RADIKULOPATI
Disusun Oleh
Yuliska Sari Dewi
NIM 4006180024
I. Definisi
Radikulopati adalah suatu keadaan yang berhubungan dengan
gangguan fungsi dan struktur radiks akibat proses patologik yang dapat
mengenai satu atau lebih radiks saraf dengan pola gangguan bersifat
dermatomal (Deen G, 2012).
III. Etiologi
Ada beberapa hal yang menyebabkan terjadinya radikulopati, diantaranya
yaitu proses kompresif, proses inflammatory, proses degeneratif sesuai
dengan struktur dan lokasi terjadinya (Smulyan WI, 2009)
a. Proses kompresif
Kelainan-kelainan yang bersifat kompresif sehingga mengakibatkan
radikulopati adalah seperti: hernia nucleus pulposus (HNP) atau herniasi
diskus, tumor medulla spinalis, neoplasma tulang, spondilolisis dan
spondilolithesis, stenosis spinal, traumatic dislokasi, kompresif fraktur,
scoliosis dan spondilitis tuberkulosa, cervical spondilosis
b. Proses inflammatori
Kelainan-kelainan inflamatori sehingga mengakibatkan radikulopati
adalah seperti: Gullain-Barre Syndrome dan Herpes Zoster
b. Proses degeneratif
Kelainan-kelainan yang bersifat degeneratif sehingga mengakibatkan
radikulopati adalah seperti Diabetes Mellitus.
IV. Tipe-tipe radikulopati
Menurut (Deen G, 2012) radikulopati dibagi berdasarkan letaknya, yaitu:
a. Radikulopati lumbal
Radikulopati lumbal merupakan problema yang sering terjadi yang
disebabkan oleh iritasi atau kompresi radiks saraf daerah lumbal. Ia juga
sering disebut sciatica. Gejala yang terjadi dapat disebabkan oleh beberapa
sebab seperti bulging diskus (disk bulges), spinal stenosis, deformitas
vertebra atau herniasi nukleus pulposus. Radikulopati dengan keluhan
nyeri pinggang bawah sering didapatkan (low back pain)
b. Radikulopati cervical
Radikulopati cervical umunya dikenal dengan “pinched nerve” atau saraf
terjepit merupakan kompresi [ada satu atau lebih radix saraf uang halus
pada leher. Gejala pada radikulopati cervical seringnya disebabkan oleh
spondilosis cervical.
c. Radikulopati torakal
Radikulopati torakal merupakan bentuk yang relative jarang dari kompresi
saraf pada punggung tengah. Daerah ini tidak didesain untuk membengkok
sebanyak lumbal atau cervical. Hal ini menyebabkan area thoraks lebih
jarang menyebabkan sakit pada spinal. Namun, kasus yang sering yang
ditemukan pada bagian ini adalah nyeri pada infeksi herpes zoster.
V. Patofisiologi
Pergerakan antara vertebra L4/L5 dan L5/S1 lebih luas sehingga lebih
sering terjadi gangguan. Verterbra lumbalis memiliki beban yang besar uttuk
menahan bagian atas tubuh sehingga tulang, sendi, ucleus, dan jaringan
lunaknya lebih besar dan kuat. Pada banyak kasus, proses degenerasi dimulai
pada usia muda seperti pada masa remaja dengan degenerasi nucleus
pulposus yang diikuti protusi atau ekstrasi diskus. Secara klinis yang sangat
penting adalah arah protusi ke posterior, medial atau ke lateral yang
menyebabkan tarikan malah robekan ucleus fibrosus. Protusi diskus
posterolateral diketahui sebagai penyebab kompresi dari radik. Bila proses ini
berlangsung secara progresif dapat terbentuk osteofit. Permukaan sendi
menjadi malformasi dan tumbuh berlebihan, kemudian terjadi penebalan dari
ligamentum flavun. Pada pasien dengan kelainan kanal sempit, proses ini
terjadi sepanjang vertebra lumbalis sehingga menyebabkan kanalis menjadi
tidak bulat dan membentuk trefoil axial shape.
Pada tahap ini prosesnya berhubungan dengan proses penuaan. Protusi
diskus dapat mengenai semua jenis kelamin dan berhubungan dengan trauma
yang lalu. Stenosis kanalis vertebra lumbalis sering mengenai laki-laki
pekerja usia tua. Kelainan pada diskus vertebra lumbalis hanya merupakan
salah satu penyebab gangguan dari vertebra lumbalis. Sendi faset (facet joint),
nucleus dan otot juga dapat mengalami perubahan degeneratif dengan atau
tanpa kelainan pada diskus (Bovim G, Schrader H & Sand T. 2009)
VI. Pathway
VII.
VIII.
IX.
X.
XI.
XII.
XIII.
c. Kepala: kebersihan kulit kepala, rambut serta bentuk kepala, apakah ada
kelainan atau lesi pada kepala.
d. Wajah: bentuk wajah, kulit wajah pucat atau tidak.
e. Mata: bentuk mata, keadaan konjungtiva anemis atau tidak, sclera
ikterik atau tidak, keadaan pupil, palpebra dan apakah ada gangguan
dalam penglihatan.
f. Hidung: Bentuk hidung, keadaan bersih/tidak, ada/tidak sekret pada
hidung serta cairan yang keluar, ada sinus/ tidak, dan apakah ada
gangguan dalam penciuman.
g. Mulut: Bentuk mulut, membran membran mukosa kering/ lembab, lidah
kotor/tidak, apakah ada kemerahan/ tidak pada lidah, apakah ada
gangguan dalam menelan, apakah ada kesulitan dalam berbicara.
h. Leher: Apakah terjadi pembengkakan kelenjar tyroid, apakah ditemukan
distensi vena jugularis.
i. Thoraks : bentuk dada, simetris/tidak, kaji pola pernafasan, apakah ada
wheezing, apakah ada gangguan dalam pernafasan.
j. Pemeriksaan Fisik Difokuskan Pada Pengkajian Sistem Pernafasan
1) Inspeksi
a) Membran mukosa faring tampak kemerahan
b) Tonsil tampak kemerahan dan edema
c) Tampak batuk tidak produktif
d) Tidak ada jaringan parut dan leher
e) Tidak tampak penggunaan otot-otot pernafasan tambahan,
pernafasan
2) Palpasi
a) Adanya demam
b) Teraba adanya pembesaran kelenjar limfe pada daerah
leher/nyeri tekan pada nodus limfe servikalis
c) Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tyroid
3) Perkusi : Suara paru normal (resonance)
4) Auskultasi : Suara nafas vesikuler/tidak terdengar ronchi pada kedua
sisi paru.
k. Abdomen: bentuk abdomen, turgor kulit kering/ tidak, apakah terdapat
nyeri tekan pada abdomen, apakah perut terasa kembung, lakukan
pemeriksaan bising usus, apakah terjadi peningkatan bising usus/tidak.
l. Genitalia: bentuk alat kelamin, distribusi rambut kelamin ,warna rambut
kelamin. Pada laki-laki lihat keadaan penis, apakah ada kelainan/tidak.
Pada wanita lihat keadaan labia minora, biasanya labia minora tertutup
oleh labia mayora.
m. Integumen: kaji warna kulit, integritas kulit utuh/tidak, turgor kulit
kering/tidak, apakah ada nyeri tekan pada kulit, apakah kulit teraba
panas.
n. Ekstremitas atas: adakah terjadi tremor atau tidak, kelemahan fisik, nyeri
otot serta kelainan bentuk.
3. ANALISIS DATA
Symptom Etiologi Problem
Terjadi perubahan
discus fibri fertilgo
dan matriks
gelatinus
Penonjolan
diskus/kerusakan
sendi pusat
Suplai oksigen
menurun
Metaboliemse
anaerob
Asam laktat
meningkat
Merangsang
mediator kimia
(bradikinin,
prostaglandis, dan
histamin)
Kortex cerebri
Nyeri
dipersepsikam
DS : klien mengeluh lemah Masalah Hambatan mobilitas fsik
DO : tampak bed rest, musculosceletal,
kekuatan otot berkurang masalah pelvis,
tumor, penyakit
degeneratif
Kontraksi punggung
Tulang belakang
menyerap
goncangan vertikal
Terjadi perubahan
discus fibri fertilgo
dan matriks
gelatinus
Kurang
pengetahuan
4. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Nyeri b.d masalah muskuloskeletal.
b. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri, spasme otot, dan
berkurangnya kelenturan.
c. Kurang pengetahuan b.d kurangnya informasi mengenai kondisi,
prognosis