Anda di halaman 1dari 4

JOB SHEET

PERAWATAN BAYI IKTERUS DENGAN LIGHT TERAPI

A. PENGERTIAN
Ikterus adalah warna kuning yang tampak pada putih mata (sklera) dan kulit bayi
baru lahir. Warna kuning itu pertanda terjadinya penumpukan bilirubin, yaitu senyawa
hasil pemecahan sel darah merah, bisa karena sel darah merah sudah tua atau ada proses
penghancuran yang abnormal. Semasa dalam kandungan, bilirubin dikeluarkan melalui
plasenta ibu. Setelah lahir, bayi harus mengeluarkannya sendiri. Pengeluaran bilirubin
oleh bayi memerlukan fungsi hati yang sempurna dan makanan dalam usus yang
membawanya keluar sebagai feses.
Kadar bilirubin yang normal bergantung pada usia bayi. Contohnya, kadar
bilirubin 12 mg/dl pada bayi kurang dari 24 jam adalah abnormal. Tetapi kadar tersebut
pada bayi cukup bulan usia 3 hari adalah normal.
Bila bayi tampak kuning, perlu diperiksa kadar bilirubin untuk menentukan
apakah kadarnya masih normal atau sudah abnormal sehingga perlu terapi. Dianggap di
atas normal bila kadar biliburin lebih dari 12 mg/dl. Bila kadar bilirubin di atas normal,
dokter akan melakukan terapi sinar biru pada bayi kuning tersebut. Terapi ini dilakukan
di rumah sakit. Bayi diletakkan di bawah lampu yang memancarkan spektrum cahaya
biru dengan panjang gelombang tertentu (ukurannya sekitar 450 nanometer).
Fungsi terapi sinar biru ini akan mengubah bilirubin menjadi senyawa yang
larut dalam air sehingga dapat dikeluarkan dari tubuh bayi. Berapa lama bayi menjalani
terapi sinar biru tergantung pada kadar bilirubin, biasanya sekitar 2-4 hari. Bila kadar
bilirubin 12-15 mg/dl, terapi dilakukan selama 2-3 hari. Bila kadarnya mencapai 15-20
mg/dl terapi dilakukan selama 3-4 hari.
Tranfusi darah. Bila kadar bilirubin bayi baru lahir di atas 20 mg/dl, dokter akan
malakukan transfusi darah untuk menukar darah bayi. Karena, bilirubin yang sangat
tinggi berisiko tinggi masuk ke dalam otak sehingga terjadi gangguan pada otak dan
kualitas perkembangan bayi.
B. Gejala kuning:
• Kulit, selaput lendir (gusi, mata) berwarna kuning.
• Bayi rewel, mengantuk, lemas.
• Kurang aktif menyusu.
• Urin berwarna kuning tua (pekat).
C. Cara terapi:
• Bayi dalam boks disinar dari jarak 10 – 23,5 cm.
• Saat diterapi, mata bayi ditutup dengan kain kassa, agar retinanya aman.
• Selama menjalani terapi, bayi harus sering disusui karena ASI efektif dalam
melancarkan proses buang air kecil dan buang air besar, dan bayi terhindar dari dehidrasi
akibat
efek panas sinar biru tersebut.
Belum ditemukan efek negatif dari terapi sinar biru terhadap kesehatan bayi bila
dilaksanakan dengan tepat. Terapi sinar biru masih dianggap aman dan tidak mahal.

D. PROSEDUR TINDAKAN

No Tindakan Keterangan

1. Mengucapkan basmalah
2 Segera membawa bayi ketenaga kesehatan untuk
memestikan kondisi ikterus pada bayi kita masih
dalam batas normal ( fisiologis ) apakah sudah
patologis
3 Memberikan informed consent ,memberitahu dan
menjelaskan pada ibu atau keluarga tentang tujuan dan
prosedur tindakan yang akan dilakukan.
4 Melakukan anamnesis riwayat dari ibu meliputi:factor
genetic,factor lingkungan social,factor ibu dan
perinatal,factor neonatal.
5 Menyiapkan alat dan bahan secara ekonomis (
memastikan kelengkapan alat )
6 Mencuci tangan 7 langkah dan megeringkan dengan
handuk
7 Periksa keadaan umum bayi bila diperlukan akan
dilakukan pengobatan dengan memberi albumin
,pototrapy (terapysinar ),atau tranfunsi tukar pada
kasus yang lebih berat.
8 Menjagasuhubayidanlingkungandalamkeadaansehat
- Gunakanlampusorotuntukmenhagatkanbayi
(jaraklampusorotdenganbayi 60 cm
- AC dankipas angina tidakbolehdihidupkan
9 Menbuka pakaian bayi
10 Meletakkan bayi pada tempat yang rata /tempattidur (
upayakan tempat untuk pemeriksaan aman ,menghidari
bayi terjatuh) ,dan atur posisi bayi dalam keadaan
terlentang.
11 Mengkaji keadaan umum bayi secara keseluruhan
- Bayi cukup bulan biasanya ditutupi oleh vernix
kasiosa.
- Bibir dan kulit bayi apakah berwarna merah
mudah / biru.
- Apakah Ekstremitas bayi dapat bergerak bebas
/ fleks.
- Bayi bernafas / menagis tanpa dengkuran atau
tarikan dada.
12 Mengupayakan bagian tubuh bayi yang terkena sinar
dapat seluas mungkin
13 Kedua mata dan kemaluan harus di tutup dengan
penutup yang dapat memantulkan cahaya agar tidak
membahayakan retina mata dan sel reproduksi bayi
14 Bayi di letakkan 8 inci di bawah sinar lampu .jarak ini
di anggap jarak yang terbaik untuk mendapatkan
energy yang optimal
15 Posisibayisebaiknya di ubah-ubahsetiap 18 jam agar
bagian tubuh bayi yang terkena cahaya dapat
menyeluruh
16 Suhu bayi diukur secara berkala setiap 4-6 jam.
17 Mengukur kadar bilirubin bayi sekurang-kurangnya 24
jam
18 Meriksa Hemoglobin secara berkala terutama pada
bayi dengan hemolisis
19 Perhatikan kecukupan cairan tubuh bayi ,bila perlu di
naikkan asi/ pasinya.
20 Mencuci tangan keseluruhan dengan sabun cair serta
mengeringkan dengan handuk
21 Setiap tindakan di dokumentasikan (tulis apa saja
tindakan di buku rawatan/ status)
E. DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. 2008. Teknik Prosedural Keperawatan:Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien.
Jakarta: Penerbit Salemba Medika
Dewanto, George, dkk. 2009. Panduan Praktis Diagnosis & Tata Laksana Penyakit Saraf.
Jakarta: EGC
Perry, Anne Griffin. 2005. Buku Saku Keterampilan dan Prosedur Dasar. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai