Anda di halaman 1dari 9

TUGAS MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA

HUKUM ISLAM, HAM & DEMOKRASI DALAM ISLAM

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 5

ANGGOTA : ALVIN AKRAM AZZAHRA (181011201902)


DEWI PUSPITA SARI (181011201966)
EKO DWI TRIANTORO (181011201942)
RENDY YUNALDI (181011201919)
KELAS : 01SAKE030
RUANG : AKUNTANSI 325
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Hukum, HAM, dan Demokrasi Dalam islam berisi tentang penjelasan


konsep-konsep hukum islam, HAM menurut islam dan demokrasi dalam
Islam meliputi prinsip bermusyawarah dan prinsip dalam ijma’. HAM dan
Demokrasi merupakan konsepsi kemanusiaan dan relasi sosial yang
dilahirkan dari sejarah peradaban manusia di seluruh penjuru dunia. HAM
dan demokrasi juga dapat dimaknai sebagai hasil perjuangan manusia
untuk mempertahankan dan mencapai harkat kemanusiaannya, sebab
hingga saat ini hanya konsepsi HAM dan demokrasilah yang terbukti paling
mengakui dan menjamin harkat kemanusiaan.Manusia diciptakan oleh
Tuhan Yang Maha Esa dengan seperangkat hak yang menjamin derajatnya
sebagai manusia. Hak-hak inilah yang kemudian disebut dengan hak asasi
manusia, yaitu hak yang diperoleh sejak kelahirannya sebagai manusia
yang merupakan karunia Sang Pencipta.

Karena setiap manusia diciptakan kedudukannya sederajat dengan


hak-hak yang sama, maka prinsip persamaan dan kesederajatan
merupakan hal utama dalam interaksi sosial. Namun kenyataan
menunjukan bahwa manusia selalu hidup dalam komunitas sosial untuk
dapat menjaga derajat kemanusiaan dan mencapai tujuannya. Hal ini tidak
mungkin dapat dilakukan secara individual. Akibatnya, muncul struktur
sosial. Dibutuhkan kekuasaan untuk menjalankan organisasi sosial
tersebut.
PEMBAHASAN

A. Pengertiam Hukum Dalam Islam


Hukum Islam adalah hukum yang ditetapkan oleh Allah melalui wahyu-
Nya yang kini terdapat dalam Al Qur’an dan dijelaskan oleh Nabi
Muhammad sebagai Rasul-Nya melalui Sunnah beliau yang kini terhimpun
dengan baik dalam kitab-kitab hadits. Terdapat perbedaan pendapat antara
ulama ushul fiqh dan ulama fiqh dalam memberikan pengertian hukum
syar’i karena berbedanya sisi pandang mereka. Ulama fiqh berpendapat
bahwa hukum adalah akibat yang ditimbulkan oleh tuntutan yaitu wajib,
sunnah, haram, makruh dan mubah. Sedangkan ulama ushul fiqh
mengatakan bahwa yang disebut hukum adalah dalil itu sendiri. Mereka
membagi hukum tersebut kepada dua bagian besar yaitu hukum taklifi dan
hukum wadh’i. Hukum taklifi berbentuk tuntutan dan pilihan yang disebut
dengan wajib, sunnat, haram, makruh dan mubah.

Dan hukum wadh’i terbagi kepada lima macam yaitu sabab, syarat,
mani’, shah dan bathal. Masyarakat Indonesia disamping memakai istilah
hukum Islam juga menggunakan istilah lain seperti syari’at Islam, atau fiqh
Islam. Istilah-istilah tersebut mempunyai persamaan dan perbedaan.
Syari’at Islam sering dipergunakan untuk ilmu syari’at dan fiqh Islam
dipergunakan istilah hukum fiqh atau kadang-kadang hukum Islam, yang
jelas antara yang satu dengan yang lain saling terkait.
B. Sumber Hukum dalam Islam
Ada 2 sumber hukum dalam islam yaitu :
1. Al-Qur’an sebagai sumber hukum
2. Definisi: al-Qur’an adalah kalam Allah yang diturunkan kepada
Muhammad dalam bahasa Arab yang berisi khitab Allah dan
berfungsi sebagai pedoman bagi umat Islam.

Tiga Fungsi: sebagai petunjuk bagi umat manusia, yang berupa:


a. Doktrin atau pengetahuan tentang struktur kenyataan dan posisi
manusia di dalamnya, seperti: petunjuk moral dan hukum yang
menjadi dasar syari’at, metafisika tentang Tuhan dan kosmologi
alam, dan penjelasan tentang sejarah dan eksistensi manusia.
b. Ringkasan sejarah manusia baik para raja, orang-orang suci,
nabi,kaum
c. Mukjizat, yaitu kekuatan yang berbeda dengan apa yang
dipelajari.
3. Penjelasan Al-Qur’an:
a. Jmali (global): yaitu penjelasan yang masih memerlukan
penjelasan lebih lanjut dalam pelaksanaannya. Contoh: masalah
shalat, zakat
b. Tafshili (rinci): yaitu keterangannya jelas dan sempurna, seperti
masalah akidah, hukum waris dan sebagainya.
c. Kategori Ayat Hukum dan Ayat Non-hukum: berdasarkan
kandungan ayat, jika mengandung ketetapan hukum maka
disebut dengan ayat hukum dan dapat menjadi dalil fiqh. Dalalah
atau petunjuk al-Qur’an dibagi dua:
1. Qat’y (definitive text): lafal yang mengandung pengertian
tunggal dan tidak bisa dipahami dengan makna lainnya. Lafal
ini tidak membutuhkan ijtihad dan takwil.
2. Zanny (speculative text): lafal yang mengandung pengertian
lebih dari satu dan memungkinkan untuk ditakwil, dan dapat
menerima ijtihad.
4. Hadis sebagai sumber Hukum:
Definisi: Hadis adalah penuturan sahabat tentang Rasulullah baik
mengenai perkataan, perbuatan, dan taqrirnya.
Keshahihan Hadis: Hadis yang dapat digunakan sebagai sumber
adalah hadis yang sahih dan hasan. Hadis dha’if tidak dapat dipakai
sebagai sumber hukum. Sebagian ulama membolehkan
menggunakan hadis dha’if sebagai dalil dengan syarat:
1. Kedha’ifanya tidak terlalu lemah
2. Memiliki beberapa jalur sanad
3. Tidak mengatur masalah yang pokok, hanya sampai hukum
sunnah atau makruh.
Penentuan kesahihan hadis dibuat oleh ulama sehingga terjadi
perbedaan pendapat.

C. Tujuan Hukum Islam


Tujuan hukum islam secara umum adalah Dar-ul mafaasidiwajalbul
mashaalihi (mencegah terjadinya kerusakan dan mendatangkan
kemaslahatan). Abu Ishaq As-Sathibi merumuskan lima tujuan hukum islam:
[3]
1. Memelihara agama
Agama adalah sesuatu yang harus dimilki oleh setiap manusia
oleh martabatnyadapat terangkat lebih tinggi dan martabat makhluk lain
danmemenuhi hajat jiwanya. Agama islam memberi perlindungan
kepada pemeluk agam lain untuk menjalankan agama sesuai dengan
keyakinannya.
2. Memelihara jiwa
Menurut hukum islam jiwa harus dilindungi. Hukum islam wajib
memelihara hak manusia untuk hidup dan mempertahankan
kehidupannya. Islam melarang pembunuhan sebagai penghilangan jiwa
manusia dan melindungi berbagai sarana yang dipergunakan oleh
manusia untuk mempertahankan kemaslahatannya hidupnya
(Qs.6:51,17:33)
3. Memelihara akal
Islam mewajibkan seseorang untuk memlihara akalnya, karena
akal mempunyai peranan sangat penting dalam hidup dan kehidupan
manusia. Seseorang tidak akan dapat menjalankan hukum islam
dengan baik dan benar tanpa mempergunakan akal sehat. (QS.5:90)
4. Memelihara keturunan
Dalam hukum islam memlihara keturunan adalah hal yang sangat
penting. Karena itu, meneruskan keturunan harus melalui perkawinan
yang sah menurut ketentuan Yang ada dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah
dan dilarang melakukan perzinahaan.(QS.4:23)
5. Memlihara harta
Menurut ajaran islam harta merupakan pemberian Allah kepada
manusia untuk kelangsungan hidup mereka. Untuk itu manusia sebagai
khalifah di bumi dilindungi haknya untuk memperoleh harta dengan
cara-cara yang halal, sah menurut hukum dan benar menurut aturan
moral. Jadi huku slam ditetapkan oleh Allah untuk memenuhi kebutuhan
hidup manusia itu sendiri, baik yang bersifat primer, sekunder, maupun
tersier (dloruri, haaji, dan tahsini).

D. Hak asasi manusia


Hak asasi manusia adalah hak-hak yang diberikan langsung oleh tuhan
yang maha pencipta(hak-hak yang bersifat kodrati.) oleh karena itu, tidak
ada kekuasaan apapun yang dapat mencabutnya. Meskipun demikian,
bukan berarti manusia daengan hak-haknya dapat berbuat semaunya,
sebab apabila seseorang melakukan sesuatu yang dapat dikatagorikan
memperkosa atau merampas hak asasi orang lain, harus mempertangung
jawabkan perbuatanya.
Hak asasi yang dimiliki oleh manusia telah dideklerasikan oleh ajaran
islam jauh sebelum masyarakat(Barat) mengenalnya, melalui berbagai ayat
Al-Qur’an misalnya manusia tidak dibedakan berdasarkan warna kulitnya,
rasnya tingkat sosialnya. Allah menjamin dan memberi kebebasan pada
manusia untuk hidup dan merasakan kenikmatan dari kehidupan, bekerja
dan menikmati hasil usahanya, memilih agama yang diyakininya.
1. Musyawarah
Kedaulatan mutlak dan Keesaan Tuhan yang terkandung dalam
konsep tauhid dan peranan manusia yang terkandung dalam konsep
kilafah memberikan kerangka yang dengannya para cendikiawan
belakangan ini mengembangkan teori politik tertentu yang dapat
dianggap demokratis.
Dalam penjelasan mengenai demokrasi dalam kerangka
konseptual islam, bayak perhatian diberikan pada beberapa aspek
khusus dari ranah sosial dan politik. Demokrasi islam dianggap sebagai
sistem yang mengukuhkan konsep-konsep islami yang sudah lama
berakar, yaitu musyawarah, konsensus (ijma’) dan ijtihad. Masalah
musyawarah ini dengan jelas telah disebutkan dalam QS. 42:28, yang
berisi perintah kepada para pemimpin dalam kedudukan apapun untuk
menyelesaikan urusan mereka yang dipimpinnya dengan cara
bermusyawarah. Dengan, demikian, tidak akan terjadi kesewenang-
wenangan dari seorang pemimpi terhadap rakyat yang dipimpinnya.
2. Konsensus Atau Ijma’
Disamping musyawarah, ada hal lain yang sangat penting dalam
masalah demokrasi, yakni consensus atau ijma’. Konsep consensus
memberikan dasar bagi penerima system yang mengakui suara
mayoritas.
Selain syura dan ijma’ ada konsep yang sangat penting dalam
proses demokrasi islam, yaitu ijtihad. Ini merupakan langkah kunci
menuju penerapan perintah Allah, berkaitan debgan tempat dan waktu.
Dalam pengertian politik murni, Muhammad iqbal dalam tulisanya
menegaskan tentang hubungan anatara consensus, demokratisasi, dan
ijtihad, bahwa tumbuhnya semangat legislatif di Negara – Negara
muslim merupakan langkah awal yang besar. Pengalihan wewenang
ijtihad dan individu-individu berbagai madzab kepada suatu majelis
legislatif muslim yang dalam kondisi kemajemukan madzab merupakan
satu-satunya bentuk ijma’ yang dapat diterima di zaman modern, akan
terjamin kontribusi dalam pembahasan hukum dari kalangan rakyat
yang memliki wawasan yang tajam.

E. HAM dalam pandangan Islam dan Barat


Hukum menurut Islam adalah hukum yang ditetapkan Allah melalui
wahyu-Nya, dalam Al-Quran dijelaskan nabi Muhammad saw sebagai
rasulnya melalui sunah beliau yang kini terhimpun dengan baik dalam al-
qur’an dan hadist. HAM terbagi menjadi 2 HAM Menurut barat dan menurut
islam.
HAM barat bersifat anthroposentris: segala sesuatu berpusat pada
manusia sehingga menempatkan manusia sebagai tolak ukur segala
sesuatu. HAM islam bersifat theosentris: segala sesuatu berpusat pada
Allah. Dalam konsep demokrasi modern, kedaulatan rakyat merupakan inti
dari demokrasi sedang demokrasi islam meyakini bahwa kedaulatan Allah-
lah yang menjadi inti dari demokrasi.

KESIMPULAN
1. Hukum Islam adalah hukum yang ditetapkan oleh Allah melalui wahyu-
Nya yang kini terdapat dalam Al Qur’an dan dijelaskan oleh Nabi
Muhammad sebagai Rasul-Nya melalui Sunnah beliau yang kini terhimpun
dengan baik dalam kitab-kitab hadits.
2. Sumber hukum islam adalah Al-Qur’an, As-Sunnah, Ijma’, Qiyas
3. Tujuan hukum islam secara umum adalah Dar-ul mafaasidiwajalbul
mashaalihi (mencegah terjadinya kerusakan dan mendatangkan
kemaslahatan). Abu Ishaq As-Sathibi merumuskan lima tujuan hukum islam.
4. Hak asasi manusia adalah hak-hak yang diberikan langsung oleh tuhan
yang maha pencipta (hak-hak yang bersifat kodrati), oleh karena itu, tidak
ada kekuasaan apapun yang dapat mencabutnya.
5. Hukum menurut Islam adalah hukum yang ditetapkan Allah melalui
wahyu-Nya, dalam Al-Quran dijelaskan nabi Muhammad saw sebagai Rasul

PUSTAKA
 Terjemah AL-QUR’AN
 Husain, syekh syaukat, 1991, Hak asasi – manusia dalam islam, Jakarta.
Gema Insani perss
 Lopa, Baharuddin, 1999. Al Qur’an dan Hak Azasi Manusia, Yogyakarta,
PT. Dana Bakti Prima Yasa.
 Ilyas, Muhtarom, 2009. Pendidikan Agama Islam, Jakarta, PT. Gramedia
Widiasarana Indonesia.
 Pramudya, Willy, Cak Munir, Engkau Tak Pernah Pergi, Jakarta:
GagasMedia 2004

 http://serbamakalah.blogspot.com/2013/03/hukum-ham-dan-demokrasi-
dalam-islam_6683.html

Anda mungkin juga menyukai