Farmakologi
- Pasang infus intravena dengan NaCl 0,9% atau D5%
- Atasi nyeri :
- Nitrat sublingual /transdermal /nitrogliserin iv titrasi 3 kali dengan interval 3-
5 menit (kontraindikasi bila TD < 90 mmHg), bradikardi (<50 kali/menit),
takikardi. Atau
- Morfin 5 mg (2-4 mg) iv, dapat diulang tiap 5 menit sampai dosis total 20
mg, atau
- Petidin 25-50 mg iv, atau
- Antitrombotik
- Antiagregasi trombotik : Aspirin (160-345 mg dikunyah. bila alergi atau
intoleransi/tidak responsif diganti dengan tiklodipin atau Llopidogrel loading
dose 300 mg dengan dosis pemeliharaan 75 mg
- Trombolitik : streptokinase 1,56 juta U dlam 1 jam, atau aktivator
plasminogen jaringan (t-PA) bolus 15 mg dilanjutkan dengan 0,75 mg/kgBB
(maksimal 50 mg) dalam 1 jam pertama dan 0,5 mg/kgBB (maksimal 35 mg)
dalam I jam kedua.
- Antikoagulan, pada STEMI 12 .jam, heparin bolus 5000U iv ciilanjutkan
dengan infus selama 5 hari, dengan target aPTT 1.5-2 kali control, atau
- LMWH (Low Molecular Weight Heparin) selama 5 hari :
Enoxafarin 2 x 0,6 ml
Fondaparinux I x 2,5 mg s.c
Parnaparin 2 x 0,6 ml s.c
Penanganan di IGD
Manajernen, terrnasuk diagnosis dan tatalaksana dimulai pada saat kontak
pertama kali dengan petugas kesehatan (First Medical Contact / FMC)
Cek tanda vital, evaluasi saturasi oksigen
Segera berikan oksigen 41/menit via nasal kanul, pertahankan saturasi oksigen >
90%
Berikan aspirin 160-325 mg dikunyah, dosis rumatan 75-100mg/hari
Berikan nitrogliserin sublingual samapi 3 kali dengan interval 3-5 menit.
Kontraindikasi : hemodinamik tidak stabil ( TD < 90 mmHg atau > 30 mmHg
lebih rendah dari pemeriksaan TD awal, bradikardia < 50x/menit atau takikardia
> 100x/menit tanpa ada gagal jantung dan adanya infark vebtrikel kanan
Pasang jalur intra ivena
Morfin iv jika nyeri tidak berkurang dengan nitrogliserin
Clopidogrel (antiagregasi platelet). Loading dose 300mg, dosis rumatan 75
mg/hari.. untuk persiapan terapi invasif diberikan dosis 600 mg
ECG 12 lead harus dilakukan secepatnya dengan target kurang dari 10 mend
EKG monitoring halals dilakukan segera pada semua pasien dengan kecurigaan
STEM!
Pasien dengan gejala dan tanda dalam serangan iskemik miokard walaupun
gambaran EKG tidak khas juga memerlukan penanganan yang sama seperti pasien
STEMI
Penanganan pre-hospital pada pasien STEMI harus berdasarkan kepada sistem
rujukan regional untuk mendapat terapi reperfusi secara cepat dan efektif dan
mengupayakan untuk dapat dilakukan primary PCI kesetiap pasien bila
memungkinkan
Pusat pelayanan PCI harus siap melayani 24 jam dan melakukan primary PCI
secepat mungkin dalam 60 menit dari informasi awal.
Setiap rumah sakit dan seluruh EMS yang berpatisipasi dalam pelayanan pasien
dengan STEMI harus mencatat dan memantan waktu untuk menjaga dan
mendapatkan hasil yang diinginkan, yaitu :
First medical contact dengan EKG pertama kali ≤ 10 menit
First medical contact kali dengan terapi reperfusi :
Fibrinolisis ≤ 30 menit
Primary PCI <90 menit (<60 menit jika pasien menunjukkan 120 menit gejala
dari onset atau lanasung menuju rumah sakit yang dapat melakukan PCI)
Terapi Reperfusi
Terapi reperfusi diindakasikan kepada semua pasien dengan gejala durasi < 12
jam dan gambaran EKG persisten ST Elevasi atau LBBB yang barn
Terapi reperfusi diindikasikan bila bila terdapat ongoing iskemik, walaupun gejala
mungkin barn dimulai > 12 jam atau jika nyeri dan perubahan EKG
Primary PCI
Primary PCI adalah reperfusi terapi yang lebih direkomendasikan dibandingkan
dengan fibrinolosis jika dilakukan oleh tim yang berpengalaman dalam 120 menit
setelah serangan
Primary PCI diindikasikan bagi pasien dengan gagal jantung akut yang berat atau
syok kardiogenik, pasien STEMI usia > 75 tahun, Pasien dengan kontraindikasi
Stenting direkomendasikan pada primary PCI
Terapi dual antiplatelet yaitu aspirin dan ADP receptor blocker yang
direkomendasikan adalah :
- Prasugel, bila ada riwayat stroke TIA dan usia < 75 tahun
- Ticagrelor
- Atau clopidogrel bila prasugrel atau ticagrelor tidak tersedia atau kontraindikasi
Antikoagulan
Antikoagulan direkomendasikan pada pasien STEMI yang mendapat pengobatan
dengan lytics hingga tercapai revaskularisasi atau bila lama tinggal dirurnah sakit
sarnpai 8 hari. Antikoagulan dapat berupa :
- Enoxaparin i.v dilanjutkan dengan s.c
- Unfractionated heparin diberikan berdasarkan berat badan secara i.v bolus dan
infus
- Pada pasien yang diterapi dengan streptokinase, Fondaparinux i.v bolus
dilanjutkan dengan s.c 24 jam kemudian
Antikoagulan injeksi diberikan
- Bivalirudin lebih disarankan daripada heparin dan GPIlbillla blocker
- Enoxaparin dapat disarankan dibanding unfractionated heparin -Unfractionated
heparin dapat diberikan pada pasien yang tidak mendapat bivalirudin dan
enoxaparin
Terapi Fibrinolitik
Terapi fibrinolitik direkomendasikan dalam 12 jam setelah gejala timbul pada
pasien tanpa kontraindikasi apabila primary PCI tidak dapat dilakukan oleh tim
yang berpengalaman dalam 120 menit setelah first medical contact (FMS)
Pada pasien dengan waktu < 2 jam setelah timbul gejala memiliki infark yang luas
dan resiko perdarahan yang rendah, fibrinolisis dapat dipertimbangkan bila waktu
dari first medical contact ke infalasi balon > 90 menit
Bila memungkinkan fihronolisis dapat dilakukan pada saat persiapan ke rumah
sakit
Agen fibrin spesilik (tenecteplase, alteplase, reteplase, streptokinase) lebih
direkomendasikan dibandingkan dengan agen non fibrin spesifik
Dosis streptokinase 1,5 juta U dilarutkan dalam 100 cc NaCl 0,9% atau dextrose
5 % diberikan secara infus selama 30-60 menit.
Fibrinolitik diberikan pada pasien : ST Elevasi, LBBB baru, infark miokard luas,
usia muda.
Kontraindikasi absolut : perdarahan intrakranial, stroke iskemik 3 jam – 3 bulan,
diseksi aorta, tumor intrakranial, perdarahan internal aktif atau gangguan
pembekuan darah, cedera kepala tertutup 3 bulan terakhir.
Kontraindikasi relatif : TD tidak terkontrol (sistolik >180minHg, diastolik > 110
mmHg), riwayat stroke iskemik > 3 bulan, demensia, trauma atau RJP lama (> 10
menit), operasi besar < 3 bulan. Perdarahan internal 2-4 minggu. ruptur pembuluh
darah yang sulit dilakukan penekanan, riwayat mendapat streptokinase > 5 hari
yang lalu, alergi terhadap streptokinase, hamil, ulkus peptikum aktif, mendapat
antikoagulan dengan INR tinggi
Merujuk ke pusat pelayanan PCI diindikasikan bagi semua pasien yang mendapat
fibrinolisis
Rescue PCI diindakasikan segera apabila fibrinolisis gagal (ST segment <50%
dalam 60 menit)
Emergency PCI diindikasikan pada kasus iskemik yang rekuren atau reeklusi
setelah pemberian awal fibrinolitik
Emergency angiography diindikasikan pada pasien dengan gagal jantung /syok
setelah pemberian awal fibrinolitik
Angiography diindikasikan setelah n brinol it ik berhasil
Waktu optimal angiography pada pasien stable setelah lysis adalah 3-24 jam
Terapi Jangka Panjang
Kontrol faktor resiko, terutama merokok harus dihentikan
Antiplatelet diberikan tanpa Batas waktu
Dual antiplatelet diberikan sampai 12 bulan
Pengobatan oral dengan beta blocker diindikasikan bagi pasien dengan gagal
jantung atau left ventricular dysfunction
Target profit lipid harus tercapai pada semua pasien
Statin dosis tinggi sebaiknya dimulai sejak awal pada semua pasien tanpa
kontraindikasi atau riwayat intolerasi
ACE inhibitors diindikasikan pada pasien dengan gagal jantung, LV systolic
dysfunction, diabetes atau infark anterior
ARB dapat diberikan sebagai alternatif dari ACE inhibitor
Antagonis aldosteron diindikasikan bila EF < 40% atau gagal jantung atau
diabetes apabila tidak terdapat gagal ginjal atau hiperkalemia
Prognosis Dubia, tergantung luasnya infark
Kepustakaa 1. Alwi 1, infark Miokard Akut Dengan Elevasi ST, Buku Ajar Ilmu Penyakit
n Dalam. Jakarta : Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit Dalam
FKUI; 2014. p. 1457-1464
2. Setyohadi B, Arsana PM, Suryanto A, Soeroto A, Abdullah M, In : EIMED
PAPDI Kegawatdaruratan Penyakit Dalam. Jakarta : Pusat Informasi dan
Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI; 2014. p. 372-384
3. ESC Acute Myocardial Infarction Guidelines 2013
4. AHA Guidelines for CPR and ECC. 2010