Anda di halaman 1dari 15

PANDUAN PROSES STERILISASI BARANG

SINGLE-USE- REUSE

RUMAH SAKIT ROYAL PRIMA JAMBI 2019

KATA PENGANTAR

1
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmatNya, buku Panduan Proses
Sterilisasi Barang single-use diproses Re-use ini dapat diselesaikan.

Dalam beberapa tahun terakhir, kemajuan yang pesat dalam desain, produksi dan penggunaan
alat kesehatan telah memberikan manfaat besar buat pasien selama proses operasi dan
perawatan. Namun, beberapa isu tentang kepentingan keselamatan, etika dan legalitas timbul
saat terjadi penggunaan ulang dari alat yang diproduksi untuk sekali pakai.Penggunaan alat
single use yang seharusnya sekali pakai, dilakukan proses sterilisasi sampai menjadi alat steril
yang siap dipakai kembali.Proses sterilisasi barang single use di Rumah Sakit dilakukan dengan
berbagai alasan antara lain harga alat mahal, keterbatasan dana dan lain sebagainya.

Terkait dengan permasalahan tersebut,panduan untuk proses ulang barang single-use dirasa
sangat penting agar setiap proses mulai dari mengumpulkan barang kotor, pre-cleaning dan
cleaning sampai proses steril harus mengikuti aturan yang sesuai dengan standar sehingga
semua petugas pelaksana mempunyai pemahaman yang sama.

Sebagi salah satu pemecahan masalah dari temuan temuan Surveyor JCI,temuan PPIRS dan
sekaligus menjawab pertanyaan-pertanyaan dari petugas Unit Kerja yang melakukan proses
pencucian dan pengemasan barang single-use ke proses reuse maka Ka. Instalasi Sterilisasi
Sentral dengan Pimpinan Rumah Sakit mengadakan rapat koordinasi yang dipimpin oleh
Direktur Utama ,Komite Medik, Komite Keperawatan dan PPIRS untuk memutuskan harus
ada Kebijakan tentang Proses sterilisasi barang Single-use yang draftnya disusun oleh Kepala
Instalasi Sterilisasi Sentral.

Buku Panduan Proses Sterilisasi Barang single-use di proses reuse sebagai lampiran dari Surat
Keputusan, sangat diperlukan sebagai acuan dalam pelaksanaan proses sterilisasi barang single-
use - reuse sesuai dengan standar keselamatan pasien di Rumah Sakit.

Menyadari bahwa dalam penyusunan buku Panduan Proses Sterilisasi Barang single-use di
proses reuse masih jauh dari sempurna, diharapkan saran dan kritik dari Pimpinan, Konsultan
JCI,Ketua Komite PPIRS dan semua pihak yang terkait sebagai penyempurnaan buku panduan
ini di kemudian hari.

2
Pada kesempatan yang baik ini kami sebagai penyusun mengucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang sudah membantu terbitnya buku Panduan ini dan harapan kami agar buku ini
dapat dipergunakan sebagai panduan dalam melakukan proses sterilisasi barang single-use ke
reuse.

Balikpapan , Juni 2013

Tim Penyusun

3
DAFTAR ISI

Tim Penyusun

Kata Pengantar

Sambutan Direktur Utama

Daftar Isi

Bab I : Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Ruang Lingkup
D. Dasar Hukum
Bab II : Ketentuan Umum

A. Pengertian
B. Faktor Pertimbangan
Bab III : Single Use diproses Re use
A. Tujuan Proses Sterilisasi barang Single use
B. Persyaratan Barang Single Use bisa di re use
C. Tahapan Proses Sterilisasi Barang Single use
D. Proses Sterilisasi Alat Single Use
Bab IV : Monitoring dan Evaluasi
A. Monitoring
B. Evaluasi
Bab V : Penutup

Daftar Pustaka

Lampiran
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Barang single use adalah suatu alat atau bagian dari suatu benda termasuk segala macam
komponen, suku cadang, aksesori yang ditujukan untuk sekali pakai dalam diagnosis atau

4
terapi medis pada manusia yang dikelompokkan kedalam peralatan kritis yang harus
disediakan dalam keadaan steril atau yang harus disediakan setelah diproses dengan
desinfeksi tingkat tinggi (DTT). Penggunaan barang single use yang seharusnya sekali pakai
di buang banyak dilakukan di Rumah Sakit untuk di proses ulang sampai menjadi barang
steril. Proses sterilisasi barang re-use di RS dilakukan dengan berbagai alasan antara lain
harga barang nya mahal , keterbatasan dana dan sebagainya.
Karena barang-barang tersebut diproduksi dan disiapkan untuk sekali pakai / single use
maka proses ulang pakai (re-use) kemungkinan akan menimbulkan beberapa masalah -
masalah baik terhadap penderita ataupun terhadap petugas RS yang tentunya berdampak
terhadap penurunan mutu pelayanan Rumah Sakit .Oleh sebab itu agar permasalahan yang
kemungkinan terjadi dapat dihindarkan lebih awal bila dilakukan proses sterilisasi barang
single-usemaka perlu dipertimbangkan beberapa faktor ,seperti pertimbangan teknis,
pertimbangan klinis, keamanan personil, etika - mediko legal dan Cost effective.
Dengan memperhatikan dan mempertimbangkan permasalahan tersebut diatas yang terkait
dengan proses Sterilisasi barang single-use maka diadakan rapat kordinasi dibawah
pimpinan Direktur Utama,Komite Medik, Komite Keperawatan dan Komite PPIRS hasil
pertemuan memutuskan dan menugaskan kepada Kepala Instalasi Sterilisasi Pusat untuk
menyempurnakan draft SK Kebijakan barang single-use.
Sebagai tindaklanjut dari hasil pertemuan maka Instalasi Sterilisasi Sentral merasa perlu
membuat buku Panduan Proses Sterilisasi barang single-use dan membuat draf SK
Kebijakan Pemberlakuan buku Panduan Proses Sterilisasi barang single-use ke reusesebagai
pengganti SK Kebijakan barang single-use

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Sebagai panduan untuk penyelenggaraan proses sterilisasi barang single use
dilingkungan Rumah Sakit Royal Prima Jambi

2. Tujuan Khusus
a. Menyelenggarakan proses sterilisasi barang single use berdasarkan pertimbangan
teknis seperti ruangan kerja, fasilitas dan Sumber Daya Manusia
b. Menyelenggarakan proses sterilisasi barang single use berdasarkan pertimbangan
klinis (patient safety)
c. Menyelenggarakan proses sterilisasi barang single use berdasarkan pertimbangan
etika dan medico legal
d. Menyelenggarakan proses sterilisasi barang single use berdasarkan pertimbangan
cost effectiveness

5
e. Memahami proses sterilisasi barang single-use sesuai dengan aturan dan
spesifikasi dari setiap barang yang akan diproses
C. RUANG LINGKUP
1. Sistem Pelayanan
a. Sentralisasi : Instalasi Sterilisasi Sentral
b. Desentralisasi : Satelit Sterilisasi
2. Lingkup Kegiatan Pelayanan
a. Unit Kerja yang melakukan proses re-use barang single use adalah :
a. Unit ICU
b. Unit Bedah Central
c. Unit Kebidanan dan Bayi
d. Perinatologi
b. Proses Desinfeksi tingkat tinggi dilakukan di Unit Kerja
c. Proses Sterilisasi dilakukan di Instalasi Sterilisasi Sentral
D. DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
2. Keputusan Menteri Kesehatan R.I. Nomor 382/Menkes/SK/III/2007 tanggal 27 Maret
2007 tantang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah sakit dan
Fasilitas kesehatan lainnya.
3. Pedoman Instalasi Pusat Sterilisasi (Central Sterile Supply Department/ CSSD) di
Rumah Sakit, Departemen Kesehatan Republik Indonesia Jakarta 2009
4. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit Royal Prima Jambi
5. SK Direktur Utama Rumah Sakit Royal Prima Jambi tentang Pelayanan Sterilisasi

BAB II

KETENTUAN UMUM

A. PENGERTIAN
1. Barang single use adalah suatu alat atau bagian dari suatu benda termasuk segala macam
komponen, suku cadang, asessoris yang ditujukan untuk sekali pakai dalam diagnosis atau
terapi medis pada manusia yang dikelompokkan kedalam peralatan kritis yang harus
disediakan dalam keadaan steril atau harus disediakan setelah diproses dengan desinfeksi
tingkat tinggi
2. Barang steril sekali pakai yang dapat dipakai ulang harus melalui proses mulai dari Pre-
Cleaning dan Cleaning sampai proses bebas dari mikroorganisme dengan cara Desinfeksi
tingkat tinggi (DTT) atau Strerilisasi dengan mesin sterilisator
3. Prabilas (Pre-Cleaning) adalah proses yang membuat benda mati lebih aman untuk
ditangani oleh petugas sebelum dibersihkan, mengurangi jumlah mikroorganisme yang
mengkontaminasi, mengaktifasi virus HBV, HCV dan HIV.

6
4. Pembersihan (Cleaning) adalah proses secara fisik membuang semua kotoran dan
sejumlah mikroorganisme dari alat kesehatan untuk menguragi risiko bagi petugas
selanjutnya
5. Desinfeksi Tingkat Tinggi (DTT) adalah suatu proses yang dilakukan terhadap peralatan
medis golongan semi kritikal dengan menggunakan desinfektan untuk membunuh semua
bentuk mikroorganisme kecuali endospora
6. Sterilisasi adalah Suatu proses yang dilakukan terhadap peralatan medis golongan kritikal
dengan menggunakan mesin sterilisator baik suhu tinggi maupun suhu rendah untuk
membunuh semua bentuk mikroorganisme termasuk endospora

B. FAKTOR PERTIMBANGAN
1. Pertimbangan Teknis
a. Sarana Rumah Sakit
Apakah rumah sakit mempunyai sarana dan fasilitas yang sesuai dengan spesifikasi dan
kapasitas untuk melakukan proses sterilisasi barang single-use, apakah sudah
tersentralisasi, apakah proses dibawah pengawasan Instalasi Sentral Sterilisasi dan
sesuai dengan Standar Prosedur Operasional ( SPO).

1) Ruangan
a) Area pre-cleaning dan cleaning barang single use kotor
b) Area pengemasan barang single use bersih
c) Area penyimpanan barang steril
2) Peralatan :
a. Untuk proses dekontaminasi/pencucian :
1. Washer Autometic Desinfector
2. Lemari pengering
b. Untuk proses pengemasan :
1. Mesin sealling
c. Untuk proses sterilisasi :
1. Mesin sterilisator Suhu tinggi ( Autoclave atau Dry Heat )
d. Bahan Desinfektan Standar pemakaian desinfektan di RS terutama yang
berkaitan dengan :
1. Jenis desinfektan
2. Konsentrasi
3. Aturan pemakaian
e. Bahan Pengemas ,standar
1. Sesuai dengan metoda sterilisasi yang dipakai.
2. Dapat menahan mikroorganisme
3. Kuat dan tahan lama.
4. Mudah digunakan dan tidak beracun.
7
5. Aman dan mudah dibuka
6. Mampu menahan segel dengan baik.
b. Sumber daya Manusia RS
Apakah RS sudah mempunyai SDM yang terampil dan kompeten dalam
bidangsterilisasi baik SDM di Instalasi Sterilisasi Sentralmaupun SDM yang bertugas
melakukan proses pre-cleaning dan cleaning di unit kerja ?Bilamana tidak, sudah bisa
diperkirakan akan timbul masalah-masalah tekniskarena barang diproses oleh orang
yang tidak mempunyai pengetahuan, kompetensi dan keterampilan dibidang sterilisasi
.
c. Disain /jenis barang
Apakah barang tersebut mudah dibersihkan atau tidak ?Barang-barang yang
mempunyai disain yang kecil dan rumit misalnya kateter jantung mempunyai lumen yg
kecil dan panjang akan sangat sulit dibersihkan, dengan demikian besar kemungkinan
masih ada sisa bahan-bahan organik maupun bakteri pada barang tersebut.Tentunya,
bila proses dekontaminasi tidaksempurna maka dapat dipastikan bahwa proses
sterilisasi tidak akan sempurna sehingga tidak bisa dijamin mutu sterilitas barang
single-use tersebut.
d. Kerusakan struktur barang
Mampukah barangtsb melalui proses dekontaminasi dan sterilisasinya tanpa
kerusakan struktur pada barang tersebut , yang kemudian dapat merugikan penderita
maupun pemakainya.
Bila barang tsb cukup kuat sampai beberapa kali barang tsb dapat diproses kembali ?
Kerusakan struktur pada barang mengakibatkan barang tersebut menjadi rapuh ,
mudah patah dan sobek atau berubah bentuk
e. Rekomendasi dari pabrik asal barang single use
Apakah pabrik pembuat barang tersebut mendukung dan merekomendasikanuntuk
dillakukan proses pemakaian ulang atau di fungsikan menjadi barang re- use ?

2. Pertimbangan Klinik
a. Keamanan penderita /Patient safety :
1. Apakah tidak terdapat sisa kotoran atau bahan toksik pada barang single use yang
dilakukan proses re-use ?
2. Bila terjadi kerusakan struktur , apakah akan berakibat pada penderita ?
b. Standard of care

8
Perlu dinilai apakah penggunaan ulang tersebut tidak menyalahi standard of care di
unit pelayanan pasien
3. Pertimbangan keamanan personil
Proses ulang barang-barang tersebut dapat menimbulkan bahaya pada personil rumah
sakit , misalnya :
a. Bahaya penularan penyakit , seperti hepatitis , AIDS , typus dan lain bagainya
b. Bahaya penyakit kulit seperti gatal-gatal ,kelainan kulit lainnya dll
4. Pertimbangan etika dan mediko legal
Bila hasil penggunaan barang single-use yang diproses ulang tersebut ternyata tidak
seperti yang diharapkan oleh penderita maupun penggunanya, siapakah yang
akanbertanggung jawab :
a. Kepala CSSD
b. Kepala Unit Kerja pelayanan
c. Dokter yang merawat Pasien
d. Perawat yang memakaikan kepada Pasien
e. Pimpinan Rumah sakit
5. Pertimbangan Cost effective
Dalam melakukan proses barang single re use kotor menjadi barang steril
membutuhkanbiaya -biaya yang terkait dengan :
a. Tenaga kerja ( SDM )
b. Sumber daya ( energy listrik ,air ,uap dll )
c. Bahan pembersihan /desinfektan
d. Bahan pengemas dan BHP lainnya
e. Pemeliharaan peralatan sterilisasi
f. Fasilitas penyimpanan dan distribusi barang steril
g. Pengawasan proses sterilisasi
h. Dan sebagainya

9
BAB III
SINGLE-USE DIPROSES RE-USE

A. TUJUAN PROSES STERILISASI BARANG SINGLE-USE


1. Menurunkan biaya RS dalam penyediaan alat kesehatan
2. Memelihara efektifitas dan mutu alat kesehatan steril
3. Mengurangi risiko infeksi
4. Meningkatkan masa pakai alat kesehatan
5. Menjamin keamanan dan stabilitas alat kesehatan
6. Menjamin mutu pelayanan sterilisasi

B. PERSYARATAN BARANG SINGLE-USE BISA DI RE-USE


1. Instrumen single-use yang di re-use adalah instrument dengan harga yang mahal
2. Terdapat literature atau bukti yang menyatakan bahwa barang single-use dapat di re-use.
3. Staf yang berhak menyatakan bahwa instrument masih baik dan dapat dilakukan proses
re-use adalah dokter terakhir yang menggunakan alat.
4. Instrumen single-use yang di re-use harus ditandai dengan kode warna sesuai aturan.
5. Penanda yang dimaksud terbuat dari bahan karet atau selotip sesuai kode warna pada
penandaan.
6. Staf yang berkewajiban memberikan tanda adalah penanggung jawab alat di Unit Kerja.
7. Proses untuk pre-cleaning, cleaning dan sterilisasi harus sesuai dengan spesifikasi
masing-masing alat.
8. Harus ada prosedur tertulis (SPO) tentang Pembersihan dan dekontaminasi barang
single-use
9. Reprocessing alat yang terkontaminasi harus dilakukan pada area yang dirancang dan
digunakan khusus untuk Proses dekontaminasi dengan syarat :
a. Ruangan harus terpisah dari ruang lain
b. Ventilasi harus dapat mengeliminasi zat toksik
c. Pembersihan manual mempertimbangkan bahan pembersih dengan busa yang
sedikit, ph netral, formula enzimatik untuk seluruh komponen biologis seperti
darah,lemak,karbohidrat serat dll
d. Dibawa langsung ketempat pembersihan dengan kontainer yang tertutup dan mudah
dibersihkan

C. TAHAPAN PROSES STERILISASI ALAT SINGLE-USE


Dikelompokkan berdasarkan penggunaan barang medik apakah golongan semikritikal atau
golongan kritikal
1. Golongan semi kritikal, tahapan Proses barang single use :
10
a. Perendaman
b. Uji visual
c. Pencucian
d. Pembilasan
e. Disinfection
f. Pembilasan
g. Pengeringan
h. Pengemasan
i. Labeling
j. Penyimpanan alat kesehatan

2. Golongan kritikal, tahapan Proses barang single use


a. Perendaman
b. Uji visual
c. Pencucian
d. Pembilasan
e. Disinfection
f. Pembilasan
g. Pengeringan
h. Pengemasan
i. Labeling
j. Proses sterilisasi
k. Penyimpanan alat kesehatan steril

D. PROSEDUR PROSES STERILISASI ALAT SINGLE-USE


1. Unit Kerja
a. Perawat Penanggung Jawab Alat mengisi ‘Kartu Persetujuan Proses Sterilisasi
Barang Single-Use”
b. Dokter terakhir yang menggunakan alat menandatangani persetujuan re-use.
c. Perawat Penanggung Jawab Alat
1. Mengelompokan alat berdasarkan proses re-use
2. Menyerahkan alat yang akan di re-use ke bagian pre-cleaning bersamaan dengan
kartu persetujuan proses sterilisasi
d. Petugas pre-cleaning
1. Menerima alat dari perawat dan memasangkan kode warna re-use pada alat.

No Kode Warna Proses


1 Hijau Re-use 1 kali
2 Biru Re-use 2 kali
3 Kuning Re-use 3 kali
4 Merah Re-use 4 kali
5 Hitam Re-use 5 kali
6 Pink Re-use 6 kali
7 Ungu Re-use 7 kali
8 Putih Re-use 8 kali
9 Abu - Abu Re-use 9 kali
10 Orange Re-use 10 kali

11
2. Memasukan alat ke dalam container trolley barang kotor
3. Mengisi Formulir Permintaan Sterilisasi rangkap 3
4. Mengirim barang kotor ke Instalasi Sterilisasi Sentral dengan membawa Kartu
Persetujuan Proses Sterilisasi Barang Single-Use dan Formulir Permintaan
Sterilisasi
2. Instalasi Sterilisasi Sentral
a. Petugas Loket
1. Menerima Kartu Persetujuan Proses Sterilisasi Barang Single-Use dan Formulir
Permintaan Sterilisasi yang sudah diisi
2. Kode warna dan jumlah re-use dari setiap item barang single-use sesuai Kartu
Persetujuan Proses Sterilisasi Barang Single-Use ditulis di Formulir Permintaan
Sterilisasi pada kolom keterangan.
b. Petugas Cleaning
Melakukan proses berdasarkan kelompok barang yang di re-use
c. Petugas pengemasan dan penandaan
1. Mengemas barang yang sudah bersih dari hasil proses cleaning dengan bahan
pengemas yang sesuai
2. Memberi dan menempelkan kertas labeling yang bertuliskan :
a) Warna gelang dari barang single use
b) Tanggal proses sterilisasi
c) Tanggal expire date
d. Petugas Sterilisasi
1. Melakukan proses steril dengan metoda sterilisasi suhu rendah (Plasma atau
Etilen Oksida) atau steriliasasi suhu tinggi (steam)
2. Mengirim barang steril ke ruangan penyimpanan barang steril
e. Petugas penyimpanan dan distribusi barang steril
1. Melakukan uji visual
2. Membubuhkan paraf pada Kartu Persetujuan Proses Sterilisasi Barang Single-
Use sebagai tanda persetujuan bahwa alat memenuhi syarat
3. Melakukan penyimpanan pada rak –rak
4. Mendistribusikan barang steril ke unit kerja
3. Di Unit kerja :
a. Petugas Unit Kerja
1. Mengambil alat yang telah selesai proses sterilisasi di loket pendistribusian
2. Melakukan pemeriksaan bersama dengan petugas pendistribusian barang steril
3. Menanda tangani formulir Formulir Permintaan Sterilisasi
4. Mencatat semua data tambahan pada formulir
5. Membawa alat steril ke Unit Kerja

12
b. Penanggung Jawab Barang Steril
1. Menyimpan alat steril pada ruang penyimpanan barang steril
2. Menempatkan Kartu Persetujuan Proses Sterilisasi Barang Single-Use bersaman
dengan alat
c. Dokter
Menginstruksikan pemakaian barang single-use steril untuk pasien sesuai dengan
tindakan medik

BAB IV
MONITORING DAN EVALUASI

A. MONITORING
1. Monitoring secara umum dilakukan sesuai dengan cara monitoring yang tercantum dalam
Buku Pedoman Layanan Sterilisasi.
2. Monitoring khusus terhadap alat single use yang dilakukan proses sterilisasi ulang
menjadi tanggung jawab utama dokter yang menggunakan.

13
3. Dengan pertimbangan keselamatan pasien Instalasi Sterilisasi Sentral mempunyai
wewenang untuk merekomendasikan tidak layaknya alat single use tertentu diproses re
use kepada Departemen/Instalasi/Unit terkait.
4. Monitoring selain melibatkan Instalasi sterilisasi Sentral juga melibatkan Komite
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit.

B. EVALUASI
1. Evaluasi mutu sterilitas secara berkala menjadi tanggung jawan Unit Kerja terkait
bekerjasama dengan Instalasi Sterilisasi Sentral.
2. Evaluasi secara umum sesuai dengan cara evaluasi yang tercantum dalam buku Pedoman
Layanan Sterilisasi.
3. Evaluasi terhadap kinerja alat dan sarana selain dilakukan oleh Unit Kerja dan Instalasi
Sterilisasi Sentral juga menjadi tanggung jawab Komite Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi Rumah Sakit.

BAB V
PENUTUP

Proses sterilisasi ulang barang single use menjadi penting karena ditinjau dari banyak aspek cara
ini bukan hal yang dianjurkan, untuk menjamin bahwa barang single use yang diproses sehingga
bisa di re use harus mempunyai beberapa ketentuan :

1. Pasien atau keluarga pasien setidaknya diberitahu bahwa alat yang mereka gunakan
merupakan alat single use yang diproses untuk re use.
2. Penetapan jumlah re use harus berpedoman kepada literature, jurnal resmi atau bukti
pemakaian dilapangan.
3. Dokter yang terakhir menggunakan alat single use di re use berkewajiban menetapkan
apakah alat bisa di re use atau tidak.
4. Setiap alat single use yang di re use diberi tanda sesuai dengan Kode Warna, penandaan
dilakukan oleh penanggung jawab alat.
5. Secara umum proses sterilisasi sesuai dengan buku Panduan Layanan Sterilisasi.

14
Pada akhirnya perlu disampaikan bahwa barang single-use adalah barang yang tidak boleh
dipergunakan berulang, kalaupun dengan alasan penghematan biaya maka proses yang dimulai
dari persetujuan re-use sampai barang menjadi steril kembali harus melalaui pengawasan yang
ekstra ketat oleh segenap personil yang terlibat dalam proses ini agar keselamatan pasien benar -
benar dipastikan bisa terjaga.

DAFTAR PUSTAKA

Guideline for Disinfection and Sterilization in Healthcare Facilities, 2008


Guideline Statement for Reuse of Single-Use Devices in Surgery
Eucomed White Paper on The Reuse of Single Use Devices, 2009
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah sakit Royal Prima Jambi
Standards for Cleaning, Disinfection and Sterilization of Reusable MedicalDevices for all
Health Care Facilities and Settings, 2008.
Surat KeputusanMenteriKesehatan RI Nomor 382/Menkes/SK/III/2007 tanggal 27 Maret2007
tentang Pedoman pencegahan dan pengendalian Infeksi di rumah sakit dan fasilitas kesehatan
lainnya.
Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Royal Prima jambi tentang Sentralisasi
Pelayanan Sterilisasi

15

Anda mungkin juga menyukai