Anda di halaman 1dari 6

BAB VIII

AGITASI MEKANIK DAN PENCAMPURAN CAIRAN

8.1 Tujuan
Tujuan dari melaksanakan praktikum ini adalah dapat menentukan pola
pencampuran, kebutuhan daya, waktu pencampuran dan bilangan Reynold,
bilangan Power serta bilangan Froud dari fluida yang bercampur.

8.2 Tinjauan Pustaka


Proses pengadukan biasanya menggunakan mesin mixing dimana
merupakan salah satu alat pencampur dalam sistem emulsi sehingga menghasilkan
suatu dispersi yang seragam atau homogen. Pencampuran diartikan sebagai suatu
proses menghimpun dan membaurkan bahan-bahan dimana diperlukan gaya
mekanik untuk menggerakkan alat pencampur supaya pencampuran dapat
berlangsung dengan baik (Priyati, 2016).
Pengadukan bertujuan untuk mempercepat proses pencampuran fluida
karena dapat mempercepat terjadinya perpindahan massa dan energi yang berupa
panas, baik yang disertai reaksi kimia maupun tidak. Alat tangki berpengaduk
yang merupakan satu sistem pencampuran dapat dilengkapi dengan impeller dan
baffle. Prinsip kerja tangki pengaduk adalah mengubah energi mekanis motor
yang memutar shaft impeller menjadi energi kinetik aliran fluida dalam tangki
berpengaduk. Energi kinetik tersebut menimbulkan sirkulasi aliran fluida di ujung
blade impeller sehingga terjadi proses pencampuran. Faktor-faktor yang
mempengaruhi pengadukan dalam side-entering tank meliputi kecepatan putar
impeller, geometri tangki, jenis fluida, sifat fluida, jenis impeller, jumlah impeller,
dan letak atau posisi poros impeller. Dilihat dari jenis fluidanya, pencampuran
dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu pencampuran single phase dan pencampuran
multi phase. Dimana untuk pencampuran single phase meliputi fasa cair-cair,
padat-padat, atau gas-gas. Untuk pencampuran multiphase meliputi fasa cair-
padat, cair-gas, cair-gas-solid, ataupun cair-gas-gas (Gustiayu dkk, 2012).
Gambar 8.1 Sistem Agitasi

Suatu peningkatan skala pada tangki berpengaduk, jika kesamaan geometrik


peralatan skala kecil ke skala besar dipertahankan pada kondisi yang sama, maka
bagian-bagian yang relevan dengan perilaku cairan dalam tangki berpengaduk
adalah tenaga yang digunakan untuk agitasi (P) dan kecepatan putar pengaduk
(N). Konsumsi energi oleh tangki berpengaduk digambarkan dengan Bilangan
Power (Power Number). Bilangan Power merupakan bilangan yang tak
berdimensi yang diperoleh dengan persamaan:

Np = P /ρ N3 Dt 5

Dimana :

Np = Bilangan Power (Power Number)

P = Tenaga eksternal dari agitator (J/detik)

Ρ = Densitas cairan dalam tangki (kg/m3)

N = Kecepatan agitasi (rpm)


Dt = Diameter pengaduk (m), Geankoplis (2003).

Pergerakan cairan di dalam tangki berpengaduk dapat digambarkan dengan


bilangan tak berdimensi lain, yaitu bilangan reynolds (N Re). Bilangan Reynolds
merupakan rasio antara inersia dengan kekentalan. Bilangan Reynolds (N Re)
didefinisikan sebagai berikut :

N Re = ρ N D2 /η

Dimana :

N Re = Bilangan Reynolds

η = Kekentalan (kg/m.detik)

ρ = Densitas cairan dalam tangki (kg/m3)

N = Putaran Pengaduk (rpm)

Dt = Diameter pengaduk (m)

Bilangan tak berdimensi ini menunjukkan perbandingan antara gaya inersia


dengan gaya gravitasi. Bilangan Fraude dapat dihitung dengan persamaan berikut

𝐹� = �2/ �.� = (𝑁�)2 / �.� = 𝑁2�/�

Dimana:

Fr = Bilangan Fraude

N = Kecepatan putaran pengaduk (rpm)

D = Diameter pengaduk

G = Percepatan gravitasi (m/s2)

Bilangan Fraude bukan merupakan variabel yang signifikan. Bilangan ini


hanya diperhitungkan pada sistem pengadukan dalam tangki tidak bersekat. Pada
sistem ini bentuk permukaan cairan dalam tangki akan dipengaruhi gravitasi
sehingga membentuk pusaran (vortex). Vorteks menunjukkan keseimbangan
antara gaya gravitasi dengan gaya inersia.
Hubungan antara Bilangan Power (Np) dengan Bilangan Reynolds (NRe)
biasanya digunakan untuk menggambarkan hubungan antara konsumsi energi
dengan kecepatan pengadukan. Hubungan ini digambarkan dalam bentuk kurva
tenaga (power curve). Kurva ini diperoleh dengan cara memplotkan nilai-nilai Np
dan NRe berdasarkan data hasil percobaan yang meragamkan nilai kecepatan
pengaduk (N), diameter pengaduk (D), densitas (ρ), dan viskositas (η) cairan pada
tiap-tiap pengaduk yang mempunyai kesamaan geometrik tertentu, berdasarkan
nilai Bilangan Reynolds diperoleh tiga pola aliran, yaitu :

1. Aliran Laminer (viscous flow), pada N Re < 10 (aliran didominasi


oleh tingginya kekentalan cairan).
2. Aliran transisi (transient) pada N Re 10 - 104
3. Aliran turbulen (turbulent flow) pada N Re > 104 pencampuran
terjadi lebih cepat (Ali, 2013).

Gambar 8.2 Jenis-jenis agitator

Pola aliran dalam tangki pengaduk tergantung pada karakteristik fluida,


geometri tanki, jenis baffles dalam tanki, dan jenis agitator. Jenis aliran impeller
dan jenis pengaduk yaitu radial, axial dan campuran axial dan radial. Pemilihan
jenis dan ukuran mixer/agitator yang tepat tergantung pada jenis dan jumlah
pangan yang dicampur dan kecepatan operasi yang diperlukan untuk mencapai
derajat pencampuran dengan konsumsi energi yang minimum. Mixer diklasifikasi
dalam jenis-jenis berikut:

1) Propeller agitators
2) Paddle agitators
3) Turbine agitators
4) Pemilihan agitator dan kisaran viskositas (Suhargo, 2000).

8.3 Metodologi Percobaan


Percobaan ini dilakukan untuk pencampuran fase padat cair. Isi dari subab ini
adalah uraian bahan-bahan dan alat yang digunakan selama praktikum serta
diagram prosedur kerja.
8.3.1 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini dapat dilihat pada Tabel
VIII.1.
Tabel VIII.1 Daftar alat dan bahan
Alat Bahan
Beaker glass Air
Konduktometer Asam
Stopwatch Kapur (CaCO3)
Tachometer

8.3.2 Skema Kerja


Prosedur percobaan praktikum Agitasi Mekanik dan Pencairan adalah sebagai
berikut:

Memasukkan air sebanyak 10 L ke dalam tangki berpengaduk

Menyambungkan alat ke sumber listrik

Menenentukan besar kecepatan putar pengaduk dengan alat


Tachometer sesuai variabel

Menyalakan konduktometer dan mencatat konduktivitas dari


air hingga konstan

Memasukkan kapur sesuai variabel

Mencatat konduktivitas sesuai waktu yang telah ditentukan


dengan stopwatch hingga konstan

Mengukur arus daya alat tangki berpengaduk pada tiap kabel


Menambahkan asam sitrat sesuai variabel

Mencatat konduktivitas sesuai waktu yang telah ditentukan


dengan stopwatch hingga konstan

Mengukur densitas larutan setelah nilai konduktivitas


konstan
Mematikan dan memutuskan semua sambungan listrik ke
alat serta membersihkan alat yang telah digunakan.

Membersihkan semua alat yang digunakan selama praktikum


pengukuran fluida

Gambar 8.2 Diagram alir proses mixing

8.4 Hasil dan Pembahasan


8.5 Kesimpulan
8.6 Referensi
Ali, Fachruddin dkk. 2013. Analisa Aliran Fluida pada Mixing Crude Oil Storage
Tank dengan Cfd. Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).
Gustiayu, S. Brilliant dkk. 2012. Simulasi Pola Aliran dalam Tangki Berpengaduk
menggunakan Side Entering Impeller untuk Suspensi Padat Cair. JURNAL
TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-4. Institut Teknologi Sepuluh
Nopember (ITS).
Priyati, Asih dkk. 2016. Pengaruh Kecepatan Putar Pengadukan Adonan terhadap
Sifat Fisik Roti. Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol.4, No.
1. Universitas Mataram.
Suhargo. 2000. Mixing & Agitation In Food Processing (Pencampuran dan
Pengadukan dalam Pengolahan Pangan). Universitas Gadjah Mada.

Anda mungkin juga menyukai