Indikasi dilakukannya eksisi oada pasien dengan pterygium adalah pada
kondisi adanya ketidaknyamanan yang menetap, gangguan penglihatan bila ukuran 3-4 mm dan pertumbuhan yang progresif ke tengah kornea atau aksis visual, serta adanya gangguan pergerakan bola mata.
Beberapa teknik operasi yang dapat dijadikan pilihan, yakni:
a. Teknik bare sclera atau simple excision
Merupakan teknik insisi bagian kepala dan badan dari pterigium menggunakan forsep dengan membiarkan sklera yang telanjang mengalami re- epitelialisasi. Teknik ini mudah dan sederhana, namun memiliki angka kekambuhan tinggi, yang telah dilaporkan yaitu antara 24 – 48%.
b. Teknik simple closure
Yaitu tepi konjungtiva yang bebas dijahit bersama, namun hanya efektif jika defek pada konjungtiva sangat kecil.
c. Teknik conjungtival flap
Yaitu sliding flap dibuat suatu insisi bentuk L di sekitar luka kemudian flap konjungtiva digeser untuk menutupi defek dan rotational flap (insisi bentuk U dibuat sekitar luka untuk membentuk lidah konjungtiva yang bisa di rotasi pada tempatnya).
d. Teknik conjungtival autograft
Teknik dimana ada autograft biasanya dari konjungtiva bulbi superotemporal, kemudian graft dijahit pada sklera yang terekspos setelah eksisi pterigium. Angka kekambuhan yang telah dilaporkan yaitu 2 – 40% dengan komplikasi jarang. e. Teknik amniotic membrane transplantation Digunakan membran dasar yang mengandung faktor penting untuk menghambat inflamasi dan fiibrosis serta meningkatkan epitelialisasi agar mencegah kekambuhan dari pterigium. Namun sayangnya, angka kekambuhan bervariasi dari berbagai penelitian yaitu antara 2,6-10,7% untuk pterigium primer dan mencapai 37,5% untuk pterigium berulang. Sedangkan keuntungan dari teknik ini adalah terjaganya konjungtiva bulbi. Membran amnion ditempatkan pada bare sclera.
f. Teknik lamellar keratoplasty
Digunakan bila penipisan kornea signifikan maka dilakukan transpalntasi kornea partial thickness. Hal ini tidak biasa dan terutama terjadi pada kasus kekambuhan yang mengikuti percobaan pembedahan sebelumnya dan kasus yang melibatkan aksis penglihatan yang progresif.