I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Industri pakan ternak di dalam negeri sangat berperan mendukung
industri peternakan dalam menyediakan ketersediaan konsumsi daging dan
produk turunannya bagi masyarakat sebagai tambahan sumber protein. Pakan
memiliki kontribusi 70% dari total biaya produksi peternakan, sehingga tetap
menjadi suatu bisnis yang cerah. Saat ini sebaran industri pakan ternak
berskala besar tersebar di Indonesia terdapat di delapan provinsi. Sumatera
Utara memiliki 8 pabrik, Lampung ada 4 pabrik, Banten ada10 pabrik dan
DKI Jakarta empat pabrik. Di Jawa Barat terdapat empat pabrik dan Sulawesi
Selatan dua pabrik. Produsen pakan ternak paling banyak terdapat di Jawa
Timur mencapai 15 pabrik.
Ketersediaan bahan baku pakan merupakan salah satu faktor penting
bagi industri pakan ternak dalam menjaga kualitas, kuantitas dan
kesinambungan pakan. Bahan baku pakan yang sebagian besar mempunyai
sifat musiman, ketersediaannya sering berfluktuasi. Dilain pihak industri
pakan ternak cenderung membutuhkan bahan baku dalam jumlah tetap.
Mengingat industri pakan ternak memiliki potensi strategis dalam
pembangunan usaha peternakan, perkembangan industri pakan harus
didukung dengan pengadaan bahan baku yang tepat waktu, tempat, bentuk,
jumlah dan harga.
Proses produksi pakan ternak merupakan rangkaian aktivitas yang
meliputi penggilingan, pencampuran, pelleting dan pengepakan. Bahan baku
yang dibeli biasanya terdapat dalam bentuk dan ukuran yang berbeda, untuk
menghasilkan ukuran yang seragam diperlukan penggilingan untuk
menurunkan ukuran partikel. Homogenitas ukuran dan bentuk bahan baku
mempengaruhi hasil pencampuran dan proses pelleting. Pengawasan mutu
selama proses produksi mutlak dilakukan karena penggilingan dan
pencampuran yang tidak sempurna tidak akan menghasilkan ransum seperti
yang diharapkan.
Dalam proses produksi pakan ternak di industri pakan ternak tentunya
membutuhkan energy dan biaya selain itu dari aktivitas produksi yang
dilakukan sangat memungkinkan menimbulkan pencemaran pada lingkungan.
Untuk dapat mengidentifikasi energi dan pencemaran yang digunakan dan
ditimbulkan dengan adanya industri pakan ternak, maka perlu dibuat Life
Cycle Assessment. Dengan menggunakan Life Cycle Assessment dapat
diketahui energi yang dibutuhkan dan pencemaran yang ditimbulkan dari
setiap proses produksi di indutri pakan ternak. Dengan demikian
keberlanjutan daya dukung lingkungan dapat terjaga.
1.2 Tujuan
Preliminary Life Cycle Assessment (LCA) untuk industri pakan ternak
dibuat dengan tujuan menakar dampak yang diakibatkan oleh kegiatan untuk
memproduksi pakan ternak yang dimulai dari bahan baku sampai ke
konsumen. Tujuan akhir dari studi ini adalah untuk mengetahui emisi dan
limbah yang dibuang ke lingkungan pada kegiatan penyediaan bahan baku,
transportasi, proses produksi dan ketika sampai ke konsumen, disamping itu
demi mengetahui hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam proses
produksi di industri pakan ternak agar tidak berdampak buruk pada
lingkungan.
1.3 Cakupan
Life Cycle Assessment merupakan proses untuk menakar input dan
output dari suatu proses produksi dimulai dari bahan baku sampai produk
tersebut dibuang (from cradle to grave). Life Cycle Assessment industri
pakan ternak pada studi ini dibatasi pada kegiatan penyediaan bahan baku,
transportasi, proses produksi dan ketika sampai ke konsumen. Pada masing-
masing tahapan dijelaskan kebutuhan bahan baku, energi serta komponen
limbah dan emisi (pencemaran) yang dibuang. Emisi dan limbah pada setiap
tahapan disajikan secara kualitatif.
II. ANALISIS INVENTORI (INVENTORY ANALYSIS)
Analisis inventori merupakan tahapan dalam life cycle assessment
yang ditujukan untuk menentukan input dan output pada setiap tahapan. Pada
studi ini input dan output dari setiap tahapan proses untuk memproduksi
pakan ternak ditentukan. Input dan output yang ditentukan dalam bentuk
material dan energi dalam setiap tahapan proses.
Beberapa tahapan proses untuk memproduksi pakan ternak adalah
sebagai berikut:
Limbah
Energi Penyimpanan bahan baku di gudang
Emisi
Limbah
Energi Pemasukkan bahan baku ke proses produksi
Emisi
Limbah
Energi Penggilingan bahan baku
Emisi
Limbah
Energi Pencampuran semua bahan baku
Emisi
Limbah
Energi Proses conditioner mixer
Emisi
Limbah
Energi Proses pembentukan pakan
Emisi
Limbah
Energi Pengayakan
Emisi
Limbah
Energi Pengemasan pakan jadi
Emisi
Limbah
Energi Penyimpanan sementara pakan jadi
Emisi
Limbah
Energi Distribusi ke konsumen
Emisi
2.7 Pengayakan
Pakan yang sudah berbentuk crumble kemudian diayak disesuaikan
dengan ukuran standar crumble yang diinginkan. Energi yang digunakan ialah
energi listrik dan tidak ada emisi maupun limbah yang dihasilkan.
3.2 Emisi
Emisi yang dihasilkan ialah dari asap kendaraan bermotor yang
digunakan sebagai alat transportasi baik didalam maupun ke luar pabrik.
Dampak yang diakibatkan dari emisi tersebut tentunya akan mencemari udara
dan lingkungan sekitar. Khususnya untuk asap kendaraan yang akan
memperparah pemanasan global.
IV. INTERPRETASI ATAU ANALISIS PERBAIKAN
(IMPROVEMENT ANALYSIS)
4.2 Emisi
Emisi yang dihasilkan dari asap transportasi dalam maupun luar pabrik
dapat ditanggulangi dengan pengefektifan penggunaan transportasi. Misalnya
tidak menggunakan transportasi yang terlalu banyak yaitu dengan
mengefektifkan pemuatan bahan baku maupun pakan jadi.