PENDAHULUAN
berfikir dan membuat aturan. Kebanyakan orang-orang tersebut menganggap remeh tentang
logika dan berfikir seenaknya saja, mereka menginginkan suatu hal yang mudah dan praktis.
Tujuan penulisan makalah ini adalah agar bisa memahami apa itu logika, dan
bagaimana memerankannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan adanya logika kita dapat
berfikir dan mengambil keputusan yang benar dan tepat dalam memenuhi hajat hidup kita
sendiri dan juga masyarakat umumnya kita dapat mengartikan dan mengambil kesimpulan
Istilah logika yang dicuatkan oleh Prof.Dr.N.Drijarka bahwa logika adalah ilmu
pengetahuan yang memandang hukum-hukum susunan atau bentuk pikiran manusia, yang
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Penalaran
Penalaran merupakan suatu proses berpikir dalam menarik sesuatu kesimpulan yang
berupa pengetahuan.
1. Adanya suatu pola berpikir yang secara luas dapat disebut logika. Maksudnya penalaran
merupakan suatu proses berpikir logis dalam artian kegiatan berpikir menurut suatu pola
2. Bersifat analitik dari proses berpikirnya. Artinya penalaran merupakan suatu kegiatan
Berdasarkan ciri-ciri di atas, maka dapat kita katakan bahwa tidak semua kegiatan
berpikir bersifat logis dan analitik. Atau dapat disimpulkan cara berpikir yang tidak termasuk
penalaran bersifat tidak logis dan tidak analitik. Dengan demikian, maka kita dapat
membedakan secara garis besar ciri-ciri berpikir menurut penalaran dan berpikir yang bukan
berdasarkan penalaran.
kegiatan berpikir juga ada yang tidak berdasarkan penalaran umpamanya adalah intuisi.
Intuisi disini dapat diartikan suatu kegiatan berpikir dan yang non-analitik yang tidak
mendasarkan diri kepada suatu pola pikir masyarakat non-analitik, yang kemudian sering
bergalau dengan perasaan. Jadi secara luas dapat kita katakan bahwa cara berpikir masyarakat
3
dapat dikategorikan kepada cara berpikir analitik yang berupa penalaran dan cara berpikir
2.2 Logika
Logika adalah bidang pengetahuan yang mempelajari segenap asas, aturan, dan tata cara
penalaran yang betul (correct reasoning). Agar pengetahuan yang dihasilkan penalaran itu
mempunyai dasar kebenaran, maka proses berpikir itu harus dikatakan suatu cara tertentu.
Cara itu disebut logika. Dimana logika dapat didefinisikan pengkajian untuk berpikir secara
sahih.
1. Logika Induktif
Logika induktif yaitu penarikan kesimpulan yang bersifat umum dari berbagai kasus
Contoh :
Dari kenyataan-kenyataan ini dapat menarik kesimpulan yang bersifat umum yakni
2. Logika Deduktif
Logika deduktif adalah cara berpikir dimana penarikan kesimpulan yang bersifat
4
Contoh :
Dalam contoh tersebut “Semua logam dipanasi memuai” adalah pernyataan yang bersifat
Baik logika induktif dan logika deduktif, dalam proses penalarannya mempergunakan
premis-premis yang berupa pengetahuan yang dianggap benar. Adapun cara untuk
mendapatkan pengetahuan yang benar itu adalah berdasarkan rasio dan pengalaman. Kaum
yang mengembangkan rasio dikenal dengan nama kaum rasionalisme, sedangkan mereka
Premis yang dipakai dalam penalarannya didapatkan dari ide yang menurut anggapannya
jelas dan dapat diterima. Pengalaman tidak membuahkan prinsip dan justru sebaliknya, hanya
dengan pengetahuan prinsip yang di dapat lewat penalaran rasional itulah maka kita dapat
pengetahuan manusia itu bukan di dapat lewat penalaran rasional yang abstrak namun lewat
pengalaman yang kongkrit. Gejala-gejala alamiah menurut anggapan kaum empiris adalah
kongkrit dan dapat dinyatakan lewat tanggapan panca indera manusia sebagai contoh langit
5
2.3 Kebenaran
Kebenaran dalam bahasa inggris (truth), bahasa latin (veritas), dan bahasa yunani
(alethia) lawan dari kesalahan, kesesatan, kepalsuan dan juga kadang opini.
dua aspek, yang pertama empiris dan merupakan tampakan semata sedangkan yang lain
Jujun S. Suria Sumanti (2007) menyatakan suatu pernyataan dianggap benar bila
a) Jenis-jenis kebenaran
logica).
2) Kebenaran ontologikal adalah kebenaran sebagai sifat dasar yang melekat kepada
segala sesuatu yang ada ataupun diadakan, atau bisa disebut juga kebenaran sebagai
3) Kebenaran semantikal adalah kebenaran yang terdapat serta melekat di dalam tutur
kata dan bahasa. Kebenaran ini juga disebut kebenaran moral (veritas moral).
6
b) Sifat sifat kebenaran
digunakan sebagai suatu kata benda yang kongkrit maupun abstrak. Jika subjek hendak
menuturkan kebenaran artinya proposisi yang benar. Proposisi maksudnya yang dikandung
dalam suatu pernyataan atau statement. Jika subjek menyatakan kebenaran bahwa proposisi
yang diuji itu pasti memiliki kualitas, sifat atau karakteristik, hubungan dan nilai. Hal yang
demikian karena kebenaran tidak dapat begitu saja terlepas dari kualitas, sifat, hubungan dan
2. Koheren yaitu adanya hubungan antara pernyataan baru dan pernyataan yang sudah ada.
4. Performatis yaitu benar apabila pernyataan itu bisa menampilkan realitas yang baru
menjadi suatu paradigma, misalnya kebenaran menurut agama islam adalah kebenaran
yang mutlak.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penalaran merupakan suatu proses berpikir dalam menarik sesuatu kesimpulan yang
berupa pengetahuan.
Logika adalah bidang pengetahuan yang mempelajari segenap asas, aturan, dan tata
Kebenaran dalam bahasa inggris (truth), bahasa latin (veritas), dan bahasa yunani
(alethia) lawan dari kesalahan, kesesatan, kepalsuan dan juga kadang opini.
3.2 Saran
Untuk perolehan pengetahuan dan wawasan yang lebih optimal, setiap pembaca
disarankan untuk dapat memaknai serta melaksanakan tentang ketiga hal tersebut yakni