Anda di halaman 1dari 11

Widya Teknika Vol.22 No.

1; Maret PENGUKURAN
MODEL 2014 ……. KUALITAS BANGUNAN [RIMAN]
ISSN 1411 – 0660: 29 - 39

MODEL PENGUKURAN KINERJA TENAGA KERJA OUTSOURCING


PADA KONTRAKTOR UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS BANGUNAN

Riman1), Dafid Irawan2), Abdul Halim3)

ABSTRAK

This study aims to provide policy recommendations that will be implemented by the "Ministry of
Public Works, Construction Services Association and the Institute for Certification of Construction
Services", in the standardization of the performance of labor outsourcing to contractors to improve the
quality of work . The study was conducted on 21 companies outsourcing contractor who has the
outsourcing, through questionnaires and interviews as well as in related institutions that contribute to
determining policy. With AHP (Analytical Hierarchy Process) method, that the formulation of
recommendations obtained as a step strategic, including: 1) the selection consider outsourcing more of
experience, expertise and education rather than salary, 2) post acceptance of outsourcing is to conduct
job orientation and training are equipped with motivation, so the reward is not the main thing, 3)
coaching and directing leadership style most appropriate for outsourcing rather than supporting, 4)
outsourcing performance should be evaluated periodically and provide specific action on the work as a
form of attention of employers, thus dropping out of employment (severance) last action made if
performance is not up to standard .
KataKunci: Performance, Outsourcing, Contractor, Building, Quality.

PENDAHULUAN tersebut masih belum mengungkapkan secara lebih


detail faktor-faktor utama yang mempengaruhi
Pada perusahaan kontraktor terutama kelas kinerja tenaga kerja outsourcing pada kontraktor
menengah dan besar pengelolaan tenaga kerja baik kelas menengah dan besar, serta upaya-upaya apa
tetap maupun lepas, secara umum kurang berkualitas yang harus dilakukan kontraktor untuk meningkatkan
sehingga sering kali proses dan hasil akhir dari kinerja tenaga kerjanya, baik secara internal maupun
pelaksanaan proyek menyimpang dari perencanaan. eksternal belum detail dilakukan sehingga tidak dapat
Hal ini dipengaruhi kondisi dari luar perusahaan ditindak lanjuti langkah-langkah riil operasional
(faktor eksternal: kondisi perekonomian; teknologi; berupa rekomendasi yang dipandang perlu untuk
persaingan bisnis) dan kondisi dari dalam perusahaan upaya peningkatan kinerja tenaga kerja pada
(faktor internal: motivasi; lingkungan kerja; kenaikan kontraktor. Untuk itu sebagai upaya peningkatan
gaji) [1,2]. Untuk mewujudkan konsep hasil kualitas tenaga kerja pada kontraktor diperlukan
pekerjaan konstruksi yang tepat terhadap mutu, strategi atau langkah-langkah nyata (action) sehingga
waktu dan biaya maka para kontraktor dituntut untuk SDM (tenaga kerja) yang berkualitas dapat dicapai.
lebih profesional dalam mengelola perusahaannya Tujuan penelitian ini meliputi: a) menentukan
terutama sumber daya manusia (tenaga kerja), langkah-langkah strategis dalam upaya peningkatan
keuangan (permodalan), manajemen, pengetahuan, kinerja tenaga kerja pada kontraktor kelas menengah
dan penguasaan teknologi [3]. dan besar; b) menghasilkan rekomendasi berupa
Peranan sumberdaya manusia dalam langkah-langkah strategis yang perlu diterapkan oleh
perusahaan kontraktor adalah sangat penting. Hal ini “Kementerian Pekerjaan Umum, Asosiasi Jasa
berarti bahwa strategi perusahaan terhadap Konstruksi dan Lembaga Sertifikasi Jasa
pengadaan sumberdaya manusia (human resource Konstruksi”, dalam standarisasi kinerja tenaga kerja
strategy) akan membawa peranan penting terhadap pada kontraktor.
keberhasilan dari perusahaan sebagai penyedia jasa.
Strategi tersebut adalah pola outsourcing yang efektif
dan sesuai dengan karakterisitik dari perusahaan KAJIAN PUSTAKA
kontraktor yang bersangkutan. Dari hasil penelitian Beberapa definisi yang akan digunakan dalam
dapat disimpulkan bahwa trend pola outsourcing kajian yang terkait dengan outsourcing sebagai
untuk perusahaan kontraktor lebih didasarkan pada berikut [6]: Outsourcing adalah suatu bentuk strategi
faktor kuantitas bukan kualitas, dan kendala utama sumberdaya manusia (human resource strategy)
bagi kontraktor karena kesulitan dalam hal jumlah perusahaan, dimana untuk memenuhi kebutuhan
yaitu penyediaan jumlah sumberdaya yang sumberdaya manusia perusahaan, perusahaan
berkualitas serta kekosongan tenaga kerja tetap menggunakan dua jenis tenaga kerja yaitu: tenaga
[4,5,6]. Namun demikian penelitian terdahulu kerja tetap (dari dalam perusahaan) sebagai tenaga

1 Staf pengajar Teknik Sipil universitas Widyagama E-mail : rim_ansz@yahoo.co.id


2 Staf pengajar Teknik Sipil Universitas Widyagama E-mail : dafidirawan05@yahoo.com 29
3 Staf pengajar Teknik Sipil Universitas Widyagama E-mail : abahf7@yahoo.co.id
WIDYA TEKNIKA Vol.22 No.1; MARET 2014: 1 - 12

inti dan tenaga kerja outsourcee (dari luar c. Analytical Hierarchy Process (AHP)
perusahaan) sebagai tenaga tambahan (pelengkap). AHP merupakan suatu model yang luwes
Sedangkan Outsourcee adalah tenaga kerja yang dan mampu memberikan kesempatan bagi
bekerja berdasarkan perjanjian kerja waktu tertentu, perorangan atau kelompok untuk membangun
yaitu tenaga kerja yang bekerja pada perusahaan gagasan-gagasan dan mendefinisikan persoalan
untuk melakukan pekerjaan tertentu dengan dengan cara membuat asumsi mereka masing-masing
menerima upah, yang didasarkan atas kesepakatan dan memperoleh pemecahan yang diinginkan
dalam hubungan kerja untuk waktu tertentu dan atau darinya. Langkah-langkah penggunaan AHP sebagai
selesainya pekerjaan tertentu lepas maupun berikut [7]. Bagan alir langkah-langkah AHP dapat
borongan. dijelaskan pada gambar berikut.
Berdasarkan hasil sejumlah riset, terdapat 6
Mulai
faktor penting yang perlu diperhatikan dan menjadi
penentu berhasil tidaknya proses outsourcing
dijalankan, yaitu: 1) Faktor Decision Scope –
menyangkut kejelasan cakupan atau ruang lingkup Definisi Persoalan dan Rincian
proses outsourcing yang ingin dilakukan, 2) Faktor Awal Permasalahan
Decision Sponsorship – menyangkut siapa saja yang
terlibat, bertanggung jawab, mendukung, dan
Susun/Rancang Struktur Hierarki
berkomitmen untuk melaksanakan outsourcing, 3)
Persoalan-persoalan
Faktor Evaluation Process – menyangkut ada atau
tidaknya prosedur formal dalam proses tender
(bidding) calon perusahaan outsourcing; 4) Faktor Buat Matriks Banding Berpasangan
Contract Duration – menyangkut durasi setiap elemen
penyelenggaraan outsourcing, 5) Faktor Contract
Type – menyangkut seberapa detail aturan main
outsourcing 6) Faktor Contract Date – menyangkut Buat Matriks Banding Berpasangan Setiap
tingkat kemutakhiran kontrak perjanjian. Subkriteria diatas elemen-elemen

METODE PENELITIAN
Buat Matriks Banding Berpasangan
a. Pendalaman Variabel Kriteria diatas Subkriteria
Variabel hasil pemodelan dilakukan kajian
mendalam (full depth analysis). Alternatif solusi dari
faktor tersebut sudah mulai digali untuk dilakukan
kajian kesesuaian antara sebab dan pemecahanya. Apakah Ada Kriteria Tidak
Kelemahan dan kelebihan masing-masing alternatif Diatasnya
solusi diindentifikasi secara cermat dan mendalam
untuk dilakukan verifikasi lebih lanjut.
Ya
b. Analisis Penentuan Rekomendasi
Berbagai alternatif solusi disusun secara Evaluasi Konsistensi untuk Seluruh
prioritas dan dilakukan simulasi untuk mendapatkan Hierarki
hasil yang maksimum. Proses penseleksian alternatif
solusi ini akan digunaan metode AHP (Analytical
Sintesis Perbandingan dan Dapatkan
Hirarchy Process), yaitu merupakan sistem
Prioritas
pendukung keputusan yang menguraikan suatu
masalah multi faktor yang kompleks ke dalam suatu
hirarki di mana masing-masing tingkat hirarki
disusun oleh beberapa elemen yang spesifik. Dari Ya
Konsistensi
metode tersebut didapatkan berupa langkah-langkah
Ratio  0,1%
A
strategis dalam upaya peningkatan kinerja tenaga
kerja pada kontarktor. Jadi, keluaran pada tahap ini
berupa rekomendasi yang akan digunakaan oleh Tidak
pemerintah (Kementerian Pekerjaan Umum), Swasta, Revisi Matrik Banding Berpasangan
Asosiasi perusahaan jasa konstruksi, dan sebagainya diatas
dalam rangka untuk mengambil kebijakan teknis
dalam pengadaan tender atau kualifikasi tenaga kerja
outsourcing pada kontraktor sehingga tujuan Sintesis Lagi Perbandingan dan
pencapaian kualitas pekerjaan/proyek yang tepat Prioritas Lokal
mutu dapat dicapai.

30
MODEL PENGUKURAN ……. KUALITAS BANGUNAN [RIMAN]

Penyusunan matriks gabungan


Didapatkan dari pembagian angka a. Membuat matriks perbandingan
kepentingan dari jumlah kolom berpasangan yang menggambarkan
kemudian dijumlahkan serta dibagi kontribusi relatif atau pengaruh setiap
sejumlah alternatif
elemen terhadap masing-masing tujuan atau
kriteria yang setingkat di atasnya.
Sintesis Lanjut Prioritas Lokal Perbandingan dilakukan berdasarkan
A dengan Mengalikan Prioritas jugment dari pengambilan keputusan dengan
Utama menilai tingkat kepentingan suatu elemen
dari elemen lainnya.
Dapatkan Prioritas Akhir Setiap b. Melakukan perbandingan ber-pasangan
Alternatif sehingga diperoleh jugment seluruhnya
sebanyaknya n x [(n-1)/2] buah, dengan n
adalah banyaknya elemen yang
dibandingkan.
Tentukan Urutan Peringkat dari
Nilai yang Terbesar

Tingkat
Definisi Keterangan
Kepercayaan
1 Sama penting Kedua elemen
Pilih Alternatif Terbaik yaitu memberikan
Peringkat Atas kontribusi yang
sama terhadap
tujuan
3 Suatu elemen Pengalaman atau
Selesai sedikit lebih penilaian sedikit
penting dari memihak pada
lainnya. salah satu
elemen.
Gambar 1. Bagan Alir AHP 5 Suatu elemen Pengalaman atau
sesungguhnya penilaian kuat
Penjelasan lanjutan dari setiap langkah lebih penting memihak pada
dalam AHP sebagai berikut: dari lainnya. salah satu
elemen.
1. Identifikasi sistem 7 Suatu elemen Suatu elemen
Identifikasi sistem dalam AHP terbagi atas 3 betul-betul lebih betul-betul lebih
tingkat, yaitu tujuan (tingkat 1), kriteria (tingkat 2) penting dari disukai dan
dan pilihan (tingkat 3). Pada tingkat 1 (tujuan) lainnya. dalam praktek
lebih dominan
berhubungan dengan tujuan penelitian ini yaitu dari yang lain.
peningkatan kualitas tenaga kerja perusahaan 9 Suatu elemen Terbukti
kontraktor. Pada tingkat 2 (kriteria) ditetapkan mutlak lebih memang suatu
bahwa peningkatan kualitas tenaga kerja bisa melalui penting dari elemen jauh
lainnya lebih disukai
faktor dominan dan kurang dominan. Sedangkan bila diperlukan
pada tingkat 3 (pilihan) berisi alternatif antara lain komposisi di dua
motivasi outsourcing, orientasi dan pelatihan tingkat
outsourcing, rekruitmen outsourcing, pelaksanaan kepentingan.
S2,4,6,8 Nilai tengah di Nilai ini
outsourcing, karakteristik outsourcing, dan gaya antara dua diberikan bila
kepemimpinan outsourcing. penilaian diperlukan
2. Penyusunan hirarki berurutan antara komposisi di dua
Penyusunan hierarki dapat digambarkan sebagai dua elemen. tingkat
kepentingan.
berikut :
Peningkatan Kualitas
J = 1/i Nilai kebalikan Jika suatu
Tenaga Kerja aktivitas i
mendapat satu
angka bila
dibandingkan
aktivitas j
mempunyai nilai
Faktor A Faktor B kebalikannya
bila
dibandingkan
dengan i
Sumber : Thomas L. Saaty, (199: 85)
Skala itu mendifinisikan dan menjelaskan nilai
1 2 3 4 5 6
1 sampai 9 yang ditetapkan untuk pertimbangan
Gambar 2. Penyusunan Hierarki dalam membandingkan elemen yang sejenis di setiap

31
WIDYA TEKNIKA Vol.22 No.1; MARET 2014: 1 - 12

tingkat hirarki terhadap suatu kriteria yang berada 5. Perhitungan Vektor Prioritas
setingkat di atasnya. Pengalaman telah membuktikan Mencari vektor prioritas bisa menggunakan
bahwa skala dengan sembilan satuan dapat diterima nilai eigen yang bisa diperoleh dengan rumus-rumus :
dan mencerminkan derajat sampai mana dapat n
dikatakan mampu membedakan intensitas tata
hubungan antar elemen. Apabila pemakai skala itu
VEi (Vektor eigen) = n a j 1
ij

dalam konteks sosial, psikologi atau politis,


diutarakan terlebih dahulu pertimbangan verbalnya, VEi
VPi (Vektor Prioritas) = n

VE
kemudian diterjemahkan menjadi numerik.
Pengolahan vertikal i
a. Penyusunan struktur hierarki i 1

Permasalahan dirinci kedalam komponen- VA (Vektor Antara) = aij x VP


komponen kemudian bagian komponen VB (Nilai eigen) = VA / VP
disusun dalam bentuk hierarki. Hierarki
paling atas diuraikan ke dalam beberapa max (Nilai eigen maks) =
VB
elemen pendukung. Selanjutnya elemen- n
elemen tersebut diuraikan menjadi elemem- Tabel 2. Random Consistency Index (RI)
elemen yang lebih spesifik.
a. Penilaian perbandingan berpasangan n 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
R 0 0 0, 0, 1, 1, 1, 1, 1, 1, 1,
Penilaian perbandingan berpasangan yang I 58 90 12 24 32 41 45 49 51
dilakukan terhadap elemen-elemen pada Sumber : Thomas L. Saaty, (1991)
suatu tingkat hierarki. Penilaian dilakukan
dengan memberikan bobot numerik HASIL DAN PEMBAHASAN
berdasarkan perbandingan berpasangan
dibentuk menjadi matrik bujur sangkar
a. Pandangan Perusahaan terhadap Outsourcing
Pelaksanaan outsourcing pada berbagai
dengan orde yang sesuai dengan jumlah
perusahaan kontraktor mendapatkan respon yang
elemen pada tingkat hierarki tersebut.
berbeda. Perusahaan kontraktor memahami
pelaksanaan outsourcing sebagai sebuah kegiatan :
b. Menguji Konsistensi data
(1) mengurangi biaya tenaga kerja (57,1%), (2)
Didalam penentuan bobot masing-masing
memperbaiki kualitas dari produk jasa yang
kritria perlu dilakukan pengkajian terhadap
dihasilkan (9,5%), (3) mengefektifkan penggunaan
konsisten preferensi untuk memenuhi
teknologi di dalam perusahaan (4,8%) dan (4)
apakah ada unsur acak. Langkah-langkah
memampukan perusahaan untuk memenuhi
pengujian konsistensi data adalah :
ketidakpastian jumlah tenaga kerja (28,6%). Hasil
1. Mengalihkan setiap elemen pada setiap
pengamatan data lapangan, outsourcing lebih banyak
kolom matrik penilaian perbandinga
dipahami sebagai kegiatan untuk mengurangi biaya
berpasangan dengan bobot yang
tenaga kerja atau memampukan perusahaan untuk
berkaitan. Hasil perkalian membentuk
memenuhi ketidakpastian jumlah tenaga kerja,
matriks baru.
sebagaimana pada tabel berikut.
2. Menjumlahkan masing-masing elemen
pada setiap matrik baru. Hasil
penjumlahan ini akan membentuk Tabel 3. Pandangan terhadap Outsourcing
vektor jumlah baris. Frequen Percen
Deskripsi
3. Membagi vektor jumlah baris dengan cy t
vektor bobot. Hasil pembagian ini akan 1.Mengurangi biaya tenaga
12 57.1
membentuk vektor baru. kerja
4. Menghintung indeks konsistensi dengan 2.Memampukan perusahaan
rumus sebagai berikut : untuk memenuhi
 max n ketidakpastian jumlah
6 28.6
Indeks Konsisten CI 
n 1 tenaga kerja
5. Menghitung ratio konsistensi, dengan 3.Memperbaiki kualitas dari
rumus sebagi berikut : produk dan jasa yang 2 9.5
CL dihasilkan
Ratio Konsistensi CR  4.Mengefektifkan
RI penggunaan teknologi di 1 4.8
6. Penilaian dikatakan konsisten apabila dalam perusahaan
ratio konsisten ≤ 0,10, apabila ratio
konsisten ini ≥ 0,10 maka ada unsur Total 21 100.0
acak didalam memberikan penilaian.

32
MODEL PENGUKURAN ……. KUALITAS BANGUNAN [RIMAN]

Gambaran hasil pengamatan terhadap besar lebih memilih analisis pekerjaan dengan
pandangan perusahaan mengenai outsourcing yang wawancara, sedangkan pada perusahaan menengah
lebih memahami bahwa outsourcing akan cenderung nenggunakan analisis pekerjaan dengan
mengurangi biaya tenaga kerja dan untuk menutupi menuliskan deskripsi pekerjaan. Pada perusahaan
masalah ketidakpastian jumlah tenaga kerja. menengah akan didapatkan kebutuhan tenaga kerja
Pandangan ini beralasan karena karakteristik outsourcing dengan kualitas lebih, maka upaya
pekerjaan yang sangat dinamis dengan kebutuhan rekruitmen yang dilakukan dengan memberikan
tenaga kerja, sehingga keberadaaan tenaga kerja deskripsi jelas akan meminimalkan :
outsourcing menjadi beragam. Pengurangan biaya - Kurangnya pengetahaun teknis tentang gambar
mengakibatkan besar upah bisa tidak tetap, - Kurangnya mengenal teknik estimasi
tergantung pada pekerjaan yang dilakukan dan - Kurangnya mengenal aspek hukum
dibayarkan berdasarkan hari kerja. Tenaga kerja - Kurangnya pengetahuan tentang manajemen
outsourcing bisa berada pada 3 bagian yaitu: - Kurangnya perhatian dalam menjaga catatan
mandor, tukang dan kernet/ laden. fisik dan keuangan
b. Analisis Pekerjaan bagi Outsourcing c. Pembobotan Pemilihan Tenaga Kerja
Sebelum rekruitmen tenaga outsourcing, Kebutuhan tenaga outsourcing sebagian
perusahaan perlu menentukan dan menggambarkan besar (38,1%) menjawab hampir setengah kebutuhan
isi pekerjaan yang akan dikerjakan outsourcee (yang yakni 41%-60%. Sedangkan sisanya menjawab
pada akhirnya akan menentukan karakteristik kebutuhan tenaga outsourcing sebanyak 0%-20%
outsourcee yang sesuai dengan pekerjaan tersebut). (4,8%), 21%-40% (19%), 61%-80%(28,6%) dan
Berbagai pilihan cara akan dilakukan perusahaan 81%-100% (9,5%). Pengambilan tenaga outsourcing
untuk menentukan dan menggambarkan karakteristik mempertimbangkan 4 hal yaitu : keahlian,
outsourcee yang akan direkrut. Beberapa cara yang pengalaman, pendidikan dan gaji. Hasil pembobotan
mungkin dilakukan perusahaan antara lain : (1) tiap kriteria dapat dilihat pada tabel berikut.
wawancara, (2) meminta untuk menuliskan deskripsi
pekerjaan, (3) meminta menuliskan hal-hal penting Tabel 5. Bobot Tingkat Kepentingan dalam
pada pekerjaan, (4) mengisi kuisioner, (5) Pemilihan Tenaga Outsourcing
memberikan catatan aktivitas sehari-hari, (6) Sub
Deskripsi Bobot Peringkat
mengadakan observasi langsung, (7) menguraikan Kriteria
rangkaian hierarki tugas dan (8) mengambil sampel A1 Keahlian 24.72% 2
pekerja aktif. Dalam penerapan di lapangan analisis
A2 Pengalaman 33.83% 1
pekerjaan lebih banyak didasarkan pada 4 hal seperti
yang ada pada tabel berikut. A3 Gaji 17.01% 4

A4 Pendidikan 24.44% 3
Tabel 4. Analisis Pekerjaan bagi Outsourcing Consistency Ratio CR = 0.045
Deskripsi Frequency Percent
Analisis pekerjaan dengan 8 38.1
wawancara
Analisis pekerjaan dengan 10 47.6
menulis deskripsi pekerjaan
Memberikan serangkaian 1 4.8
tugas berstruktur, kemudian
diuraikan lebih lanjut ke
dalam sub tugas
Mengambil sampel pekerja 2 9.5
aktif
Total 21 100.0

Gambar 3. Bobot Tingkat Kepentingan


Pada umumnya sebelum pelaksanaan
dalam Pemilihan Tenaga Outsourcing
rekruitmen perusahaan akan menjelaskan isi
pekerjaan yang akan dikerjakan dengan mengadakan Dari Tabel 5, terlihat bahwa pengalaman (A3)
wawancara kepada pekerja yang pernah memegang mempunyai bobot yang paling besar jika
jabatan (38,1%) atau dengan menuliskan deskripsi dibandingkan dengan item yang lain, yakni sebesar
pekerjaan yang pernah dijalani sebelumnya (47,6%) 33,83 %. Hal ini berarti bahwa pengalaman
dibandingkan dengan cara lainnya seperti merupakan item yang paling penting atau yang paling
memberikan tugas terstruktur dan menguraikan dipertimbangkan dalam hubungannya dengan
dalam sub tugas atau mengambil sampel pekerja pemilihan tenaga outsourcing. Sementara itu, dari
aktif. Pilihan melalui teknik wawancara selain hasil perhitungan didapatkan nilai Consistency Ratio
memudahkan bagi tenaga outsourcing juga tidak (CR) kurang dari 0,1 dengan nilai 0,045. Hal ini
terlalu banyak membutuhkan waktu. Perusahaan menunjukkan bahwa matriks perbandingan

33
WIDYA TEKNIKA Vol.22 No.1; MARET 2014: 1 - 12

berpasangan antar item pada sub kriteria pemilihan dimana outsourcee harus belajar dan melatih diri
tenaga outsourcing sudah konsisten. Pembangunan sendiri.
sebuah gedung atau prasarana yang berhubungan
e. Pembobotan Pasca Penerimaan Tenaga Kerja
dengan teknik sipil sangat membutuhkan
Upaya peningkatan kinerja tenaga kerja
pengetahuan yang cukup sehingga penunjang dari sisi
merupakan usaha yang dilakukan oleh kontraktor
pengalaman dan keahlian selalu diutamakan.
untuk meningkatkan kualitas tenaga kerjanya melalui
d. Cara Rekruitmen Tenaga Kerja kegiatan pelatihan, pendidikan atau pengembangan,
Kontraktor harus tetap bertahan dalam meningkatkan pengalaman kerja, menyewa tenaga
lingkungan bisnisnya, menurut Maloney [8], kerja ahli di luar, dan pengawasan tenaga kerja oleh
kontraktor harus mempunyai strategi, salah satunya atasan. Menurut Simamora [11], upaya peningkatan
pengembangan sumberdaya manusia. Pengembangan kualitas tenaga kerja merupakan bagian dari strategi
ini dapat dilakukan dengan cara : (1) rekruitmen, peningkatan kualitas dan salah satu usaha yang
seleksi, atau menyewa tenaga kerja dan (2) dilakukan untuk mendapatkan keunggulan kompetitif
pendidikan dan pelatihan tenaga kerja. Sedangkan dari perusahaan lain, selain strategi inovasi dan
Kumaraswami [10], menyatakan bahwa kualitas strategi pengurangan biaya. Selanjutnya pasca
tenaga kerja kontraktor (dari manajer sampai tenaga penerimaan tenaga outsourcing, akan dilakukan
kerja outsourcing) dipergunakan untuk meningkatkan tahapan orientasi dan pelatihan, pemberian motivasi
produktivitas yang pada akhirnya akan meningkatkan dan imbalan. Bobot kepentingan dari ketiganya akan
kinerja kontraktor. Proses rekruitmen tenaga dihitung dengan AHP dengan hasil sebagai berikut.
outsourcee dilakukan dengan banyak cara seperti: (1)
menggunakan referensi dari pekerja perusahaan, (2) Tabel 7. Bobot Tingkat Kepentingan
membujuk outsourcee perusahaan lain (head Pasca Penerimaan Tenaga Outsourcing
hunters), (3) memanggil ulang pekerja yang pernah Sub
Deskripsi Bobot Peringkat
Kriteria
bekerja, (4) memasang iklan di surat kabar, majalah,
Pemberian
jurnal, radio, telivisi, internet, brosur (5) kerjasama B1
motivasi
31.2% 2
dengan lembaga pendidikan dan pelatihan, (6)
kerjasama dengan kementerian tenaga kerja, (7) B2 Imbalan 27.1% 3
menggunakan lembaga penyalur swasta. Pada Orientasi dan
B3 41.7% 1
prakteknya, pola-pola rekruitmen paling banyak pelatihan
dilakukan dengan dua cara yaitu : panggil ulang Consistency Ratio CR = 0.081
mantan pekerja dan bekerjasama dengan kementerian
tenaga kerja.
Tabel 6. Cara Rekruitmen Tenaga
Outsourcing
Deskripsi Frequency Percent
Panggil ulang mantan pekerja 10 47.6
Kerjasama dengan departemen 6 28.6
tenaga kerja
Pasang iklan 4 19.0
Lainnya 1 4.8
Total 21 100.0
Gambar 4. Bobot Tingkat Kepentingan
Beragam cara yang dilakukan pihak Pasca Penerimaan Tenaga Outsourcing
perusahaan untuk mendapatkan tenaga kerja
outsourcing, baik dilakukan secara internal Dari Tabel 7, terlihat bahwa orientasi dan
perusahaan atau melibatkan pihak lain. Sebagian pelatihan (B3) mempunyai bobot yang paling besar
besar cara yang ditempuh adalah dengan memanggil jika dibandingkan dengan item yang lain, yakni
ulang para pekerja yang pernah terlibat dalam salah sebesar 41,7 %. Hal ini berarti bahwa orientasi dan
satu pekerjaan (47,6%) atau melibatkan pihak lain pelatihan merupakan item yang paling penting atau
seperti kementerian tenaga kerja (28,6%) atau lewat yang paling dipertimbangkan dalam hubungannya
pemasangan iklan (19,0%). Selanjutnya bagi para dengan kegiatan pasca penerimaan tenaga
peminat tenaga kerja akan diseleksi dengan proses outsourcing. Sementara itu, dari hasil perhitungan
wawancara. Beberapa pilihan cara untuk dapat didapatkan nilai Consistency Ratio (CR) kurang dari
memberikan pelatihan pada tenaga kerja outsourcee 0,1 dengan nilai 0,081. Hal ini menunjukkan bahwa
antara lain pemberian contoh oleh pekerja yang telah matriks perbandingan berpasangan antar item pada
berpengalaman tentang bagaimana cara mengerjakan sub kriteria kegiatan pasca penerimaan tenaga
suatu tugas. Cara lain yang memungkinkan adalah outsourcing sudah konsisten.
memberikan penunjang dan petunjuk secara umum

34
MODEL PENGUKURAN ……. KUALITAS BANGUNAN [RIMAN]

f. Orientasi dan Pelatihan Tenaga Kerja 1. Jalur pendidikan formal, ditujukan pada
Aktivitas awal bagi tenaga kerja outsourcing pengembangan kepribadian, bakat, sikap mental,
harus dilakukan secara cepat. Pada tenaga kerja yang pengetahuan, dan kecerdasan termasuk kreativitas
pernah bekerja diperusahaan tersebut orientasi kerja dan daya analisis yang akan membentuk manusia
akan dijelaskan secara tidak formal dari rekan karya. Pondasi ini akan dilengkapi dengan
sekerja. Sedangkan pada tenaga kerja outsourcing kerangka dan arah untuk memantapkan profesi ini
yang masih baru akan menjalani masa orientasi yang diinginkan dengan pelatihan.
dengan penjelasan formal dari perusahaan melalui 2. Jalur pelatihan, merupakan suplemen dan
training. Orientasi memiliki tujuan untuk komplemen dari pendidikan formal yang
memperkenalkan situasi kerja pada tenaga kerja menjembatani dunia pendidikan dan dunia kerja.
outsourcee. Beberapa jalur pembinaan sumberdaya 3. Jalur pengembangan, yaitu dengan pematangan
manusia bisa ditempuh untuk mengembangkan pengalaman disertai penyuluhan di lapangan
potensi sumberdaya manusia agar menjadi kekuatan dalam kurun waktu yang cukup lama serta
yang efektif, seperti jalur pendidikan formal, jalur berulang-ualang.
pelatihan dan jalur pengembangan. Jalur pendidikan Pendidikan formal, pelatihan, dan
formal tidak menjadi pilihan karena memerlukan pengembangan merupakan proses berlanjut dan
waktu yang lama. saling terkait sebagai satu sistem PSDM. Keterkaitan
tersebut berlangsung dalam bentuk proses yang
Tabel 8. Orientasi dan Pelatihan bersamaan atau berlanjut, sehingga saling
Deskripsi Frequency Percent mendukung dan benar-benar merupakan suatu proses
Tidak formal lewat rekan 11 52.4 yang terpadu. Sebagai proses yang berkait dan
sekerja bersinambungan pendidikan formal, pelatihan, dan
Formal melalui training 10 47.6 pengembangan digambarkan sebagai sistem masukan
Total 21 100.0 luaran.
g. Motivasi bagi Tenaga Outsourcing
Orientasi terhadap pekerjaan ditempuh Hal penting yang harus dilakukan oleh
dengan dua cara yaitu tidak formal melalui rekan perusahaan perekrut tenaga kerja outsourcing adalah
sekerja (52,4%) atau secara formal melalui training menciptakan motivasi kerja yang tinggi. Motivasi
(47,6%). Secara khusus pada kelompok perusahaan akan menjadi faktor pendorong yang sangat handal
besar orientasi lebih banyak dilakukan secara formal untuk meningkatkan kinerja karyawan. Sejumlah cara
melalui training, sedangkan pada perusahaan dapt dilakukan oleh perusahaan kontraktor untuk
menengah lebih banyak dengan cara tidak formal menaikkan motivasi antara lain: menggunakan
lewat rekan sekerja. Kadangkala perusahaan juga umpan upah, menciptakan suatu hubungan yang baik
mempertimbangkan sisi proses rekruitmen yang antara perusahaan dengan outsourcee, menciptakan
dilakukan. Pada jakur rekruitmen melalui panggilan kondisi kerja yang baik, sehingga dapat
ulang mantan pekerja, orientasi cenderung dilakukan meningkatkan rasa senang outsourcee, menciptakan
dengan tidak formal lewat rekan sekerja. Rekruitmen iklim persaingan atau memberikan tugas-tugas yang
lewat kerjasama dengan departemen tenaga kerja, menantang serta kemampuan untuk meningkatkan
orientasi dilakukan secara formal melalui training, keterampilan.
cara yang sama juga dilakukan pada jalur rekruitment
lewat iklan. Pada orientasi yang menggunakan Tabel 9. Motivasi bagi Tenaga Outsourcing
pelatihan, tenaga kerja akan dilatih secara langsung Deskripsi Frequency Percent
untuk melakukan pekerjaan yang akan ditanganinya. Menggunakan umpan upah 11 52.4
Persoalan dan masalah yang dihadapi pada saat masa Menciptakan hubungan baik 7 33.3
orientasi akan diberikan solusi secara cepat mengenai antara perusahaan dengan
pilihan-pilihan penyelesaian masalah. outsourcee
Kementerian tenaga kerja menyatakan Lainnya 3 14.3
bahwa untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja Total 21 100.0
perlu dilakukan pembinaan sumberdaya manusia
(PSDM). PSDM adalah suatu proses untuk
Sebagian besar perusahaan memilih untuk
mengembangkan potensi sumberdaya manusia
menggunakan umpan upah (52,4%) sebagai sarana
menjadi kekuatan yang efektif untuk pembangunan
untuk menciptakan motivasi. Daya tarik upah
nasional dalam mewujudkan manusia karya yang
menjadi pilihan karena motivasi yang paling
beriman, sehat, berbudi luhur, kepribadian, cerdas,
mendasar adalah motivasi untuk memenuhi
disiplin, ahli, dan terampil, produktif serta memiliki
kebutuhan pokok sehari-hari. Selain upah,
motivasi tinggi. Pada dasarnya PSDM dengan
pendekatan lain yang dilakukan adalah dengan
pendekatan pendidikan dilakukan melalui tiga jalur
menciptakan hubungan baik dengan tenaga kerja baru
yaitu:
(33,3%).
h. Gaya Kepemimpinan dan Pembobotannya

35
WIDYA TEKNIKA Vol.22 No.1; MARET 2014: 1 - 12

Setelah penerimaan tenaga outsourcing, hal


penting lain yang harus mendapatkan perhatian besar
adalah gaya kepemimpinan. Gaya kepemimpinan
yang tepat harus dipertimbangkan ketika berada
dalam komunitas tenaga kerja outsourcee. Beberapa
pilihan gaya kepemimpinan di lapangan antara lain :
directing, coaching, supporting dan delegating.
Gaya directing dilakukan perusahaan dengan
memberikan langkah-langkah tugas penyelesaian
yang harus dilakukan, dilakukan pengawasan yang Gambar 5. Bobot Gaya Kepemimpinan
ketat akan tetapi tidak memberikan peluang saran Bagi Tenaga Outsourcing
dari outsourcee terhadap penyelesaian tugas. Gaya
coaching dilakukan perusahaan dengan cara Dari Tabel 11, terlihat bahwa gaya
memberikan langkah penyelesaian serta kesempatan kepemimpinan coaching (C2) mempunyai bobot
bagi outsourcee untuk memberikan saran terhadap yang paling besar jika dibandingkan dengan item
langkah penyelesaian tugas. Gaya supporting yang lain, yakni sebesar 48,0%. Hal ini berarti bahwa
dilakukan perusahaan dengan memberikan kebebasan gaya kepemimpinan coaching yang banyak
pada outsourcee untuk melakukan penyelesaian tugas memberikan langkah dan saran penyelesaian
dan mendukung segala upaya outsourcee yang merupakan item yang paling penting atau yang paling
mengarah pada penyelesaian tugas. Gaya delegating dipertimbangkan dalam hubungannya dengan gaya
dilakukan perusahaan dengan cara menyerahkan kepemimpinan yang tepat bagi tenaga outsourcing.
segala cara, tanggung jawab dan keputusan Hasil perhitungan didapatkan nilai Consistency Ratio
penyelesaian tugas pada outsourcee. Aktivtas (CR) kurang dari 0,1 dengan nilai 0,058. Hal ini
kegiatan di lapangan, harus disertai dengan gaya menunjukkan bahwa matriks perbandingan
kepemimpinan yang tepat, agar tercipta budaya kerja berpasangan antar item pada sub kriteria gaya
dan semangat kerja yang tinggi. Sebagian besar kepemimpinan yang tepat bagi tenaga outsourcing
perusahaan kontraktor memilih gaya kepemimpinan sudah konsisten. Gaya kepemimpinan yang tepat
coaching (62%) dan tidak ada satupun dari sampel akan berkontribusi besar bagi pengembangan kinerja
yang diteliti memilih untuk menerapkan gaya outsourcing. Pengembangan sumberdaya manusia ini
kepemimpinan delegating. bertujuan untuk memperbaiki efektivitas dan efisiensi
kerja dalam melaksanakan dan mencapai sasaran
Tabel 10. Gaya Kepemimpinan bagi Tenaga pelaksanaan proyek yang telah ditetapkan yaitu tepat
Outsourcing biaya, tepat mutu, dan tepat waktu. Perbaikan
efektivitas dan efisiensi kerja tenaga kerja dapat
Deskripsi Frequency Percent
dilakukan dengan meningkatkan :
Directing 7 33.3
1. Pengetahuan tenaga kerja.
Coaching 11 52.4 2. Keterampilan tenaga kerja.
Supporting 3 14.3 3. Sikap atau prilaku tenaga kerja terhadap tugas-
Delegating 0 0.0 tugasnya.
Total 21 100.0 i. Pembobotan Kinerja bagi Tenaga Outsourcing
Keberlanjutan kerja pada setiap tenaga kerja
Bobot kepentingan dari ketiga gaya outsourcee sangat ditentukan oleh evaluasi hasil kerja
kepemimpinan yang terpilih akan dihitung dengan dengan mempertimbangkan dua hal penting yaitu (1)
AHP. Perbandingan atas tiga gaya kepemimpinan membandingkan sasaran yang dicapai dengan sasaran
yang dipilih akan menjadi bahan masukan untuk yang telah disepakati dengan outsourcee dan (2)
menentukan gaya kepemimpinan yang tepat bagi membandingkan hasil kerja outsourcee dengan
tenaga outsourcing. outsourcee lainnya. Apabila kedua hal ini bisa
tercapai maka akan diteruskan dengan tindak lanjut
berupa penawaran perpanjangan hubungan kerja.
Tabel 11. Bobot Gaya Kepemimpinan Bagi Sedangkan sebaliknya apabila kedua unsur utama
Tenaga Outsourcing tersebut tidak terpenuhi maka perusahaan akan
Sub melakukan tindakan pemutusan hubungan kerja baik
Deskripsi Bobot Peringkat bersifat permanen atau sementara. Kinerja
Kriteria
C1 Directing 29.2% 2 outsourcing akan berkaitan dari 3 hal yaitu: evaluasi
hasil kerja, tindakan pada hasil kerja dan pemutusan
C2 Coaching 48.0% 1
hubungan kerja. Perbandingan atas tiga kinerja
C3 Supporting 22.8% 3 tenaga outsourcing yang dipilih akan menjadi bahan
Consistency Ratio CR = 0.058 masukan untuk menentukan kinerja yang tepat bagi
tenaga outsourcing.

36
MODEL PENGUKURAN ……. KUALITAS BANGUNAN [RIMAN]

Tabel 12. Bobot Kinerja bagi Tenaga  Kurangnya pengetahuan tentang manajemen dan
Outsourcing teknik dasar perencanaan kontrak dan analisis
Sub Kriteria Deskripsi Bobot Peringkat keuangan.
Evaluasi hasil  Kurangnya perhatian dalam menjaga catatan-
D1
kerja 47.6% 1 catatan fisik dan keuangan dalam pembukuan
Tindakan pada umum.
D2
hasil kerja 31.7% 2
Pemutusan
Untuk mengatasi kelemahan tenaga kerja,
D3 maka perlu adanya usaha peningkatan kualitas tenaga
hubungan kerja 20.7% 3
Consistency Ratio CR = 0.001 kerja kontraktor yang berkesinambungan [12].
Kontraktor juga dapat mengadopsi ISO yang
mempunyai program pengelolaan tenaga kerja
dengan: pelatihan, meningkatkan pengalaman kerja,
transfer ilmu, dan meningkatkan mutu pengawasan
[13].
Kinerja dari kontraktor dipengaruhi oleh
individu, kelompok, dan organisasi perusahaan (Mc
Farland, 1994). Kinerja perusahaan konstruksi
terutama tergantung dari kinerja manajer konstruksi
[14]. Keberadaaan tenaga outsourcing akan menjadi
strategis karena secara kuantitas cenderung paling
Gambar 6. Bobot Kinerja bagi Tenaga banyak dan kalangan ini butuh pengarahan yang tepat
dalam melakukan pekerjaan proyek. Bagi tenaga
Outsourcing
outsourcing, mulai dari tahap rekruitment hingga
Dari Tabel 12, terlihat bahwa evaluasi hasil tahap bekerja di lapangan, maka dibutuhkan
kerja (D1) mempunyai bobot yang paling besar jika peningkatan beberapa keterampilan antara lain :
dibandingkan dengan item yang lain, yakni sebesar 1. Keterampilan teknis, yaitu pengetahuan dan
47,6%. Hal ini berarti bahwa aspek kinerja yang penguasaan dalam kegiatan yang bersangkutan
paling penting adalah evaluasi kinerja tenaga dengan cara-cara, proses, dan prosedur.
outsourcing. Hasil perhitungan didapatkan nilai 2. Keterampilan manusiawi, yaitu kemampuan
Consistency Ratio (CR) kurang dari 0,1 dengan nilai bekerja dengan orang lain. Sebagai contoh:
0,058. Hal ini menunjukkan bahwa matriks bekerja sama dengan orang lain, bekerja dalam
perbandingan berpasangan antar item pada sub kelompok, menciptakan suasana dimana orang
kriteria kegiatan pasca penerimaan tenaga merasa aman dan bebas menyatakan pendapat.
outsourcing sudah konsisten. Foster dan Seeker 3. Keterampilan konseptual, yaitu kemampuan
(2001) menyatakan bahwa penyebab kualitas/kinerja untuk melihat gambaran secara global untuk
yang kurang baik dari seorang tenaga kerja adalah mengenali dan menyadari adanya unsur-unsur
kurangnya pengetahuan dan keterampilan dalam yang penting dalam suatu situasi.
menjalankan tugas pekerjaan yang diberikan 4. Keterampilan merancang, yaitu kemampuan
kepadanya, kurangnya motivasi untuk bekerja dengan untuk memecahkan masalah dengan cara-cara
baik, dan kurangnya kepercayaan diri seorang tenaga yang menguntungkan perusahaan.
kerja dalam mengaktualisasikan kemampuannya
dalam bekerja. Evaluasi kinerja tenaga outsourcing Kesimpulan dan Saran
dilakukan secara berkala dengan membandingkan
terhadap standard kerja yang dimiliki perusahaan. a. Kesimpulan
Penilaian dapat pula dilakukan dengan Berdasarkan hasil dan pembahasan, dapat
membandingkan kinerja antar tenaga outsourcing. disimpulkan sebagai berikut:
Perekrutan tenaga kerja outsourcing tidak akan lepas 1. Dalam pengambilan tenaga outsourcing,
dari berbagai kelemahan. Kelemahan kemampuan pengalaman mempunyai bobot yang paling besar
tenaga kerja kontraktor menyebabkan kelemahan, jika dibandingkan dengan item keahlian,
pada kemampuan kontraktor (Hernes, 1988) antara pendidikan dan gaji, yakni sebesar 33,83 %. Hal
lain: ini berarti bahwa pengalaman merupakan item
 Kurangnya pengetahuan teknis tentang gambar yang paling penting atau yang paling
dan spesifikasi. dipertimbangkan dalam hubungannya dengan
 Kurangnya mengenal teknik estimasi dan pemilihan tenaga outsourcing.
prosedur tender. 2. Pada pasca penerimaan tenaga outsourcing,
 Kurangnya mengenal aspek hukum kontrak orientasi dan pelatihan mempunyai bobot yang
pekerjaan, hukum kontrak, dan persiapan paling besar jika dibandingkan dengan item
negosiasi tentang klaim yang bertentangan pemberian motivasi dan imbalan, yakni sebesar
dengan variasi kontrak. 41,7 %. Hal ini berarti bahwa orientasi dan
pelatihan merupakan item yang paling penting

37
WIDYA TEKNIKA Vol.22 No.1; MARET 2014: 1 - 12

atau yang paling dipertimbangkan dalam b. Penelitian terhadap perusahaan kontraktor


hubungannya dengan kegiatan pasca penerimaan yang lain (selain general contractor dan
tenaga outsourcing. konsultan perencana).
3. Dari beberapa gaya kepemimpinan di lapangan, c. Perluasan terhadap lingkup outsourcee baik
gaya kepemimpinan coaching mempunyai bobot yang berupa pekerjaan, lama waktu kerja,
yang paling besar jika dibandingkan dengan item maupun tingkat pendidikan dari outsourcee.
directing, coaching, supporting dan delegating,
yakni sebesar 48,0%. Hal ini berarti bahwa gaya Ucapan Terima Kasih
kepemimpinan coaching yang banyak Penelitian ini dilakukan dengan dukungan
memberikan langkah dan saran penyelesaian dana dari DITLITABMAS Direktorat Jenderal
merupakan item yang paling penting atau yang Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan
paling dipertimbangkan dalam hubungannya Kebudayaan Republik Indonesia, melalui Penelitian
dengan gaya kepemimpinan yang tepat bagi Hibah Bersaing (PHB) pada tahun anggaran 2013.
tenaga outsourcing.
4. Untuk penilaian kinerja outsourcing, evaluasi Daftar Pustaka
hasil kerja mempunyai bobot yang paling besar
jika dibandingkan dengan item tindakan pada [1] Dafid, Riman, 2007, Model Peningkatan
hasil kerja dan pemutusan hubungan kerja, yakni Kualitas Tenaga Kerja pada Kontraktor
sebesar 47,6%. Hal ini berarti bahwa aspek Kelas Menengah dan Besar sebagai upaya
kinerja yang paling penting adalah evaluasi Peningkatan Kualitas Bangunan Yang Tepat
kinerja tenaga outsourcing Mutu Biaya dan Waktu, Malang.
[2] Dafid, Riman, 2009, Model Peningkatan
b. Saran Kualitas Tenaga Kerja Lepas pada
Berdasarkan kesimpulan dan batasan- Kontraktor Kelas Menengah dan Besar
batasan yang ada dalam penelitian ini, maka dalam dalam Upaya Peningkatan Mutu Bangunan,
penerapan pola outsourcing, sebaiknya perusahaan Malang.
kontraktor mempertimbangkan faktor-faktor berikut: [3] Apriyanto, Irwan 2002, Kualitas Tenaga
1. Lokasi Kerja pada Kontraktor Kecil dan Menengah
Penelitian dilakukan dengan mengambil sampel di Kota Semarang Jawa Tengah, Tesis
pada perusahaan kontraktor yang berdomisili di Magister , ITB, Bandung.
Malang. Atas dasar tersebut maka untuk [4] Santoso, Teguh Lestiono, 2004, Kajian
penerapan pola outsourcing sumber daya manusia Tentang Pola Outsourcing Sumberdaya
efektif pada perusahaan kontraktor yang Manusia pada Perusahaan Kontraktor dan
berdomisili di luar Malang, sebaiknya perusahaan Konsultan di Jakarta, Tesis Magister, ITB,
terlebih dahulu mempertimbangkan faktor Bandung.
perbedaan lokasi, karena perbedaan lokasi [5] Dafid, Riman, 2005, Labor Model
mungkin dapat menyebabkan terjadinya Improvement Contractors Stay in the Great
perbedaan bentuk pola outsourcing sumber daya Middle Class and Quality Improvement
manusia efektif. Efforts Building the Right Quality, Cost and
2. Karakteristik perusahaan Time, Journal of Widya Teknika, Vol.13:2,
Selain faktor lokasi, penelitian juga dibatasi October.
hanya untuk perusahaan kontraktor, dimana [6] Dafid, Riman, et al, 2012, The Measurement
perusahaan kontraktor adalah perusahaan- Model For Freelance Worker Performance
perusahaan kontraktor yang termasuk ke dalam Employed By Middle Class Contractor To
general contractor. Mengingat bahwa perbedaan Improve The Quality Of Building. Journal of
karakteristik perusahaan dapat juga Basic and Applied Scientific Research, Vol.
mempengaruhi perbedaan bentuk pola 2, Number 7, part II, July.
outsourcing sumber daya manusia efektif, maka [7] Langford, et. al, 1995, Human Resources
untuk penerapan pola outsourcing efektif dari Management in Construction, Malaysia:
hasil penelitian perusahan sebaiknya juga Longman.
mempertimbangkan faktor kesesuaian [8] Kaming, Peter F., Holt, Gary D., Kometa,
karakteristik perusahaan. Simon T & Olomolaiye, Paul O.1998.
3. Dalam upaya meningkatkan akurasi dari pola Severity Diagnosis of Productivity
efektif untuk outsourcing sumber daya manusia Problems-A Reliability Analysis,
pada perusahaan kontraktor di Malang, maka International Journal of Project
sebaiknya dilakukan beberapa hal berikut: Management, 16(2): 107-113.
a. Penambahan terhadap jumlah dan lokasi [9] Maloney, Wiliam, 1997, Strategic Planning
sampel. for Human Resources Management in
Construction, Journal of Management in
Engineering, June.

38
MODEL PENGUKURAN ……. KUALITAS BANGUNAN [RIMAN]

[10] Kumaraswamy, Mohan M., 1997, Improving


Industry Performance Through Integrated
Training Programs, Journal of Professional
Issues in Engineering Education and
Practice, Juli.

[11] Simamora, H., 1995, Manajemen


Sumberdaya Manusia, STIE YKPN, Edisi I,
September, Yokyakarta
[12] Hernes, T, 1988, Traning Contractors for
results a Quide for Trainers and Training
Managers, ILO.
[13] Sondari,S,S, 1999, Pengelolaan Tenaga
Kerja Outsourcing pada Konstruksi
Indonesia sebagai Bagian dari Sistem
Manajemen Kualitas (Tinjauan dengan
acuan ISO 9000), Tesis Magister, ITB,
Bandung
[14] Abdel-Razek, Refaat H., Elshakour, Hany
Abd. & Abdel-Hamid, Mohamed, 2007,
Labor productivity: Benchmarking and
Variability in Egyptian Projects,
International Journal of Project
Management, 25:189-197.

39

Anda mungkin juga menyukai