Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
perkenanan dan berkat-Nya, kami selaku kelompok 7 bisa di berikan
kesehatan dan kemampuan untuk mengerjakan dan menyelesaikan dengan
tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya kami takkan bisa menyelesaikan
makalah ini dengan baik.
Makalah ini telah diselesaikan dengan sangat baik dan tepat waktu
walaupun dalam makalah ini masih memiliki banyak sekali kekurangan maka
maklumilah kami sebagai penyusun ini masih dalam belajar. Semoga
makalah ini bermanfaat untuk semua orang.
Terima kasih kami ucapkan.
KATA PENGANTAR………………………………...…………………………………… 1
DAFTAR ISI ………………………………………..………………………………….…. 2
BAB I PENDAHULUAN………………………..…………………………………….… 3
A. Latar Belakang ……………………..………………………………………..... 3
B. Rumusan masalah ………………..…………………………………………... . 3
C. Tujuan penulisan ………………..…………………………….………………. 3
A. Latar Belakang
Konflik merupakan kondisi yang terjadi ketika dua pihak atau lebih menganggap ada
perbedaan posisi yang tidak selaras, tidak cukup sumber dan tindakan salah satu pihak
menghalangi, atau mencampuri atau dalam beberapa hal membuat tujuan pihak lain kurang
berhasil.
Tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau
dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya
masyarakat itu sendiri.
Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu
interaksi. Perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian,
pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Konflik Dan Sebab-Sebab Timbulnya Konflik ?
2. Jenis-Jenis Konflik ?
3. Kaitan organisasi dan konflik ?
4. Kaitan kepemimpinan dan konflik ?
5. Kaitan motivasi dan konflik ?
6. Solusi dalam mnyelesaikan konflik ?
7. Pengambilan Keputusan
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Konflik Dan Sebab-Sebab Timbulnya Konflik
2. Untuk mengetahui Jenis-Jenis Konflik
3. Untuk mengetahui kaitan organisasi dan konflik
4. Untuk mengetahui kaitan Kaitan kepemimpinan dan konflik
5. Untuk mengetahui kaitan motivasi dan konflik
6. Untuk mengetahui Solusi dalam mnyelesaikan konflik
7. Untuk mengetahui mengenai pengambilan keputusan
Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara
sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga
kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan
Konflik dilatar belakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu
Dengan dibawa sertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan
situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah
mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya
akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri. Konflik bertentangan dengan
integrasi. Konflik dan integrasi berjalan sebagai sebuah siklus di masyarakat. Konflik yang
terkontrol akan menghasilkan integrasi. Sebaliknya, integrasi yang tidak sempurna dapat
menciptakan konflik.
1. Menurut Wirawan, (2009), konflik merupakan warisan kehidupan sosial yang boleh berlaku
dalam berbagai keadaan akibat daripada berbangkitnya keadaan ketidaksetujuan, kontroversi dan
2. Menurut Berstein, (1965), konflik merupakan suatu pertentangan atau perbedaan yang tidak
dapat dicegah, konflik ini mempunyai potensi yang memberikan pengaruh positif dan negatif
konflik. Persaingan sangat erat hubungannya denga konflik karena dalam persaingan beberapa
pihak menginginkan hal yang sama tetapi hanya satu yang mungkin mendapatkannya. Persaingan
tidak sama dengan konflik namun mudah menjurus ke arah konflik, terutuma bila ada persaingan
Permusuhan bukanlah konflik karena orang yang terlibat konflik bisa saja tidak memiliki rasa
permusuhan. Sebaliknya orang yang saling bermusuhan bisa saja tidak berada dalam keadaan
konflik. Konflik sendiri tidak selalu harus dihindari karena tidak selalu negatif akibatnya. Berbagai
konflik yang ringan dan dapat dikendalikan (dikenal dan ditanggulangi) dapat berakibat positif bagi
a. Perbedaan persepsi
Perbedaan pola pandang tentang suatu hal bisa menimbulkan konflik karena masing-
masing pribadi tetap bersih kuku dengan persepsinya. Konflik ini bisa terselesaikan bila
masing-masing pribadi sepakat dengan satu arah, tujuan, dan bergabung kedalam tim.
b. Ketidakharmonisan pemikiran
Ketidak selarasan dan keharmonisan pemikiran bisa memunculkan sebuah konflik karena
perbedaan visi dan misi, tetapi mereka memiliki satu keinginan yang masing-masing ingin
menonjolkan egonya.
c. Egoisme (keakuan)
d. Persaingan
Keinginan untuk lebih dari yang lain, baik berupa kekuasaan, prestasi, atau popularitas
dapat melahirkan persaingan yang selalu memunculkan konflik bila tidak disiasati dengan
baik.
Situasi dan kondisi bisa menciptakan konflik bila didalam situasi itu telah muncul tindakan
yang membakar keegoan. Orang itu disebut “provokator” karena niatnya untuk mewujudkan
f. Perilaku sesorang
Perilaku kita atau orang lain yang mengarah pada hal yang bisa menimbulkan konflik itu
bisa terjadi apabila perilaku itu menyinggung perasaan orang lain atau tidak tunduk pada
Masalah komunikasi dapat menimbulkan konflik apabila tidak diarahkan dengan baik.
Oleh karena itu, agar konflik tidak terjadi perlu dibangun model komunikasi yang dilandasi
oleh rasa saling menghormati diantara semua pihak yang terlibat atau tergabung didalam
suatu kegiatan.
h. Terjadinya diskriminasi
Hal yang bisa menimbulkan konflik karena sikap dan perilaku seseorang terhadap orang
lain tidak sama, baik atasan terhadap bawahan ataupun manajer dengan karyawannya.
Kebencian yang telah muncul sebelum terjadinya konflik akan menyebabkan konflik itu
B. Jenis-Jenis Konflik
1. Konflik di dalam hati dan pikiran atas proses pengambilan keputusan dari berbagai
2. Konflik dengan pihak lain yang harus segera diputuskan agar masalah tidak berlarut-
keputusan ya atau tidak, baik atau buruk, tepat atau tidak bagi tim.
Menurut Fahmi, Irham, (2016), ada lima jenis konflik dalam kehidupan organisasi :
1. Konflik dalam diri individu, yang terjadi bila seorang individu menghadapi ketidak
pastian tentang pekerjaan yang diharapkan untuk melaksanakannya, bila berbagai permintaan
pekerjaan saling bertentangan, atau bila individu diharapkan untuk melakukan lebih dari
kemampuannya.
2. Konflik antar individu dalam organisasi yang sama, dimana hal ini sering diakibatkan
oleh perbedaan-perbedaan kepribadian. Konflik ini juga berasal dari adanya konflik antar
peranan.
3. Konflik antara individu dan kelompok, yang berhungan dengan cara individu
menanggapi tekanan untuk keseragaman yang dipaksakan oleh kelompok kerja mereka.
4. Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama, karena terjadi pertentangan antar
kelompok.
5. Konflik antar organisasi, yang timbul sebagai akibat bentuk persaingan ekonomi dan
sistem perekonomian suatu negara. Konflik ini telah mengarahkan timbulnya pengembangan
produk baru, teknologi, dan jasa, harga-harga lebih rendah , dan penggunaan sumber daya
lebih efisien.
Menurut Erni, Tisnawati, (2005), “bahwa dampak hubungan strategi dan budaya dapat
Kemampuan adaptasi yang tinggi dan rendah memiliki hubungan kuat dalam
mempengaruhi pembentukan intensitas konflik. Adaptasi yang rendah pada budaya organisasi
menggambarkan dan melahirkan perbedaan persepsi. Konflik yang tinggi bisa mempengaruhi
produktivitas yang di hasilkan, produktivitas yang tinggi juga harus didukung oleh kondisi
kerja yang kondisif atau jauh dari konflik. Faktor-faktor yang dominan dapat mempengaruhi
produktivitas organisasi adalah suasana kerja kondusif, perbaikan atau penggunaan alat-alat,
mempengaruhi timbulnya konflik atau bahkan lebih jauh menyelesaikan konflik. Karena itu
konflik.
Yaitu membawa konflik dari negatif ke arah positif.Namun jika konsep pimpinan itu
adalah salah maka bisa menimbulkan dampak sebaliknya yaitu mampu membuat konflik itu
sendiri menjadi lebih besar dan berbahaya. Oleh karena itu seorang pimpinan harus paham
bagaimana mengelolah konflik, yaitu mengubah konflik menjadi motivasi yang mampu
Konflik dengan berbagai jenis telah membuat seseorang mengalami berbagai macam
masalah termasuk diri psikologis orang yang bersangkutan. Dampak konflik pada psikologis
adalah terjadinya sikap murung, mudah tersinggung, cepat marah, dan tidak menginginkan
orang lain peduli pada dirinya secara lebih dalam karena ia menganggap sikap masalah
Namun kalau konflik yang dialami dalam bentuk tekanan pada dirinya tersebut jika tidak
mampu diatasinya maka akan menyebabkan dirinya terus saja begitu. Oleh karena ada
baiknya seseorang mengarahkan konflik itu sebagai usahanya melepaskan konflik dengan
menjadikan konflik itu sebagai masukan berarti atau koreksi positif walaupun terlihat keras
namun ambillah itu sebagai nasehat agar kita menjadi orang yang lebih baik lagi. Dan banyak
pihak yang telah membuktikan keberhasilan dengan menerapkan metode seperti itu.
Kita tidak perlu menyelesaikan konflik yang sedang terjadi dan tidak ada gunanya
Penyelesaian konflik seperti ini dengan cara menguasai pihak lawan. Teknik ini biasanya
untuk mendapatkan informasi agar konflik bisa terselesaikan dengan baik. Namun penyelesaian
seperti ini bila posisi anda benar dan anda punya alasan yang lebih kuat dalam mempertahankan
persepsi.
Penyelesaian konflik seperti ini bertujuan untuk menjaga keharmonisan, keselarasan, dan
hubungan yang baik. Karena menjaga hubungan baik itu lebih penting sehingga perlu di ciptakan
4. Penyelesaian konflik dengan pertimbangan jangka panjang dan demi kelangsungan tim
atau organisasi.
Bila tugas dan keharmonisan itu sangat penting maka segera selesaikan konflik ini dan beri
toleransi waktu agar bisa berpikir lebih jernih untuk segera melakukan pembicaraan kembali.
Pengambilan keputusan dapat dianggap sebagai suatu hasil atau keluaran dari proses mental
atau kognitif yang membawah pada pemilihan suatu jalur tindakan di antara beberapa alternative
yang tersedia. Setiap proses pengambilan keputusan selalu menghasilkan satu pilihan final.
Keluarannya bisa berupa suatu tindakan (aksi) atau suatu opini terhadap pilihan.
waktu yang diperlukan untuk mengambil keputusan tersebut, bagian mana organisasi harus dapat
Secara garis besar jenis keputusan terbagi menjadi dua bagian yaitu :
1. Keputusan Rutin
Keputusan rutin adalah keputusan yang sifatnya rutin dan berulang-ulang serta
Keputusan tidak rutin adalah keputusan yang diambil pada saat-saat khusus dan tidak
bersifat rutin.
Menurut George R Terry (1989) factor-faktor yang harus diperhatikan dalam mengambil keputusan
sebagai berikut:
a. Setiap keputusan nantinya harus dapat dijadikan bahan untuk mencapai tujuan organisasi
orang lain,
c. Pengambilan keputusan merupakan tindakan mental, dari tindakan mental ini harus diubah
d. Pengambilan keputusan yang efektiv membutuhkan waktu yang cukup lama praktis untuk
e. Setiap keputusan itu merupakan tindakan permulaan dari serangkaian kegiatan berikutnya.
Pengambilan keputusan dapat dianggap sebagai suatu hasil atau keluaran dari proses
mental atau kognitif yang membawah pada pemilihan suatu jalur tindakan di antara beberapa
alternative yang tersedia.
Jenis-jenis keputusan dalam sebuah organisasi dapat digolongkan berdasarkan banyaknya
waktu yang diperlukan untuk mengambil keputusan tersebut, bagian mana organisasi harus dapat
DAFTAR PUSTAKA