Anda di halaman 1dari 22

BAB II

GAMBARAN UMUM SEJARAH DAN TATA IBADAH

AGAMA KATOLIK DI INDONESIA DAN MASYARAKAT

TAMIL KATOLIK DI MEDAN

2.1 Sejarah Agama Katolik di Indonesia

Agama Katolik adalah sebuah agama yang pengikutnya termasuk yang

paling banyak di dunia ini. Agama Katolik yang awalnya dibawa oleh Yesus

Kristus menyebar ke seluruh dunia, seperti Eropa, Amerika, Asia, dan Afrika.

Agama ini juga menyebar ke Indonesia, yang dapat dikaji melalui aspek sejarah.

Menurut Garraghan (1957), yang dimaksud sejarah itu memiliki tiga makna

yaitu: (1) peristiwa-peristiwa mengenai manusia pada masa lampau; aktualitas

masa lalu; (2) rekaman mengenai manusia di masa lampau atau rekaman tentang

aktualitas masa lampau; dan (3) proses atau teknik membuat rekaman sejarah.

Kegiatan sejarah tersebut berkaitan erat dengan disiplin ilmu pengetahuan.

Lengkapnya adalah sebagai berikut.

The term history stands for three related but sharply


differentiated concepts: (a) past human events; past actuality; (b) the
record of the same; (c) the process or technique of making the
record.
The Greek ιστορια, which gives us the Latin historia, the French
histoire, and English history, originally meant inquiry,
investigation, research, and not a record of data accumulated
thereby—the usual present-day meaning of the term. It was only at
a later period that the Greeks attached to it the meaning of “a record
or narration of the results of inquiry.” In current usage the term
history may accordingly signify or imply any one of three things:
(1) inquiry; (2) the objects of inquiry; (3) the record of the results of
inquiry, corresponding respectively to (c), (a), and (b) above
(Garraghan 1957:3).

Universitas Sumatera Utara


Sesuai dengan kutipan di atas, maka sejarah sebagai sebuah ilmu itu tampaknya

terfokus kepada rekaman dalam dimensi waktu dan ruang terhadap manusia. Jadi

sejarah berkait erat dengan masalah-masalah dari satu waktu ke waktu berikutnya

yang dikaji oleh para ahlinya.

2.1.1 Asal Mula

Sejarah Gereja Katolik di Indonesia berawal dari kedatangan bangsa

Portugis ke kepulauan Maluku, yang dipimpin oleh Fransiscus Xaverius. Pada

masa itu, orang pertama yang menjadi penganut agama Katolik adalah seorang

Kolano atau Kepala kampung Mamuya (sekarang di Maluku Utara). Kolano ini

kemudian dibaptis bersama seluruh warga kampungnya pada tahun 1534 setelah

menerima pemberitaan Injil dari Gonzalo Veloso, seorang saudagar Portugis.

Setelah itu banyak pelaut dan pedagang dari Eropa yang datang ke wilayah

Maluku. Karna di Maluku adalah pulau yang menghasilkan rempah rempah.

Bersamaan dengan para pedagang dan serdadu-serdadu, para imam Katolik juga

datang untuk menyebarkan Injil. Salah satu imam Katolik yang datang di

Indonesia itu adalah Santo Fransiskus Xaverius. Kemudian pada tahun 1546

sampai 1547, Santo Fransiskus Xaverius datang mengunjungi pulau Ambon,

Saparua, dan Ternate. Santo Fransiskus Xaverius juga membaptis beberapa ribu

penduduk setempat. Inilah tempat-tempat awal di Indonesia yang menjadi tempat

pengaruh utama agama Kristen Katolik. Dari kawasan ini, kemudian agama

Katolik menyebar ke berbagai tempat di Indonesia, seperti ke Timor, Jawa, Nusa

Tenggara, Kalimantan, dan lainnya.

Universitas Sumatera Utara


2.1.2 Era VOC

Sejak kedatangan dan kekuasaan Vereenigde Oostindische Compagnie

(VOC) di Indonesia tahun 1619-1799, VOC akhirnya mengambil alih kekuasaan

politik di seluruh Indonesia. Seiring bergantinya penguasa di Nusantara, maka

Gereja Katolik dilarang mengadakan kegiatan secara secara mutlak di seluruh

wilayah VOC. Namun di beberapa wilayah kegiatan Katolik masih berjalan, dan

hanya bertahan di beberapa wilayah yang tidak termasuk VOC yaitu Flores dan

Timor.

Situasi keagamaan berubah. Para penguasa VOC sebahagian besar

beragama Protestan, sehingga para pemimpin VOC mengambil tindakan.

Pemimpin VOC yang ada segera mengusir imam-imam Katolik yang

berkebangsaan Portugis dan menggantikan seluruh Imam imam Katolik dengan

pendeta-pendeta Protestan dari Belanda. Akibatnya banyak umat Katolik yang

kemudian diprotestankan saat itu, salah satu contohnya seperti yang terjadi dengan

komunitas-komunitas Katolik di Amboina.

Imam-imam Katolik diancam hukuman mati, kalau ketahuan berkarya di

wilayah kekuasaan VOC. Hal ini terjadi seperti pada 1924, di mana Pastor

Egidius d’Abreu SJ dibunuh di Kastel Batavia pada zaman pemerintahan

Gubernur Jenderal Jan Pieterszoon Coen, dengan dakwaan kesalahan karena

mengajar agama Katolik dan merayakan Misa Kudus bersama para tahanan di

penjara. Sedangkan Pastor A. de Rhodes, seorang Yesuit Perancis, pencipta huruf

abjad Vietnam, dijatuhi hukuman berupa menyaksikan pembakaran salibnya dan

alat-alat ibadat Katolik lainnya di bawah tiang gantungan, tempat dua orang

Universitas Sumatera Utara


pencuri baru saja digantung,contoh lainnya adalah ketika Pastor A. de Rhodes

diusir tahun 1646 karena terlibat dalam penyebaran agama Katolik.

Yoanes Kaspas Kratx, penganut Katolik yang berkebangsaan Austria,

terpaksa meninggalkan Batavia karena usahanya dipersulit oleh pejabat-pejabat

VOC, dengan alasan akibat bantuan yang ia berikan kepada beberapa imam

Katolik yang singgah di pelabuhan Batavia. Kemudian Yoanes Kaspas Kratx

pindah ke Makau, lalu bergabung dengan Serikat Jesuit dan meninggal sebagai

seorang martir di Vietnam pada tahun 1737.

Pada akhir abad ke-18 Eropa Barat diliputi perang dahsyat antara Perancis

dan Britania Raya bersama sekutunya masing-masing. Simpati masyarakat

Belanda terbagi, ada yang memihak Perancis dan sebagian lagi memihak Britania,

Hal ini mengakibatkan negeri Belanda kehilangan kedaulatannya karena ikut

terlibat dalam perang. P3rancis memenangkan pertempuran tersebut yang terjadi

di Eropa Barat. Pada tahun 1806, pemimpin Perancis Napoleon Bonaparte

mengangkat adiknya, Lodewijk atau Louis Napoleon yang menganut, agama

Katolik, menjadi raja Belanda. Sehingga pada Pada tahun 1799 VOC dinyatakan

bangkrut dan dibubarkan.

2.1.3 Era Hindia Belanda

Perubahan politik di Belanda, khususnya setelah pemerintahan Raja

Lodewijk yang seorang Katolik, membawa pengaruh yang cukup positif.

Kebebasan umat beragama mulai diakui pemerintah. Pada tanggal 8 Mei 1807

pimpinan Gereja Katolik di Roma mendapat persetujuan dari Raja Louis

Napoleon untuk mendirikan Prefektur Apostolik Hindia Belanda di Batavia.

Universitas Sumatera Utara


Pada tanggal 4 April 1808, dua orang Imam dari Negeri Belanda tiba di

Jakarta, yaitu Pastor Jacobus Nelissen, Pr dan Pastor Lambertus Prisen, Pr.

Kemudian oleh gereja Katolik yang diangkat menjadi Prefek Apostolik pertama

adalah Pastor J. Nelissen,Pr.

Gubernur Jendral Daendels (1808-1811) berkuasa setelah VOC diganti

dengan kekuasaan oleh pemerintah Hindia Belanda. Pada saat ini Kebebasan

beragama kemudian diberlakukan, walaupun agama Katolik saat itu agak

dipersukar. Hal ini dapatt dilihat dengan Imam saat itu hanya 5 orang untuk

memelihara umat sebanyak 9.000 orang, dengan luas wilayah dan tempat tinggal

yang hidup berjauhan satu sama lainnya. Akan tetapi pada tahun 1889, kondisi ini

membaik, di mana ada 50 orang imam di Indonesia. Di daerah Yogyakarta, misi

penyebaran agama dan kegiatan Katolik dilarang oleh pemerintahan Hindia

Belanda sampai tahun 1891.

Misi Katolik di daerah ini diawali oleh Pastor F. van Lith, S.J. yang datang

ke Muntilan pada tahun 1896. Pada awalnya usahanya tidak membuahkan hasil

yang memuaskan, akan tetapi pada tahun 1904 tiba-tiba 4 orang kepala desa dari

daerah Kalibawang datang ke rumah Romo dan mereka minta untuk diberi

pelajaran agama. Sehingga pada tanggal 15 Desember 1904, rombongan pertama

orang Jawa berjumlah 178 orang dibaptis di sebuah mata air Semagung yang

terletak di antara dua batang pohon Sono. Tempat bersejarah ini sekarang menjadi

tempat ziarah Sendangsono.

Romo van Lith juga mendirikan sekolah guru di Muntilan yaitu

Normaalschool di tahun 1900 dan Kweekschool (Sekolah Pendidikan Guru) di

tahun 1904. Pada tahun 1918 sekolah-sekolah Katolik dikumpulkan dalam satu

Universitas Sumatera Utara


yayasan, yaitu Yayasan Kanisius. Para imam dan Uskup pertama di Indonesia

adalah bekas siswa Muntilan. Pada permulaan abad ke-20 gereja Katolik

berkembang pesat.

Pada 1911 Van Lith mendirikan Seminari Menengah. Tiga dari enam

calon generasi pertama dari tahun 1911-1914 ditahbiskan menjadi imam pada

tahun 1926 dan 1928, yaitu Romo F.X.Satiman, S.J., A. Djajasepoetra, S.J., dan

Alb. Soegijapranata, S.J.

2.1.4 Era Perjuangan Kemerdekaan

Albertus Soegijapranata menjadi Uskup berkebangsaan Indonesia yang

pertama ditahbiskan pada tahun 1940. Tanggal 20 Desember 1948 Romo Sandjaja

terbunuh bersama Frater Hermanus Bouwens, S.J. di dusun Kembaran dekat

Muntilan, ketika penyerangan pasukan Belanda ke Semarang yang berlanjut ke

Yogyakarta dalam Agresi Militer Belanda II. Romo Sandjaja dikenal sebagai

martir pribumi dalam sejarah Gereja Katolik Indonesia.

Mgr. Soegijapranata bersama Uskup Willekens, S..J. menghadapi

penguasa pendudukan pemerintah Jepang dan berhasil mengusahakan agar Rumah

Sakit St. Carolus dapat berjalan terus. Banyak di antara pahlawan-pahlawan

nasional yang beragama Katolik, seperti Adisucipto, Agustinus (1947), Ignatius

Slamet Riyadi (1945), dan Yos Sudarso (1961).

2.1.5 Era Kemerdekaan

Kardinal pertama di Indonesia adalah Justinus Kardinal Darmojuwono

diangkat pada tanggal 29 Juni 1967. Mulai pada saat ini, Gereja Katolik Indonesia

Universitas Sumatera Utara


berperan aktif dan terlibat dalam kegiatan yang diadakan Gereja Katolik dunia.

Contohnya ketika Uskup Indonesia mengambil bagian dalam Konsili Vatikan II

(1962-1965).

Katolik di Indonesia semakin di kenal di dunia ketika pimpinan tertinggi

umat Katolik sedunia yaitu Paus Paulus VI berkunjung ke Indonesia pada 1970.

Kemudian tahun 1989 Paus Yohanes Paulus II mengunjungi Indonesia. Kota-kota

yang dikunjunginya adalah Jakarta, Medan (Sumatra Utara), Yogyakarta (Jawa

Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta), Maumere (Flores), dan Dili (Timor

Timur).(Wikipedia : Sejarah Katolik di Indonesia )

2.2 Ibadah Katolik

2.2.1 Iman dan Agama

Iman merupakan suatu sikap “penyerahan diri seutuhnya kepada Allah”

(Devosi 5). Iman adalah jawaban manusia kepada Allah yang mewahyukan Diri

kepada manusia. Iman itu sebagai jawaban, maka untuk beriman diperlukan

sebuah keyakinan bahwa Allah itu ada dan penting bagi hidup manusia, tidak

hanya dengan pikiran tetapi juga dengan kehendak dan perbuatan. Iman

menyangkut hidup manusia seluruhnya, budi, hati, dan kehendaknya. Iman bukan

hanya soal hati dan emosi atau moral dan kewajiban, tetapi juga rasionalitas

kehidupan manusia. Oleh karena itu iman tidak terlepas dari pengalaman hidup

dan riligius manusia setiap hari. Iman adalah pengalaman menyerahkan diri secara

total kepada Allah. Dalam hidup manusia sikap batin itu harus dinyatakan keluar,

baik kepada sesama maupun dengan alam sekitarnya.

Universitas Sumatera Utara


Agama adalah ungkapan hubungan antara manusia dengan Yang Ilahi,

yaitu kekuasaan yang kudus yang dianggap lebih tinggi dari keberadaan manusia

itu sendiri. Terhadap Yang Ilahi tersebut manusia mengalami daya tarik, rasa takut

dan ketergantungan, manusia menyebut kepada Yang Ilahi tersebut dengan

berbagai nama : Allah, Tuhan, Dewa, Gusti, dan lainnya sesuai dengan agama dan

kepercayaan yang dianutnya.

Jelas sekali bahwa yang pokok dalam agama adalah sikap batin. Agama

yang bersifat lahiriah melulu dengan sendirinya menjadi formalisme dan sering

kosong, tanpa isi. Namun tanpa bentuk yang nyata komunikasi iman tidak akan

mungkin terjadi. Biarpun sikap batin paling penting, namun tanpa

pengejawantahan yang jelas iman tidak sungguh manusiawi. Penghayatan iman

memerlukan agama. Perbedaan pokok berhubungan dengan sikap batin sendiri

dan gambaran Allah. Perbedaan pengalaman, pemahaman dan perumusan

menyebabkan perbedaan antara agama, dimana Allah dipahami secara berbeda-

beda, tidak hanya menurut perbedaan agama, tetapi juga dalam satu agama itu

sendiri. Perjumpaan dengan saudara-saudari yang beragama lain akan

memperkaya kehidupan beriman dan beragama. Inilah pluralisme pandangan

mengenai Allah dalam hidup beragama.

Apapun agamanya, agama harus berfungsi dalam hidup manusia. Agama

dapat memberi dukungan, hiburan dan rekonsiliasi bagi manusia. Agama juga

dapat sebagai kontrol sosial, berperan serta aktif untuk mengevaluasi dan memberi

masukan dalam kehidupan ini sehingga dapat berjalan sebagaimana mestinya

dengan kata lain agama dapat memberikan pedoman penilaian secara kritis

terhadap norma-norma yang ada dalam masyarakat. Agama juga harus berperan

Universitas Sumatera Utara


untuk pertumbuhan dan pendewasaan individu dalam perkembangan kepribadian

manusia. Dan lewat upacara dan ibadah, agama memberi dasar bagi rasa aman

dan identitas yang lebih mengena dan utuh ditengah-tengah perubahan jaman

yang tidak pasti ini.

2.2.2 Pengertian Ibadah

Walaupun ibadah ada di dalam setiap agama, namun dalam ibadahlah

nampak perbedaan antara agama. Dalam perspektif agama Katolik, ibadah

dipandang sebagai pertemuan antara Allah dan manusia, sebagai ungkapan

ketakwaan dan saling mengukuhkan dalam iman. Biasanya dalam ibadah Katolik

dipakai simbol-simbol atau tanda yang khusus, karena baik untuk pengungkapan

iman maupun untuk tanda kehadiran Allah, pemakaian bahasa atau ekspresi yang

biasa dianggap kurang memadahi. Karena misteri Allah dan penyelamata-nNya

hanya dapat ditunjuk dengan tanda-tanda, tidak pernah dapat dirumuskan atau

diungkapkan secara penuh oleh manusia.

Ibadah adalah kegiatan manusia yang beragama, lalu pertanyaanya

mengapa perlu ibadah dalam hidup beragama? Yang pokok dalam agama adalah

sikap batin, namun untuk mewujudnyatakan iman perlu pengungkapan yang nyata

lewat tata cara ibadah. Gereja Katolik mengungkapkan imannya melalui

perayaan-perayaan liturgi.Untuk membentuk hidup yang saleh bagi umat,

diperlukan berbagai bentuk ibadah. Tidak akan ada agama tanpa iman dan tidak

ada ibadah tanpa agama.

Dalam agama Katolik ibadah memiliki makna-makna sebagai berikut ini.

a. Mengungkapkan cinta, kepercayaan dan harapan manusia dengan Tuhan.

Universitas Sumatera Utara


b. Mengungkapkan karya Tuhan yang menyelamatkan hidup manusia.

c. Meningkatkan dan menjamin mutu hidup sebagai orang beriman.

d. Menggairahkan iman dan kasih kepada Allah.

e. Mengantar umat pada penghayatan iman yang benar.

f. Untuk memperoleh buah-buah rohani.

Setiap bentuk kegiatan manusia baik yang rohani maupun jasmani adalah

ibadah, sehingga manusia perlu menata hidupnya dengan mempersembahkan diri

sebagai kurban yang hidup, suci dan berkenan kepada Tuhan.

2.2.3 Bentuk Ibadah dalam Katolik

Secara garis besar dalam agama katolik ibadah digolongkan dalam 2

bagian besar. Dimana terpisah menjadi ibadah Rohani dan Ibadah Sosial. Yang

dimaksudkan dengan ibadah rohani adalah setiap ibadah yang dilakukan dalam

Roh oleh setiap orang Katolik. Dalam urapan Roh, seluruh hidup umat Katolik

dapat dijadikan satu ibadah rohani. Doa dan ibadat merupakan salah satu tugas

Gereja untuk menguduskan umatnya, oleh karena itu Gereja bertekun dalam doa,

memuji Allah, dan mempersembahkan diri sebagai kurban yang hidup, suci dan

berkenan kepada Allah. Itulah ibadah rohani yang sejati.

2.2.3.1 Doa

a) Arti Doa

• Berbicara dengan Tuhan secara pribadi.

• Ungkapan iman secara pribadi dan bersama-sama.

b) Fungsi Doa

Universitas Sumatera Utara


• Mengkomunikasikan dan mempersatukan diri dengan Tuhan.

• Mengungkapkan cinta, kepercayaan dan harapan kita dengan Tuhan.

c) Macam-macam doa

• Doa permohonan

• Doa syukur

• Doa pujian

d) Syarat doa yang baik

• Berdoa dengan hati

• Doa yang berakar dan bertolak dari pengalaman hidup

• Diucapkan dengan rendah hati

• Dengan sederhana dan jujur

2.2.3.2 Perayaan Sakramen

a) Arti Sakramen

• Kata sakramen berasal dari bahasa Latin Sacramentum, yaitu hal-hal yang

berkaitan dengan yang kudus atau yang ilahi.

• Sakramen juga berarti tanda, lambang atau simbol keselamatan Allah yang

diberikan kepada Manusia

• Sakramen biasanya diungkapkan dengan kata-kata dan tindakan. Maka

sakramen dalam Gereja Katolik mengandung 2 (dua) unsur hakiki yaitu :

- Forma artinya kata-kata yang menjelaskan peristiwa ilahi

- Materia artinya barang atau tindakan tertentu yang kelihatan.

b) Fungsi/makna Sakramen

• Mengungkapkan karya Tuhan yang menyelamatkan

Universitas Sumatera Utara


• Meningkatkan dan menjamin mutu hidup sebagai orang Kristiani

c) Jenis-jenis Sakramen, yaitu :

• Sakramen Baptis/permandian

• Sakramen Ekaristi

• Sakramen Tobat

• Sakramen Krisma

• Sakramen Perkawinan

• Sakramen Perminyakan suci

• Sakramen Imamat

2.2.3.3 Perayaan Sakramentali

a) Arti Sakramentali

Tindakan liturgi dengan mengadakan tanda-tanda suci yang diperoleh

melalui doa-doa permohonan.

b) Jenis perayaan sakramentali

Pemberkatan orang, benda/barang rohani, tempat, makanan dsb.

2.2.3.4 Devosi

a) Arti Devosi

Devosi bukanlah liturgi. Devosi adalah suatu sikap bakti yang berupa

penyerahan seluruh pribadi kepada Allah dan kehendak-Nya sebagai perwujudan

cinta kasih, atau yang lebih lazim: devosi adalah kebaktian khusus kepada

berbagai misteri iman yang dikaitkan dengan pribadi tertentu.

Universitas Sumatera Utara


b) Jenis devosi

• Devosi kepada sengsara Yesus,

• Devosi kepada Hati Yesus,

• Devosi kepada Sakramen Mahakudus,

• Devosi kepada Maria,

• Ziarah

c) Tujuan Devosi

• menggairahkan iman dan kasih kepada Allah;

• mengantar umat pada penghayatan iman yang benar akan misteri karya

keselamatan Allah dalam Yesus Kristus;

• mengungkapkan dan meneguhkan iman terhadap salah satu kebenaran

misteri iman;

• memperoleh buah-buah rohani.

2.2.3.5 Ibadah Sosial

Ibadah sosial dapat diartikan sebagai semua kegiatan sebagai perwujudan

nyata iman. Dalam Agama Katolik ibadah sosial didasarkan pada ajaran Yesus

Kristus sendiri yang begitu solider dengan kehidupan manusia, sebagaimana

tertulis dalam Injil Matius 25:35-36 dimana sebagai manusia kita dapat memberi

makan minum yang lapar dan haus, mengunjungi yang dipenjara, melawat yang

sakit, memberi tumpangan bagi orang asing dan memberikan pakaian bagi yang

telanjang.

Universitas Sumatera Utara


2.3 Simbol simbol dalam Ibadah Katolik

2.3.1 Tanda Salib

Tanda Salib, dibuat ketika :

1) Memasuki gereja sambil menandai diri dengan air suci tanda peringatan

pembaptisan yang telah kita terima.

2) Mengawali dan Mengakhiri Perayaan ibadah

3) Memulai bacaan injil dengan membuat tanda salib pada dahi, mulut dan

dada.

4) Menerima berkat mengutusan pada bagian penutup.

2.3.2 Perarakan

Perarakan dilakukan oleh Pemimpin ibadah beserta pembantunya berjalan

bersama menuju altar, juga dilakukan oleh beberapa wakil umat untuk

mengantarkan persembahan berupa: roti, anggur, lilin, bunga dan kolekte ke altar.

2.3.3 Berjalan

Berjalan yang baik dilakukan dengan tegap dan khidmat serta pandangan

kearah depan merupakan tanda penghormatan dan kesungguhan niat kita bertemu

dengan Tuhan serta dengan tidak tergesa-gesa supaya suasana khidmat dan tenang

terjaga, namun tidak lambat juga supaya tidak memberi kesan lamban.

Universitas Sumatera Utara


2.3.4 Berdiri

Berdiri sebagai ungkapan rasa hormat dan syukur, dilakukan waktu

menyambut imam, pembacaan Injil, mengucapkan janji, menyampaikan doa

Umat, memulai Doa Syukur Agung dan menyanyikan lagu Bapa Kami.

2.3.5 Duduk

Duduk dilakukan ketika Kitab Suci dibacakan (selain Injil) sebagai suatu

ungkapan kesediaan mendengar dan merenungkan sabda Tuhan. Persiapan

persembahan sebagai ungkapan kesediaan memberi diri kepada Tuhan dengan

penuh penyerahan. Petugas membacakan pengumuman sebagai tanda ungkapan

kesediaan mendengarkan dan melaksakan tugas kewajiban.

2.3.6 Membungkuk

Membungkukkan badan dan kepala merupakan tanda penghormatan

terhadap Pemimpin ibadah, altar Tuhan, salib dan sakramen Maha Kudus.

2.3.7 Berlutut

Berlutut merupakan sikap doa yang mengungkapkan kerendahan hati

seseorang yang ingin memohon kepada Tuhan atau bersembah sujud kepada-Nya.

2.3.8 Mengangkat Tangan

Sebagai sikap doa yang mengungkapkan permohonan dengan kebulatan

hati yang disertai pengharapan, dilakukan oleh imam ketika mengangkat patena

dan piala berisi roti dan anggur untuk dipersembahkan kepada Tuhan, serta

Universitas Sumatera Utara


mengangkat sibori atau patena dan piala yang berisi Tubuh dan Darah Kristus

untuk diperlihatkan kepada umat.

2.3.9 Mengatupkan Tangan

Mengatupkan tangan dibuat ketika sebelum dan setelah menerima komuni

(mengatupkan tangan didada waktu berjalan) sebagai ungkapan kesetiaan pada

Tuhan, juga dilakukan oleh umat ketika berdoa pribadi.

2.3.10 Tiarap/Menelungkup

Tiarap atau menelungkup merupakan ungkapan tidak pantas, merasa

berdosa dihadapan Allah, dilakukan oleh para calon Imam dan Uskup ketika

ditahbiskan, serta oleh Umat sebagai sikap Doa, merasa diri berdosa besar dan

tidak layak dihadapan Tuhan.

2.3.11 Memerciki

Sebagai tanda penyucian dan peringatan akan pembatisan, memerciki

dilakukan pada permulaan Ekaristi dan juga dilakukan setelah pembaharuan janji

baptis pada malam Paskah, saat menerima daun Palma pada perarakan Minggu

Palma. Memerciki juga dilakukan untuk kepentingan pernikahan, pemakaman,

pemberkatan tempat/gedung, pemberkatan benda-benda devosi lainnya.

2.3.12 Mendupai

Untuk menciptakan suasana doa dan kurban bagi Allah. Pendupaan altar

bergerak dari bagian kiri ke kanan mengelilingi altar. Asap putih yang mengepul

keatas melambangkan persembahan kita diterima oleh Allah.

Universitas Sumatera Utara


2.3.13 Bersalaman

Berjabat tangan atau bersalaman mengungkapkan wujud dari Kasih dan

Persaudaraan. Bersalaman dilakukan oleh umat ketika saling memberikan Salam

Damai.

2.3.14 Memberkati

Memberkati adalah bentuk menguduskan umat yang dilakukan oleh

seorang pemimpin ibadah, memberkati adalah Doa, ungkapan permohonan pada

Tuhan, semoga yang diminta umat-Nya terkabulkan, terjadi, terlaksana.

Memberkati disertai dengan gerakan tangan yang “bertanda salib” dengan

mengucapkan “Atas nama Bapa, Putra dan Roh Kudus”. Tiada berkat imam yang

tidak diberikan dalam tanda salib.

2.4 Etnik Tamil Katolik di Kota Medan

2.4.1 Sejarah Kedatangan Etnik Tamil di Medan

Pada tanggal 7-7-1863, mendaratlah para pedagang tembakau dari Jawa

yaitu Kuypers dan Nienhuys. Mereka mendapat hak konsesi tanah di Martubung

dari Sultan Mahmud Deli untuk menanam tembakau deli yang kualitasnya baik

dan berbau harum sebagai pembalut cerutu. Kemudian Nienhuys berhasil

memperoleh kontrak tanah di Tg.Sepassai dari Sultan Deli untuk jangka waktu 99

tahun. Dengan kuli yang dimulai dengan berjumlah delapan puluh delapan orang

cina dari Penang dan penduduk Melayu, sudah didapat keuntungan besar sehingga

berduyun-duyunlah investor asing datang.

Universitas Sumatera Utara


Karena banyak perkebunan yang dibuka, maka banyak pula dibutuhkan

buruh perkebunan.Buruh Cina yang didatangkan dari Malaya dan tiongkok

terhambat karena berbagai peraturan yang memberatkan yang diterapkan

pembesar-pembesar diwilayah tersebut. Disamping itu kuli Cina tidak mau

menandatangani perpanjangan kontrak,tetapi minta kepada Deli Makapai agar

bisa meminjam tanah konsesi mereka yang tidak ditanami supaya mereka bisa

membuka kebun sayur dan memelihara ternak.

Sejak 1875 maskapai perkebunan belanda mendatangkan kuli dari Jawa

yang biayanya murah karena diperlakukan sebagai setengan budak. Pada tahun

1877 banyak migrasi dari wilayah India Selatan ke Deli dengan alasan bahaya

kelaparan yang selalui menghantui. Mereka bekerja sebagai kuli di perkebunan.

Pada tahun 1886 sudah ada 2000 orang kuli Tamil. Sejak 1875 dengan

datangnya ribuan kuli kontrak dari Jawa, maka tidak dipakai lagi kuli asing.

Orang India yang datang ke Sumatera Timur kemudian datang secara bebas.

Selain mereka yang didatangkan oleh perusahaan-perusahaan perkebunan

sebagai kuli, migran orang Cina, India, dan juga Arab mulai berdatangan ke

Sumatera Timur untuk berdagang dan menjadi pekerja di bidang-bidang lain.

Migran dari India yang datang untuk berdagang antara lain adalah orang-orang

dari India Selatan (Tamil Muslim) dan juga orang Bombay serta Punjabi. A. Mani

(1980:58) menyebutkan bahwa di luar pekerja kontrak di perkebunan, orang-

orang India yang lain juga banyak datang ke Medan untuk berpartisipasi

memajukan berbagai sektor usaha yang sedang tumbuh di kota ini; seperti kaum

Chettiars atau Chettis (yang berprofesi sebagai pembunga uang, pedagang, dan

pengusaha kecil); kaum Vellalars dan Mudaliars (kasta petani yang juga terlibat

Universitas Sumatera Utara


dalam usaha dagang); kaum Sikh dan orang-orang Uttar Pradesh. Selain itu juga

terdapat orang-orang Sindi, Telegu, Bamen, Gujarati, Maratti (Maharasthra), dll.

Tetapi orang-orang Indonesia pada umumnya tak mengenali perbedaan mereka

dan secara sederhana menyebutnya sebagai orang Keling dan orang Benggali saja.

Pada masa pendudukan tentara Jepang, masyarakat Tamil dipersenjatai

dengan membentuk pemerintah boneka India Merdeka dikepalai oleh Subhas

Chandra Bose. Dia lalu membentuk tentara Indian National Srmy direkrut dari

kalangan orang India bekas tentara Inggris yang ditawan Jepang. Dari Medan

beberapa orang Tamil juga masuk Indian National Army dan dikirim ke front

Burma Assam dan tidak pernah pulang kembali.

Pada masa awal kemerdekaan Republik Indonesia, pada tanggal 10

oktober-5 november 1945 berbagai unit tentara Inggris/Sekutu dari Divisi 26 yang

didatangkan dari front Burma mendarat di Belawan. Divisi ini sepenuhnya terdiri

dari bangsa India. Pada masa pertempuran dengan pejuang Indonesia, mereka para

prajurit India ini banyak yang membelot dan menyeberang ke pihak Indonesia.

Oleh para pemimpin tentara Indonesia, para prajurit India ini digabung didalam

laskar unit bangsa India yang dipimpin oleh seorang bekas petinju, Young Sattar.

Sesudah selesai perang kemerdekaan, kebanyakan dari mereka yang masih

tingggal di Medan menjadi warga Negara Indonesia dan berpencar mencari

nafkah ke berbagai tempat. ( Tuanku Luckman Sinar Basarsyah-II,SH: Orang

India di Sumatera Utara. Forkala 2008)

Universitas Sumatera Utara


2.4.2. Perkembangan Sosial Budaya Tamil di Medan

Pada masa kolonial, orang-orang Tamil bermukim di sekitar lokasi-lokasi

perkebunan yang ada di sekitar kota Medan dan Sumatera Timur. Setelah masa

kemerdekaan, mereka pada umumnya berdiam di sekitar kota, yang terbanyak di

kota Medan, juga di Binjai, Lubuk Pakam, dan Tebing Tinggi. Pemukiman

mereka yang tertua di kota Medan terdapat di suatu tempat yang dulu dikenal

dengan nama Kampung Madras, yaitu di kawasan bisnis Jl. Zainul Arifin (dulu

bernama Jalan Calcutta). Kawasan ini lazim juga dikenal dengan sebutan

Kampung Keling. Lokasi perkampungan mereka terletak di pinggiran Sungai

Babura, sebuah sungai yang membelah kota Medan dan menjadi jalur utama

transportasi di masa lampau. Di kawasan ini hingga sekarang masih mudah

ditemukan situs-situs yang menandakan keberadaan orang Tamil, misalnya tempat

ibadah umat Hindu Shri Mariamman Kuil (sebagai kuil terbesar) yang dibangun

tahun 1884 dan sejumlah kuil lainnya; juga pemukiman dan mesjid yang dibangun

oleh orang Tamil Muslim sejak tahun 1887. Pada masa sekarang ini permukiman

orang Tamil sudah menyebar di sejumlah tempat di seluruh Medan dan

sekitarnya.

Pada perkembangan terakhir penduduk Tamil terbagi atas 66 % yang menganut

agama Hindu, 28 % agama Budha, 4,5 % beragama Katolik dan Kristen, dan 1,5 % yang

beragama Islam. Pastor James Bharataputra,SJ pimpinan Graha Annai Maria Velankanni

di Medan, menyebutkan bahwa jumlah umat Tamil Katolik di kota Medan saat ini ribuan

orang.

Di masa lalu pekerjaan orang-orang Tamil banyak diasosiasikan dengan pekerjaan

kasar, seperti kuli perkebunan, kuli pembuat jalan, penarik kereta lembu, dan pekerjaan-

pekerjaan lainnya yang lebih mengandalkan otot. Hal ini terkait dengan latar belakang

Universitas Sumatera Utara


orang Tamil yang datang ke Medan, yaitu mereka yang berasal dari golongan rendah di

India, yang tentu saja memiliki tingkat pendidikan yang amat rendah pula. Mereka inilah

yang dipekerjakan di zaman kolonial sebagai kuli di perkebunan-perkebunan milik orang

Eropa. Di masa sekarang keturunan mereka banyak yang bekerja sebagai karyawan

swasta, buruh, dan juga sebagai sopir. Kalau di masa kolonial sebagian dari mereka

menjadi penarik kereta lembu dan pembuat jalan, di masa kini keturunan mereka banyak

yang sudah mengusahakan jasa transportasi angkutan barang (truk pick up) dan juga

menjadi pemborong pembangunan jalan. Keahlian mereka dalam kedua bidang pekerjaan

ini banyak diakui orang. Ada juga yang menjadi pedagang, di antaranya menjadi

pedagang tekstil dan pedagang rempah-rempah di pusat-pusat pasar di Medan. Selain itu

mereka juga banyak yang bekerja sebagai supir angkutan barang, bekerja di toko-toko

Cina, dan menyewakan alat-alat pesta. Selain itu banyak juga yang melakoni usaha

sebagai penjual makanan, misalnya martabak keling.

Warga Tamil yang ada di kota Medan terdiri dari berbagai agama, ada yang

Hindu,Islam, Protestan dan Katolik. Warga Tamil Katolik juga memiliki sebuah gereja

Katolik yang dibangun pada tahun 1912, yang sebagian besar anggotanya juga tergolong

Tamil Adi-Dravida, bahwa sejak tahun 1912 telah ada missionaris Katolik khusus untuk

orang-orang India Tamil di Medan. Sebuah gereja lain dibangun pada tahun 1935 oleh

pastor Reverend Father James. Warga Tamil Kristen dan Katolik bermukim di sebuah

lokasi yang disebut Kampung Kristen. (Zulkifli B.Lubis : Kajian Awal Tentang

Komunitas Tamil dan Punjabi di Medan. Jurnal Antropologi Sosial Budaya. USU 2005)

Pastor James Bharataputra,SJ yang datang ke Indonesia tahun 1967 dan bertugas di

Medan sejak 1972, pernah mendirikan sekolah khusus untuk orang-orang India Tamil

yang miskin, bernama Lembaga Sosial dan Pendidikan Karya Dharma. Sekarang sekolah

itu diambil alih oleh Yayasan Don Bosco, dan menjadi SD St. Thomas 56. Kemudian

Pastor James Bharataputra membeli sebidang tanah di kawasan Tanjung Selamat pada

tahun 1979, yang semula direncanakannya untuk tempat pemukiman baru bagi orang-

Universitas Sumatera Utara


orang Tamil Katolik yang menumpang di sekitar Jl. Hayam Wuruk. Pada tahun 2001

beliau membangun sebuah Kapel untuk umat Tamil Katolik di atas tanah tersebut, yang

diresmikan oleh Uskup Agung Medan (Mgr A.G.P. Datubara, OFM,Cap); dan di sebelah

bangunan kapel berukuran kecil itu sekarang berdiri sebuah gedung yang bernama Graha

Annai Maria Velangkanni.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai