Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
perkenanan dan berkat-Nya, kami selaku kelompok 7 bisa di berikan
kesehatan dan kemampuan untuk mengerjakan dan menyelesaikan dengan
tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya kami takkan bisa menyelesaikan
makalah ini dengan baik.

Makalah ini telah diselesaikan dengan sangat baik dan tepat waktu
walaupun dalam makalah ini masih memiliki banyak sekali kekurangan maka
maklumilah kami sebagai penyusun ini masih dalam belajar. Semoga
makalah ini bermanfaat untuk semua orang.
Terima kasih kami ucapkan.

TUHAN YESUS MEMBERKATI

Teori Pengambilan Keputusan Page 1


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………...…………………………………… 1
DAFTAR ISI ………………………………………..………………………………….…. 2
BAB I PENDAHULUAN………………………..…………………………………….… 3
A. Latar Belakang ……………………..………………………………………..... 3
B. Rumusan masalah ………………..…………………………………………... . 3
C. Tujuan penulisan ………………..…………………………….………………. 3

BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………………………….. 4


A. Pengertian Konflik Dan Sebab-Sebab Timbulnya Konflik……………………4

B. Jenis-Jenis Konflik ………………………………………………………............7


C . Organisasi Dan Konflik. ………………………………………………...............8
D. Kepemimpinan dan Konflik…………………………………………………..…8
E. Konflik dan Motivasi……………………………………………………….…...9
F. Solusi dalam menyelesaikan Konflik………………………………………..…..9
G. Definisi pengambilan keputusan………………………………………….…...10
H. Jenis-jenis keputusan organisasi……………………………………………......11
I. Factor yang mempengaruhi pengambilan keputusan……………………….….11

BAB III PENUTUP …………………………………………………………….…………. 12


A. Kesimpulan ………………………………………………………....…………..12
B. Saran…………………………………………………………….……………….13
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………....13

Teori Pengambilan Keputusan Page 2


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Konflik merupakan kondisi yang terjadi ketika dua pihak atau lebih menganggap ada
perbedaan posisi yang tidak selaras, tidak cukup sumber dan tindakan salah satu pihak
menghalangi, atau mencampuri atau dalam beberapa hal membuat tujuan pihak lain kurang
berhasil.
Tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau
dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya
masyarakat itu sendiri.
Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu
interaksi. Perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian,
pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Konflik Dan Sebab-Sebab Timbulnya Konflik ?
2. Jenis-Jenis Konflik ?
3. Kaitan organisasi dan konflik ?
4. Kaitan kepemimpinan dan konflik ?
5. Kaitan motivasi dan konflik ?
6. Solusi dalam mnyelesaikan konflik ?
7. Pengambilan Keputusan
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Konflik Dan Sebab-Sebab Timbulnya Konflik
2. Untuk mengetahui Jenis-Jenis Konflik
3. Untuk mengetahui kaitan organisasi dan konflik
4. Untuk mengetahui kaitan Kaitan kepemimpinan dan konflik
5. Untuk mengetahui kaitan motivasi dan konflik
6. Untuk mengetahui Solusi dalam mnyelesaikan konflik
7. Untuk mengetahui mengenai pengambilan keputusan

Teori Pengambilan Keputusan Page 3


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Konflik Dan Sebab-Sebab Timbulnya Konflik

Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara

sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga

kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan

menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.

Konflik dilatar belakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu

interaksi. Perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian,

pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya.

Dengan dibawa sertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan

situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah

mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya

akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri. Konflik bertentangan dengan

integrasi. Konflik dan integrasi berjalan sebagai sebuah siklus di masyarakat. Konflik yang

terkontrol akan menghasilkan integrasi. Sebaliknya, integrasi yang tidak sempurna dapat

menciptakan konflik.

Pengertian konflik menurut ahli yakni sebagai berikut:

1. Menurut Wirawan, (2009), konflik merupakan warisan kehidupan sosial yang boleh berlaku

dalam berbagai keadaan akibat daripada berbangkitnya keadaan ketidaksetujuan, kontroversi dan

pertentangan di antara dua pihak atau lebih pihak secara berterusan.

2. Menurut Berstein, (1965), konflik merupakan suatu pertentangan atau perbedaan yang tidak

dapat dicegah, konflik ini mempunyai potensi yang memberikan pengaruh positif dan negatif

dalam interaksi manusia.

Teori Pengambilan Keputusan Page 4


Oleh karena konflik bersumber pada keinginan, maka perbedaan pendapat tidak selalu berarti

konflik. Persaingan sangat erat hubungannya denga konflik karena dalam persaingan beberapa

pihak menginginkan hal yang sama tetapi hanya satu yang mungkin mendapatkannya. Persaingan

tidak sama dengan konflik namun mudah menjurus ke arah konflik, terutuma bila ada persaingan

yang menggunakan cara-cara yang bertentengan dengan aturan yang disepakati.

Permusuhan bukanlah konflik karena orang yang terlibat konflik bisa saja tidak memiliki rasa

permusuhan. Sebaliknya orang yang saling bermusuhan bisa saja tidak berada dalam keadaan

konflik. Konflik sendiri tidak selalu harus dihindari karena tidak selalu negatif akibatnya. Berbagai

konflik yang ringan dan dapat dikendalikan (dikenal dan ditanggulangi) dapat berakibat positif bagi

mereka yang terlibat maupun bagi organisasi.

 Sebab-Sebab Timbulnya Konflik

Beberapa faktor penyebab terjadinya konflik yakni sebagai berikut :

a. Perbedaan persepsi

Perbedaan pola pandang tentang suatu hal bisa menimbulkan konflik karena masing-

masing pribadi tetap bersih kuku dengan persepsinya. Konflik ini bisa terselesaikan bila

masing-masing pribadi sepakat dengan satu arah, tujuan, dan bergabung kedalam tim.

b. Ketidakharmonisan pemikiran

Ketidak selarasan dan keharmonisan pemikiran bisa memunculkan sebuah konflik karena

perbedaan visi dan misi, tetapi mereka memiliki satu keinginan yang masing-masing ingin

menonjolkan egonya.

c. Egoisme (keakuan)

Teori Pengambilan Keputusan Page 5


Semakin egois atau semakin tinggi tingkat keakuan seseorang semakin mudah pula

konflik timbul dengan orang lain dimanapun dia berada.

d. Persaingan

Keinginan untuk lebih dari yang lain, baik berupa kekuasaan, prestasi, atau popularitas

dapat melahirkan persaingan yang selalu memunculkan konflik bila tidak disiasati dengan

baik.

e. Situasi dan kondisi yang mendukung konflik (perselisihan)

Situasi dan kondisi bisa menciptakan konflik bila didalam situasi itu telah muncul tindakan

yang membakar keegoan. Orang itu disebut “provokator” karena niatnya untuk mewujudkan

konflik demi kepentingannya.

f. Perilaku sesorang

Perilaku kita atau orang lain yang mengarah pada hal yang bisa menimbulkan konflik itu

bisa terjadi apabila perilaku itu menyinggung perasaan orang lain atau tidak tunduk pada

aturan yang disepakati sebelumnya.

g. Kurangnya komunikasi satu dengan yang lainnya.

Masalah komunikasi dapat menimbulkan konflik apabila tidak diarahkan dengan baik.

Oleh karena itu, agar konflik tidak terjadi perlu dibangun model komunikasi yang dilandasi

oleh rasa saling menghormati diantara semua pihak yang terlibat atau tergabung didalam

suatu kegiatan.

h. Terjadinya diskriminasi

Hal yang bisa menimbulkan konflik karena sikap dan perilaku seseorang terhadap orang

lain tidak sama, baik atasan terhadap bawahan ataupun manajer dengan karyawannya.

Teori Pengambilan Keputusan Page 6


i. Kebencian

Kebencian yang telah muncul sebelum terjadinya konflik akan menyebabkan konflik itu

semakin dalam dan berujung pada pertikaian.

B. Jenis-Jenis Konflik

 Menurut Hendro, (2011), ada tiga jenis-jenis konflik yaitu :

1. Konflik di dalam hati dan pikiran atas proses pengambilan keputusan dari berbagai

alternatif untuk dipilih satu alternatif terbaik dengan risiko minimal.

2. Konflik dengan pihak lain yang harus segera diputuskan agar masalah tidak berlarut-

larut dan bisa merugikan kedua bela pihak.

3. Konflik terhadap sebuah keputusan dari beberapa alternatif. Apakah mengambil

keputusan ya atau tidak, baik atau buruk, tepat atau tidak bagi tim.

 Menurut Fahmi, Irham, (2016), ada lima jenis konflik dalam kehidupan organisasi :

1. Konflik dalam diri individu, yang terjadi bila seorang individu menghadapi ketidak

pastian tentang pekerjaan yang diharapkan untuk melaksanakannya, bila berbagai permintaan

pekerjaan saling bertentangan, atau bila individu diharapkan untuk melakukan lebih dari

kemampuannya.

2. Konflik antar individu dalam organisasi yang sama, dimana hal ini sering diakibatkan

oleh perbedaan-perbedaan kepribadian. Konflik ini juga berasal dari adanya konflik antar

peranan.

3. Konflik antara individu dan kelompok, yang berhungan dengan cara individu

menanggapi tekanan untuk keseragaman yang dipaksakan oleh kelompok kerja mereka.

Teori Pengambilan Keputusan Page 7


Sebagai contoh seorang individu mungkin dihukum atau diasingkan oleh kelompok kerjanya

karena melanggar norma-norma kelompok.

4. Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama, karena terjadi pertentangan antar

kelompok.

5. Konflik antar organisasi, yang timbul sebagai akibat bentuk persaingan ekonomi dan

sistem perekonomian suatu negara. Konflik ini telah mengarahkan timbulnya pengembangan

produk baru, teknologi, dan jasa, harga-harga lebih rendah , dan penggunaan sumber daya

lebih efisien.

C. Organisasi Dan Konflik

Menurut Erni, Tisnawati, (2005), “bahwa dampak hubungan strategi dan budaya dapat

menimbulkan konflik jika individu-individu dalam organisasi kurang dapat beradaptasi,

menempatkan diri pada posisinya, dan mementingkan kelompok dan golongannya.

Kemampuan adaptasi yang tinggi dan rendah memiliki hubungan kuat dalam

mempengaruhi pembentukan intensitas konflik. Adaptasi yang rendah pada budaya organisasi

menggambarkan dan melahirkan perbedaan persepsi. Konflik yang tinggi bisa mempengaruhi

produktivitas yang di hasilkan, produktivitas yang tinggi juga harus didukung oleh kondisi

kerja yang kondisif atau jauh dari konflik. Faktor-faktor yang dominan dapat mempengaruhi

produktivitas organisasi adalah suasana kerja kondusif, perbaikan atau penggunaan alat-alat,

dan teknik manajerial.

D. Kepemimpinan dan Konflik

Pimpinan dalam konsep manajemen konflik memiliki pengaruh besar dalam

mempengaruhi timbulnya konflik atau bahkan lebih jauh menyelesaikan konflik. Karena itu

Teori Pengambilan Keputusan Page 8


ada hubungan kuat dari seorang pempinan dalam usaha mempengaruhi menyelesaikan

konflik.

Yaitu membawa konflik dari negatif ke arah positif.Namun jika konsep pimpinan itu

adalah salah maka bisa menimbulkan dampak sebaliknya yaitu mampu membuat konflik itu

sendiri menjadi lebih besar dan berbahaya. Oleh karena itu seorang pimpinan harus paham

bagaimana mengelolah konflik, yaitu mengubah konflik menjadi motivasi yang mampu

mempengaruhi peningkatan produktivitas perusahaan

E. Konflik Dan Motivasi

Konflik dengan berbagai jenis telah membuat seseorang mengalami berbagai macam

masalah termasuk diri psikologis orang yang bersangkutan. Dampak konflik pada psikologis

adalah terjadinya sikap murung, mudah tersinggung, cepat marah, dan tidak menginginkan

orang lain peduli pada dirinya secara lebih dalam karena ia menganggap sikap masalah

mampu ia selesaikan sendiri. Dan berbagai bentuk reaksi psikologis lainnya.

Namun kalau konflik yang dialami dalam bentuk tekanan pada dirinya tersebut jika tidak

mampu diatasinya maka akan menyebabkan dirinya terus saja begitu. Oleh karena ada

baiknya seseorang mengarahkan konflik itu sebagai usahanya melepaskan konflik dengan

menjadikan konflik itu sebagai masukan berarti atau koreksi positif walaupun terlihat keras

namun ambillah itu sebagai nasehat agar kita menjadi orang yang lebih baik lagi. Dan banyak

pihak yang telah membuktikan keberhasilan dengan menerapkan metode seperti itu.

Teori Pengambilan Keputusan Page 9


F. Solusi Dalam Menyelesaikan Konflik

1. Menghindar dari konflik dengan bersembunyi.

Kita tidak perlu menyelesaikan konflik yang sedang terjadi dan tidak ada gunanya

menghadapi konflik tersebut biarkan meredah dengan sendirinya.

2. Meraih keberhasilan dalam menyelesaikan konflik.

Penyelesaian konflik seperti ini dengan cara menguasai pihak lawan. Teknik ini biasanya

untuk mendapatkan informasi agar konflik bisa terselesaikan dengan baik. Namun penyelesaian

seperti ini bila posisi anda benar dan anda punya alasan yang lebih kuat dalam mempertahankan

persepsi.

3. Penyelesaian konflik dengan bernegosiasi (win-win solution).

Penyelesaian konflik seperti ini bertujuan untuk menjaga keharmonisan, keselarasan, dan

hubungan yang baik. Karena menjaga hubungan baik itu lebih penting sehingga perlu di ciptakan

komunikasi yang baik.

4. Penyelesaian konflik dengan pertimbangan jangka panjang dan demi kelangsungan tim

atau organisasi.

Bila tugas dan keharmonisan itu sangat penting maka segera selesaikan konflik ini dan beri

toleransi waktu agar bisa berpikir lebih jernih untuk segera melakukan pembicaraan kembali.

G . Definisi Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan dapat dianggap sebagai suatu hasil atau keluaran dari proses mental

atau kognitif yang membawah pada pemilihan suatu jalur tindakan di antara beberapa alternative

yang tersedia. Setiap proses pengambilan keputusan selalu menghasilkan satu pilihan final.

Keluarannya bisa berupa suatu tindakan (aksi) atau suatu opini terhadap pilihan.

Teori Pengambilan Keputusan Page 10


H. Jenis-jenis keputusan organisasi

Jenis-jenis keputusan dalam sebuah organisasi dapat digolongkan berdasarkan banyaknya

waktu yang diperlukan untuk mengambil keputusan tersebut, bagian mana organisasi harus dapat

melibatkan dalam mengambil keputusan tersebut difokuskan .

Secara garis besar jenis keputusan terbagi menjadi dua bagian yaitu :

1. Keputusan Rutin

Keputusan rutin adalah keputusan yang sifatnya rutin dan berulang-ulang serta

biasanya telah dikembangkan untuk mengendalikannya.

2. Keputusan Tidak Rutin

Keputusan tidak rutin adalah keputusan yang diambil pada saat-saat khusus dan tidak

bersifat rutin.

I. Faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan

Menurut George R Terry (1989) factor-faktor yang harus diperhatikan dalam mengambil keputusan

sebagai berikut:

a. Setiap keputusan nantinya harus dapat dijadikan bahan untuk mencapai tujuan organisasi

b. Setiap keputusan janganlah berorientasi pada kepentingan pribadi, perhatikan kepentingan

orang lain,

c. Pengambilan keputusan merupakan tindakan mental, dari tindakan mental ini harus diubah

menjadi tindakan fisik.

d. Pengambilan keputusan yang efektiv membutuhkan waktu yang cukup lama praktis untuk

mendapatkan hasil yang baik.

e. Setiap keputusan itu merupakan tindakan permulaan dari serangkaian kegiatan berikutnya.

Teori Pengambilan Keputusan Page 11


BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara
sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga
kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan
menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
Sebab-Sebab Timbulnya Konflik
a. Perbedaan persepsi
b. Ketidak harmonisan pemikiran
c. Egoisme (keakuan)
d. Persaingan
e. Situasi dan kondisi yang mendukung konflik (perselisihan)
f. Perilaku sesorang.
g. Kurangnya komunikasi satu dengan yang lainnya.
h. Terjadinya diskriminasi
i. Kebencian

Solusi Dalam Menyelesaikan Konflik


1. Menghindar dari konflik dengan bersembunyi.
2. Meraih keberhasilan dalam menyelesaikan konflik.
3. Penyelesaian konflik dengan bernegosiasi (win-win solution).

Pengambilan keputusan dapat dianggap sebagai suatu hasil atau keluaran dari proses
mental atau kognitif yang membawah pada pemilihan suatu jalur tindakan di antara beberapa
alternative yang tersedia.
Jenis-jenis keputusan dalam sebuah organisasi dapat digolongkan berdasarkan banyaknya

waktu yang diperlukan untuk mengambil keputusan tersebut, bagian mana organisasi harus dapat

melibatkan dalam mengambil keputusan tersebut difokuskan .

Teori Pengambilan Keputusan Page 12


B. Saran
Janganlah sering membuat masalah-masalah yang akan menimbulkan konflik. Dan jika
kamu ingin menyelesaikan sebuah konflik maka selesaikanlah dengan cara yang positif seperti,
diantara salah satunya bernegosiasi. Karena itu semua merupakan cara selain dapat
menyelesaikan konflik juga berdampak positif bagi kita semua

DAFTAR PUSTAKA

Wirawan, (2009), Konflik dan Manajemen Konflik, penerbit Erlangga; Jakarta

Berstein, (1965), Teori Perilaku Keorganisasian, PT Buku Seru; Jakarta

Hendro, (2011), Dasar-Dasar Kewirausahaan, penerbit Erlangga; Jakarta

Fahmi, Irham ,(2016), Manajemen Pengambilan Keputusan, penerbit Alfabeta; Bandung

Erni, Tisnawati, (2005), Pengantar Manajemen, penerbit Kencana; Jakarta

Teori Pengambilan Keputusan Page 13

Anda mungkin juga menyukai