satu cara untuk
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Coalbed Methanes in Indonesia - http://www.indonesia-
investments.com/id/bisnis/komoditas/coalbed-methane/item269. Diakses
pada 25 Mei 2019.
Anonim. Operations – http://www.ephindo.com/operations. Diakses pada 25 Mei
2019.
Anonim. 2010. MENENTUKAN CADANGAN CBM (COAL BED METHANE)
MENGGUNAKAN METODE MATERIAL BALANCE -
http://semutberbisik.blogspot.com/2010/02/menentukan-cadangan-cbm-
coal-bed.html. Diakses pada 25 Mei 2019.
Suryana, Asep dan Fatimah. 2012. Tinjauan Terhadap Bitumen Padat Dan Gas
Metan Batubara Di Indonesia - http://psdg.bgl.esdm.go.id. Diakses pada 19
Mei 2019.