Anda di halaman 1dari 15

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kemajuan ilmu dan teknologi telah banyak membawa sisi positif bagi kelangsungan
hidup manusia. Dengan kemajuan ilmu dan teknologi, manusia dapat mengakses informasi
dengan cepat dari berbagai belahan dunia terutama mengenai keadaan alam dan lingkungan.
Akan tetapi hal ini juga membawa sisi negatif bagi kelangsungan hidup manusia. Kemajuan
ini menimbulkan banyak resiko terhadap ancaman eksistensi atau keberadaan manusia
sebagai organisme hidup. Produk-produk industry akan dibarengi dengan hasil sampingan
yang bisa merusak kualitas lingkungan hidup manusia seperti halnya pembuangan limbah
pabrik ke sungai-sungai. Inilah sebabnya maka dalam dunia modern seperti sekarang ini
manusia harusnya menjadi semakin sadar akan masalah lingkungan hidup mereka. Bumi ini
adalah satu-satunya planet yang dihuni oleh manusia. Dan bumi ini tidak bertambah luas.
Sedangkan manusia yang menghuninya semakin bertambah.
Pertambahan penduduk yang begitu besar memberi tekanan pada sumberdaya alam.
Apabila tidak ada hutan yang mampu meningkatkan persediaan sumber alam, maka
penduduk bumi kita menghadapi masalah besar. Karena itulah usaha
melestarikan sumber daya alam sangat penting. Di samping masalah penyediaan sumber alam
yang semakin langka, dunia juga dihadapkan pada merosotnya kualitas alam lingkungan
bumi kita. Pembangunan yang sudah berjalan pesat di banyak negara maju telah
menghasilkan pula produk sampingan berupa pencemaran dan pengotoran lingkungan. Di
beberapa negara maju pencemaran lingkungan telah mencapai titik bahaya yang mencekik
kehidupan manusia itu sendiri. Banyak usaha yang dilakukan sehubungan dengan
problematika lingkungan ini. Seminar-seminar baik bersifat nasional bahkan internasional
sudah sering diadakan untuk membahas kemerosotan kualitas lingkungan hidup manusia.
Penelitian dan pendidikan serta penerangan tentang kesadaran lingkungan telah pula berkali-
kali dilakukan. Maka salah satu usaha untuk memberikan sumbangan ke arah itulah makalah
ini kemudian ditulis, yakni menguraikan dan menggambarkan secara ringkas beberapa
konsepsi tentang manusia dan lingkungan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulisan dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apa hakekat manusia sebagai subyek lingkungan dan obyek lingkungan?
2. Bagaimanakah pandangan manusia terhadap lingkungan ?
3. Apa pengaruh timbal-balik antara kondisi lingkungan alam dan lingkungan sosial budaya ?
4. Apa yang dimaksud dengan demografi di Indonesia dan apa saja permasalahan demografi di
Indonesia ?
5. Bagaimana pertumbuhan penduduk di Indonesia dan apa permasalahan pertumbuhan
penduduk di Indonesia ?
6. Apa hubungan kuantitas dan kualitas penduduk dengan kesejahteraan hidup manusia?
7. Apa problematika pembangunan lingkungan sosial budaya dan lingkungan alam pada
masyarakat beradab?
8. Apa saja upaya masyarakat yang beradab untuk mengatasi masalah pembangunan
lingkungan tersebut ?
C. Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan penulisan makalah ini adalah untuk
mendeskripsikan tentang :
 Hakekat Manusia sebagai subyek dan obyek lingkungan.
 Pandangan manusia terhadap lingkungan.
 Pengaruh timbal balik antara kondisi lingkungan alam dan lingkungan sosial budaya.
 Masalah demografi dan pertumbuhan penduduk di indonesia.
 Kuantitas dan kualitas penduduk dalam hubungannya dengan kesejahteraan hidup manusia.
 Problematika pembangunan lingkungan sosial budaya dan lingkungan alam pada masyarakat
yang beradab.
Serta penulisan makalah ini bertujuan untuk melengkapi tugas mata kuliah “Ilmu
Sosial Budaya Dasar”.
D. Fungsi
Makalah ini berfungsi sebagai bukti hasil kerja kelompok kami dan sebagai bahan
presentase dalam diskusi kelompok pada proses pembelajaran mata kuliah “Ilmu Sosial
Budaya Dasar”.

BAB II
PEMBAHASAN
Pengantar
Hubungan antara individu dengan lingkungannya merupakan hubungan yang saling
timbal balik, yaitu lingkungan dapat mempengaruhi individu dan sebaliknya individu juga
dapat mempengaruhi lingkungan.
Selanjutnya untuk mengetahui lebih dalam pembahasan mengenai Manusia dan
lingkungan, berikut kami jelaskan agar dapat kita ketahui dan pahami bersama.
 Pengertian Manusia
Manusia adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan dengan segala fungsi dan potensinya
yang tunduk kepada aturan hukum alam, mengalami kelahiran, pertumbuhan, perkembangan,
mati, dan seterusnya serta berinteraksi dengan alam dan lingkungan baik itu secara positif
maupun negatif.
 Pengertian Lingkungan
Lingkungan adalah suatu media dimana makhluk hidup tinggal, mencari
penghidupannya, dan memiliki karakter serta fungsi yang khas yang mana terkait secara
timbal-balik dengan keberadaan makhluk hidup yang menempatinya, terutama manusia yang
memiliki peranan yang lebih kompleks dan riil.
Menurut Undang-Undang No 4 Tahun 1982, lingkungan hidup merupakan kesatuan
ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya
manusia dan perilakunya yang memengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan
manusia serta makhluk hidup lainnya. Berdasarkan pengertian tersebut, lingkungan hidup
tersusun dari berbagai unsur yang saling berhubungan satu sama lain, yaitu unsur biotik,
abiotik, dan sosial budaya.
1. Unsur Biotik
Unsur biotik adalah unsur-unsur makhluk hidup atau benda yang dapat menunjukkan
ciri-ciri kehidupan, seperti bernapas, memerlukan makanan, tumbuh, dan berkembang biak.
Unsur biotik terdiri atas manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan. Secara umum, unsur biotik
meliputi produsen, konsumen, dan pengurai.
a. Produsen, yaitu organisme yang dapat membuat makanan sendiri dari bahan anorganik
sederhana. Produsen pada umumnya adalah tumbuhan hijau yang dapat membentuk bahan
makanan (zat organik) melalui fotosintesis.
b. Konsumen, yaitu organisme yang tidak mampu membuat makanan sendiri. Konsumen terdiri
atas hewan dan manusia. Konsumen memperoleh makanan dari organisme lain, baik hewan
maupun tumbuhan.
c. Pengurai atau perombak (dekomposer), yaitu organisme yang mampu menguraikan bahan
organik yang berasal dari organisme mati. Pengurai menyerap sebagian hasil penguraian
tersebut dan melepas bahan-bahan yang sederhana yang dapat dipakai oleh produsen.
Pengurai terdiri atas bakteri dan jamur.
2. Unsur Abiotik
Unsur abiotik adalah unsur-unsur alam berupa benda mati yang dapat mendukung
kehidupan makhluk hidup. Termasuk unsur abiotik adalah tanah, air, cuaca, angin, sinar
matahari, dan berbagai bentuk bentang lahan.
3. Unsur Sosial Budaya
Unsur sosial budaya merupakan bentuk penggabungan antara cipta, rasa, dan karsa
manusia yang disesuaikan atau dipengaruhi oleh kondisi lingkungan alam setempat.
Termasuk unsur sosial budaya adalah adat istiadat serta berbagai hasil penemuan manusia
dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
A. Hakekat Manusia Sebagai Subyek dan Obyek Lingkungan
Hakekat manusia sebagai subjek lingkungan adalah makhluk yang berperan untuk
mengelola dan merawat lingkungan. Makhluk yang memiliki tenaga yang dapat
menggerakkan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Individu yang memiliki
sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku intelektual dan sosial. Individu yang
mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur dan mengontrol dirinya
dan mampu menentukan nasibnya. Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya
dalam usaha untuk mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia
lebih baik untuk ditempati.
Hakekat manusia sebagai objek lingkungan adalah makhluk yang dalam proses
menjadi berkembang dan terus berkembang yang tidak akan pernah selesai (tuntas) selama
hidupnya. Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung kemungkinan
baik dan jahat. Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan terutama lingkungan sosial,
bahkan ia tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat kemanusiaannya tanpa hidup di
dalam lingkungan sosial.
B. Manusia Terhadap Lingkungan
Makhluk hidup tidak dapat dipisahkan dari lingkungannya. Lingkungan bersifat
mendukung atau menyokong kehidupan makhluk hidup, namun perlu diingat bahwa tidak
semua lingkungan di muka bumi ini memiliki keadaan yang ideal untuk kehidupan makhluk
hidup. Dalam hal ini, makhluk hidup yang bersangkutan harus dapat beradaptasi atau
menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungannya. Khusus bagi manusia, adaptasi yang
dilakukan terhadap lingkungannya akan menghasilkan berbagai bentuk hasil interaksi yang
disebut dengan budaya. Budaya-budaya tersebut, antara lain, berupa bentuk rumah, model
pakaian, pola mata pencaharian, dan pola kehidupan hariannya.
Dengan kemampuan yang dimilikinya, manusia tidak hanya dapat menyesuaikan diri.
Manusia juga dapat memanfaatkan potensi lingkungan untuk lebih mengembangkan kualitas
kehidupannya. Bagi manusia, selain sebagai tempat tinggalnya, lingkungan hidup juga dapat
dimanfaatkan sebagai :
1. Media penghasil bahan kebutuhan pokok (sandang, pangan, dan papan)
2. Wahana bersosialisasi dan berinteraksi dengan makhluk hidup atau manusia lainnya
3. Sumber energy
4. Sumber bahan mineral yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung kelangsungan hidup
manusia
5. Media ekosistem dan pelestarian flora dan fauna serta sumber alam lain yang dapat
dilindungi untuk dilestarikan.
C. Pengaruh Timbal Balik Antara Kondisi Lingkungan Alam Dan Lingkungan Sosial
Budaya
 Lingkungan Alam
Lingkungan alam yaitu meliputi keadaan tanah, iklim, musim, dan sebagainya.
Perbedaan lingkungan alam dimana individu berada akan memberikan perbedaan pengaruh
terhadap perkembangan individu, misalnya daerah pantai pegunungan ataupun pedalaman
akan memberikan pengaruh berbeda kepada individu yang tinggal disana, begitu pula dengan
daerah dua musim, atau empat musim akan memberikan pengaruh berbeda pula pada
individu yang tinggal disana.
Menurut para ahli, bumi yang kita huni sudah tidak senyaman dahulu. Suhu di
permukaan bumi semakin meningkat. Akibatnya permukaan air laut naik karena melelehnya
es di bagian kutub bumi. Hutan sebagai penyangga air diganti dengan hutan beton.
Akibatnya, banjir melanda di berbagai daerah tidak hanya di kota besar saja tapi sudah
merembet ke kota-kota kecil. Keadaan tersebut hanyalah sebagian kecil dari kondisi
lingkungan saat ini. Sebenarnya banyak yang terjadi pada lingkungan di sekitar kita. Kondisi
lingkungan sekarang ini harus benar-benar diperhatikan karena semakin parah tingkat
kerusakannya.
Dalam memanfaatkan alam, manusia terkadang tidak memerhatikan dampak yang
akan ditimbulkan. Beberapa bentuk kerusakan lingkungan yang dipengaruhi oleh aktivitas
manusia, antara lain, meliputi hal-hal berikut ini :
a. Pencemaran Lingkungan
Pencemaran disebut juga dengan polusi, terjadi karena masuknya bahan-bahan
pencemar (polutan) yang dapat mengganggu keseimbangan lingkungan. Bahan-bahan
pencemar tersebut pada umumnya merupakan efek samping dari aktivitas manusia dalam
pembangunan. Berdasarkan jenisnya, pencemaran dapat dibagi menjadi empat :
1. Pencemaran udara
Disebabkan oleh asap sisa hasil pembakaran, khususnya bahan bakar fosil (minyak
dan batu bara) yang ditimbulkan oleh kendaraan bermotor, mesin-mesin pabrik, dan mesin-
mesin pesawat terbang atau roket. Dampak yang ditimbulkan dari pencemaran udara, antara
lain, berkurangnya kadar oksigen (O2) di udara, menipisnya lapisan ozon (O3), dan bila
bersenyawa dengan air hujan akan menimbulkan hujan asam yang dapat merusak dan
mencemari air, tanah, atau tumbuhan.
2. Pencemaran tanah
Disebabkan karena sampah plastik ataupun sampah anorganik lain yang tidak dapat
diuraikan di dalam tanah. Pencemaran tanah juga dapat disebabkan oleh penggunaan pupuk
atau obat-obatan kimia yang digunakan secara berlebihan dalam pertanian, sehingga tanah
kelebihan zat-zat tertentu yang justru dapat menjadi racun bagi tanaman. Dampaknya adalah
semakin berkurangnya tingkat kesuburan tanah sehingga lambat laun tanah tersebut akan
menjadi tanah kritis yang tidak dapat diolah atau dimanfaatkan.
3. Pencemaran air
Terjadi karena masuknya zat-zat polutan yang tidak dapat diuraikan dalam air, seperti
deterjen, pestisida, minyak, dan berbagai bahan kimia lainnya, selain itu, tersumbatnya aliran
sungai oleh tumpukan sampah juga dapat menimbulkan polusi atau pencemaran. Dampak
yang ditimbulkan dari pencemaran air adalah rusaknya ekosistem perairan, seperti sungai,
danau atau waduk, tercemarnya air tanah, air permukaan, dan air laut.
4. Pencemaran suara
Tingkat kebisingan yang sangat mengganggu kehidupan manusia. Pencemaran suara
dapat ditimbulkan dari suara kendaraan bermotor, mesin kereta api, mesin jet pesawat, mesin-
mesin pabrik, dan instrumen musik. Dampak pencemaran suara menimbulkan efek psikologis
dan kesehatan bagi manusia, antara lain, meningkatkan detak jantung, penurunan
pendengaran karena kebisingan (noise induced hearing damaged), susah tidur, meningkatkan
tekanan darah, dan dapat menimbulkan stres.
b. Degradasi Lahan
Degradasi lahan adalah proses berkurangnya daya dukung lahan terhadap kehidupan.
Degradasi lahan merupakan bentuk kerusakan lingkungan akibat pemanfaatan lingkungan
oleh manusia yang tidak memerhatikan keseimbangan lingkungan. Bentuk degradasi lahan :
1. Lahan kritis dapat terjadi karena praktik ladang berpindah ataupun karena eksploitasi
penambangan yang besar-besaran.
2. Rusaknya ekosistem laut terjadi karena bentuk eksploitasi hasil-hasil laut secara besar-
besaran, misalnya menangkap ikan dengan menggunakan jala pukat, penggunaan bom, atau
menggunakan racun untuk menangkap ikan atau terumbu karang. Rusaknya terumbu karang
berarti rusaknya habitat ikan, sehingga kekayaan ikan dan hewan laut lain di suatu daerah
dapat berkurang.
3. Kerusakan hutan pada umumnya terjadi karena ulah manusia, antara lain, karena penebangan
pohon secara besar-besaran, kebakaran hutan, dan praktik peladangan berpindah. Kerugian
yang ditimbulkan dari kerusakan hutan, misalnya punahnya habitat hewan dan tumbuhan,
keringnya mata air, serta dapat menimbulkan bahaya banjir dan tanah longsor.
 Lingkungan Sosial Budaya
Lingkungan sosial yaitu merupakan lingkungan masyarakat dimana terjadi interaksi
antara individu yang satu dengan yang lainnya. Kondisi masyarakat ini akan memberikan
pengaruh terhadap perkembangan individu.
Lingkungan sosial dapat dibedakan :
1. Lingkungan sosial primer
Lingkungan sosial primer adalah lingkungan sosial dimana terdapat hubungan yang erat
antara anggota yang satu dengan anggota yang lain, antar anggota saling mengenal dengan
baik, dan memiliki hubungan yang erat. Sehingga pengaruh lingkungan sosial primer ini akan
lebih kuat.
2. Lingkungan sosial sekunder
Lingkungan sosial sekunder adalah lingkungan sosial dimana hubungan antara anggota yang
satu dengan anggota yang lain agak longgar. Pada umumnya antar anggota kurang atau tidak
saling kenal dengan baik. Karena itu pengaruh lingkungan sosial sekunder ini tidak kuat.
 Pengaruh Timbal-balik Antara Kondisi Lingkungan Alam dan Lingkungan Sosial
Budaya.
Seperti yang sudah kita ketahui bersama bahwa lingkungan alam sangat berpengaruh
sekali terhadap lingkungan sosial budaya, yang mana lingkungan tempat kita tinggal akan
membentuk watak serta budaya kita begitu juga sebaliknya kebudayaan pada suatu tempat
juga akan berpengaruh kepada lingkungan alam. Misalnya: orang yang tinggal di tepi laut
memiliki sifat yang keras dan suara yang keras, karena dipengaruhi oleh keadaan laut yang
bising. Contoh lain, manusia yang hidup di daerah dingin seperti di kutub harus mengenakan
pakaian yang tebal agar dapat bertahan di hawa dingin; hewan onta mempunyai kemampuan
tidak minum selama berhari-hari, hal ini disesuaikan dengan kondisi lingkungan hidup onta,
yaitu di padang pasir yang sulit menemukan air; beberapa jenis tumbuhan menggugurkan
daunnya saat musim kemarau agar dapat mengurangi penguapan, sehingga pohon tersebut
tidak mati karena kekurangan air. Hal-hal tersebut merupakan bentuk adaptasi makhluk hidup
terhadap kondisi lingkungan yang beragam di muka bumi.
D. Masalah Demografi Dan Pertumbuhan Penduduk Di Indonesia
 Demografi di Indonesia dan Permasalahannya
Demografi berasal dari bahasa Yunani yaitu demos artinya rakyat, dan grafein artinya
menulis. Demografi artinya tulisan tentang rakyat/penduduk (ilmu kependudukan). Jadi
demografi adalah ilmu yang mempelajari secara statistik dan mathematik tentang besar
komposisi dan distribusi penduduk dan perubahan-perubahannya sepanjang masa melalui
kelahiran (fertalitas), kematian (mortalitas), perkawinan, migrasi dan mobilitas sosial.
Aneka persoalan demografi di Indonesia adalah Tingginya jumlah penduduk,
pengangguran, penyebaran penduduk yang tidak merata dan lainnya.
Masalah demografi di Indonesia, terpusatnya jumlah penduduk Indonesia di Pulau
Jawa yang luasnya hanya 6,9 persen dari luas keseluruhan daratan negara Indonesia dengan
penduduk lebih dari 107 juta jiwa tinggal di daerah dengan luas sebesar New York. Dalam
waktu yang relatif singkat ini, populasi masyarakat Indonesia telah berlipat dua kali lebih
banyak yakni dari 97,02 juta jiwa hasil pada Sensus 1961, menjadi 201,242 juta jiwa pada
Sensus 2000.
Selain masalah terpusatnya jumlah penduduk Indonesia di Pulau Jawa, persoalan
pengangguran memang menjadi problem yang belum tuntas hingga sekarang. Berdasarkan
data Sensus Ketenagakerjaan Nasional (Sakemas) 2008, angka pengangguran mencapai 9,43
juta jiwa atau 8,46 persen. Ironisnya setiap tahun terjadi pertumbuhan angkatan kerja, yaitu
ada 2,5 juta angkatan kerja baru dari lulusan sekolah dan perguruan tinggi.
Penyebaran penduduk yang tidak merata juga menjadi masalah. Di satu sisi, Pulau
Jawa mengalami kepadatan yang luar biasa, sedangkan di sisi lainnya banyak pulau yang
penduduknya relatif jarang. Jika dihitung kepadatan Pulau Jawa pada Sensus Penduduk 2000
sudah sangat padat. Kepadatan di pulau Jawa telah mencapai 870 jiwa per km persegi
sedangkan di luar Pulau lawa kepadatannya baru mencapai 47 jiwa per km persegi. Pada
Sensus 1961 hingga 2000, penduduk Jawa mengalami penurunan dari 64,9 persen menjadi
59,3 persen. Namun penurunan ini tidaklah terlalu banyak dalam rangka mendukung
pemerataan pembangunan.
 Pertumbuhan Penduduk di Indonesia dan Permasalahannya
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan populasi sewaktu-waktu, dan dapat
dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah populasi menggunakan "per
waktu unit" untuk pengukuran.
Pertumbuhan penduduk di suatu daerah/negara disebabkan oleh faktor-faktor :
1. Angka kelahiran ( Natalitas)
2. Angka kematian (Mortalitas)
3. Migrasi masuk (imigrasi) yaitu masuknya penduduk ke suatu daerah tempat tujuan (area of
destination)
4. Migrasi keluar (emigrasi) yaitu perpindahan penduduk keluar dari suatu daerah asal (area of
origin)
Permasalahan pertumbuhan penduduk di Indonesia adalah rata-rata laju pertumbuhan
penduduk di Indonesia masih cukup tinggi. Indonesia harus mengerem laju pertumbuhan
penduduk. Saat ini laju pertumbuhan penduduk Indonesia yakni 2,6 juta jiwa per tahun. Jika
ini tidak diatasi, maka 10 tahun lagi Indonesia akan mengalami ledakan penduduk.
Jika laju pertumbuhan penduduk meledak maka akan banyak memakan biaya triliunan
rupiah untuk biaya pendidikan dan pelayanan kesehatan. Sehingga target untuk meningkatkan
pendidikan, kesehatan ibu dan anak, pengurangan angka kemiskinan, dan peningkatan
pendapatan per kapitan sulit direalisasikan.
Dari sisi kebutuhan pangan, setiap kenaikan jumlah penduduk akan menaikkan pula
ketersediaan pangan. Begitu juga energi, pertumbuhan penduduk akan menyedot
energi besar, sementara ketersediaan energi makin menipis. Tak terkecuali masalah papan
atau perumahan yang harus disediakan dalam jumlah besar. Masalah ini tentunya akan
berujung pada naiknya tingkat pengangguran, kemiskinan, angka kriminalitas,
dll. Sebenarnya banyak sebab sehingga masalah ini bisa
kian membesar. Faktor utama dari pertumbuhan penduduk yang tinggi adalah karena tidak
ada komitmen pemerintah untuk membatasi pertumbuhan penduduk. Program Keluarga
Berencana (KB) yang pada periode 1970 sampai akhir 1990-an berhasil mengerem
pertumbuhan penduduk, tidak dilanjutkan. Pemerintah kurang begitu peduli pada
pertumbuhan penduduk.

Sekarang generasi baru yang tidak mengenal program KB, tak sedikit yang
memiliki empat atau lima anak. Bahkan, ada yang mengkampanyekan secara terselubung
agar memiliki anak banyak, terkait dengan pepatah jaman dahulu bahwa ”banyak anak
banyak rejeki” yang tentunya sudah tidak sesuai dengan saat sekarang ini. Tak heran kalau
kondisi saat ini dalam beberapa kasus kembali ke tahun 1960-an, yakni memiliki anak di atas
lima orang. Kurangnya sosialisasi dari pemerintah dan lembaga terkait dan minimnya
penyuluhan adalah penyebab masalah ini terus berlanjut dan kian tidak terkendali.
Sebenarnya banyak cara untuk mengatasi masalah ini. seperti transmigrasi, kembali
menggalakkan program Keluarga Berencana (KB), meningkatkan standar pendidikan bangsa,
serta melakukan pengawasan-pengawasan terkait masalah ini. Pemerintah harus tanggap
terhadap masalah ini. Masalah kependudukan tak boleh diremehkan. Pertumbuhan penduduk
penting, tetapi dibatasi. Kita perlu sadar bahwa daya dukung sumber daya alam terbatas,
sehingga jika jumlah penduduk tidak terkendali akan menjadi problem besar di masa depan.
Prinsipnya. Pertumbuhan harus dibatasi, dan setiap lapisan masyarakat harus bekerja sama
untuk mengatasi masalah ini.Karena dengan pertumbuhan yang terkendali akan
mempermudah pemerintah mewujudkan masyarakat yang berkualitas dan sejahtera.

E. Hubungan Kuantitas Dan Kualitas Penduduk Dengan Kesejahteraan


Hidup Manusia.
1. Kuantitas Penduduk
Masalah kependudukan Indonesia dalam hal kuantitas adalah masalah kependudukan dalam
hal jumlah.
A. Jumlah Penduduk
Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk yang besar (mencapai
201,242 juta berdasarkan sensus penduduk tahun 2000). Sebenarnya, jumlah penduduk yang
besar merupakan salah satu modal dasar pembangunan. Akan tetapi, hal tersebut dapat terjadi
jika sumber daya manusia yang ada merupakan sumber daya manusia yang berkualitas;
namun jika sumber daya manusia yang berkualitas tersebut jumlahnya terbatas, maka
banyaknya jumlah penduduk merupakan kendala dalam melaksanakan pembangunan. Hal ini
dikarenakan tingginya tingkat ketergantungan dari manusia yang tidak produktif terhadap
manusia yang produktif. Saat ini, besarnya jumlah penduduk Indonesia menempati urutan
pertama di antara negara-negara ASEAN, menempati urutan ke tiga di Benua Asia setelah
RRC dan India, serta menempati urutan ke empat dunia setelah RRC, India, dan Amerika
Serikat.
1) Dampak
a. Meningkatnya kebutuhan akan berbagai fasilitas sosial
b. Meningkatnya persaingan dalam dunia kerja sehingga mempersempit lapangan dan peluang
kerja
c. Meningkatnya angka pengangguran (bagi mereka yang tidak mampu bersaing)
d. Meningkatnya angka kriminalitas
2) Upaya Penanggulangan
a. Mencanangkan program Keluarga Berencana (KB) sebagai gerakan nasional, dengan cara
memperkenalkan tujuan-tujuan program KB melalui jalur pendidikan, mengenalkan alat-alat
kontrasepsi kepada pasangan usia subur, dan menepis anggapan yang salah tentang anak.
b. Menetapkan Undang-Undang Perkawinan yang di dalamnya mengatur serta menetapkan
tentang batas usia nikah.
c. Membatasi pemberian tunjangan anak bagi PNS/ABRI hanya sampai anak kedua.
B. Pertumbuhan Penduduk
Indonesia mengalami laju pertumbuhan penduduk. Juni 2008 tercatat penduduk Indonesia
berjumlah 237,5 juta jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk di kisaran 1,2 atau 1,3%. Oleh
karena itu, sangat penting bagi Indonesia untuk membenahi fasilitas publiknya. Diperkirakan
penduduk Indonesia akan berjumlah 337 juta jiwa di tahun 2050. Laju pertumbuhan
penduduk seperti ini diperkirakan akan menyebabkan daya dukung lingkungan tidak
seimbang.

1) Dampak
Permasalahan kependudukan yang ditimbulkan dari pertumbuhan penduduk memiliki
kesamaan dengan permasalahan yang ditimbulkan dari banyaknya jumlah penduduk.
2) Upaya Penanggulangan
a. Meningkatkan pelayanan kesehatan dan kemudahan dalam mewujudkan Keluarga
Berencana.
b. Mempermudah dan meningkatkan pelayanan dalam bidang pendidikan, sehingga keinginan
untuk segera menikah dapat dihambat.
c. Meningkatkan wajib belajar pendidikan dasar bagi masyarakat.
C. Persebaran/kepadatan Penduduk
Persebaran penduduk erat kaitannya dengan tingkat hunian atau kepadatan penduduk
Indonesia yang tidak merata. Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di Pulau Jawa yang
hanya memiliki luas ± 6,9% dari luas wilayah daratan Indonesia. Secara umum, tingkat
kepadatan penduduk atau population density dapat diartikan sebagai perbandingan banyaknya
jumlah penduduk dengan luas daerah atau wilayah yang ditempati berdasarkan satuan luas
tertentu. Informasi kepadatan penduduk tiap daerah perlu diketahui untuk mengetahui ada
tidaknya gejala kelebihan penduduk (overpopulation), untuk mengetahui pusat-pusat
aglomerasi penduduk, serta untuk mengetahui penyebaran dan pusat-pusat kegiatan ekonomi
maupun budaya. Informasi-informasi tersebut pada akhirnya akan digunakan sebagai dasar
perencanaan pembangunan di tiap-tiap daerah.
1) Dampak
a. Munculnya kawasan-kawasan kumuh kota dengan rumah-rumah yang tidak layak huni.
b. Sulitnya persaingan di dunia kerja, sehingga menyebabkan merebaknya sektor-sektor
informal, seperti pedagang kaki lima, pengamen, dan sebagainya yang terkadang
keberadaannya dapat mengganggu ketertiban.
c. Turunnya kualitas lingkungan.
d. Terganggunya stabilitas keamanan.
2) Upaya Penanggulangan
a. Melaksanakan program transmigrasi.
b. Melaksanakan program pemerataan pembangunan dengan cara mendistribusikan perusahaan
atau industri di pinggir kota (dekat kawasan pedesaan) di pulau-pulau selain Pulau Jawa.
c. Melengkapi sarana dan prasarana sosial masyarakat hingga ke pelosok desa, sehingga
pelayanan kebutuhan sosial ekonomi masyarakat desa dapat dipenuhi sendiri dan dapat
mencegah atau mengurangi arus urbanisasi.
2. Kualitas Penduduk
Masalah kependudukan Indonesia dalam hal kualitas adalah masalah kependudukan
dalam hal mutu kehidupan dan kemampuan sumber daya manusianya.
a. Masalah Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu indikator kualitas penduduk. Semakin tinggi tingkat
pendidikan yang dicapai, maka semakin tinggi pula kualitas sumber daya manusia yang
dimiliki. Secara umum, tingkat pendidikan penduduk Indonesia masih tergolong relatif
rendah. Akan tetapi, tingkat pendidikan masyarakat tersebut senantiasa diupayakan untuk
selalu ditingkatkan dari tahun ke tahun.
1) Dampak
Rendahnya tingkat pendidikan penduduk akan berdampak pada kemampuan penduduk
tersebut dalam memahami dan menghadapi kemajuan zaman, ilmu pengetahuan, dan
teknologi. Penduduk yang berpendidikan tinggi akan lebih mudah memahami dan beradaptasi
dalam menghadapi perkembangan zaman, sehingga mereka akan lebih produktif dan inovatif.
2) Upaya Penanggulangan
a. Menggalakkan program wajib belajar 9 tahun.
b. Mendorong kesadaran masyarakat yang mampu atau badan-badan usaha untuk menjadi
orang tua asuh bagi anak-anak kurang mampu.
c. Menyediakan beasiswa bagi siswa berprestasi, khususnya bagi siswa berprestasi yang kurang
mampu.
d. Membuka jalur-jalur pendidikan alternatif atau nonformal (seperti kursus-kursus
keterampilan) sehingga dapat memperkaya kemampuan atau kualitas seseorang.
e. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana belajar mengajar hingga ke
pelosok daerah.
f. Pengembangan sistem pendidikan nasional saat ini telah dipertegas dalam Undang-Undang
No 2 Tahun 1989, sehingga diharapkan mampu mempertegas arah pembangunan yang
dilakukan pemerintah dalam upaya mencerdaskan bangsa.
b. Masalah Kesehatan
1) Angka kematian bayi
Angka kematian bayi di Indonesia masih relatif tinggi, meskipun terus menurun dari tahun ke
tahun. Pada tahun 1971, angka kematian bayi mencapai 218 tiap 1.000 kelahiran, akan tetapi
pada tahun 1990, angka kematian bayi telah menurun menjadi 8 tiap 1.000 kelahiran.
Menurunnya angka kematian bayi ini didukung oleh meningkatnya derajat kesehatan dan gizi
ibu. Kondisi ini juga berpengaruh terhadap angka kematian ibu melahirkan yang cenderung
menurun dari tahun ke tahun.
2) Tingkat ketercukupan gizi masyarakat
Tingkat ketercukupan gizi masyarakat juga mulai meningkat. Saat ini, pemerintah melalui
Departemen Kesehatan menetapkan standar ketercukupan gizi, yaitu 2.400 kalori/hari/kepala
keluarga. Artinya, suatu keluarga dikatakan sejahtera jika mampu memenuhi angka
ketercukupan kalori tersebut.
3) Angka harapan hidup
Angka harapan hidup adalah perkiraan rata-rata umur yang dapat dicapai penduduk suatu
negara. Angka ini di Indonesia cenderung mengalami peningkatan, dari 45tahun pada tahun
1971 menjadi 65 tahun pada tahun 2000.
 Dampak Masalah Kesehatan
Rendahnya tingkat kesehatan masyarakat akan memunculkan serangkaian dampak yang
berhubungan dengan kualitas sumber daya manusia. Generasi yang tidak ketercukupan gizi
tentu akan memiliki kondisi fisik dan psikis yang kurang bila dibandingkan dengan generasi
yang terpenuhi gizinya. Kondisi ini tentu sangat berpengaruh pada pola pikir, ketahanan
belajar, dan kreatifitasnya.
 Upaya Penanggulangan
a. Menjalin kerja sama dengan badan kesehatan dunia (WHO) dalam mengadakan program
kesehatan, misalnya pelaksanaan Pekan Imunisasi Nasional, standarisasi obat dan makanan,
serta peningkatan gizi masyarakat.
b. Melaksanakan program peningkatan kualitas lingkungan, baik dengan kemampuan sendiri
ataupun melalui kerja sama dengan luar negeri (misalnya dengan menjalin kerja sama dengan
badan pembangunan dunia/UNDP). Salah satu contoh program peningkatan kualitas
lingkungan yang telah dan masih dilakukan adalah Kampoong Improvement Programme
(KIP).
c. Menggiatkan program pemerataan kesehatan dengan cara melengkapi sarana dan prasarana
kesehatan yang meliputi tenaga medis, obat-obatan, dan alat-alat penunjang medis lainnya
hingga ke pelosok desa.
d. Menghimbau penggunaan dan penyediaan obat-obat generik bermutu sehingga dapat
terjangkau oleh masyarakat.
e. Meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat, misalnya melalui program asuransi
kesehatan keluarga miskin (Askeskin) untuk keluarga miskin (prasejahtera).
c. Rendahnya Pendapatan Perkapita
Pendapatan perkapita adalah banyaknya pendapatan kotor nasional dalam satu tahun dibagi
jumlah penduduk. Pendapatan perkapita mencerminkan tingkat kemakmuran suatu negara.
1) Dampak
Rendahnya pendapatan perkapita akan berdampak pada kelangsungan pelaksanaan
pembangunan suatu negara. Beberapa rencana pembangunan akan sulit diwujudkan karena
pemerintah tidak memiliki anggaran yang cukup untuk membiayai pelaksanaan
pembangunan. Akibatnya keadaan negara menjadi statis, tidak berkembang karena tidak
mengalami kemajuan.
2) Upaya Penanggulangan
a. Subsidi keluarga miskin melalui berbagai program sosial.
b. Memberi keringanan biaya pendidikan dan kesehatan untuk masyarakat kurang mampu.
c. Meningkatkan standar upah buruh atau upah minimum kota.
d. Memberikan modal atau pinjaman lunak dan pelatihan kepada para pengusaha mikro dan
pengusaha kecil agar dapat bertahan atau dapat lebih berkembang.
e. Melaksanakan pembangunan sarana dan prasarana sosial, misalnya penyediaan air bersih,
WC umum, perbaikan lingkungan, ataupun sarana sanitasi lainnya.
F. Problematika Pembangunan Lingkungan Sosial Budaya dan Lingkungan
Alam Pada Masyarakat yang Beradab
David L.Sill menyatakan bahwa problema lingkungan itu ada 5 :
1. Prejude (purbasangka)
2. Peace (perdamaian)
3. Population (penduduk)
4. Poverty (kemiskinan)
5. Pollution (pencemaran)
Persoalan purbasangka sering membuat lingkungan tidak aman dan nyaman karena
dapat menimbulkan sikap iri, kecemburuan sosial, memperlemah solidaritas, dan tentu
menimbulkan pikiran negative yang dapat mendorong perilaku destruktif. Sikap prejude ini
akan mendorong pula tindakan anarki dan dapat menimbulkan peperangan, baik antara
kelompok masyarakat maupun bangsa, sehingga hilangnya perdamaian (peace). Persoalan
sosial ini lebih diperparah tatkala daya dukung ruang dan jasa tidak sebanding dengan jumlah
dan pertumbuhan penduduk, oleh karena itu persoalan kependudukan (population) baik
dalam kuantitas, kualitas, penyebaran, dan pertumbuhannya selalu menjadi perhatian negara
kita, karena setiap penambahan jumlah penduduk membutuhkan daya dukung lingkungan,
membutuhkan kesempatan kerja dan usaha, membutuhkan peningkatan layanan pendidikan
dan kesehatan dan sebagainya. Sementara ruang tidak bertambah, bahkan lahan produksi
(khususnya pertanian) tergusur untuk kepentingan sarana lain yang dibutuhkan untuk
kepentingan penduduk itu sendiri.
Ketika daya dukung lingkungan (ruang dan jasa) tidak sepadan dengan laju
pertambahan penduduk, maka akibatnya akan menimbulkan kemiskinan. Persoalan
kemiskinan baik structural, karena kekurangan faktor sikap individu, sering merupakan siklus
(benang kusut) yang menghadirkan dan mewariskan kemiskinan berikutnya, dan jawaban
terakhir dari pertanyaan mengapa seseorang miskin karena orang itu miskin. Masyarakat
yang miskin, karena penduduknya padat yang hidup dalam ketegangan sosial akibat prejudice
warganya, diperparah dengan lingkungan yang kumuh, udara yang pengap, suara yang bising,
airnya kotor melengkapi problema sosial dan budaya. Dan kondisi seperti itu merupakan
potret kehidupan di kota-kota (pinggiran kota) besar di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa.
MIT Project Team yang menyatakan problema lingkungan sosial tersendiri dari: 1)
penduduk; 2) produksi pertanian; 3) sumber-sumber alam; 4) produksi industry; 5) polusi.
Ada beberapa teori yang berbeda untuk memulai dari mana menyelesaikan problema sosial
tersebut, teori-teori tersebut :
1. Teori Modernisasi
Menganggap kualitas hidup manusia ditentukan karakter mental psikologis dan sosial
budayanya sendiri.
2. Teori Human Capital (pengembangan SDM)
Memandang bahwa lingkungan sosial tergantung penguasaan iptek warga masyarakat di
samping mental, psikologis, dan sosial budaya.
3. Teori Dependency (ketergantungan)
Mengatakan bahwa keterbelakangan disebabkan eksploitasi pihak luar, oleh karena itu
lingkungan sosial harus dilakukan atas dasar kemampuan sendiri.
4. Teori Determinisme Geografi
Memandang bahwa kondisi lingkungan geografis menetukan corak dan kualitas hidup
masyarakat.
Problematika yang timbul :
1. Masalah erosi dan banjir
Erosi merupakan gejala alamiah dan sering kali disebut sebagai erosi geologi. Peristiwa ini
terjadi secara perlahan terutama terjadi pada batuan media air di sungai yang menikis dasar
dan tepi sungai.
2. Pencemaran lingkungan
a. Pencemaran tanah
Sampah-sampah industri pertanian yang menggunakan pupuk buatan dapat menyebabkan
pencemaran tanah.
b. Pencemaran air
Bahan-bahan pencemar dapat tercampur dengan air dalam banyak cara, secara langsung dan
tidak langsung. Misalkan melalui pembuangan limbah pabrik, terkena pestisida, herbisida,
dan insektisida yang digunakan manusia dalam pertanian dan sebagainya.
c. Pencemaran udara
Terjadi saat komponen udara berada dalam jumlah diatas ambang normal dan
membahayakan lingkungan, hal tersebut bisa diperoleh dari beragam aktivitas manusia baik
sehari-hari ataupun dalam produksi dan penggunaan kendaraan bermotor.
d. Pencemaran suara
Kebisingan yang terjadi di kota-kota besar sebagian akibat dari berbagai jenis suara yang
dikeluarkan mesin-mesin atau kendaraan-kendaraan yang jumlahnya semakin meningkat
secara tidak terkontrol. Hal tersebut dapat berbahaya bagi manusia karena bisa
mengakibatkan ketulian, kebutaan dan depresi.
Upaya Masyarakat yang Beradab Untuk Mengatasi Masalah Pembangunan
Lingkungan
Usaha-usaha pelestarian dan pembangunan lingkungan hidup merupakan tanggung
jawab kita sebagai manusia. Dalam hal ini, usaha pelestarian lingkungan hidup tidak hanya
merupakan tanggung jawab pemerintah saja, melainkan tanggung jawab bersama antara
pemerintah dengan masyarakat. Pada pelaksanaannya, pemerintah telah mengeluarkan
beberapa kebijakan yang dapat digunakan sebagai payung hukum bagi aparat pemerintah dan
masyarakat dalam bertindak untuk melestarikan lingkungan hidup. Beberapa kebijakan yang
telah dikeluarkan pemerintah tersebut, antara lain meliputi hal-hal berikut ini :
1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
2. Surat Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 148/11/SK/4/1985 tentang Pengamanan
Bahan Beracun dan Berbahaya di Perusahaan Industri.
3. Peraturan Pemerintah (PP) Indonesia Nomor 29 Tahun 1986 tentang Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan Hidup.
4. Pembentukan Badan Pengendalian Lingkungan Hidup pada tahun 1991.
Upaya pemerintah untuk mewujudkan kehidupan adil dan makmur bagi rakyatnya tanpa
harus menimbulkan kerusakan lingkungan ditindaklanjuti dengan menyusun program
pembangunan berkelanjutan yang sering disebut sebagai pembangunan berwawasan
lingkungan.
Pembangunan berwawasan lingkungan adalah usaha meningkatkan kualitas manusia
secara bertahap dengan memerhatikan faktor lingkungan. Pembangunan berwawasan
lingkungan dikenal dengan nama Pembangunan Berkelanjutan. Konsep pembangunan
berkelanjutan merupakan kesepakatan hasil KTT Bumi di Rio de Jeniro tahun 1992. Di
dalamnya terkandung 2 gagasan penting, yaitu:
1. Gagasan kebutuhan, khususnya kebutuhan pokok manusia untuk menopang hidup.
2. Gagasan keterbatasan, yaitu keterbatasan kemampuan lingkungan untuk memenuhi
kebutuhan baik masa sekarang maupun masa yang akan datang.
Adapun ciri-ciri Pembangunan Berwawasan Lingkungan adalah sebagai berikut:
1. Menjamin pemerataan dan keadilan.
2. Menghargai keanekaragaman hayati.
3. Menggunakan pendekatan integratif.
4. Menggunakan pandangan jangka panjang.
Beberapa upaya yang dapat dilakukan masyarakat berkaitan dengan pelestarian lingkungan
hidup antara lain:
a. Pelestarian tanah (tanah datar, lahan miring/perbukitan)
Upaya pelestarian tanah dapat dilakukan dengan cara menggalakkan kegiatan menanam
pohon atau penghijauan kembali (reboisasi) terhadap tanah yang semula gundul. Untuk
daerah perbukitan atau pegunungan yang posisi tanahnya miring perlu dibangun terasering
atau sengkedan, sehingga mampu menghambat laju aliran air hujan.
b. Pelestarian udara
Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga agar udara tetap bersih dan sehat antara lain:
1. Menggalakkan penanaman pohon atau pun tanaman hias di sekitar kita.
Tanaman dapat menyerap gas-gas yang membahayakan bagi manusia. Tanaman mampu
memproduksi oksigen melalui proses fotosintesis. Rusaknya hutan menyebabkan jutaan
tanaman lenyap sehingga produksi oksigen bagi atmosfer jauh berkurang, di samping itu
tumbuhan juga mengeluarkan uap air, sehingga kelembapan udara akan tetap terjaga.
2. Mengupayakan pengurangan emisi atau pembuangan gas sisa pembakaran
Pembakaran hutan maupun pembakaran mesin Asap yang keluar dari knalpot kendaraan dan
cerobong asap merupakan penyumbang terbesar kotornya udara di perkotaan dan kawasan
industri. Salah satu upaya pengurangan emisi gas berbahaya ke udara adalah dengan
menggunakan bahan industri yang aman bagi lingkungan, serta pemasangan filter pada
cerobong asap pabrik.
3. Mengurangi atau bahkan menghindari pemakaian gas kimia yang dapat merusak lapisan ozon
di atmosfer.
c. Pelestarian hutan
Upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan hutan:
1. Reboisasi atau penanaman kembali hutan yang gundul.
2. Melarang pembabatan hutan secara sewenang-wenang.
3. Menerapkan sistem tebang pilih dalam menebang pohon.
4. Menerapkan sistem tebang-tanam dalam kegiatan penebangan hutan.
5. Menerapkan sanksi yang berat bagi mereka yang melanggar ketentuan mengenai pengelolaan
hutan.
d. Pelestarian laut dan pantai
Seperti halnya hutan, laut juga sebagai sumber daya alam potensial. Kerusakan biota laut
dan pantai banyak disebabkan karena ulah manusia. Pengambilan pasir pantai, karang di laut,
pengrusakan hutan bakau, merupakan kegatan-kegiatan manusia yang mengancam
kelestarian laut dan pantai. Terjadinya abrasi yang mengancam kelestarian pantai disebabkan
telah hilangnya hutan bakau di sekitar pantai yang merupakan pelindung alami terhadap
gempuran ombak.
e. Pelestarian flora dan fauna
Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian flora dan fauna di antaranya
adalah:
1. Mendirikan cagar alam dan suaka margasatwa.
2. Melarang kegiatan perburuan liar.
3. Menggalakkan kegiatan penghijauan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manusia tidak dapat dipisahkan dari lingkungannya. Lingkungan bersifat mendukung
atau menyokong kehidupan manusia. Dengan kemampuan yang dimilikinya, manusia tidak
hanya dapat menyesuaikan diri. Manusia juga dapat memanfaatkan potensi lingkungan untuk
lebih mengembangkan kualitas kehidupannya. Manusia mengembangkan ilmu pengetahuan
yang dimilikinya sehingga tercipta teknologi yang memudahkan kehidupan manusia. Namun
ternyata perkembangan teknologi tesebut menimbulkan dampak negatif yang harus
diminimalisirkan agar bumi ini masih dapat diwariskan untuk anak cucu kita kelak.
Pertumbuhan penduduk merupakan bertambah atau berkurangnya jumlah penduduk di
suatu daerah atau negara dalam kurun waktu tertentu. Pertumbuhan penduduk ini akan
mempengaruhi lingkungan alam maupun sosial budaya, semakin padat penduduk pada suatu
daerah semakin beragam kebudayaan yang timbul dan semakin banyak tempat tinggal yang
dibutuhkan yang akan berakibat sempitnya lapangan pekerjaan. Pertumbuhan penduduk di
Negara kita masih termasuk tinggi, jika dibandingkan dengan Negara lainnya. Untuk itu
pemerintah mencanangkan program KB (Keluarga Berencana) untuk menekan laju
pertumbuhan penduduk.
B. Saran
Manusia perlu mengambil kebijakan-kebijakan terhadap lingkungan sebagai usaha untuk
memperoleh efisiensi pemanfaatan sumber alam dan lingkungan. Kita sebagai manusia wajib menyadari
bahwa kita saling terkait dengan lingkungan yang mengitari kita.
Kemampuan kita untuk menyadari hal tersebut akan menentukan bagaimana hubungan kita
sebagai manusia dan lingkungan kita. Hal ini memerlukan pembiasaan diri yang dapat membuat kita
menyadari hubungan manusia dengan lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Amsyari, Fuad. 1981. Prinsip-prinsip Masalah Pencemaran Lingkungan. Jakarta: Ghalia
Indonesia.
Honolulu, Hawaii. 1973. Antologi Esei Ilmu-ilmu Budaya Dasar. Padang: IKIP Padang.
Munir, Rozy dan Tjiptoherijanto, Prijono. 1981. Penduduk dan Pembangunan Ekonomi.
Jakarta: Bina Aksara.
M. Setiadi, Elly.2006. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Salim, Emil. 1985. Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta: Mutiara Sumber Widya.
http://ardy07.blogspot.com/2010/10/ pertumbuhan-penduduk-dan-masalahnya.html. (di unduh pada, 20
November 2012, jam 16.30).
http://affansani.blogspot.com/2011/01/masalah-demografi-di-indonesia.html. (di unduh pada,
20 November 2012, jam 16.35).
Diposkan oleh Mardhatillah Ridha di 14.44
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar

Anda mungkin juga menyukai