Oleh
Kelompok 3:
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB 1. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar belakang .......................................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah ..................................................................................... 1
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 3
2.1 Pengertian Daftar Bahan Makanan Penukar ............................................ 3
2.2 Tujuan Daftar Bahan Makanan Penukar .................................................. 3
2.3 Golongan Daftar Bahan Makanan Penukar .............................................. 4
2.4 Perencanaan Makan ................................................................................ 13
2.5 Cara Menentukan Kebutuhan Gizi dalam Keadaan Sehat ..................... 17
2.6 Cara Menentukan Kebutuhan Gizi dalam Keadaan Sakit ...................... 22
BAB 3. PENUTUP ............................................................................................... 26
3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 26
3.2 Saran ....................................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 27
iii
BAB 1. PENDAHULUAN
1
6. Bagaimana cara menentukan gizi dalam keadaan sakit?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Daftar bahan makanan penukar
2. Untuk mengetahui tujuan daftar bahan makanan penukar.
3. Untuk mengetahui golongan bahan makanan penukar.
4. Untuk mengetahui perencanaan makanan dengan sistem carbohidrate
counting
5. Untuk mengetahui cara menentukan gizi dalam keadaan sehat
6. Untuk mengetahui menentukan gizi dalam keadaan sakit.
2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
3
Makanan Penukar dan Standar Ahli Gizi akan menjelaskan lebih lanjut. Ukuran
rumah tangga digunkan dalam memperkirakan jumlah bahan makanan.
2.3 Golongan Daftar Bahan Makanan Penukar
2.3.1 Golongan I Bahan Makanan Sumber Karbohidrat
1 satuan penukar mengandung 175 Kalori, 4 gram protein, 40 gram karbohidrat
Bahan Makanan URT Berat (g)
Bengkuang 2 bj bsr 320 S++
Bihun ½ gls 50
Biskuit 5 bh bsr 40 Na+
Bubur beras 2 gls 400
Gadung 1 ptg 175 S++
Ganyong 1 ptg 185 S++
Gembili 1 ptg 185 S++
Havermout 5 1/2 sdm 45 S+
Jagung segar 3 bj sdg 125 S++
Kentang 2 bh sdg 210 K+
Ketan Hitam 12 bj 125 P-
Kerupuk Udang/Ikan 5 bj sdg 50
Kreakers 5 bh sdg 50 Na+
Maizena 10 sdm 50 P-
Makaroni ½ gls 50
Mie basah 2 gls 200 Na+
Mie kering 1 gls 50 Na+
Nasi Beras Giling ¾ gls 100
Nasi Berang ½ Giling ¾ gls 100
Nasi Ketan Hitam ¾ gls 100
Nasi Ketan Putih ¾ gls 100
Roti Putih 2 iris 70 Na+
Roti Gandum 2 iris 70 S+
Singkong 1 ½ ptg sdg 120 K , P-, S+
+
Keterangan:
Na+ Natrium 200-400 mg
P+ Rendah Protein
S++ Serat > 6 g
4
K+ Tinggi Kalium
S+ Serat 3-6 g
2.3.2 Golongan II Bahan Makanan Sumber Protein Hewani
Pada umumnya digunakan sebagai lauk. Menurut kandungan lemaknya
sumber protein dibagi menjadi 3 kelompok :
1. Rendah Lemak
Satu satuan penukar mengandung 50 Kalori, 7 gram protein, 2 gram lemak
Bahan Makanan URT Berat (g)
Babat 1ptg sdg 40 Ko+, Pr++
Cumi-cumi 1 ekor kcl 45
Daging asap 1 lembar 20
Daging Ayam Tanpa Kulit 1 ptg sdg 40
Daging kerbau 1ptg sdg 35
Dendeng Daging Sapi 1 ptg sdg 15
Dideh Sapi 1 ptg sdg 35
Gabung Kering 1 ptg kcl 10
Ikan Asin Kering 1 ptg sdg 15 Na+
Ikan Kakap 1/3 ekor bsr 35
Ikan Kembung 1/3 ekor sdg 30
Ikan Lele ½ ekor sdg 40
Ikan Mas 1/3 ekor sdg 45
Ikan Mujair 1/3 ekor kcl 30
Ikan Peda 1 ekor kcl 35
Ikan Pindang ½ ekor sdg 35
Ikan Segar 1 ptg sdg 40
Kepiting 1/3 gls 50 Ko+
Kerang ½ gls 90 Na+, Pr++
Lemuru 1 ptg 35
Putih Telur Ayam 2 ½ btr 65
Rebon Kering 2 sdm 10
Rebon Segar 2 sdm 45
Selar Kering 1 ekor 20
Sepat Kering 1 ptg sdg 20
Teri Kering 1 sdm 15
Teri Nasi 1/3 gls 20 Ko+
Keterangan:
Na+ Natrium 200-400 mg
+
Ko Tinggi Kolesterol
Pr++ Tinggi Purin
5
2. Lemak Sedang
Satu satuan penukar mengandung 75 Kalori 7 g Protein, 5 g Lemak.
Bahan Makanan URT Berat (g)
Bakso 10 bj sdg 170
Daging Anak Sapi 1 ptg sdg 35
Daging Domba 1 ptg sdg 40
Daging Sapi 1 ptg sdg 40
Ginjal Sapi 1 ptg sdg 35 Ko+
Hati Ayam 1 bh sdg 45 Ko+, Pr++
Ginjal Sapi 1 ptg bsr 30 Ko+, Pr++
Hati Babi 1 ptg sdg 35 Ko+, Pr++
Hati Sapi 1 ptg sg 35 Ko+, Pr++
Otak 1 ptg sdg 60 Ko+, Pr++
Telur Ayam 1 btr 55 Ko+
Telur Bebek Asin 1 btr 50 Ko+, Pr++
Telur Penyu 2 btr 60
Telur Puyuh 5 btr 55
Usus Sapi 1 ptg bsr 50 Ko+, Pr++
Keterangan: Ko+ Tinggi Kolesterol
Pr++ Tinggi Purin
3. Tinggi Lemak
Satu Satuan penukar mengandung 155 Kalori, 7 g Protein, 13 g Lemak
Bahan Makanan URT Berat (g)
Bebek 1 ptg sdg 45 Pr+
Belut 3 ekor kcl 50 -
Cornde Beef 3 sdm 45 Na+
Daging Ayam Dengan Kulit 1 ptg sdg 55 Ko+
Daging Babi 1 ptg sdg 50 Ko+
Ha 1 ½ ptg kcl 40
Kuning Telur Ayam 4 btr 45 Ko+
Sardencis ½ ptg sdg 35 Pr , Na+
++
6
2.3.3 Golongan III Sumber Protein Nabati
Satu satuan penukar mengandung 75 Kalori, 5 gram protein, 3 gram lemak,
7 gram karbohidrat
Bahan Makanan URT Berat (gr)
Kacang Hijau 2 sdm 20 S++
Kacang Kedele 2 ½ sdm 25 S+
Kacang Merah 2 sdm 20 S+
Kacang Mente 1 ½ sdm 15 Tj+
Kacang Tanah 2 sdm 15 S , Tj+
+
7
2. Sayuran B
Satu Satuan penukar (dalam 100 g) mengandung 5 g Karbohidrat, 1 g
Protein, 25 Kalori
Bawang Bombay Kangkung Pr+
+ +
Bayam K , Pr Kacang Buncis S , K+
++
3. Sayuran C
Satu Satuan penukar (100 g) mengandung 10 g Karbohidrat, 3 g Protein, 50
Kalori
Bayam Merah S+, K+ Daun Talas S+
Daun Katuk S++ Kacang Kapri S+
Daun Labu Siam Kluwih K+
Daun Mangkokan Mlinjo Pr+
Daun Melinjo S++, Pr+ Nangka Muda S+
Daun Pepaya K+ Taoge Kacang Kedele
Daun Singkong S+
Keterangan:
S+ Serat 3-6 g Ka+ Sayuran > 50 kalori
S++ Serta > 6 g Pr+ Purin Sedang
K+ Tinggi Kalium
8
2.3.5 Golongan V Buah dan Gula
Merupakan sumber vitamin terutama karoten, vitamin B1, B6, dan
vitamin C. Juga merupakan sumber mineral. Berat buah-buahan dalam
daftar ditimbang tanpa kulit dan biji (berat bahan)
Satu satuan penukar mengandung:
12 g Karbohidrat, 50 Kalori
Bahan Makanan URT Berat (gr)
Anggur 15 bh sdg 125 S++, K+
Apel Merah 1 bh kcl 85
Apel Malang 1 bh sdg 75 S+
Arbei 6 bh sd 135 K+
Belimbing 1 bh bsr 140 S++, K+
Blewah 1 ptg sd 70 S+
Cempedak 7 bj sdg 45 S++
Duku 9 bh sdg 80 K+
Durian 2 bj bsr 35
Jambu Air 2 bh bsr 110 S+
Jambu Biji 1 bh bsr 100 K+
Jambu Bol 1 bh kcl 90 S+
Jambu Monyet 1 bh bsr 80
Jeruk Bali 1 ptg 105 S+, K+
Jeruk Garut 1 bh sdg 115 S+, K+
Jeruk Manis 2 bh sdg 110 K+
Jeruk Nipis 1 ¼gls 135 K+
Kedondong 2 bh sdg 120 S++
Kemang 1 bh bsr 105
Kesemek ½ bh 65 S+
Kolang-Kaling 5 bj sdg 25 S++
Kurma 3 bh 15
Kiwi 1 ½ bh 110 S+
Lontar 16 bh 185 S++
Lychee 10 bh 75
Mangga ¾ bh bsr 90
Manggis 2 bh sdg 80 S++
Markisa ¾ bh sdg 35 S++
Melon 1 ptg bsr 190 S+
Menteng 4 bh sdg 75
Nangka Masak 3 bj sdg 45 S++
Nanas ¼ bh sdg 95
Pala (daging) 4 bh sdg 120 S++
Peach 1 bh sdg 115 S++
Pear ½ bh sdg 85 S++
Pepaya 1 ptg bsr 110 S+, K+
Pisang Ambon 1 bh kcl 59 K+
Pisang Kepok 1 bh 45 K+
Pisang Mas 2 bh 40 S+, K+
Pisang Raja sereh 2 bh kcl 40 K+
9
Plum 2 ½ bh 140 S+
Rambutan 5 bh 75
Salak 2 bh sdg 65 S+
Sawo 1 bh sdg 55
Semangka 2 ptg sdg 180
Sirsak ½ gls 50 S+
Sirkaya 2 bh bsr 50 S+
Strawberry 4 bh bsr 215 S++
Gula 1 sdm 13
Madu 1sdm 15
S+ : Serat 3 – 6 g
S++ : serat >6 g
K+ : Tinggi Kalium
10
Susu Sapi 1 gls 200 K+
Tepung Susu Asam 7 sdm 35 K+
Yogurt Susu Penuh 1 gls 200 K+
Keterangan
K+ : Tinggi Kalium
N++ : Natrium > 400 mg
Ko+ : Tinggi Kolesterol
c. Susu Lemak tinggi
Satu satuan penukar mengandung :
10 g Karbohidrat, 7 g Protein, 10 g Lemak, 150 Kalori
Bahan Makanan URT Gram
Susu Kerbau ½ gls 100 K+
Tepung Susu Penuh 6 sdm 30 K+, Ko+
Keterangan
Ko+ : Tinggi Kolesterol
K+ : Tinggi Kalium
11
K+ : Tinggi Kalium
S+ : Serat 3-6 g
b. Lemak Jenuh
Bahan Makanan URT Gram
Lemak Babi 1 ptg kcl 5
Mentega 1 sdt 5
Santan (Peras dengan air) 1/3 gls 40 K+
Kelapa 1 ptg kcl 15 K+
Keju krim 1 ptg kcl 15
Minyak Kelapa 1 sdt 5
Minyak Inti Kelapa 1 sdt 5
Sawit
Keterangan
K+ : Tinggi Kalium
12
Tauco Na++
Teh
Jam Selai (rendah gula 2 sdt
Krim, non dairy, cair / bubuk 1 sdm
Margarin non fat 1 sdt
Mayonnaise 1 sdm
Permen (tanpa gula) 2 bh
Sirup (tanpa gula) 2 sdm
Wijen 2 sdm
Keterangan :
Na++ : Natrium > 400 mg
K+ : Tinggi Kalium
Pr+ : Tinggi Purin
13
komposisi tersebut adalah 10-20% total kalori dari protein, 20-25% dari
lemak dan 45-65% dari karbohidrat. Dikelompokkan menjadi 7 standar diet
dari 1100 kalori sampai 2500 kalori:
a. Standar diet 1100 kalori s/d 1500 kalori untuk individu dengan berat
badan berlebih
b. Standar diet 1700 kalori sampai 1900 kalori untuk individu dengan berat
badan normal
c. Standar diet 2100 kalori sampai 2500 kalori untuk individu dengan berat
badan kurang.
Bahan makanan pada standar diet ini mengikuti empat sehat dan susu
diberikan pada standar diet 2300 kalori dan 2500 kalori. Namun demikian
standar diet dengan kalori lebih rendah juga dapat diberikan susu dengan
mengganti 1 penukar hewani dengan 1 penukar susu karena kandungan
proteinnya sama.
Tabel 1.Standar Diet Seimbang dalan Satuan Penukar
Golongan Energi (K Kalori)
Pukul
Makanan 1100 1300 1500 1700 1900 2100 2300 2500
07.00 Karbohidrat ½ 1 1 1 1½ 1 1½ 2
Hewani⁰ 1 1 1 1 1 1 1 1
Nabati - - ½ ½ ½ 1 1 1
Sayur A S S S S S S S S
Minyak 1 1 1 1 2 2 2 2
10.00 Roti - - - - - - ½ ½
Buah 1 1 1 1 1 1 1 1
Susu - - - - - - 1 1
13.00 Karbohidat 1 2 2 2 2 2 2 2
Hewani* 1 1 1 1 1 1 1 1
Nabati 1 1 1 1 1 1 1 2
Sayuran A S S S S S S S S
Sayuran B 1 1 1 1 1 1 1 1
Buah 1 1 1 1 1 1 1 1
Minyak 1 2 2 2 2 2 2 2
16.00 Roti - - - - - 1 1 1
Margarin - - - - - 1 1 1
Buah 1 1 1 1 1 1 1 1
19.00 Karbohidrat ½ 1 1 1½ 2 2 2 2
Hewani⁰ 1 1 1 1 1 1 1 1
Nabati 1 1 1 1 1 1 1 1
Sayuran A S S S S S S S S
Sayuran B 1 1 1 1 1 1 1 1
Buah 1 1 1 1 1 1 1 1
Minyak 1 1 1 2 2 2 2 2
14
Keterangan:
⁰ = Protein rendah lemak (2 g)
* = Protein lemak sedang (5 g)
S = Sekehendak
15
memperhitungkannya bila makan produk makanan jadi, dengan hanya
melihat keterangan kandungan karbohidrat saja.
Pada metode ini dihitung jumlah kategori yang terdapat dalam
berbagai makanan yang akan dikonsumsi dengan satuan sajian
karbohidrat yang setara dengan 15 g karbohidrat. Dari asupan makan per
kali makan atau makan makanan selingan dapat dijumlah asupan
karbohidratnya dan dapat diketahui jumlah sajian karbohidratnya.
Kisaran Jumlah Karbohidrat dalam Satuan Sajian Karbohidrat
Sajian Krabohidrat Jumlah Kisaran Total
(SK) Karbohidrat (g) Karbohidrat (g)
1 15 8-22
2 30 23-37
3 45 38-52
4 60 53-65
5 75 66-80
Umumnya wanita perlu 3-4 sajian karbohidrat (45-60 g) dan pada
pria perlu 4-5 sajian karbohidrat (60-75 g) setiap makan, dan 0-2 sajian
karbohidrat (0-30 g) setiap makan makanan selingan pagi dan sore.
Berbeda dengan perencanaan makan system carbohydrate
counting, pada system daftar bahan makanan penukar bertujuan selain
pengendalian glukosa darah juga pengendalian berat badan, profil lipid,
tensi, dan juga fungsi ginjal sehingga harus diperhatikan selain asupan
karbohidrat juga asupan kalori, lemak dan protein. System carbohydrate
counting ini baik digunakan dengan tetap memperhatikan hal-hal yang
penting yaitu memilih makanan yang seimbang dan dengan system ini
yang dihitung hanya bahan makanan yang mengandung karbohidrat.
Tingkatan carbohydrate counting terdiri dari:
a. Tingkatan dasar (basic carbohydrate counting)
Basic carbohydrate counting dapat digunakan sebagai pendekatan
perencanaan makan untuk semua penyandang diabetes yang didasarkan
pada konsep bahwa setelah makan, karbohidrat dalam makanan
mempunyai pengaruh terbesar pada kadar glukosa darah.
b. Tingkat lanjut (advancecarbohydrate counting)
Advance carbohydrate counting umumnya digunakan pada penyandang
diabetes yang menggunakan regimen flexible insulin atau insulin pump.
16
2.5 Cara Menentukan Kebutuhan Gizi dalam Keadaan Sehat
Penentuan kebutuhan gizi seseorang dalam keadaan sehat dilakukan
berdasarkan umur, gender, aktivitas fisik, serta kondisi khusus yaitu ibu hamil dan
menyusui.
2.5.1 Energi
Komponen utama yang menentukan kebutuhan energi adalah Angka
Metabolisme Basal (AMB) atau Basal Metabolic rate (BMR) dan aktivitas
fisik. Komponen lain adalah pengaruh termis makanan atau Spesific Dynamic
Action of Food (SDA). Karena jumlahnya relatif kecil, komponen SDA dapat
diabaikan.
Tabel satuan penukar dan rata-rata nilai gizi 9 golongan bahan makanan
17
*) Ukuran rumah tangga
Keterangan :
1 gelas (gls) nasi = 140gram nasi = 70 gram beras
1 potong (ptg) daging = ukuran 6x5x2 cm
1 potong (ptg) tempe = ukuran 4x6x1 cm
1 gelas (gls) sayuran direbus dan ditiriskan = 100 gram sayuran mentah
1 potong (ptg) pepaya = ukuran 5x15 cm
1 sendok makan (sdm) minyak goreng = 10 gram
1 sendok makan (sdm) gula pasir = 10 gram
a. Cara menentukan AMB
AMB dipengaruhi oleh umur, gender, berat badan dan tinggi badan.
Ada beberapa cara menentukan ABM, yaitu :
1) Menggunakan rumus Harris Benedict (1919)
Laki-laki = 66 + (13,7 x BB) + (5 x TB) – (6,8 X U)
Perempuan = 655 + (9,6 x BB) + (1,8 X TB) – (4,7 X U)
Keterangan : BB = berat badan dalam kg
TB = tinggi badan dalam cm
U = umur dalam tahun
2) Cara cepat (2 cara)
a) Laki-laki = 1 kkal x kg BB x 24 jam
Perempuan = 0,95 kkal x kg BB x 24 jam
b) Laki-laki = 30 kkal x kg BB
Perempuan = 25 kkal x kg BB
3) Cara FAO/WHO/UNU
Cara ini memperhatikan umur , gender, dan berat badan
Tabel Rumus FAO/WHO/UNU untuk menentukan AMB
AMB (kkal/hari)
Kelompok umur
Laki-laki Perempuan
0-3 60,9 B*) – 54 61,0 B – 51
3-10 22,7 B + 495 22,5 B + 499
10-18 17,5 B + 651 12,2 B + 746
18-30 15,3 B + 679 14,7 B + 496
30-60 11,6 B + 879 8,7 B + 829
≥60 13,5 B + 487 10,5 B + 596
Sumber : FAO/WHO/UNU
18
*) Berat badan
b. Cara menentukan kebutuhan energi untuk aktivitas fisik
Aktivitas fisik dapat dibagi dalam empat golongan yaitu sangat ringan,
ringan, sedang, dan berat. Kebutuhan energi untuk berbagai aktifitas
fisik dinyatakan dalam kelipatan AMB
Tabel cara menaksir kebutuhan energi menurut aktivitas dengan menggunakan
kelipatan AMB
Gender
Aktivitas
Laki-laki Perempuan
Sangat ringan*) 1,30 1,30
Ringan **) 1,65 1,55
Sedang**) 1,76 1,70
Berat**) 2,10 2,00
Sumber : *) Mahan, L.K. dan M.T. Arlin, 2000, Krause’s Food, Nutrition
& Diet Therapy
**) Muhilal, Fasli Jalal dan Hardinsyah, 1998, Angka Kecukupan
Gizi yang dianjurkan. Widya Karya Pangan dan Gizi VI.
c. Faktor berat badan
Kebutuhan energi untuk AMB diperhitungkan menurut berat badan
normal atau ideal. Cara menetapakan berat badan ideal yang sederhana
dengan menggunakan rumus Brocca, yaitu :
Berat Badan Ideal (kg) = (Tinggi badan dalam cm - 100) – 10 %
Berat badan ideal tergantung pada besar kerangka dan komposisi
tubuh, yaitu otot dan lemak. Seseorang yang mempunyai kerangka
badan yang lebih besar atau mempunyai komposisi otot yang lebih
besar mempunyai berat badan ideal yang lebih besar dari pada yang
sebaliknya. Oleh sebab itu, terhadap rumus berat badan diatas diberi
kelonggaran ± 10 %.
Cara lain untuk menilai berat badan adalah dengan menggunakan
Indeks Massa Tubuh (IMT).
19
Penilaian berat badan berdasarkan IMT menggunakan batas ambang :
Tabel kategori batas ambang IMT
20
Tabel AKG Vitamin Orang Indonesia (Per orang Per hari)
Tabel AKG kebutuhan Mineral Orang Indonesia (Per orang Per hari)
21
2.6 Cara Menentukan Kebutuhan Gizi dalam Keadaan Sakit
2.6.1 Energi
Energi diperlukan untuk menjalankan fungsi tubuh seperti
mencerna, mengolah, menyerap, serta bergerak, berjalan, bekerja dan
beraktivitas lainnya (Soekirman, 2000). Energi dalam tubuh manusia
dapat timbul karena adanya pembakaran karbohidrat, protein dan
lemak. Sehingga manusia membutuhkan zat gizi untuk memenuhi
kebutuhan energinya (Budiyanto, 2002). Kebutuhan energi setiap orang
berbeda-beda, hal tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti usia,
jenis kelamin, dan aktivitas fisik,
Kebutuhan energi akan berubah jika seseorang dalam keadaan sakit
sesuai dengan jenis dan berat penyakitnya. Menurut (Almatsier, 2006)
cara menentukan kebutuhan energi orang sakit dapat dilakukan dengan :
1. Menghitung kebutuhan energi menurut berat badan (kkal/kg/hari)
Tabel 2.1 Kebutuhan energi rata-rata/kg BB orang dewasa dalam keadaan sakit
tanpa stress
Tinggi
Kategori dan Berat Energi Total Energi/kg BB
Badan
umur (tahun) Badan (kg) (kkal) (kkal)
(cm)
Laki-laki
20-45 62 165 2800 45
46-59 62 165 2500 40
60 62 165 2200 35
Perempuan
20-45 54 156 2200 40
46-59 54 156 2100 39
60 54 154 2850 34
Contoh :
Seorang pasien perempuan berobat jalan, dengan usia 30 tahun
mempunya tinggi badan 158 cm dan berat badan 50 kg dengan
penyakit gastroenteritis. Berat badan pasien termasuk berat bada
ideal. Kebutuhan energinya adalah 50 x 40 kkal/kg = 2000
kkal/hari
2. Menurut persen kenaikan kebutuhan di atas Angka Metabolisme
Basal atau Basic Metabolic Rate, yaitu dengan mengalikan AMB
dengan faktor aktivitas dan faktor trauma/stress (Fitri, 2015)
22
Tabel 2.2 Faktor aktivitas dan faktor trauma atau stress untuk menentukan kebutuhan
energi orang sakit
No Aktivitas Faktor No Jenis Trauma/Stres Faktor
Istirahat di tempat Tidak ada stress, pasien dalam
1 1.2 1 1.3
tidur keadaan gizi baik
Stres ringan: peradangan saluran
Tidak Terikat di
2 1.2 2 cerna, kanker, bedah elektif, 1.4
tempat tidur
trauma kerangka moderat
Stres sedang: sepsis, bedah
3 tulang, luka bakar, trauma 1.5
kerangka mayor
Stres berat: trauma multiple.
4 1.6
Sepsis, dan bedah multisistem
Stres sangat berat: luka kepala
berat, sindroma penyakit
5 1.7
pernapasan akut, luka bakar dan
sepsis
6 Luka bakar sangat berat 2.1
Contoh :
Laki-laki menjalani rawat inap, berumur 40 tahun, tinggi badan
165 cm, berat badan 50 kg dirawat karena demam e/c hepatitis
(ringan). Pasien harus bed rest di tempat tidur. Perhitungan
kebutuhan energinya adalah: Berat badan ideal adalah 53 kg.
Faktor aktivitas = 1.2, faktor stress stress = 1,4 (stress ringan).
Kebutuhan AMB = 1 kkal x 53 x 24 = 1272 kkal.
Kebutuhan energi total = 1272 x 1,2 x 1,4 = 2136 kkal
2.6.2 Protein
Kebutuhan protein normal 10-15% dari kebutuhan energi total atau
0,8-1,0 g/kg. Sedangkan kebutuhan protein minimal untuk
keseimbangan nitrogen adalah 0,4-0,5 g/kgBB, Seseorang yang
mengalami demam, sepsis, operas, trauma, dan luka dapat
meningkatkan katabolisme protein, sehingga kebutuhan protein
meningkat menjadi sekitar 1,0-1,5g/kgBB. Namun, sebagian besar
orang sakit/pasien yang dirawat membutuhkan protein sebanyak 1,0-
1,5 g/kg BB.
23
2.6.3 Lemak
Kebutuhan lemak normal 10-25% dari total kebutuhan energi.
Kebutuhan lemak dalam keadaan sakit bergantung jenis penyakit,
yaitu lemak sedang atau lemak rendah. Di samping itu, pada penyakit
tertentu misalnya dislipidemia maka dibutuhkan modifikasi jenis
lemak. Lemak sedang dapat dinyatakan 15-20% dari kebutuh energi
total, sedangkan lemak rendah 10% dari kebutuhan dari kebutuhan
energi total, lemak tidak jenuh ganda 10% dari kebutuhan energi
total, dan lemak tidak jenuh tunggal 10-15% dari kebutuhan energi
total.
2.6.4 Karbohidrat
Kebutuhan karbohidrat normal adalah 60-75% dari kebutuhan
energi total, sisa energi setelah dikurangi energi yang berasal dari
protein dan lemak. Saat orang sakit maka kebutuhan karbohidrat
ditentukan berdasarkan jumlah kebutuhan dan jenis karbohidrat yang
dikonsumsi. Misalnya penyakit diabetes mellitus memutuhkan serat
tinggi (30-50 g/hari), sedangkan diare membutuhkan serat rendah ( <
10 g/hari). Pada penderita diabetes mellitus dan dislipidemia dengan
trigliserida darah tinggi tidak disarankan untuk mengonsumsi gula
sederhana.
2.6.5 Mineral dan Vitamin
Kebutuhan vitamin dan mineral dikonsumsi sesuai dengan Angka
Kecukupan Gizi (AKG). Untuk menjamin kebutuhan dalam keadaan
tertentu vitamin dan mineral perlu menanmbahkan suplemen. Selain
itu perlu adanya pertimbangan terkait sifat penyakit, simpanan dalam
tubuh, kehilangan urin, kulit, atau saluran cerna agar vitamin dan
mineral yang dikonsumsi sesuai dengan kondisi fisiologis tubuh.
2.6.6. Cairan
Pada orang sehat cairan yang dibutuhkan sebanyak 1800-2500 ml
atau 7-10 gelas air sehari. Karena cairan memiliki peran yang sangat
penting di dalam tubuh untuk menjalangkan fungsi organ masing-
24
masing. Air merupakan media untuk mengahntarkan informasi ke
otak, air juga dibutuhkan dalam metabolisme tubuh. Namun, perlu
dibatasi juga pada orang yang mengalami kelainan pada ginjal,
sehingga ia diharuskan untuk membatasi konsumsi air. Berbeda
dengan orang yang sakit diare, muntah-muntah akan kehilangan cairan
dalam tubuhnya. Sehingga bila asupan makanan dan minuman belum
dapat memenuhi kebutuhannya makan disarankan untuk mengonsumsi
cairan elektrolit.
25
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Daftar Bahan Makanan Penukar (DBMP) adalah pengolongan bahan
makanan berdasarkan nilai gizi yang setara.
2. DBMP dibagi dalam delapan golongan bahan makanan berdasarkan
kemiripan kandungan energy dan zat gizinya. Golongan I sumber
karbohidrat, golongan II sumber protein hewani, golongan III sumber
protein nabati, golongan IV sayuran, golongan V buah dan gula,
golongan VI susu, golongan VII minyak, golongan VIII makanan tanpa
Kalori
3. DBMP bertujuan untuk mengembangkan suatu cara penyuluhan
perencanaan makan yang memungkinkan penggunaaan bahan makanan
lebih bervariasi
4. Perencanaan makan dapat dilakukan dengan makan seimbang dengan
system daftar bahan makan penukar, mengatur makanan tetap seimbang
bila makan berbagai masakan dan jajanan tertentu serta menerapkan
system carbohydrate Counting
5. Penentuan kebutuhan gizi seseorang dalam keadaan sehat dilakukan
berdasarkan umur, gender, aktivitas fisik, serta kondisi khusus yaitu ibu
hamil dan menyusui
3.2 Saran
Untuk Standart Diet dan Daftar Bahan Makanan Penukar yang dapat
digunakan baik untuk penyandang diabetes maupun untuk orang sehat tanpa
diabetes dapat menggunakan perencanaan makan seimbang dan mengatur
makanan tetap seimbang bila makan berbagai masakan dan jajanan tertentu.
Dengan komposisi 10-20% total kalori dari protein, 20-25% dari lemak dan 45-
65% dari karbohidrat.
Untuk penyandang diabetes dapat menggunakan carbohydrate counting
dimana memberikan kebebasan pada pasien diabetes dalam menentukan
makanannya tanpa menaikkan glukosa darah.
26
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. 2006. Penuntun Diet Edisi Baru. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Budiarto, E. 2002. Biostatika untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat.
Jakarta: EGC
Damayanti, P. L. 2017. Bahan Ajar Gizi Dalam Daur Hidup. Jakarta: Kementrian
Kesehatan.
Fitri, L. K. S., Amelia, T., & Tjandrarini, A. 2015. Rancang Bangun Aplikasi
Penentuan Bahan Makanan Berdasarkan Status Gizi Pada Pasien Rawat
Jalan. JSIKA, Vol. 4, No. 1, 24-30.
Petunjuk Praktis Perencanaan Makan Sehat, Seimbang, Bervariasi, Sistem
Carbohydrate Counting (Dilengkapi dengan bahan makanan penukar
berbagai masakan). Jakarta: Badan Penerbit FKUI.
Soekirman, 2000. Ilmu Gizi dan Aplikasinya. Jakarta: Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Waspadji S, D. 2016. Daftar Bahan Makanan Penukar. Jakarta: FKUI.
Wira, Yetti. 2014. Daftar Bahan Penukar Makanan. Poltekes Palangkaraya.
27
LAMPIRAN
Notulensi Kelompok 3
PENENTUAN STATUS GIZI KELAS C
Pertanyaan
1. Intan (162110101040)
Mengapa menurut kelompok penderita Diabetes Melitus perlu
memikirkan diet makanannya? Padahal seharusnya ada diet khusus?
(dalam penentuan perencanaan makan)
2. Yulia (162110101160)
Apakah yang dimaksud dengan faktor aktivitas dalam perencanaan makan
dalam keadaan sakit? Dan seperti apa contohnya
3. Yustira (162110101158)
Bagaimana cara kita menuliskan ukuran persen dalam makanan kemasan
yang tidak tercantumkan kandungan gizinya?
4. Regina Nanda S (162110101181)
Kenapa pada PPT anda masih mengikuti slogan 4 sehat pada Daftar Bahan
Makanan Penukar ini?
Jawaban
1. M. Fajar Asyidik (172110101003)
Tetap dikontrol jenis makanannya, justru dengan adanya Daftar Bahan
Makanan Penukar ini dapar dimanfaatkan untuk mengontrol jenis
makanan yang dikonsumsi oleh penderita diabetes agar tetap aman dan
sesuai dengan kebutuhan dan selera pasien
2. Dita Ayu Purnamasari (162110101035)
Untuk menentukan kebutuhan energi dalam keadaan sakit bisa
menggunakan dua cara. cara yang pertama yaitu menghitung kebutuhan
energi menurut berat badan (kkal/kg/hari), cara kedua yaitu menurut
persen kenaikan kebutuhan di atas Angka metabolisme tubuh/BMR. Pada
perhitungan kebutuhan energi menurut persen kenaikan dengan
mengalikan AMB, faktor aktivitas dan faktor stres. Untuk nilai faktor
aktivitas dan faktor stres sudah ada pedomannya, jadi bisa disesuaikan
sendiri termasuk ke dalam aktivitas dan jenis stres yang mana
28
3. Dita Ayu Purnamasari (162110101035)
Kita dapat menentukan ukuran persen dalam makanan kemasan dengan
menggunakan Tabel Komposisi Pangan Indonesia . pada tabel tersebut
telah lengkap ada kandungan baik langsung berupa nama makanan
kemasannya maupun masing – masing komposisi yang ada didalam
makanan kemasan tersebut. Contooh : Ice cream dalamnya ada susu,
cream, dll
4. Heny Zumrotul Wahidah (162110101052)
Maksudnya satu satuan penukar hewani bisa diganti dengan satu susu, jadi
bukan karena memakai slogan tersebut, tetapi karena satuan yang dipakai
masih sama dengan slogan tersbut yang disesuaikan dengan standard diet
29