Anda di halaman 1dari 13

5.

2 Penjaminan Mutu Sediaan (Quality Assurance)

A. Departemen QA merupakan Departemen yang Bertanggungjawab antara lain :


1. Audit Internal
QA melakukan evaluasi kerja kesemua bagian/departemen yang ada. Saat ini
audit internal masih terbatas pada departemen yang berada dibawah plant
manager.
2. Audit Eksternal
Dilakukan terhadap supplier / pemasok baik bahan baku obat maupun bahan
kemas. Saat ini departemen QA belum melakukan vendor audit karena
terbatasnya SDM yang ada. Untuk memilih supplier yang dapat dipakai maka QA
membuat Protap Kriteria Pemasok.
3. Inspeksi Diri
Merupakan penilaian secara jujur terhadap kinerja perusahaan khususnya
departemen yang berada dibawah plant manager. Dari hasil penilaian yang
diperoleh maka dilakukan evaluasi dan disusun langkah-langkah untuk perbaikan.
Inspeksi diri secara umum dilakukan setiap 6 bulan sekali dan juga diwaktu-
waktu tertentu sesuai kebijakan perusahaan.
4. Pelatihan Karyawan dan Staf
Dalam hal ini QA bekerja sama dengan manajer yang bersangkutan. Sebelum
pelatihan, QA melakukan evaluasi terhadap materi yang akan diberikan. Untuk
mengukur tingkat keberhasilan pelatihan dilakukan pos test dan pengawasan
kerja.
5. Pemantauan terhadap Penyimpangan
Apabila terjadi penyimpangan pada proses produksi maka QA turut serta
dalam mengatasi permasalahan yang ada.
6. Pelatihan Tim Penanganan Penyimpangan
Pelatihan kepada tim penanganan penyimpangan dilakukan bersana-sama
dengan manajer yang bersangkutan.
7. Tren Analisis terhadap Produk Bermasalah
Setiap tahun dilakukan analisis terhadap produk-produk yang sering
bermasalah kemudian dilakukan evaluasi. Hasil evaluasi dapat digunakan untuk
dilakukan penanganan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi.
8. Pembuatan Prosedur Tetap
Bersama departemen terkait QA membuat prosedur tetap sebagai petunjuk
operasional. Protap bersifat singkat, jelas dan mudah dimengerti oleh operator
dari berbagai latar belakang pendidikan, tidak perlu menggunakan pendekatan
ilmiah yang terlalu rumit, serta gaya penulisan dan tata bahasa yang digunakan
mudah dimengerti oleh operator. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
pembuatan protap diantaranya sistem penomoran dokumen, kode-kode dokumen
berdasarkan pengelompokan dokumen serta pendistribusian dan penyimpanan
protap.
9. Validasi
QA Manager menjadi ketua komite validasi dengan anggota berasal dari
bagian Produksi, QC/IPC, Teknik, R&D, dan bagian lain yang terkait, sesuai
dengan jenis pelaksanaan validasi/kualifikasi yang dilakukan.Komite validasi
merupakan sebuah team (kelompok) yang bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan program validasi/ kualifikasi dalam industri farmasi yang
bersangkutan.
Komite validasi bertanggung jawab untuk melaksanakan seluruh program
validasi sesuai dengan jadwal seperti yang telah tertera pada rencana induk
validasi (RIV). Komite validasi ini selanjutnya terbagi menjadi beberapa
kelompok kerja (task force) sesuai dengan ruang lingkup dan pelaksananaan
validasi. Misalnya dalam pelaksanaan kualifikasi mesin/peralatan penunjang,
maka kelompok kerja terdiri dari departemen QA dan departemen teknik
(kadang-kadang juga departemen produksi dan R&D), sedangkan untuk validasi
metode analisa, maka kelompok kerja terdiri dari departemen QA, departemen
QC (kadang-kadang juga depertemen R&D). Namun demikian secara umum,
departemen QA merupakan penanggung jawab dari keseluruhan pelaksanaan
program validasi pada industri farmasi tersebut.

B. Quality Assurance (QA)

QA dipimpin oleh seorang Manajer yang dibantu oleh Asisten manajer dan
lima orang Supervisor (Spv.), yaitu Spv. Kalibrasi, Kualifikasi, dan Validasi; Spv.
Inspeksi diri dan Audit; Spv. Stabilitas; Spv. Pengendalian dokumen; Spv.
Dokumentasi, regulasi dan Penanganan Keluhan Pelanggan. Tujuan dari
pemastian mutu adalah untuk memastikan mutu produk sesuai tujuan
penggunaan, produk bermutu konsisten, khasiat, keamanan mulai dari in put,
proses sampai out put produk jadi.
1. Kalibrasi, Kualifikasi, dan Validasi
a) Kalibrasi
Kalibrasi merupakan serangkaian tindakan untuk menentukan tingkat
kesamaan nilai yang diperoleh dari sebuah alat ukur atau sistem ukur atau
yang dipresentasikan dari pengukuran bahan dan membandingkannya
dengan nilai yang telah diketahui dari suatu acuan standar.
Kalibrasi internal, dilakukan oleh PT.Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant
Jakarta dengan alat kalibrasi yang ada.
Kalibrasi eksternal, dilakukan oleh perusahaan lain yang memiliki
kalibrator standar. Jadwal rutin setiap 6 bulan sekali. Sedangkan, alat yang
jarang digunakan dilakukan kalibrasi setian 2 tahun sekali.
 Kalibrasi Timbangan Defender® 7000 Washdown, OHAUS
Instruments (Shanghai) Co.,Ltd
a. Zero calibration
Merupakan kalibrasi dengan kondisi tanpa tekanan (1 atmosfer).
1. Tanpa diberi beban , tekan Yes untuk mengatur titik kalibrasi
nol baru
2. Pada layar menunjukkan –C— sampai menunjukkan DONE
dan kembali ke mode aplikasi
b. Span calibration
Merupakan selisih nilai maksimum sampai dengan nilai minimum
1. Tanpa diberi beban , tekan Yes. Layar menunjukkan titik span
calibration dan kalibrasi ukuran.
Catatan: untuk mengubah titik span calibration tekan No dan
masukkan angka yang diinginkan, kemudian tekan Yes. Untuk
mengubah kalibrasi satuan ukuran tekan No secara bergantian
antara kg dan lb.
2. Tempatkan satuan berat yang ingin di kalibrasi kemudian tekan
Yes. Layar menunjukkan –C—dan menunjukkan titik nol
kalibrasi.
3. Kemudian tekan Yes , layar menunjukkan –C—hingga
menunjukkan DONE dan kembali ke mode aplikasi
c. 3 titik kalibrasi linearitas
Digunakan untuk mengatur kalibrasi nol, ½ dan kalibrasi beban
maksimal.
1. Tanpa diberi beban tekan yes. Layar menunjukkan titik
kalibrasi beban maksimal dan kalibrasi satuan ukuran
Catatan: untuk mengubah titik kalibrasi beban maksimal tekan
No dan masukkan nilai menggunakan tombol. Kemudian tekan
Yes. Untuk mengubah satuan ukuran kalibrasi tekan No secara
bergantian antara kg dan lb.
2. Tempatkan beban penuh untuk kalibrasi kemudian tekan Yes,
diikuti oleh kalibrasi ½ beban.
3. Tempatkan ½ beban maksimum yang ditentukan pada skala dan
tekan Yes, layar menunjukkan –C—yang diikuti dengan
kalibrasi nol.
4. Tanpa diberi beban , tekan Yes layar menunjukkan –C—
kemudian DONE dan kembali ke mode aplikasi.
d. 5 titik kalibrasi linearitas
Digunakan untuk mengatur kalibrasi nol, 1/4 , ½ , ¾ , dan kalibrasi
beban maksimal.
1. Tanpa diberi beban , tekan Yes, lalu layar menunjukkan titik
kalibrasi beban maksimal dan kalibrasi satuan ukuran.
Catatan: untuk mengubah titik kalibrasi beban maksimal tekan
No dan masukkan nilai menggunakan tombol, kemudian tekan
Yes. Untuk mengubah satuan ukuran tekan No secara
bergantian antara kg dan lb.
2. Letakkan beban maksimal yang ditentukan pada skala dan tekan
Yes. Layar menunjukkan –C—diikuti oleh titik kalibrasi beban
¾.
3. Letakkan beban ¾ dari beban maksimum yang ditentukan pada
skala dan tekan Yes. Layar menunjukkan –C—diikuti oleh titik
kalibrasi beban ½.
4. Letakkan beban ½ dari beban maksimum yang ditentukan pada
skala dan tekan Yes. Layar menunjukkan –C—diikuti oleh titik
kalibrasi beban ¼ .
5. Letakkan beban ¼ dari beban maksimum yang ditentukan pada
skala dan tekan Yes. Layar menunjukkan –C—diikuti oleh titik
kalibrasi beban nol.
6. Tanpa diberi beban , tekan Yes. Layar menunjukkan –C—
hingga DONE dan kembali ke mode aplikasi.

 Kalibrasi Alat Fluid Bed Granulator


 Kalibrasi Alat Filiing
Prototipe sistem pengisian butir granul menggunakan sensor berat
berbasis PLC (Proggammable Logic Controllers) adalah rancang bangun
sebuah alat untuk pengisian butir granul ke dalam wadah sesuai dengan
jumlah berat granul yang akan diproduksi menggunakan sensor berat yang
yang diproses oleh PLC. Pada metode ini, dengan mekanis kinerja
mengirimkan data berat butir granul yang telah di set di HMI. Selanjutnya
sensor berat akan bekerja lalu sinyalnya diubah oleh SIWAREX WP231
agar dapat diproses oleh PLC. Jika sensor proximity, sensor photoelectric
aktif, dan motor DC berhenti maka motor selenoid akan membuka katup
dan mengisikan granul ke dalam wadah. Katup akan terus terbuka sampai
nilai yang telah di set point tercapai kembali oleh PLC dan akan
tertampilkan nilai sisa butir di dalam tempat penampung. Pada sistem ini
memiliki input 4 buah sensor yaitu sensor proximity, sensor photoelectric,
sensor limit swich, dan sensor berat (load cell). Sensor proximity
digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya wadah yang akan diisikan
butir granul, sensor photoelectric digunakan untuk mendeteksi pos
pemberhentian pada rotary tabel convayer, dan sensor berat untuk
mendeteksi berat granul yang akan diisi. Siwarex WP321 digunakan
sebagai ADC (Analog to Digital Converter) untuk mengubah sinyal
analog load cell agar dapat terintegrasi dengan PLC SIMATIC S7-1200.
Sistem ini memiliki output yaitu motor selenoid yang digunakan untuk
membuka dan menutup katup, sedangkan motor DC digunakan untuk
menggerakkan rotary tabel conveyor.
Pengujian prototipe sistem pengisian butir granul menggunakan
sensor berat berbasis PLC (Proggammable Logic Controllers) dilakukan
dalam berbagai tahapan pertama pengujian terhadap hardware, kemudian
pengujian terhadap software, dan yang terakhir pengujian terhadap hasil
penimbangan.
Proses kalibrasi dilakukan dengan pengulangan 3 kali untuk
mendapatkan nilai offset. Nilai offset dapat diperoleh dari nilai set point
(gram), hasil timbangan (gram), dan sisa (gram). Sehingga, dari data
pengujian tersebut akan diperoleh presentase rata-rata errornya.
Rumus : Nilai sisa = hasil timbangan- set point
Nilai offset = jumlah sisa / jumlah data.

 Kalibrasi Pembersihan Alat


Validasi pembersihan (cleaning validation) adalah bukti
terdokumentasi yang memberikan tingkat kepastian yang tinggi bahwa
proses pembersihan tertentu akan menghasilkan hasil pembersihan yang
konsisten dan dapat diulang yang memenuhi tingkat yang telah ditentukan
sebelumnya (Preethi, 2013). Validasi pembersihan dapat dilakukan untuk
konfirmasi efektivitas prosedur pembersihan. Biasanya validasi prosedur
pembersihan dilakukan hanya untuk permukaan alat yang bersentuhan
langsung dengan produk. Interval waktu antara penggunaan alat dan
pembersihan hendaklah divalidasi demikian juga antara pembersihan dan
penggunaan kembali (Harmita, 2004).
Prosedur pembersihan suatu produk dan proses yang serupa dapat
dipertimbangkan untuk memilih suatu rentang yang mewakili produk dan
proses yang serupa. Parameter validasi pembersihan terdiri atas batas
kandungan residu zat aktif suatu produk, bahan pembersih, dan
pencemaran mikroba. Validasi prosedur pembersihan hendaklah
dilakukan dengan melaksanakan prosedur tiga kali berurutan dengan hasil
yang memenuhi syarat untuk membuktikan bahwa metode tersebut
tervalidasi. Dalam keadaan tertentu produk yang mempunyai sifat kimia
fisika yang sama dapat digunakan untuk simulasi menggantikan suatu
produk, dengan syarat bahan pengganti tidak beracun atau berbahaya.
Validasi pembersihan dapat dilakukan dengan mengambil sampel secara
langsung pada alat menggunakan metode swab dan metode rinse
(Harmita, 2004)
Beberapa peralatan digunakan untuk berbagai produk sehingga
memperbesar kemungkinan kontaminan silang. Produk maupun peralatan
dapat dikelompokkan ke dalam satu validasi apabila:
1. Diproduksi pada kelompok peralatan atau digunakan untuk
memproduksi kelompok produk yang sama.
2. Dibersihkan dengan agen pembersih yang sama
3. Dibersihkan dengan prosedur pembersihan yang sama
Resiko kontaminasi dari prosedur pembuatan obat dapat berasal
dari beberapa sumber, seperti bahan aktif zat obat, bahan residu
pembersih, kontaminasi mikroba, dan bahan lainnya. Penerapan validasi
pembersih harus menggunakan manajemen resiko mutu sebagai penentuan
parameter (Islamiaty et al., 2018).
Pengolahan fluid bed secara luas digunakan dalam industri farmasi
dan kimia. Metode konvensional membersihkan peralatan fluid bed adalah
dengan membongkar peralatan dan permukaannya dibersihkan secara
manual. Hal ini tidak hanya memakan waktu, tetapi juga memerlukan
ruang yang besar, selain itu tempat filter dan tempat pengumpul debu sulit
untuk dijangkau (Trial, 2013).
Desain : Using Spray Devices For Cleaning (menggunakan perangkat
spray untuk pembersihan) (Trial, 2013).
Peralatan : Pada proses pembersihan digunakan sistem portable clean-in-
place (CIP). Sistem ini terdiri dari lima nozzle semprot yang
terletak di fluid bed granulator. Lokasi, ukuran, dan jenis
nozzel ditentukan berdasarkan luas permukaan internal dan
konfigurasi granulator tersebut. Aliran total, dengan semua
nozzel pada, sekitar 77 gpm (291 Lpm). Debit dari
granulator plenum dimodifikasi dari membuka 1 inci sampai
dengan 3 inci untuk memungkinkan tingkat aliran yang
tinggi. Debit dari granulator dikeringkan melalui pipa
berukuran 3 inci untuk 100 galon (379 L) tangki stainless-
steel dengan kemampuan pemanasan uap, yang digunakan
sebagai holding dan sirkulasi tangki untuk air bilasan dan
pembersihan. Debit dari tangki ini terhubung ke 5 hp, 3500
rpm pompa sentrifugal (Trial, 2013).
Metode : Proses pembersihan yang ada terdiri dari pembersihan bagian
kolektor debu, tubuh, dan granulator plenum dengan
menggunakan deterjen pembersih alkali. Proses pembersihan
dimulai dengan memasukkan air pra-bilas ke dalam alat
selama lima menit melalui dua nozzel. Hal ini diikuti dengan
memasukan air pra-bilas selama lima menit melalui tiga
nozel yang tersisa. Pementasan dari pra-bilas dilakukan
untuk menghindari kemungkinan sejumlah besar residu yang
terlepas dapat mengakibatkan penyumbatan garis debit.
Bilasan air dilakukan dengan mengisi tangki CIP dengan air,
memompa melalui nozedan kemudian dipakai untuk
memebersihkan alat, tanpa resirkulasi, langsung ke saluran
pembuangan. Hal ini diikuti oleh siklus mencuci selama 10
menit pada 140°F (60 ° C) menggunakan CIP 100 ®. Proses
alkali digunakan pada konsentrasi 1 oz/gal (0,78%).
Pencucian ini dilakukan dengan terlebih dahulu
menggunakan dua nozel diikuti oleh tiga nozel lainnya.
Proses ini diulangi dua kali lagi untuk memungkinkan total
waktu kontak 30 menit. Siklus mencuci dilakukan dengan
larutan pembersih yang diresirkulasi menggunakan 100
galon (379 L) tank CIP dan pompa sentrifugal. Siklus
mencuci diikuti oleh siklus bilas sekali melalui
menggunakan air bilas kira-kira 50 ° C menggunakan semua
lima nozel pada waktu yang sama. Pada penyelesaian siklus
bilas, granulator yang dikeringkan kemudian dibuka untuk
dilakukan sampling/pemeriksaan (Trial, 2013).
b) Kualifikasi
Kualifikasi adalah system pemastian suatu peralatan yang berkaitan
dengan kinerja dari fungsinya beserta penetapan batasan nilai tertentu. Ada 4
jenis kualifikasi yaitu:
- Kualifikasi desain : Merupakan unsur pertama dalam validasi peralatan,
sistem atau fasilitas baru dan dilakukan berdasarkan
permintaan user.
- Kualifikasi instalasi : Dilakukan terhadap peralatan, sistem dan fasilitas baru
atau yang dimodifikasi mencakup instalasi peralatan,
pipa dan sarana penunjang serta instrumental
(instalasi harus sesuai dengan spesifikasi dan
gambar teknik).
- Kualifikasi operasional: Dilakukan bila kualifikasi instalasi telah selesai,
membuktikan bahwa parameter operasi peralatan
berfungsi sesuai spesifikasinya.
- Kualifikasi kinerja : Dilakukan bila kualifikasi instalasi dan kualifikasi
operasional telah selesai, dibuktikan kapasitas kinerja
dari alat sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan.

c) Validasi
Merupakan suatu tindakan pembuktian dengan cara yang sesuai bahwa
tiap bahan, proses, prosedur, kegiatan, sistem, perlengkapan atau mekanisme
yang digunakan dalam produksi dan pengawasan mutu akan senantiasa
mencapai hasil yang diinginkan. Dalam melakukan validasi ada beberapa
dokumen yang harus disiapkan diantaranya:
- Rencana induk validasi
Suatu dokumen yang menyajikan informasi mengenai program kerja
validasi perusahaan itu. Dokumen ini hendaklah memberikan rincian jadwal
kerja validasi yang harus dilaksanakan.
- Protokol validasi
Suatu rencana tertulis mulai dari bagaimana validasi akan dilaksanakan
termasuk parameter pengujian, karakteristik produk, peralatan dan batas
pengambilan keputusan terhadap hasil uji yang dapat diterima.
2. Inspeksi Diri dan Audit
Tujuan inspeksi diri untuk mengevaluasi apakah semua aspek produksi
dan pengawasan mutu industri farmasi memenuhi ketentuan CPOB. Sedangkan,
penyelenggaraan audit mutu berguna sebagai pelengkap inspeksi diri. Audit mutu
meliputi pemeriksaan dan penilaian semua atau sebagian dari sistem manajemen
mutu dengan tujuan spesifik untuk meningkatkannya. Audit ada dua, yaitu audit
internal dan audit eksternal. Audit internal mengevaluasi perusahaan internal oleh
perusahaan tetapi bagian yang berbeda divisi atau dari luar, seperti BPOM.
Sedangkan audit eksternal mengevaluasi supplier atau perusahaan kerjasama (tol
manufacturing) oleh Pabrik pengguna bahan dari supplier itu sendiri. Frekuensi
pelaksanaan inspeksi diri dan audit internal biasanya bersamaan 1 tahun dua kali,
sedangkan untuk audit eksternal supplier 2 tahun sekali, sedangkan perusahaan
kerjasama (tol manufacturing) 1 tahun sekali

3. Stabilitas
Untuk pengujian stabilitas diambil dari 1% dari batch per tahun.
- Stabilitas Produk Baru
Pengujian terhadap contoh uji meliputi uji stabilitas On going dan dipercepat.
1) On Going Stability:
Dimasukkan ke dalam climatic chamber suhu 30 ± 2 ⁰C dengan
kelembaban relatif 75 ± 5%. Jadwal pengujian 0, 3, 6, 9, 12, 18, 24, 36, 48,
60 bulan.
2) Stabilitas dipercepat:
Dimasukkan ke dalam climatic chamber suhu 40 ± 2 ⁰C dengan
kelembaban relatif 75 ± 5%. Jadwal pengujian 0, 1, 2, 3, 6 bulan.
- Stabilitas Produk yang Sudah Beredar dan Sudah Tetap
Pengujian stabilitas terhadap produk-produk yang sudah beredar di
pasaran dan sudah tetap cukup dengan on going stability. Produk dimasukkan
ke dalam climatic chamber suhu 30 ± 2 ⁰C dengan kelembaban relatif 75 ±
5%.
4. Pengendalian Dokumen
Pengendalian dokumen berfungsi mengganti, mendistribusikan dan
memastikan dokumen yang mengalami perubahan. Ada beberapa level dokumen
yang menjadi tanggung jawab divisi pengendalian mutu, yaitu:
a. Level 1 : Manual mutu
b. Level II : Prosedur sistem mutu
c. Level III : Prosedur- prosedur tetap
d. Level IV : Formulir-formulir

5. Dokumentasi, Regulasi, dan Penanganan Keluhan Pelanggan


Dokumentasi berfungsi mengarsip seluruh dokumen catatan
pengolahan bets dan catatan pengemasan bets yang diproduksi untuk
mempermudah penelusuran jika ada permasalahan/ keluhan. Penyimpanan
dokumen selama 6 tahun (expired date paling lama +1). Pemusnahan catatan
produksi disaksikan oleh 2 saksi dari bagian sistem mutu. Pemusnahan dilakukan
dengan menggunakan gunting atau mesin penghancur kertas. Pemusnahan dibuat
Berita Acara Pemusnahan. Selain pemusnahan catatan produksi juga dilakukan
pemusnahan contoh pertinggal. Pada pemusnahan contoh pertinggal disertai
dengan Berita Acara Penyerahan Barang Limbah B3 yang akan diberikan kepada
K3L. Contoh pertinggal ini dimaksudkan untuk investigasi atas klaim keluhan
eksternal terhadap mutu.
Penanganan keluhan pelanggan terhadap permasalahan internal, seperti
keluhan yang disebabkan kerusakan pada saat distribusi, transportasi maupun
penyimpanan baik untuk bahan baku, bahan kemas, produk antara, produk ruahan
dan produk jadi. Bagian ini akan mengawasi dan melaksanakan pencatatan NCP
(Non Conforming Product), suatu catatan kegiatan perlakuan terhadap suatu
produk yang tidak sesuai hasil pemeriksaannya yaitu dapat berupa reproses atau
kegagalan produksi. Sedangkan, untuk permasalahn eksternal seperti keluhan
pelanggan terhadap jumlah dan mutu misal dari konsumen, Apotek, UBL, PBF
dan BPOM. Dalam menanggapi keluhan pelanggan perlu dilakukan investigasi.
Keluhan terhadap mutu maka investigasi yang dilakukan adalah
membandingkannya dengan contoh pertinggal. Sedangkan keluhan terhadap
jumlah dilakukan investigasi terhadap dokumentasi yang ada.
Sistem penarikan produk kembalian adalah Plant Manager akan
membuat surat disposisi ke Pedagang Besar Farmasi (PBF). Selanjutnya PBF
akan membuat surat disposisi kepada apotek-apotek dimana produk itu
terdistribusi. Penarikan akan dibawa ke Unit Bisnis Logistik (UBL).

6. Penjaminan Mutu Produk


Penjaminan mutu produk secara berkala hendaklah dilakukan
terhadapsemua obat terdaftar, termasuk produk ekspor, dengan tujuan untuk
membuktikan konsistensi proses, kesesuaian dari spesifikasi bahan awal, bahan
pengemas dan produk jadi, untuk melihat tren dan mengidentifikasi perbaikan
yang diperlukan untuk produk dan proses. Penjaminan mutu produk secara
berkala biasanya dilakukan tiap tahun dan didokumentasikan, dengan
mempertimbangkan hasil kajian ulang sebelumnya dan hendaklah meliputi paling
sedikit:
a) kajian terhadap bahan awal dan bahan pengemas yang digunakan untuk
produk, terutama yang dipasok dari sumber baru;
b) kajian terhadap pengawasan selama-proses yang kritis dan hasil pengujian
produk jadi;
c) kajian terhadap semua bets yang tidak memenuhi spesifikasi yang ditetapkan
dan investigasi yang dilakukan;
d) kajian terhadap semua penyim-pangan atau ketidaksesuaian yang signifikan,
dan efektivitas hasil tindakan perbaikan dan pencegahan;
e) kajian terhadap semua perubahan yang dilakukan terhadap proses atau metode
analisis;
f) kajian terhadap variasi yang diajukan, disetujui, ditolak dari dokumen
registrasi yang telah disetujui termasuk dokumen registrasi untuk produk
ekspor;
g) kajian terhadap hasil program pemantauan stabilitas dan segala tren yang tidak
diinginkan;
h) kajian terhadap semua produk kembalian, keluhan dan penarikan obat yang
terkait dengan mutu produk, termasuk investigasi yang telah dilakukan
i) kajian kelayakan terhadap tindakan perbaikan proses produk atau peralatan
yang sebelumnya;
j) kajian terhadap komitmen pasca pemasaran dilakukan pada obat yang baru
mendapatkan persetujuan pendaftaran dan variasi persetujuan pendaftaran;
k) status kualifikasi peralatan dan sarana yang relevan misal sistem tata udara
(HVAC), air, gas bertekanan, dan lain-lain; dan
l) kajian terhadap Kesepakatan Teknis untuk memastikannya selalu mutakhir.
Industri farmasi hendaklah melakukan evaluasi terhadap hasil kajian, dan
suatu penilaian hendaklah dibuat untuk menentukan apakahtindakan perbaikan
dan pencegahan ataupun validasi ulang hendaklah dilakukan. Alasan tindakan
perbaikan hendaklah didokumentasikan. Tindakan pencegahan dan perbaikan
yang telah disetujui hendaklah diselesaikan secara efektif dan tepat waktu.
Hendaklah tersedia prosedur manajemen untuk manajemen yang sedang
berlangsung dan pengkajian aktivitas serta efektivitas prosedur tersebut yang
diverifikasi pada saat inspeksi diri. Bila dapat dibenarkan secara ilmiah,
pengkajian mutu dapat dikelompokkan menurut jenis produk, misal sediaan
padat, sediaan cair, produk steril, dan lain-lain.(BPOM No. 13 Tahun 2018)

DAFTAR PUSTAKA :
Harmita. 2004. Petunjuk Pelaksanaan Validasi Metode dan Cara Perhitungannya
(Vol. I). Majalah Ilmu kefarmasian.
Preethi, P. J. (2013) ‘Asian Journal Of Pharmaceutical Research’, Asian Journal
Of Pharmaceutical Research, 3(2), Pp. 57–70.
Islamiaty, R. R. Et Al. (2018) ‘Review: Parameter Dan Metode Sampling
Validasi Pembersihan Di Industri Farmasi’, 16, Pp. 222–230.
Trial, F. 2013. ‘Cleaning Of Fluidized Bed Equipment’. page 3610.
Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2018. Peraturan Badan Pengawas Obat
Dan Makanan Nomor 13. Penerapan Pedoman Cara Pembuatan Obat Yang
Baik. Jakarta: BPOM RI

Anda mungkin juga menyukai