Anda di halaman 1dari 5

SPESIFIKASI TEKNIS

A. TUGAS DAN KEWAJIBAN / TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR


B. SYARAT - SYARAT TEKNIS PEKERJAAN STRUKTURAL
C. SYARAT - SYARAT TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTURAL DAN FINISHING
D. S Y A R A T – S Y A R A T T E K N I S P E K E R J A A N M E K A N I K A L & E L E K T R I K A L

A. TUGAS DAN KEWAJIBAN / TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR

Kontraktor adalah suatu perusahaan yang berbadan hukum yang telah ditugaskan dan ditunjuk
oleh pemberi tugas untuk melaksanakan pekerjaan atau mengadakan peralatan/ material, yang
mana tugas dan tanggung jawabnya dapat diuraikan sebagai berikut :

1. UMUM
2. DOKUMEN KONTRAK
3. GAMBAR - GAMBAR DOKUMEN
4. GAMBAR – GAMBAR PELAKSANAAN DAN CONTOH – CONTOH
5. MATERIAL DAN PERALATAN
6. PERLINDUNGAN TERHADAP ORANG , HARTA BENDA DAN PEKERJA
7. FASILITAS SEMENTARA
8. KEBERSIHAN
9. INSPEKSI / TESTING
10. GAMBAR AS-BUILT, PETUNJUK / PANDUAN , SERTIFIKAT DAN DATA KONTRAK
11. SUB KONTRAK

1. UMUM
1.1. Dalam pelaksanaan pekerjaan, sebagaimana dalam dokumen kontrak, kedua belah pihak
harus mentaati segala peraturan yang berlaku, hukum dan peraturan pemerintah atau
daerah yang berlaku dilokasi yang bersangkutan
1.2. Penyedia Jasa harus membantu pemberi tugas untuk melaksanakan pengurusan IMB
paling lambat 1 ( satu ) minggu setelah diterbitkannya SPMK. Biaya pengurusan IMB dan
perijinan lainnya seluruhnya dibebankan kepada Penyedia Jasa.
1.3. Peraturan teknis pembangunan yang digunakan :

1.3.1. Dalam melaksanakan pekerjaaan , kecuali bila ditentukan lain dalam Rencana
Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS) ini, berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan di
bawah ini termasuk segala perubahan dan tambahannya :

a. Keppres 16 / 1994, Kepres 18/ 2000 dengan lampiran-lampirannya.


b. Peraturan umum tentang pelaksanaan pembangunan di Indonesia atau Algemene
Voorwaarden voor de Uitvoering Bij Aanneming van Openbare Werken (AV) 1941.
c. Keputusan-keputusan dari mejelis Indonesia untuk Arbitrase Teknik dari
dewan Teknik Pembangunan Indonesia.
d. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 ( PBI – 1971 ) .
e. Peraturan Perencanaan Konstruksi Baja Indonesia (PPKBI) Th. 1980
f. Peraturan Umum Dari Dinas Kesehatan Kerja Departemen Tenaga Kerja .
g. Pedoman Instalasi Alarm kebakaran otomatis th. 1980
h. Pedoman Penanggulangan bahaya kebakaran th. 1980
i. Ketentuan Pencegahan dan penanggulangan kebakaran pada bangunan
gedung th. 1985.
j. Peraturan umum tentang pelaksanaan instalasi listrik (PUIL) 1977 dan
PLN setempat .
k. Peraturan Konstruksi kayu indonesia (PPKI – 1961)
l. Peraturan Semen Portland Indonesia NI – 08
m. Peraturan Bata Merah Sebagai Bahan Bangunan.
n. Peraturan Muatan Indonesia
o. Peraturan dan ketentuan lain yang dikeluarkan oleh jawatan/intansi
pemerintah setempat, yang bersangkutan dengan permasalahan bangunan.
1.3.2. Untuk melaksanakan pekerjaan dalam butir tersebut di atas, berlaku dan
mengikat pula :
a. Gambar bestek yang dibuat konsultan Perencana yang sudah disahkan
oleh Pemberi tugas termasuk juga gambar-gambar detail yang diselesaikan
oleh kontraktor dan sudah disahkan/ disetujui Direksi.
b. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS).
c. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
d. Berita Acara Penunjukkan.
e. Surat Keputusan Pemberi Tugas tentang Penunjukan Kontraktor.
f. Surat Perintah kerja (SPK).
g. Surat Penawaran beserta lampiran-lampirannya.
h. Jadwal pelaksanaan (Tentative Time Schedule) yang telah disetujui. i. Kontrak/
surat Perjanjian Pemborongan.
1.4. Kontraktor mengadakan wakilnya/ cabangnya di Lokasi yang disebut Site manager
yang memiliki tanggung jawab dalam pelaksanaan pekerjaan.
1.5. Kontraktor harus menempatkan personilnya atau tenaga ahlinya yang berpengalaman
dan sesuai.
1.6. Dalam jangka waktu 2 (dua) minggu dari surat penunjukan pemenang, kontraktor
harus menyerahkan kepada Direksi hal-hal berikut ini :

1.6.1. Organisasi pelaksanaan pekerjaan dilapangan, lengkap dengan

 Nama Site Manager


 Nama Personil Tenaga ahli (full time)
 Curriculum vitae personil tenaga ahli.

1.6.2. Jadwal pelaksanaan pekerjaan termasuk kurva S


1.6.3. Mobilisasi tenaga kontraktor.
1.6.4. Jadwal pengadaan material utama untuk gedung.
1.6.5. Jadwal pengiriman peralatan permanen.
1.6.6. Jadwal penyerahan gambar-gambar kerja, contoh material, dan atau material dan
peralatan (brosur).

1.7. Kontraktor harus berada penuh pada setiap pertemuan pelaksanaan pekerjaan.
1.8. Setiap 1 (satu) minggu kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi rencana
pelaksanaan pekerjaan mendatang dimulai dari 2 (dua) minggu setelah surat
penunjukan pemenang sampai serah terima pekerjaan
1.9. Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi laporan harian, mingguan dan bulanan
dimulai dari 2 (dua) minggu setelah surat penunjukan pemenang sampai serah terima
pekerjaan.
1.10. Jika dianggap perlu dan atas instruksi dari Direksi kontraktor diminta untuk bekerja selama
24 (dua puluh empat) jam atau pada hari-hari libur, tanpa biaya tambahan untuk
menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan
2. DOKUMEN KONTRAK
2.1. Kontraktor harus menyediakan 7 (tujuh) rangkap dokumen kontrak lengkap dengan gambar-
gambar kontrak atas biaya sendiri, dan didistribusikan kepada :
 Kontraktor = 2 (dua) rangkap
 Pemberi tugas = 2 (dua) rangkap
 Direksi = 2 (dua) rangkap
2.2. Kontraktor harus menyediakan 1 (satu) set dokumen kontrak untuk dilapangan, dan pekerjaan
tidak dapat dilaksanakan tanpa adanya dokumen kontrak tersebut.
2.3. Kontraktor harus memeriksa isi dokumen kontrak dan jika terdapat hal-hal yang menyimpang
yang mempengaruhi arsitektural, struktural, mekanikal, elektrikal dan lain-lain (operasi,
pemeliharaan) sebelum pelaksanaan pekerjaan harus dilaporkan kepada Direksi secara tertulis
yang kemudian akan diputuskan pemecahan permasalahannya.
2.4. Jadwal Pelaksanaan (Time Schedule)
2.4.1 Sebelum pekerjaan bangunan dimulai, maka Kontraktor wajib membuat jadwal
pelaksanaan (Time Schedule) yang memuat uraian pekerjaan, waktu pekerjaan,
bobot pekerjaan dan grafik hasil pekerjaan secara terperinci serta jadwal
penggunaan bahan bangunan dan tenaga kerja.
2.4.2 Untuk pelaksanaan pekerjaan yang terperinci, maka Pelaksana Kontraktor
mempunyai kewajiban:
 Membuat rencana kerja harian, mingguan dan bulanan yang diketahui/ disetujui oleh
Konsultan Pengawas Lapangan.
 Membuat gambar kerja, untuk pegangan/ pedoman bagi kepala tukang yang
harus diketahui Konsultan Pengawas Lapangan.
 Membuat daftar yang memuat pemasukan bahan bangunan yang dibutuhkan
dalam pelaksanaan bangunan pada pasal 1.

2.4.3 Rencana Kerja (Time Schedule) di atas harus mendapat persetujuan Konsultan
Pengawas/ MK dan Pemberi Tugas.
2.4.4 Rencana Kerja (Time Schedule), harus sudah selesai dibuat oleh Kontraktor, paling
lambat 7 (tujuh) hari kalender, setelah SPMK diterima.
2.4.5 Kontraktor harus memberikan salinan rencana kerja (Time Schedule), sebanyak 4
(empat) lembar kepada Konsultan Pengawas/ MK dan 1 (satu) lembar harus
dipasang pada dinding bangsal kerja.
2.4.6 Konsultan Pengawas akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor berdasarkan
rencana kerja (Time Schedule) yang ada dan harus membuat grafik prestasi
3. GAMBAR – GAMBAR DOKUMEN
3.1. Dalam hal terjadi perbedaan dan atau pertentangan dalam gambar – gambar yang ada
dalam buku uraian pekerjaan ini, maupun perbedaan yang terjadi akibat keadaan di
Tapak, Kontraktor diwajibkan melaporkan hal tersebut kepada Konsultan Pengawas secara
tertulis untuk mendapatkan keputusan pelaksanaan di tapak setelah Konsultan Pengawas
berunding terlebih dahulu dengan Perencana. Ketentuan tersebut di atas tidak dapat
dijadikan alasan oleh Kontraktor untu memperpanjang waktu pelaksanaan.
3.2. Semua ukuran yang tertera dalam gambar adalah ukuran jadi, dalam keadaan selesai
/terpasang.
3.3. Mengingat masalah ukuran ini sangat penting, kontraktor diwajibkan dan meneliti terlebih
dahulu semua ukuran yang tercantum seperti peil-peil, ketinggian, lebar, ketebalan,
luas penampang dan lain-lainnya sebelum memulai pekerjaan. Bila ada keraguan mengenai
ukuran atau bila ada ukuran yang belum dicantumkan dalam gambar kontraktor wajib
melaporkan hal tersebut secara tertulis kepada konsultan pengawas/ Direksi dan Konsultan
pengawas/ direksi memberikan keputusan ukuran mana yang akan dipakai dan dijadikan
pegangan setelah berunding terlebih dahulu dengan perencana.
3.4. Kontraktor tidak diperkenankan mengubah dan atau mengganti ukuran-ukuran
yang tercantum didalam gambar pelaksanaan tanpa sepengetahuan Konsultan pengawas.
Bila hal tersebut terjadi, segala akibat yang akan ada menjadi tanggung jawab Kontraktor
baik dari segi biaya maupun waktu.
3.5. Kontraktor harus selalu menyediakan dengan lengkap masing-masing dua salinan, segala
gambar-gambar, spesifikasi teknis, addenda berita-berita perubahan dan gambar-
gambar pelaksanaannya yang telah disetujui ditempat pekerjaan.Dokumen-dokumen ini
harus dapat dilihat Konsultan Pengawas dan Direksi setiap saat sampai dokumen-dokumen
tersebut akan didokumentasikan oleh Pemberi Tugas.
3.6.

Anda mungkin juga menyukai