Anda di halaman 1dari 23

Soal dan Pembahasan Isometri 1

SOAL HALAMAN 42

1. Diketahui garis g dan h seperti dapat dilihat pada gambar. Dengan menggunakan
jangka dan penggaris lukislah garis g’=Mh(g) dengan Mh sebuah pencerminan pada
garis h.
Jawab :
g

o
h
o

g’

2. Diketahui garis-garis s, t, u dan titik A,B seperti dapat dilihat pada gambar di
bawah ini. T adalah sebuah isometri dengan B = T(A) dan u = T(s). Kalau t s, lukislah
t’=T(t).
Jawab:
t Diketahui : dan ,

Karena maka
Karena dan T isometri, maka
.
Jadi, untuk melukis t’ buat garis t’ melalui B yang tegak lurus u.
s
A

3. Diketahui garis t, lingkaran l dengan pusat D dan segitiga ABC seperti pada
gambar.

a) Lukislah Mt(
Soal dan Pembahasan Isometri 2

b) Hubungan apakah antara dan Mt( ?


c) Lukislah Mt(l)

Jawab:
a) A’ B

O C
t
P
C’
A B’

b) Perhatikan ΔABC dan ΔA’B’C’


Karena A’=Mt(A) OA’=OA dan A’P = AP

B’=Mt(B) OB’=OB

C’=Mt(C) OC’=OC

Diperoleh m( ABC)= m( A’B’C’)
∠ ∠
AB=OA+OB=OA’+OB’=A’B’
m( BAC)= m( B’ A’C’).
∠ ∠
Berdasarkan teorema, (Sd S Sd) maka ΔABC ΔA’B’C’.
¿

c)

D’

4. Diketahui garis t.
a) Lukislah sebuah ΔABC sehingga Mt(ΔABC) = ΔABC (artinya : oleh Mt,
ΔABC dan hasil refleksi pada t berimpit).
b) Lukislah sebuah lingkaran yang berimpit dengan petanya oleh Mt.
c) Lukislah sebuah segi empat yang berimpit dengan petanya oleh Mt.
Soal dan Pembahasan Isometri 3

Jawab:
Untuk melukis ΔABC yang berhimpit dengan Mt(ΔABC),
a) A=A’
maka segitiga ΔABC haruslah merupakan segitiga samakaki
dengan AO sebagai sumbu simetri, t berhimpit dengan AO,
sehingga BO = OC.
Mt(A) = A’ = A
Mt(B) = B’ = C
Mt(C) = C’ = B
B=C’ O C=B’ Jadi Mt(ΔABC) = ΔA’B’C’ = ΔABC
t

l=l’
b) Untuk melukis lingkaran l yang berhimpit dengan Mt(l), maka
titik pusat lingkaran l haruslah berada pada sumbu refleksi t
O=O’ sehingga Mt(l) = l’= l.

c) Untuk melukis segiempat yang berhimpit dengan petanya


oleh Mt, maka haruslah cermin t harus berhimpit dengan
sumbu simetri segiempat tersebut.

t
g’
5. Diketahui garis g = {(x,y)
Y |x + 2y = 1} dan h = {(x,y) |x = -1}.
C
Tulislah sebuah persamaan garis g’ = Mh(g).
B(0, )
Jawab:

A’(-3,0) A(1,0)

gX

D
h:x = -1
Soal dan Pembahasan Isometri 4

Karena Mh sebuah refleksi pada h, maka merupakan isometri.


Jadi, menurut teorema ”sebuah isometri memetakan garis menjadi garis”, dan Mh(g)
= g’, maka g’ adalah sebuah garis.
Titik A(1,0) merupakan titik potong antara garis g dan sumbu X.
Titik C merupakan titik potong antara garis g dan h.
Jadi C g dan C h.
¿ ¿

Karena C h maka Mh(C) = C


¿

Jadi g’ akan melalui titik C, dan g’ akan melalui A’ = Mh(A).


 Koordinat titik C
g ≡ x + 2y = 1 x + 2y – 1 = 0,
h ≡ x = -1
substitusikan x = -1 ke persamaan garis g ≡ x + 2y = 1, diperoleh :
-1 + 2y – 1 = 0 2y =2 y = 1
Jadi C(-1,1)
 Kordinat A’ = Mh(A)
Titik D(-1,0) adalah titik potong h dengan sumbu X.
AD = xA – xD = 1- (-1) = 2
Karena isometri maka D A’ = AD = 2
Jadi, AA’ = AD + DA’ = 2 + 2 = 4
Misal titik A’(x’,y’)
Absis titik A’ adalah 1 - 4 = -3
Diperoleh x’ = -3 dan y’ = y = 0
Jadi, A’(-3,0)
Jadi, g’ melalui titik C(-1,1) dan A’(-3,0)
Persamaan garis g’:
y− y 1 x−x 1 y−1 x−(−1)
= ⇔ =
y 2− y 1 x 2 −x1 0−1 −3−(−1 )
Soal dan Pembahasan Isometri 5

=
y−1 x+1

−1 −2
=
⇔ y−1 x +1
2
=
⇔y 1 1
x+ +1
2 2
=
⇔y 1 3
x+
2 2

⇔ x−2 y +3=0
Jadi, g’ = {(x,y) | x - 2y + 3 = 0}
6. Diketahui garis g = {(x,y) |3x - y + 4= 0} dan h = {(x,y) |y = 2}.
Tulislah persamaan garis g’ = Mh(g).
Jawab:
Y
g

A(0,4)

D h
C
B(,0) A’(0,0) X

Karena Mh sebuah refleksi pada h, maka merupakan isometri.


Jadi, menurut teorema ”sebuah isometri memetakan garis menjadi garis”, dan Mh(g)
= g’, maka g’ adalah sebuah garis.
Titik A(4,0) merupakan titik potong antara garis g dan sumbu Y.
Titik C merupakan titik potong antara garis g dan h.
Jadi C g dan C h.
¿ ¿

Karena C h maka Mh(C) = C


¿

Jadi g’ akan melalui titik C, dan g’ akan melalui A’ = Mh(A)


Soal dan Pembahasan Isometri 6

 Koordinat titik C
g ≡ 3x - y + 4= 0, h ≡ y = 2
substitusikan y = 2 ke persamaan garis g ≡ 3x - y + 4= 0, diperoleh:
3x – 2 + 4= 0 3x = -2 x =
2

3
Jadi C ( ,2)
2

3
 Koordinat A’ = Mh(A)
Titik D (0,2) adalah titik potong h dengan sumbu Y.
AD = yA – yD = 4 −¿ 2=2
Karena isometri maka D A’ = AD = 2
Jadi, AA’ = AD + DA’ = 2 + 2 = 4
Misal titik A’(x’,y’)
Ordinat titik A’ adalah 4 −¿ 4 = 0
Diperoleh y’ = 0 dan x’ = x = 0
Jadi, A’(0,0)
Jadi, g’ melalui titik C( ,2) dan A’(0,0)
2

3
Persamaan garis g’:
y− y 1 x−x 1 y−2 2
= ⇔ x−(− )
y2− y1 x 2 −x1 0−2 3
=
2
0−(− )
3
=
y−2 2
⇔ x+
−2 3
2
3
= -2
⇔ y−2 3
( x+1 )
2
= -3x -2 +2
⇔y
= -3x
⇔y
Soal dan Pembahasan Isometri 7

⇔3 x+ y=0
Jadi, g’ = {(x,y) | }
3 x+ y=0
7. Diketahui garis-garis g = {(x,y) | y = 0}, h = {(x,y) |y = x}, dan k = {(x,y) |x = 2}.
Tulislah persaman garis-garis berikut;
a). Mg(h) b). Mh(g)
c). Mg(k) d). Mh(k)
Jawab: Y
a). h: y=x

A(1,1)

1 X
A’(1,-1)

g: y=0 h’: y=-x

Karena Mg sebuah refleksi pada g maka merupakan isometri.


Menurut teorema, “ Sebuah isometri memetakan garis menjadi garis ”, dan M g(h) =
h’, maka h’ adalah sebuah garis.
Titik O(0,0) merupakan titik potong antara garis g dan h.
Jadi, O g dan O h.
¿ ¿

Karena O g maka Mg(O) = O


¿

Jadi h’ akan melalui titik O(0,0)


Ambil sebarang titik di h, misal A(1,1), maka h’ juga akan melalui A’ = Mg(A).
A(x,y) A’(x,-y) , g = {(x,y) | y = 0}
Mg

Jadi, A(1,1) A’(1,-1)
Mg

Jadi, garis h’ melalui titik O(0,0) dan A’(1,-1)
Persamaan garis h’:
y− y 1 x−x 1 y−0 x−0 ⇔ y=−x
= ⇔ =
y 2− y1 x 2 −x1 −1−0 1−0
Soal dan Pembahasan Isometri 8

Jadi, h’ = {(x,y) | y = -x}.

Y
b).

h: y=x

C’(0,1)
X = g:y=0
C(1,0)

g’: x=0

Karena Mh sebuah refleksi pada h maka merupakan isometri.


Menurut teorema, “ Sebuah isometri memetakan garis menjadi garis ”, dan M h(g) =
g’, maka g’ adalah sebuah garis.
Titik O(0,0) merupakan titik potong antara garis g dan h.
Jadi, O g dan O h.
¿ ¿

Karena O h maka Mh(O) = O


¿

Jadi g’ akan melalui titik O(0,0)


Ambil sebarang titik di g, misal C(1,0), maka g’ juga akan melalui C’ = Mh(g).
C(x,y) C’(y,x)
Mg

Jadi, C(1,0) C’(0,1)
Mg

Jadi, garis g’ melalui titik O(0,0) dan C’(0,1)
Persamaan garis g’:

y− y 1 x−x 1 y−0 x−0 ⇔ x=0


= ⇔ =
y2− y1 x 2 −x1 1−0 0−0
k : x=2
Jadi, g’ = {(x,y) | x = 0}.Y
c). B(2, )

X
P(2,0)

g:y=0 O

B’(2,- )

k'’
Soal dan Pembahasan Isometri 9

Karena Mg sebuah refleksi pada g maka merupakan isometri.


Menurut teorema, “ Sebuah isometri memetakan garis menjadi garis ”, dan M g(k) =
k’, maka k’ adalah sebuah garis.
Titik P(2,0) merupakan titik potong antara garis g dan k.
Jadi, P g dan P k.
¿ ¿

Karena P g maka Mg(P) = P, maka k’ akan melalui titik P(2,0)


¿

Ambil sebarang titik di k, misal B(2, ), maka k’ juga akan melalui B’ = Mg(B).
1
2
B(x,y) B’(x’,y’) = B’(x,-y)
Mg

Jadi, B(2, ) B’(2,- )
1 Mg 1

2 2
Jadi, garis k’ melalui titik P(2,0) dan B’(2,- )
1
2
Jadi, k’ = k = {(x,y) | x = 2}.
d). Y k: x=2 h: y=x

k’: y=2
B’(0,2) A(2,2)

B(2,0) X

Karena Mh sebuah refleksi pada h maka merupakan isometri.


Soal dan Pembahasan Isometri 10

Menurut teorema, “ Sebuah isometri memetakan garis menjadi garis ”, dan M h(k) =
k’ , maka k’ adalah sebuah garis.
Titik A(2,2) merupakan titik potong antara garis h dan k.
Jadi, A h dan A k.
¿ ¿

Karena A h maka Mh(A) = A


¿

Jadi k’ akan melalui titik A(2,2)


Ambil sebarang titik di k, misal B(2,0), karena h: y = x maka Mh(B) = (0,2) = B’.
Jadi k’ melalui A dan B’
Persamaan garis k’:
y− y 1 x−x 1 y−2 x−0 ⇔ y=2
= ⇔ =
y2− y 1 x 2 −x1 2−2 2−0
Jadi, g’ = {(x,y) | y=2}.
8. Jika g = {(x,y) | y = x} dan h = {(x,y) |y = 3 – 2x}, tentukan persamaan garis Mg(h).
Jawab: Y

B(0,3) g: y=x
C’(0,)
A
B’(3,0) X
C(,0)

Karena Mg sebuah refleksi pada h maka merupakan isometri.


Menurut teorema, “ Sebuah isometri memetakan garis menjadi garis ”, dan
Mg(h)=h’, maka h’ adalah sebuah garis.
Titik A merupakan titik potong antara garis g dan h.
Jadi, A g dan A h.
¿ ¿

Karena A g maka Mg(A) = A


¿

Jadi h’ akan melalui titik A


Soal dan Pembahasan Isometri 11

Ambil titik B(0,3) dan C( ,0) karena g: y = x maka Mg(B) = B’ dan Mg(C)=C’.
3
2
Jadi h’ melalui B’ dan C’
Persamaan garis h’:
y− y 1 x−x 1 y −0 x−3
= ⇔ =
y 2 − y 1 x 2 −x1 3 0−3
−0
2

3 9
⇔−3 y= x−
2 2

⇔−6 y=3 x−9

⇔3 x+6 y−9=0
Jadi, h’ = {(x,y) | }.
3 x+6 y−9=0

9. Jika g = {(x,y) | y = -x} dan h = {(x,y) |3y = x + 3}, selidikilah apakah A(-2,-4)
terletak pada garis h’ = Mg(h).
Jawab: Y

B’(0,3)
h: 3y=x+3
D
C(0,1)
B(-3,0) X
C’

g: y=-x

Karena Mg sebuah refleksi pada h maka merupakan isometri.


Menurut teorema, “ Sebuah isometri memetakan garis menjadi garis ”, dan
Mg(h)=h’ , maka h’ adalah sebuah garis.
Titik D merupakan titik potong antara garis g dan h.
Jadi, D g dan D h.
¿ ¿

Karena D g maka Mg(D) = D


¿
Soal dan Pembahasan Isometri 12

Jadi h’ akan melalui titik D


Ambil titik B(-3,0) dan C(0,1) karena g: y = - x maka Mg(B) = B’ dan Mg(C)=C’.
Jadi h’ melalui B’ dan C’
Persamaan garis h’:
y− y 1 x−x 1 y−0 x−(−1) ⇔ y=( x+1)3 ⇔ y=3 x +3
= ⇔ =
y2− y1 x 2 −x1 3−0 0−(−1)
Jadi, h’ = {(x,y) | }
y=3 x+3
Akan diselidiki apakah A(-2,-4) terletak pada garis h’ = Mg(h)
Substitusikan A(-2,-4) pada h’: y = 3x + 3
Maka h’ : -4 = 3(-2) + 3
-4 = -3 ( pernyataan yang salah)
Diperoleh A(-2,-4) tidak memenuhi persamaan h’: y = 3x + 3, artinya A(-2,-4) tidak
terletak pada garis h’ = Mg(h)

10. Diketahui lingkaran l=


{( x , y ) : ( x−2 )2 + ( y−3 )2 =4 }
T sebuah isometri yang memetakan titik A(2,3) pada A’(1,-7). Tentukan persamaan
himpunan T(l). Apakah peta l juga lingkaran?
Jawab:
l=
{( x , y ) : ( x−2 )2 + ( y−3 )2 =4 }
A’=T(A) dengan A(2,3) dan A’(1,-7).
L adalah lingkaran dengan pusat (2,3) dan jari-jari=2.
Karena A adalah pusat lingkaran l, maka A’=(1,-7) adalah pusat lingkaran l’=T(l).
Sehingga T(l)=l’=
{( x , y ) : ( x−1 )2 + ( y+ 7 )2 =4 }
Peta l yaitu l’ adalah lingkaran karena isometri T mengawetkan besarnya sudut
yaitu 360o.

11. Diketahui lima garis g, g’, h, h’, dan k sehingga g’=M k(g), dan h’=Mk(h).
Apabila g’//h’ buktikan bahwa g//h.
Jawab:
Dipunyai g’//h’.
Soal dan Pembahasan Isometri 13

Adt g//h
Andaikan g tidak sejajar h, maka menurut teorema, bahwa isometri M k
mengawetkan kesejajaran 2 garis, diperoleh g’ tidak sejajar dengan h.
Padahal dipunyai g’//h’, maka pengandaian harus dibatalkan.
artinya, g//h.
12. Diketahui garis-garis g, h, dan h’ sehingga h’=M g(h). Apakah ungkapan-
ungkapan di bawah ini benar?
a) Jika h’//h, maka h//g.
b) Jika h’=h maka h=g.

c) Jika h’ h={A}, maka A g.


¿

Jawab:
h’ g h
a) Benar

b) Benar h’
g
h

c) Benar
A

h
h'
g
13. Buktikan sifat berikut: Apabila g h maka M h(g)=g. Apakah ini berarti

bahwa apabila P g maka Mh(P)=P?


Jawab:
Dipunyai g h.
Adt Mh(g)=g.
Karena Mh mengawetkan besarnya dua sudut yaitu sudut antara g dan h sebesar 90 o,
maka sudut antara g’ dan h juga 90o. Sehingga g’ merupakan pelurus g. Jadi, g’
berimpit dengan g sehingga Mh(g)=g.
P P’ g
Kasus I. P g, P h maka Mh(P)=P.
h

Kasus II. P g, PX
¿
P P’ g
h
Soal dan Pembahasan Isometri 14

h. Karena Mh isometri maka OP=OP’. Diperoleh P=P’.Jadi, Mh(P) P.


¿

15. Jika g = {(x,y) | y = 2x + 3} dan h = {(x,y) |y = 2x + 1}, tentukan persamaan


garis h’ = Mg(h).
Jawab: Y
h’
g: y=2x+3
E
h: y=2x+1
D(0,3)
B(0,1)
F C ,1) X
A

Karena Mg sebuah refleksi pada h maka merupakan isometri.


Menurut teorema, “ Sebuah isometri memetakan garis menjadi garis ”, dan M g(h) =
h’ , maka h’ adalah sebuah garis.
Titik A(- ,0 ) merupakan titik potong antara garis h dengan sumbu X.
1
2
Titik B(0,1) merupakan titik potong antara garis h dengan sumbu Y.
Titik C(- ,0 ) merupakan titik potong antara garis g dengan sumbu X.
3
2
Titik D(0,3) merupakan titik potong antara garis h dengan sumbu Y.
Sehingga =1, =1
AC BD
Diperoleh h’ memotong sumbu X di titik F(- ,0)
5
2
h’ memotong sumbu Y di titik E(0,5)
Persamaan garis h’ melalui F dan E sehingga persamaan g’:
Soal dan Pembahasan Isometri 15

y− y 1 x−x 1 y−0 5 5 5
= ⇔ x−(− ) ⇔ y=5 ( x+ )
y2− y1 x 2 −x1 5−0 2 2 2
=
5
0−(− )
2
⇔5 y=10 x +25
⇔ y−2 x−5=0
Jadi, h’ = {(x,y) | }
y−2 x−5=0
16. Suatu transformasi T ditentukan oleh T(P)=(x+1,2y) untuk semua P(x,y).
a) Jika A(0,3) dan B(1,-1) tentukan A’=T(A) dan B’=T(B). Tentukan pula

persamaan dan .

AB ⃗
A 'B'
b) Apabila C(c,d)

c) selidiki apakah C’=T(C)



AB
d)

AB
e) Apabila D’(e,f)

f) selidiki apakah D

AB
g) dengan D’=T(D).

AB
h) Menurut teorema, disebutkan bahwa jika transformasi T suatu isometric
maka peta sebuah garis adalah suatu garis. Apakah kebalikannya benar?
Jawab:
T(P)=(x+1,2y) P(x,y)

a) A(0,3), B(1,-1)
A’=T(A)=(0+1,2x3)=(1,6)
B’=T(B)=(1+1,2x(-1))=(2,-2)
Soal dan Pembahasan Isometri 16

y− y 1 x−x 1

AB ⇒ =
y 2− y 1 x 2 −x1
y −(−1) x−1
⇔ =
3−(−1) 0−1
y +1 x−1
⇔ =
4 −1
⇔− y−1 =4 x−4
⇔ y +4 x−3=0

y− y 1 x−x 1

A 'B' ⇒ =
y2− y 1 x 2 −x 1
y −(−2) x−2
⇔ =
6−(−2 ) 1−2
y +2 x−2
⇔ =
8 −1
⇔− y−2 =8 x−16
⇔ y +8 x−14=0
b) C(c,d)
c)

AB
Akan diselidiki C’=T(C)


A 'B'
Karena A’=T(A), B’=T(B), maka merupakan peta dari .

A 'B' ⃗
AB
Sehingga jika C

maka C’=T(C)

AB


A 'B'
d) D’(e,f)

e) diselidiki apakah D

AB
f) dengan D’=T(D).

AB
Soal dan Pembahasan Isometri 17

Karena merupakan peta maka jika D’



A 'B' ⃗
AB
pasti D

AB
.

AB
g) Dipunyai h’ adalah garis.
Akan ditunjukkan h adalah garis dengan h’=T(h).
Andaikan h bukan garis maka h’=T(h) bukan garis.
Padahal dipunyai h’ garis.
Maka pengandaian harus dibatalkan. Artinya, h suatu garis .
Jadi, jika h’ garis maka h juga garis dengan h’=T(H).

18. Ada berapa refleksi garis dengan sifat berikut:


a) Sebuah segitiga sama kaki direfleksi pada dirinya sendiri?
b) Sebuah persegi panjang direfleksi pada dirinya sendiri?
c) Sebuah segiempat beraturan direfleksi pada dirinya sendiri?
Jawab:
a) 1 refleksi

b) 2 refleksi

c) 4 refleksi
Soal dan Pembahasan Isometri 18

SOAL HALAMAN 47

1. Pada gambar 4.10, ada tiga titik tidak segaris, yaitu P, Q, R; T dan S adalah
isometri- isometri dengan P’ = T(P), Q’ = T(Q), R’ = T(R) sedangkan P’’ = S(P), Q’’ =
S(Q), R’’ = S(R). Termasuk golongan manakah T dan S itu?

R’’
R’
Q
P’
P’’
Q’’
R
P Q’

Jawab :
R’
R’’
Q
P’
P’’
Q’’
R
P
Q’
Jadi :
T merupakan isometri lawan dan S merupakan isometri langsung.
2. Isometri T memetakan A pada X; B pada Y dan C pada Z. Apabila T sebuah
isometri lawan tentukan titik Z. A

C
B

Z Y
3. Sebuah isometri S memetakan D pada W, E pada Z dan F pada U. Apabila S
sebuah isometri langsung, tentukan U.
Jawab: W
D
Z
E F
Soal dan Pembahasan Isometri 19

4. Diketahui sebuah titik A dan dua transformasi T dan S yang didefinisikan

sebagai berikut: T(A)=A, S(A)=A. Jika P A, T(P)=P’ dan S(P)=P’’. P’ adalah


¿

titik tengah ruas garis sedangkan A titik tengah . Termasuk golongan


AP PP''
manakah masing-masing trnsformasi S dan T itu?
Jawab:
T(A)=A, S(A), jika P A T(P)=P’,S(P)=P”
¿ ⇒
Ilustrasi:

P” A P’ P

Dari gambar diperoleh S isometri berlawanan karena P A} } {



PA =− ¿⃗
¿

Dan T isometri langsung karena



PA=⃗
P' A
5. Tentukan koordinat-koordinat titik P pada sumbu X sehingga

.
∠ APO =∠ BPX
Diketahui bahwa A=(0,3) dan B=(6,5).
Jawab:
A=(0,3) dan B=(6,5).
Misal P(x,0)

Y Agar maka,
Jadi, agar maka P(9/4,0)

B(6,5)
5
A(0,3)

α β
xP 6-x X
6
Soal dan Pembahasan Isometri 20

6. Sebuah sinar mamancar dari titik A(6,4) dan diarahkan ke titik P(2,2) pada
sebuah cermin yang digambar sebagai garis g = {(x,y) |y = x}. Ada sebuah garis h =
{(x,y) |x = -1}. Sinar yang dipantulkan memotong garis h pada sebuah titik Z.
Tentukan koordinat- koordinat titik Z.
Jawab:
Y Koordinat A’(4,6)
Persamaan sinar A’P
g; y=x
Jika x = -1 maka 2y + 4 +4 =0
A’ Jadi, y = -4
Jadi, koordinat Z(-1,-4)
A(6,4)
P(2,2)

h: x=-1

7. Diketahui garis-garis g dan h dan titik-titik P dan R.


Diketahui bila bahwa P’=Mg(P), P”=Mh(P’), R’=Mg(R), dan R”=Mh(R).
a. Lukislah P’ dan R”
b. Bandingkan jarak PR dan P”R”
Jawab:
a. R’
g

P”

P’ R

R” P h
Soal dan Pembahasan Isometri 21

b. Karena PR = P’R’ (isometri mengawetkan jarak)


Maka jarak P’ dengan h = jarak P’’ dengan h
Jarak R’ dengan h = jarak R’’ dengan h
Jadi jarak P’R’ = jarak P’’R’’
Karena jarak PR = jarak P’R’ dan jarak P’R’ = jarak P’’R’’, maka jarak PR = jarak
P’’R’’.
8. Diketahui bahwa T dan S adalah padanan- padanan sehingga untuk semua titik P
berlaku T(P) = P’ dan S(P’) = P’’.
W adalah sebuah fungsi yang didefinisikan untuk semua P sebagai W(P) = P’’.
Apakah W suatu transformasi?.
Jawab:
W suatu fungsi sehingga titik P P” S W(P) = P”.
∀ ∃ ¿ ¿

 Ditunjukkan W surjektif
Pikirkan sebarang titik A(x,y)
Jelas A(x,y) A’(x’,y’) A”(x”,y”), atau
T S
→ →
A(x,y) A”(x”,y”)
W

Jadi, titik A A” S W(P) = P”.
∀ ∃ ¿ ¿

Jadi, W surjektif.
 Ditunjukkan W injektif
Pikirkan sebarang titik B(x,y) dan C dengan B≠C.
Jelas B B” = W(B)
W

C C” = W(C) , dengan W(B) ≠ W(C)
W

Jadi, titik B dan C dengan B ≠ C berlaku W(B) ≠ W(C).

Jadi, W injektif.
Jadi, karena W surjektif dan injektif maka W merupakan transformasi.
9. R adalah suatu transformasi yang didefinisikan untuk semua titik P ( x , y )
sebagai R ( P ) = (− y , x )
a) Selidiki apakah R suatu isometri
Soal dan Pembahasan Isometri 22

b) Jika R sebuah isometri, apakah isometri langsung atau isometri lawan?


Jawab :
R transformasi
∀ P ( x , y ) , R ( P ) = (− y , x )
a) Apakah R isometri
Ambil P1 ( x , y ) , P2 ( a , b )
R ( P1 ) = (− y , x ) = P'1
R ( P2 ) = (−a , b ) = P'2
' '
Akan ditunjukkan P1 P2 = P 1 P2
P1 P2 = √ ( x−a ) +( y−b )
2 2

¿ √ x 2−2ax + a2+ y 2−2 by+ b2


' '
P1 P2 = √ (−y −(−b ) ) +( x−a )
2 2

= √ (−y +b ) + ( x−a )
2 2

¿ √ y 2−2 by+ b2 + x 2−2 ax+ a2


¿ √ x 2−2ax + a2+ y 2−2 by+ b2
' '
Diperoleh P1 P2 = P 1 P2
Jadi, R mengawetkan jarak, sehingga R merupakan isometri.
b) Apakah R isometri langsung atau isometri lawan
Ambil sebarang titik P, Q, S tidak segaris.
Misalkan P ( a , b ) , Q ( c , d ) , dan S ( e , f ) .
Maka P' (−b , a ) , Q' (−d , c ) , dan S ' (−f , e ) dengan R ( P ) = P' , R
( Q ) = Q' , dan R ( S ) = S '
Y

P
X
S
Soal dan Pembahasan Isometri 23

10. Diketahui sebuah garis g dan titik A, A’ dan B sehingga M g(A) = A’ dan

garis ¿−− ¿
// g. Dengan menggunakan suatu penggaris saja tentukan titik B’ =
AB
Mg(B)
Jawab:
A B
g
A’ B’

Anda mungkin juga menyukai