Anda di halaman 1dari 112

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di era modern ini, kesehatan merupakan suatu hal penting yang
tidak terpisahkan dengan kehidupan masyarakat, sehingga secara tidak
langsung, hal ini memacu kepedulian pemerintah dan masyarakat akan
pentingnya kesehatan. Oleh sebab itu hal-hal yang menyangkut
pembangunan kesehatan, perlu ditingkatkan diantaranya melalui
peningkatan sarana-sarana kesehatan, baik dalam hal kualitas maupun
kuantitasnya.Puskesmas merupakan salah satu sarana kesehatan yang
disponsori oleh pemerintah, dimana jumlahnya yang banyak telah
menjangkau seluruh nusantara sehingga dapat dinikmati oleh seluruh
bangsa Indonesia.
Berdasarkan Permenkes RI No. 75 Tahun 2014 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat, Puskesmas adalah Pusat Kesehatan Masyarakat
yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan
upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-ingginya di wilayah kerjanya.
Sebagai penyelenggara pembangunan kesehatan, puskesmas
bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan
upaya kesehatan masyarakat, yang ditinjau dari Sistem Kesehatan
Nasional merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama (Depkes RI,
2009).
Idealnya pelayanan kesehatan yang diberikan oleh Puskesmas lebih
ditekankan pada tindakan yaitu meliputi:promotif (peningkatan kesehatan)
dan preventif (pencegahan penyakit) dari pada kuratif (pengobatan) dan
rehabilitative (pemulihan kesehatan). Pembangunan kesehatan adalah
penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk

1
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
Upaya kesehatan yang diselenggarakan Puskesmas terdiri dari
Upaya Kesehatan Wajib dan Upaya Kesehatan Pengembangan. Upaya
Kesehatan Wajib merupakan upaya kesehatan yang dilaksanakan oleh
seluruh Puskesmas di Indonesia. Agar upaya kesehatan terselengara secara
optimal, maka Puskesmas harus melaksanakan manajemen dengan baik.
Manajemen puskesmas dapat digambarkan sebagai suatu rangkaian
kegiatan yang bekerja secara sinergik, sehingga menghasilkan keluaran
yang efisien dan efektif.Manajemen puskesmas tersebut terdiri dari
perencanaan, pelaksanaan, pengendalian serta pengawasan dan
pertanggungjawaban.Seluruh kegiatan diatas merupakan satu kesatuan
yang saling terkait dan berkesinambungan (Depkes RI, 2006).
Sekalipun telah banyak keberhasilan yang dicapai oleh puskesmas
dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, namun dalam
pelaksanaanya masih banyak terjadi masalah-masalah yang dapat
menghambat puskesmas berfungsi maksimal. Masalah-masalah tersebut
dapat memengaruhi pemanfaatan puskesmas yang pada ujungnya
berpengaruh pada status kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya
(Oleske, 2002). Oleh sebab itu Puskesmas harus dikelola secara lebih
profesional. Sumber Daya Manusia Puskesmas perlu ditingkatkan
kemampuannya dalam menerapkan manajemen Puskesmas tersebut.
Sebagai calon dokter-dokter Puskesmas dimasa mendatang, kami
selaku dokter-dokter muda membutuhkan bekal pengalaman yang
berharga dengan cara berperan aktif dalam segala kegiatan puskesmas dan
berupaya mencari solusi dalam berbagai permasalahan yang ada di
Puskesmas Sidoarjo

B. Tujuan Dan Metodologi Dokter Muda


1. Tujuan
a. Tujuan Umum

2
Tersedianya data informasi akurat, tepat waktu dan sesuai
kebutuhan dalam rangka meningkatkan kemampuan manajemen
kesehatan secara berhasil guna dan berdaya guna.
Menyiapkan dokter muda untuk menjadi dokter yang
mampu melaksanakan dan mengembangkan upaya-upaya
kesehatan melalui Puskesmas sebagai pos terdepan dalam system
pelayanan kesehatan.
b. Tujuan Khusus
- Memahami struktur organisasi dan tugas pokok puskesmas
- Memahami pelaksanaan upaya-upaya puskesmas.
- Memahami daerah kerja puskesmas.
- Memahami fungsi dan tugas pokok puskesmas.
- Memahami sumber daya yang ada di puskesmas.
- Memahami cara merancang survey, mengumpulkan, mengolah,
menganalisa dan menginterprestasikan data sehingga mampu
merumuskan masalah kesehatan.
- Memahami cara pemecahan masalah atau pelaksanaan program
kesehatan.
- Mampu menginterprestasikan hambatan-hambatan dalam setiap
upaya pemecahan masalah kesehatan.
- Memahami dan mampu menerapkan teknik-teknik penyuluhan
kesehatan.
- Memahami keterkaitan dari sektor organisasi lain.

2. Metodologi
- Mengikuti dan mengamati secara langsung kegiatan-kegiatan di
Puskesmas Sidoarjo.
- Mencatat data – data yang diperlukan secara langsung mengenai
kegiatan-kegiatan di Puskesmas Sidoarjo.
- Mengikuti kegiatan di lapangan

3
C. Visi, Misi, dan Motto Puskesmas
1. VISI
“ Terwujudnya Pelayanan Kesehatan yang Bermutu, Aman,
Memuaskan, Profesional, Komunikatif untuk Mencapai
Masyarakat Sehat di Wilayah Puskesmas Sidoarjo ”.
Adalah suatu kondisi, dimana masyarakat yang tinggal di wilayah
kerja Puskesmas Sidoarjo, mau menyadari, mengenali, mampu mencegah
dan mengatasi permasalahan kesehatan yang dihadapi, sehingga dapat
terhindar dari gangguan kesehatan, baik yang disebabkan oleh penyakit,
bencana, maupun pengaruh lingkungan dan perilaku yang tidak
mendukung untuk hidup sehat.
Disamping visi diatas Puskesmas Sidoarjo mempunyai Visi
tersendiri yaitu “Menjadikan Puskesmas Sidoarjo Sebagai
PUSKESMAS CERIA yang bermutu”
Tujuan Puskesmas Ceria adalah memuaskan pelanggan terhadap
pelayanan kesehatan yang telah kita berikan. Untuk mencapai tujuan
tersebut ditetapkan strategi sebagai berikut:
1. Strategi untuk meningkatkan mutu tenaga kesehatan
Puskesmas Ceria dalam meningkatkan mutu tenaga kesehatan
menggunakan strategi “PusKesMas” yang mencakup tiga aspek yaitu
“Pus”, “Kes”, “Mas” adapun rinciannya sebagai berikut :
a. PUS : merupakan singkatan Profesional, Unggul dan Santun
artinya Puskesmas Ceria akan ditangani tenaga yang professional
dibidangnya, unggul dalam hal ilmu dan keahlian serta mempunyai
sopan santun dalam hal lisan dan tindakan.
b. KES: merupakan singkatan Komitmen, Etika dan Santun artinya
tenaga kesehatan dalam menyelenggarakan Puskesmas Ceria harus
mempunyai komitmen yang tinggi dalam bekerja serta harus
beretika dan mempunyai semangat tinggi untuk kelangsungan
pelayanan kesehatan yang konsisten dalam peningkatan mutu.

4
c. MAS: merupakan singkatan Manusiawi, Asuh dan Simpati artinya
tenaga kesehatan di Puskesmas Ceria dalam pelayanan kesehatan
harus memperlakukan pelanggan secara manusiawi secara ikhlas
mau melayani dengan rasa simpati.
2. Strategi peningkatan mutu pelayanan kesehatan
Puskesmas Ceria dalam meningkatkan mutu pelayanan menggunakan
strategi “CERIA” yakni Cakap, Empati, Ramah, Ikhlas dan Aman
a. Cakap : Pelayanan kesehatan oleh Puskesmas Ceria dilaksanakan
dengan cakap, tepat pada saat pelanggan membutuhkan
pelayanan.
b. Empati : Pelayanan kesehatan oleh Puskesmas Ceria
dilaksanakan dengan memberikan perhatian terhadap keluhan
pelanggan
c. Ramah : Pelayanan kesehatan oleh Puskesmas Ceria
dilaksanakan dengan memberikan pelayanan yang sopan, ramah
dalam bercakap maupun bertindak
d. Ikhlas : Pelayanan kesehatan oleh Puskesmas Ceria dilaksanakan
dengan memberikan pelayanan yang ikhlas terhadap pelanggan
tanpa memandang status social
e. Aman : Pelayanan kesehatan oleh Puskesmas Ceria dilaksanakan
sesuai Standart Operating Procedure (SOP) sehingga akan
memberikan rasa aman dan keyakinan tinggi tentang mutu
pelayanan kesehatan yang diterima

3. MISI
1. Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu.
2. Mendorong masyarakat untuk berpendidikan hidup bersih dan
sehat.
3. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan.

5
4. MOTTO
“Kami Siap Memberikan Pelayanan yang Terbaik Untuk Anda”

 Tujuan Puskesmas
Tujuan yang ingin dicapai Puskesmas Sidoarjo dalam melaksanakan
pelayanan dasar atau pelayanan public yang mendasar dan mutlak
untuk memenuhi kebutuhan dasar yang layak dalam kehidupan, yang
tertuang dalam konsep standar pelayanan minimal (SPM) Puskesmas.
Tujuan tersebut antara lain :
1. Memberikan pelayanan kepada publik tanpa kecuali dalam bentuk,
jenis, tingkat dan mutu pelayanan yang esensial dan sangat
dibutuhkan oleh masyarakat.
2. Menjamin akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan dasar
dengan kualitas, tanpa mengorbankan mutu, dan mempunyai
dampak yang luas pada masyarakat (Positif Health Externality).
3. Mewujudkan mutu lingkungan hidup yang lebih sehat pada
masyarakat.
4. Memberdayakan individu, keluarga dan masyarakat agar mampu
berprilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
5. Meningkatkan peran aktif segala lapisan masyarakat untuk hidup
sehat serta dapat mengatasi masalah kesehatan dasarnya sendiri.
6. Mengembangkan upaya kesehatan berbasis masyarakat (UKBM).
7. Meningkatkan status gizi keluarga dan masyarakat.
8. Menjamin ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan
9. Meningkatkan upaya pencegahan dan pengendalian penyakit baik
menular maupun tidak menular.
10. Memelihara dan memanfaatkan sarana dan prasarana kesehatan
yang tersedia.
11. Menggalang dan meningkatkan kerjasama lintas program dan
lintas sektoral.

6
 Fungsi Puskesmas
Fungsi puskesmas adalah sebagai :
1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan
Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau
penyelanggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh
masyarakat dan dunia usaha diwilayah kerjanya, sehingga
berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan. Disamping itu
puskesmas aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari
penyelenggaraan setiap program pembangunan diwilayah kerjanya
2. Pusat pemberdayaan masyarakat
Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka
masyarakat, keluarga, dan masyarakat,memiliki kesadaran ,kemauan
dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup
sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan
termasuk sumber pembiayaannya, serta ikut menetapkan,
menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan.
Pemberdayaan perorangan, keluarga dan masyarakat ini
diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan situasi,
khususnya social budaya masyarakat setempat.
3. Pusat pelayanan kesehatan masyarakat primer
Pelayanan kesehatan masyarakat primer adalah pelayanan yang
bersifat public goods dengan tujuan utama memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan
penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Pelayanan
kesehatan masyarakat tersebut antara lain adalah promosi kesehatan,
pemberantasan penyakit penyehatan lingkungan, perbaikan
gizi,peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan
jiwa masyarakat serta berbagai program kesehatan masyarakat
lainnya.
4. Pusat pelayanan kesehatan perorangan primer

7
Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan
kesehatan tingkat pertama serta menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan. Pelayanan kesehatan perorangan tingkat
pertama yang menjadi tanggung jawab puskesmas adalah
pelayanan yang bersifat pribadi (private goods).
Dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan
kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan
dan pencegahan penyakit

 Pelaksanaan Kerja
Praktek kerja lapangan di Puskesmas Sidoarjo Kecamatan Sidoarjo
Kabupaten Sidoarjo dilaksanakan mulai tanggal 30 April 2018 – 26
Mei 2018 setiap hari kerja dengan berbagai kegiatan meliputi:
1. Mengikuti serta memahami kegiatan-kegiatan puskesmas
dalam pelaksanaan usaha-usaha kesehatan pokok.
2. Mengumpulkan dan menggunakan data dari berbagai sumber
tentang pelaksanaan program-program puskesmas.
3. Diskusi langsung dengan kepala puskesmas dan
penanggungjawab masing-masing pogram
4. Terlibat secara langsung dalam pelaksanaan kegiatan di
lapangan

8
BAB II
ANALISIS SUMBER DAYA KESEHATAN
A. Situasi Kecamatan Sidoarjo
1. Data wilayah atau geografi
Topografi wilayah Puskesmas Sidoarjo sebagian besar dataran rendah
(90%) dengan luas wilayah sebesar 11.416 km2 yang terdiri dari 7
kelurahan dan 2 desa, dengan batas wilayah sebagai berikut :
a. Sebelah Utara : Kecamatan Buduran
b. Sebelah Timur : Selat Madura
c. Sebelah Selatan : Puskesmas Sekardangan
d. Sebelah Barat : Puskesmas Urang Agung

2. Wilayah administrasi
Terdiri dari 2 desa dan 7 kelurahan sebagai berikut :
a. Kelurahan Magersari
b. Kelurahan Pucang
c. Desa Kemiri
d. Desa Bluru Kidul
e. Kelurahan Sidoklumpuk
f. Kelurahan Sidokumpul
g. Kelurahan Sidokare
h. Kelurahan Pekauman
i. Kelurahan Lemah Putro

9
Gambar 2.1
Peta Wilayah Kerja Puskesmas Sidoarjo

B. Data Kependudukan
1. Jumlah Penduduk
Acuan yang dipergunakan dalam analisa kependudukan bersumber
dari proyeksi penduduk tahun 2017 yang dikeluarkan oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten Sidoarjo sebesar 101.752 jiwa. Yang terdiri dari
Laki – laki 49.559 jiwa dan Perempuan 49.096 jiwa.

Laki-laki
49.096 49.559 Perempuan

Gambar 2.2
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Puskesmas Sidoarjo Tahun
201

10
Jumlah penduduk terbanyak berada di Desa Bluru Kidul dan paling
sedikit di kelurahan Pekauman yang bisa dilihat pada tabel di bawah
ini:

Tabel 1
RINCIAN PENDUDUK MENURUT SEBARAN DESA / KELURAHAN

LUAS Jumlah
DESA / Jumlah
NO WILAYAH Rumah
KELURAHAN Penduduk
(km2) Tangga
1 Magersari 1.140 14.675 4.408
2 Pucang 0.863 6.817 1.911
3 Kemiri 3.229 7.212 1.780
4 Bluru Kidul 2.940 19.079 7.602
5 Sidoklumpuk 0.467 7.061 1.804
6 Sidokumpul 0.660 8.352 2.406
7 Sidokare 1.144 17.472 5.310
8 Pekauman 0.088 3.046 824
9 Lemah Putro 0.885 14.943 3.850
Jumlah 11.416 98.657 29.895

Sumber Data : Dinkes Kab. Sidoarjo

Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk rata – rata : 8.642 jiwa / km2
Sedangkan rata – rata jiwa / rumah tangga : 3,3 jiwa

Berdasarkan komposisi penduduk, kelompok umur produktif (usia 15 – 64


tahun) masih mendominasi. Dengan jumlah terbanyak di kelompok usia 35

11
– 39 tahun, sedangkan jumlah terkecil berada pada usia 70-75+ seperti
pada tabel berikut :

Tabel 2
RINCIAN PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN dan KELOMPOK
UMUR
KELOMPOK UMUR JUMLAH PENDUDUK
NO
(TAHUN) LAKI-LAKI PEREMPUAN L+P
1 0-4 4.163 3.958 8.121
2 5-9 4.282 4.036 8.318
3 10-14 3.931 3.707 7.638
4 15-19 3.970 3.816 7.786
5 20-24 4.286 4.118 8.404
6 25-29 4.263 4.268 8.531
7 30-34 4.344 4.571 8.915
8 35 – 39 4.435 4.574 9.009
9 40 – 44 4.256 4.126 8.382
10 45 – 49 3.519 3.500 7.019
11 50 – 54 2.860 2.807 5.667
12 55 – 59 2.109 1.983 4.092
13 60 – 64 1.235 1.227 2.462
14 65 – 69 881 953 1.834
15 70 – 74 545 692 1.237
16 75 + 480 758 1.238

JUMLAH 49.559 49.096 98.655

2. Jumlah Kepala Keluarga : 29.895 KK


3. Jumlah ibu hamil : 1.798 orang
4. Jumlah bayi (< 1 tahun) : 3.181 bayi
5. Jumlah anak balita (1-4 tahun) : 6.576 anak

12
6. Jumlah Wanita Usia Subur : 51.349 orang
7. Jumlah ibu bersalin : 1.716 orang

C. Data Derajat Kesehatan


1. Jumlah Kematian Ibu : 0 orang
2. Jumlah Kematian Perinatal : 0 orang
3. Jumlah Kematian Neonatal : 0 orang
4. Jumlah lahir mati : 0 orang
5. Jumlah lahir hidup : 1.662 orang
6. Jumlah kematian bayi : 0 orang
7. Jumlah kematian Balita : 0 orang
8. Jumlah Kematian semua umur : 0 orang

D. Data Ketenagaan
1. Dokter : 3 orang
2. Dokter gigi : 2 orang
3. Sarjana kesehatan masyarakat : 1 orang
4. Bidan
- P2B : 3 orang
- D3 Kebidanan : 5 orang
- Sarjana Kebidanan/D4 : - orang
5. Perawat kesehatan
- SPK : 1 orang
- D3 Keperawatan : 7 orang
- Perawat Gigi : 1 orang
6. Sanitarian/D3 Kesling : 1 orang
7. Petugas gizi/ D3 Nutrisionis : 1 orang
8. Asisten Apoteker : 1 orang
9. Analis Laboratorium/D3 Laboratorium : 2 orang
10. Juru Imunisasi : 1 orang

13
11. Tenaga administrasi : 10 orang
12. Sopir, penjaga : 2 orang
13. Lain-lain : 3 orang

E. Daftar Nama Pegawai


1. dr. Noer Amalis S.
2. dr. Fatimah Bibi
3. dr. Suga Marthawati
4. drg. Agus Sugiantoro
5. drg. Eva Yuanita
6. Istiqlaliyah. J.A, SKM
7. Sitti Sohra, B.Sc
8. Tutik Dwi Setiyowati, Amd. Kep.
9. Arum Wulandari
10. Dyah Damayanti, Amd. Kep.
11. Amik Christinawati, Amd. Kep.
12. Yanzen Bagus S, Amd. Kep.
13. Siti Rochmatul H, Amd. Kep.
14. Linda Maya Sari, Amd. Kep.
15. Eva Dwi Cahyarini, Amd. Kep.
16. Siti Kusniatin, Amd.
17. Nafsul Muslichah, Amd. Keb.
18. Fifin Nurhayati, Amd. Keb.
19. Indah Lilik Koesmiati
20. Susnasukha
21. Mariaty
22. Sunarsih, Amd. Keb.
23. Noor Faizah, Amd. Keb.
24. Titis Farida, Amd. Keb.
25. Kusfarida
26. Elok Endah Wingarni

14
27. Dwi Astutik, Amd. AK
28. Ristiasih, Amd. Gizi
29. Vike Nike C, Amd. Farm
30. Santoso, Amd. KL
31. Dwi Anitawati
32. Askiyah
33. Lik’anah Tussulichah
34. Niken Swardani
35. Much. Cholil
36. Zahrotul Aliyah
37. Luluk Herawati
38. Diah Ayu Budi Puspitarini
39. Novita Malasari
40. Siwi Ari Murti
41. Subijantoro
42. Joni Santoso
43. Heru Sulaksono

F. Sarana Kesehatan
1. Rumah Sakit
a. Rumah Sakit pemerintah : 1 buah
b. Rumah Sakit Swasta : 4 buah
2. Rumah Bersalin : 1 buah
3. Puskesmas Pembantu : 1 buah
4. Puskesmas Keliling : 1 buah
5. Polindes : 7 buah
6. Praktek Dokter Swasta : 60 buah
7. Praktek Bidan Swasta : 30 buah
8. Ponkesdes : 2 buah
9. Poskesdes : 9 buah
10. Poliklinik : 6 buah

15
11. Laboratorium : 8 buah
12. Optik : 10 buah
13. Toko Obat : 2 buah
14. Apotik : 43 buah

G. Program Kesehatan
1. Perbaikan Gizi
Penimbangan
a. Jumlah balita yang ada (S) : 6.576 orang
b. Jumlah balita yang naik BB (N) : 4.178 orang
c. Jumlah balita bawah garis merah : 20 orang
2. Penyehatan Lingkungan
a. Jumlah TTU yang ada/terdaftar : 68 buah
b. Jumlah TTU yang memenuhi syarat : 68 buah
c. Jumlah SAB : 10.604 buah
d. Jumlah SAB yang memenuhi syarat : 10.602buah
e. Jumlah TPM yang ada/terdaftar : 222 buah
f. Jumlah TPM yang laik sehat : 138 buah
g. Jumlah rumah yang memiliki akses jamban sehat : 99.905 buah
h. Jumlah jamban sehat : 28.097 buah

3. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular


a. Jumlah kasus diare yang ditemukan & diobati : 941 orang
b. Jumlah kasus diare yang mendapatkan oralit : 869 orang
c. Jumlah penderita diare balita yang mendapatkan tambahan tablet
Zink : 810 anak
d. Jumlah kasus pneumonia balita yg ditemukan : 608 anak
e. Jumlah penderita kusta baru ditemukan & diobati (MDT): 0 orang
f. Jumlah penderita kusta baru anak (<15 th) :0%
g. Jumlah penderita kusta baru dengan cacat TK.II : 0 orang
h. Jumlah penderita kusta PB yang RFT : 0 orang

16
i. Jumlah penderita kusta MB yang RFT : 0 orang
j. Jumlah suspek penderita TB yang diperiksa dahak : 31 orang
k. Jumlah pasien baru BTA positif diobati : 25 orang
l. Jumlah pasien baru BTA positif yang sembuh : 22 orang
m. Jumlah pasien BTA positif yang berobat lengkap(PL): 1 orang
n. Jumlah kasus HIV/AIDS : 0 orang
o. Jumlah kasus HIV/AIDS yang meninggal : 0 orang
p. Jumlah kasus IMS yang ditemukan & diobati : 0 orang
q. Jumlah kasus DBD : 128 orang
r. Jumlah kematian kasus DBD : 0 orang
o Pelaksanaan penyelidikan epidemiologi (PE) :17 kali
o Jumlah sediaan darah malaria yang diperiksa : 0 sediaan
o Jumlah penderita positif malaria : 0 orang

 (ACD, PCD, lain-lain)


o Jumlah penderita positif malaria yang diobati ACT : 0 orang
o Jumlah penderita positif malaria yang diobati ACT : 0 orang
o Jumlah penderita positif malaria yang diobati dan di follow up : 0
orang
o Jumlah penderita malaria yang meninggal : 0 orang
o Jumlah desa HCl malaria : 0 orang
o Jumlah desa MCl malaria : 0 orang
o Jumlah desa LCl malaria : 0 orang
o Jumlah kasus yang kena gigit hewan perantara rabies : 0 orang
o Jumlah kasus filariasis diobati : 0 orang
o Kasus TN yang ditemukan : 0 orang
4. Kesehatan Keluarga
a. Jumlah peserta KB aktif semua metode : 15177 orang
b. Jumlah peserta KB baru semua metode : 1846 orang
c. Jumlah peserta KB yang mengalami kegagalan semua metode : 0
orang

17
5. Kesehatan Indera Penglihatan dan Pendengaran
a. Jumlah penderita yang di skrining katarak : 1224 orang
b. Jumlah penderita yang di skrining refraksi : 4013 orang
c. Jumlah kasus sulit dan dirujuk ke spesialis mata : 117 kasus
6. Kesehatan Jiwa.
a. Jumlah kasus NAPZA : 734 kasus
b. umlah kasus Keswa : 224 kasus
7. Kesehatan Kerja
a. Jumlah pekerja formal yang mendapat konseling : 4825 orang
b. Jumlah pekerja informal yang mendapat konseling : 240 orang
8. Data morbiditas
a. Angka kesakitan : 59.735 (100%)
b. Jumlah 20 penyakit terbesar :
- Penyakit pada saluran pernapasan bawah : 13.408(20,25%)
- Penyakit pada system otot dan jairngan :10.744 (14,69%)
- Penyakit kencing manis : 3.931 (8,27%)
- Infeksi saluran pernapasan bawah akut : 3.523 (7,19%)
- Gastritis : 3491 (6,72%)
- Penyakit darah tinggi primer (Hipertensi) : 3.241 (6,48%)
- Penyakit diare : 2.568 (5,54%)
- Tonsilitis : 2.533 (4,66%)
- Penyakit diare dan Gastroenteritis : 2.516 (4,53%)
- Dislipidemia : 2.205 (3,80%)

Kejadian Luar Biasa


No Jenis penyakit Jumlah kasus Attack rate (%)
- - - -

18
BAB III
PROMOSI KESEHATAN

A. PENDAHULUAN
a. Definisi
Upaya membantu masyarakat agar mampu melaksanakan perilaku
hidup bersih dan sehat untuk menolong diri sendiri, melalui
pembelajaran dari, oleh dan bersama masyarakat, sesuai sosial budaya
setempat dan di dukung oleh kebijaksanaan publik yang berwawasan
kesehatan.
b. Tujuan
Meningkatkan kemampuan individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat untuk hidup sehat dan mengembangkan upaya kesehatan
yang bersumber pada masyarakat.
c. Strategi
1. Pengembangan kebijakan promosi kesehatan.
2. Peningkatansumber daya promosi kesehatan.
3. Pengembangan organisasi promosi kesehatan.
4. Integrasi dan sinkronisasi promosi kesehatan.
5. Pendayagunaan data dan pengembangan sistem informasi
promosi kesehatan.
6. Peningkatan kerja sama dan kemitraan.
7. Pengembangan pendekatan promosi kesehatan.
8. Fasilitas peningkatan promosi kesehatan.
d. Teknik dan metode Promkes
 Metode
Pengertian sederhana disebut metode dan penyuluhan kesehatan
adalah cara untuk melaksanakan penyuluhan terhadap masyarakat.
 Teknik
Segala upaya tertentu agar cara yang dilaksanakan dapat terwujud
secara baik dan sempurna.

19
Hasil Pencapaian Program Promosi Kesehatan Puskesmas Sidoarjo Tahun 2017

% Cakupan
Target
Jumlah
Tahun Sub
Satuan Target Total Variabel Rencana
Upaya 2017 Pencapaian Variabel
No. Kegiatan Sasaran Sasaran Sasaran dan Analisa Tindak
Kesehatan (T) (P) Riil (terhadap
(S) (TS) (ToS) Total Lanjut
dalam target
nilai
% sasaran)
Program
2.1 UKM ESSENSIAL
2.1.1.Upaya Promosi Kesehatan
2.1.1.1 Pengkajian PHBS ( Pola Hidup Bersih dan Sehat )
1. Rumah
tangga yang 20% RT 5.844 29.219 6.200 21,2 100 Tercapai
dikaji
2. Institusi
pendidikan 50% Sekolah 28 56 56 100 100 Tercapai
yang dikaji
3. Institusi
Sarana
kesehatan 70% 13 19 19 100 100 Tercapai
kesehatan
yang dikaji
4. TTU yang
40% TTU 34 86 38 44,18 100 Tercapai
dikaji
5. Tempat-
Tempat
tempat kerja 50% 8 16 16 100 100 Tercapai
kerja
yang dikaji
6. Pondok 70% Ponpes 4 5 5 100 100 Tercapai

21
pesantren
yang dikaji
2.1.1.1.2 Tatanan Sehat
1. Rumah tangga
sehat yang 347.2
56% RT 620.000 4317 69,6 100 Tercapai
memenuhi 10 00
indikator PHBS
2. Institusi
pendidikan yang
memenuhi 7-8 68% Sekolah 38 56 36 64,3 94,7 Tidak Tercapai
indikator PHBS
klasifikasi 4
3. Institusi
kesehatan yang
100 Sarana
memenuhi 6 19 19 19 100 100 Tercapai
% kesehatan
indikator PHBS
klasifikasi 4
4. TTU yang
memenuhi 6
63% TTU 24 38 34 89,5 100 Tercapai
indikator PHBS
klasifikasi 4
5. Tempat- tempat Sosialisasi
kerja yang tentang
memenuhi 8-9/7-8 Masih ada bahaya
Tempat
indikator PHBS 48% 8 16 0 0 0 pekerja yang merokok
kerja
tempat tempat merokok
kerja (klasifikasi
IV)
6. Pondok
28% Ponpes 2 5 2 40 100 Tercapai
pesantren yang

22
memenuhi 16-18
indikator PHBS
ponpes ( klasifikasi
IV)
2.1.1.3 Intervensi/ Penyuluhan
1. Kegiatan
intervensi 6
posyandu 510 510 765 150 100 Tercapai
kelompok Rumah kali
tangga
2. Kegiatan
intervensi pada 2
sekolah 112 112 112 100 100 Tercapai
institusi kali
pendidikan
3. kegiatan
2 Sarana
intervensi pada 38 38 38 100 100 Tercapai
kali kesehatan
institusi kesehatan
Kurang
4. kegiatan
2 koordinasi
intervensi pada TTU 172 172 86 50 50
kali lintas sektor/
TTU
lintas profesi
5. kegiatan
2 Tempat
intervensi pada 32 32 32 100 100 Tercapai
kali kerja
tempat kerja
6. kegiatan
2
intervensi pada ponpes 10 5 10 100 100 Tercapai
kali
ponpes
2.1.1.4 Pengembangan UKBM
1. Pembinaan 100
posyandu 85 85 85 100 100 Tercapai
posyandu %
2. pengukuran 100
posyandu 85 85 85 100 100 Tercapai
tingkat %

23
perkembangan
posyandu
3. posyandu PURI
( Purnama Mandiri 70% posyandu 60 85 66 77,6 100 Tercapai
)
4. pengukuran
tingkat 100
poskesdes 9 9 9 100 100 Tercapai
perkembangan %
poskesdes
2.1.1.5 Penyuluhan NAPZA ( Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif )
Melakukan
Kurang
1. Penyuluhan kegiatan
23% kegiatan 448 1948 338 17,4 75,5 koordinasi
Napza lintas
lintas profesi
profesi
2.1.1.6 Pengembangan desa siaga aktif
1. desa siaga aktif 96% Desa siaga 9 9 9 100 100 Tercapai
2. Desa siaga aktif
PURI ( Purnama 12% Desa siaga 2 9 4 44,4 100 Tercapai
Mandiri )
Kurang
3. pembinaan desa koordinasi
12% Desa siaga 2 9 0 0 0
siaga aktif lintas
profesi/sektoral
2.1.1.7 Promosi kesehatan
1.,Sekolah
pendidikan dasar 100
sekolah 45 45 45 100 100 Tercapai
yang mendapat %
promosi kesehatan
2. Promosi
100
kesehatan di dalam Promkes 4 4 4 100 100 Tercapai
%
gedung puskesmas

24
dan jaringannya (
sasaran masyarakat
)
3. Promosi
kesehatan untuk
pemberdayaan
masyarakat di 100
promkes 12 12 108 100 100 Tercapai
bidang kesehatan ( %
kegiatan diluar
gedung puskesmas
)
2.1.1.8 Program pengembangan

1. poskesdes
beroperasi dengan
strata madya, 96% poskesdes 9 9 9 100 100 Tercapai
purnama, dan
mandiri
2. pembinaan
tingkat
28% poskestren 1 2 1 50 100 Tercapai
perkembang
poskestren
3. pembinaan
tingkat
28% UKK 1 2 1 50 100 Tercapai
perkembangan pos
UKK
Kurang
4. poskestren
koordinasi
purnama dan 90% poskestren 1 2 0 0 0
lintas profesi/
mandiri
sektoral
5. pembinaan 13% posbindu 1 11 0 0 0 Kurang

25
tingkat koordinasi
perkembangan lintas profesi /
posbindu PTM sektoral

26
Evaluasi:
Berdasarkan data program Promosi Kesehatan terdapat beberapa program yang belum
memenuhi target, yaitu program – program:
a. Tatanan sehat institusi pendidikan yang memenuhi 7-8 indikator sebesar 64,3%
sedangkan targetnya sebesar 68%.
b. Tempat kerja yang memenuhi 7-8/8-9 indikator PHBS tempat kerja (Klasifikasi IV)
sebesar 0% sedangkan targetnya sebesar 48%.
c. Kegiatan intervensi pada TTU sebesar 50% sedangkan targetnya sebesar 100%.
d. Penyuluhan NAPZA sebesar 17,4% sedangkan targetnya sebesar 23%.
e. Pembinaan desa siaga aktif sebesar 0% sedangkan targetnya sebesar 12%.
f. Pokestren sebesar 0% sedangkan targetnya sebesar 90%.
g. Pembinaan singkat perkembangan posbindu PTM sebesar 0% sedangkan targetnya
sebesar 13%.
BAB IV
PROGRAM KESEHATAN LINGKUNGAN
A. PENDAHULUAN
Pembangunan kesehatan yang dilakukan di Indonesia pada hakekatnya
adalah menyelenggararkan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia agar
mempunyai kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk sehingga
dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal sebagai salah satu unsur
kesejahteraan umum dari tujuan nasional.
Pembangunan kesehatan masyarakat tidak dapat dipisahkan dengan
kesehatan lingkungan, sebab merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan
derajat kesehatan yang dinamis serta membangkitkan dan memupuk swadaya
masyarakat dalam upaya penyehatan lingkungan.
Salah satu langkah meningkatkan kesehatan lingkungan adalah
denganmembangun sarana yang diperlukan disertai peningkatan, pemanfaatan
dan pemeliharaan sarana yang ada.Pembangunan sarana lingkungan pada
hakekatnya dapat dibagi menjadi beberapa kelompok, antara lain:
 Penyehatan air.
 Pembuangan kotoran.
 Penyehatan makanan dan minuman.
 Penyehatan tempat-tempat umum.
 Penyehatan pembuangan sampah.
Dari gambaran tersebut, terlihat bahwa penyehatan lingkungan
sangatlah penting dalam rangka menciptakan kesadaran masyarakat agar
senantiasa melaksanakan cara hidup yang sehat bagi dirinya sendiri dan bagi
masyarakat.
B. Program dan pencapaian
Kegiatan program Penyehatan Lingkungan Puskesmas Sidoarjo Tahun 2017
(Januari – Desember) adalah:
 Program penyediaan air bersih.
 Penyehatan Makanan dan Minuman.
 Penyehatan Perumahan dan Sanitasi Dasar
 Pembinaan Tempat – Tempat Umum (TTU)
 Yankesling ( Klinik Sanitasi )
 Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
Hasil Pencapaian Program Kesehatan Lingkungan Puskesmas Sidoarjo Tahun 2017
% Cakupan
Jumlah
Targe
Target Sub Variab
Satuan t Total Rencana
Upaya Tahun Pencapaian Variabel el dan
No. Kegiatan Sasaran Sasar Sasaran Analisa Tindak
Kesehatan 2017 (T) (P) Riil (terhadap Total
(S) an (ToS) Lanjut
dalam % target nilai
(TS)
sasaran) Progra
m
2.1 UKM ESSENSIAL
2.1.2. Upaya Kesehatan Lingkungan 111
2.1.2.1 Penyehatan Air 162,7
(yang bisa 1.
di minum) Pengawasan
40% Sarana 4241 10604 10604 250 Tercapai
Sarana Air
Bersih (SAB)
(yang bisa 2. SAB yang
di minum) memenuhi 83% Sarana 8801 10604 10602 120 Tercapai
syarat
3. Rumah
Tangga yang
memiliki
83% Penduduk 9013 10604 1064 118 Tercapai
akses
terhadap
SAB
2.1.2.2 Penyehatan Makanan dan Minuman 117,5
1. Pembinaan
Tempat
Pengelolaan 80% TPM 177 222 222 125,4 Tercapai
Makanan
(TPM)
2. TPM yang
memenuhi
57% TPM 126 222 138 109,5 Tercapai
syarat
kesehatan
2.1.2.3 Penyehatan Perumahan dan Sanitasi Dasar 129,4
1. Pembinaan
sanitasi
perumahan 74% Rumah 352 476 476 135,2 Tercapai
dan sanitasi
dasar
2. Rumah
yang
memenuhi 71,50% Rumah 340 476 420 123,5 Tercapai
syara
kesehatan`
2.1.3.4 Pembinaan Tempat-Tempat Umum (TTU) 138,9
1. Pembinaan
87% TTU 59 68 68 115,3 Tercapai
sarana TTU
2. TTU yang
memenuhi
59% TTU 40 68 65 162,5 Tercapai
syarat
keseatan
2.1.2.5 Yaskenling (Klinik Sanitasi 7,6
1. Konseling
10% Kegiatan 490 4903 56 11,4 Tercapai
Sanitasi
2. Inspeksi 30% Kegiatan 980 980 56 5,7 Belum
Sanitasi PBL Tercapai
3. Intervensi
terhadap Belum
20% Kegiatan 980 980 56 5,7
pasien PBL Tercapai
yang di IS
2.1.2.6 Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) = Pemberdayaan Masyarakat 110,1
1. Rumah
Tangga
memiliki
77% Penduduk 78345 101748 990905 127,5 Tercapai
Akses
terhadap
jamban sehat
2. Desa /
kelurahan Belum
77% Desa 7 9 3 42,9
yang sudah Tercapai
ODF
3. Jamban
82% Rumah 23433 28577 28097 119,9 Tercapai
Sehat
4.
Pelaksanaan
Kegiatan 68% Kegiatan 6 9 9 150 Tercapai
STBM di
Puskesmas
C. EVALUASI
Berdasarkan data program kesehatan lingkungan tahun 2017 dapat diambil
kesimpulan bahwa sebagian program ada yang belum memenuhi target
program – program :
a. Inspeksi sanitasi PBL sebesar 5,7% targetnya sebesar 30%.
b. Intervensi terhadap pasien PBL yang di IS sebesar 5,7% targetnya
sebesar 20%.
c. Desa / kelurahan yang sudah ODF sebesar 42,9% targetnya sebesar
77%.
BAB V
PROGRAM KESEHATAN IBU DAN ANAK

A. Definisi
Kesehatan Ibu dan Anak adalah suatu upaya dalam memberikan pelayanan
dan pemeliharaan kesehatan ibu baik pada saat hamil, bersalin dan
menyusui serta anak dari lahir sampai masa prasekolah.
B. Tujuan
Tujuan Umum :
a. Bagi Ibu
Pencapaian kemampuan hidup sehat lewat peningkatan derajat
kesehatan yang optimal bagi ibu dan keluarga menuju keluarga
berkualitas.
b. Bagi Anak
Mencapai proses tumbuh kembang yang optimal sebagai landasan
peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Tujuan Khusus :
a. Mempercepat turunnya angka kesakitan dan angka kematian bayi, anak
balita dan ibu bersalin.
b. Meningkatkan mutu pelayanan kepada bayi, anak balita dan anka
prasekolah serta ibu hamil dan menyusui.
c. Berusaha mewujudkan tercapainya norma keluarga kecil bahagia
sejahtera.
C. Target dan Kegiatan di KIA
1. Target
a. Bayi (0-1 tahun)
b. Balita (1-4 tahun)
c. Anak prasekolah (5-6 tahun)
d. Ibu hamil, menyusui dan kala nifas
e. Pasangan usia subur dan calon ibu
2. Kegiatan di KIA
a. Pemeriksaan dan pemeliharaan kesehatan ibu hamil, ibu nifas,
menyusui, bayi, balita dan anak prasekolah.
b. Pertolonganpersalinan.
c. Pemberian nasihat tentang MKN (makanan tambahan vitamin
mineral) dan tumbuh kembang anak.
d. Imunisasi ibu dan deteksi dini tumbuh kembang bayi, anak balita,
dasar anak, anak pra sekolah.
e. Pengobatan sederhana.
f. Manajemen terpadu balita sakit (MTBS).
g. Penyuluhan gizi.
h. Pendidikan kesehatan reproduksi remaja.
i. Kegiatan di luar gedung (kunjungan rumah ibu hamil resiko tinggi,
kunjungan ibu nifas, kunjungan neonatus, RT, ANC terpadu : sehat
selamat, Kelas Ibu)
j. Penanganan Kasus Kebidanan.
Hasil Pencapaian Program KIA Puskesmas Sidoarjo Januari – Desember Tahun 2017

Targe % Cakupan
t
Tahu Total Sub Jumlah
Satuan Target Rencana
No Upaya n Sasara Pencapaian Variabel Variabel
Kegiatan Sasaran Sasaran Analisa Tindak
. Kesehatan 2017 n (P) Riil (terhadap dan Total
(S) (TS) Lanjut
(T) (ToS) target nilai
dala sasaran) program
m%
2.1.UKM ESSENSIAL
2.1.3. Upaya Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak
2.1.3.1 Kesehatan Ibu
1.Pelayanan
kesehatan
89% Bumil 1600 1798 1758 97,78 100% Tercapai
untuk ibu
hamil (K4)
2.Pelayanan
Persalinan oleh
96% Bumil 1647 1716 1843 107,4 100% Tercapai
tenaga
kesehatan (Pn)
3.Pelayanan
persalinan oleh
tenaga
96% Bumil 1647 1716 1843 107,4 100% Tercapai
kesehatan di
fasilitas
kesehatan
4.Pelayanan
nifas oleh
96% Bumil 1647 1716 1843 107,4 100% Tercapai
tenaga
kesehatan (KF)
Bidan
wilayah
melaksana
kan
kunjungan
5. Penanganan
Belum mencari
komplikasi 80% Bumil 288 360 220 61,18 76,4%
Tercapai kasus,
kebidanan
meningkat
kan kerja
sama
BPM, RB,
RS
2.1.3.2 Kesehatan Bayi
1.Pelayanan
Kesehatan
98% Bayi 1601 1634 1851 113,3 100% Tercapai
neonates
pertama (KN1)
2.Pelayanan
Kesehatan
neonates 0-28 96% Bayi 1569 1634 1858 113,8 100% Tercapai
hari (KN-
lengkap)
3.Penanganan
Belum
komplikasi 80% Bayi 196 245 106 43,2 54%
Tercapai
neonates
4.Pelayanan
96% Bayi 1512 1575 1479 93,9 97,82% Tercapai
kesehatan bayi
29 hari-11
bulan
2.1.3.3. Kesehatan Anak Balita dan Anak Prasekolah
1.Pelayanan
kesehatan anak 84% Balita 5523 6576 4761 72,4% 86,19% Tercapai
(12-59 bulan)
2. Pelayanan
Anak
kesehatan anak
80% Prasekol 1349 1686 2117 100 100,1% Tercapai
pra sekolah
ah
(60-72 bulan)
2.1.3.4 Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja
1.Sekolah
setingkat
SD/MI/
SDLB yang
100%
melaksanakan
pemeriksaan
penjaringan
kesehatan
H. Evaluasi
Berdasarkan data kegiatan program KIA tahun 2017 pada umumnya pelaksanaan
program KIA di Puskesmas Sidoarjo hampir semua mencapai target yang ditentukan
dalam setiap sub program sebagai berikut:
1. Kesehatan Ibu:
a. Pelayanan kesehatan untuk ibu hamil (K4) telah mencapai target (100%)
b. Pelayanan Persalinan oleh tenaga kesehatan (PN) telah mencapai target
(100%)
c. Pelayanan persalinan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan telah
mencapai target (100%)
d. Pelayanan nifas oleh tenaga kesehatan (KF) telah mencapai target (100%)
e. Penanganan komplikasi kebidanan belum mencapai target (76,4%)
2. Kesehatan Bayi:
a. Pelayanan Kesehatan neonates pertama (KN1) telah mencapai target (100%)
b. Pelayanan Kesehatan neonates 0-28 hari (KN-lengkap) telah mencapai target
(100%)
c. Penanganan komplikasi neonates belum mencapai target (54%)
d. Pelayanan kesehatan bayi 29 hari-11 bulan telah mencapai target (97,82%)
3. Kesehatan Anak:
a. Pelayanan kesehatan anak (12-59 bulan) telah mencapai target (86,19%)
b. Pelayanan kesehatan anak pra sekolah (60-72 bulan) telah mencapai target
(100,1%)
BAB VI
PROGRAM KELUARGA BERENCANA
A. PENDAHULUAN
1. Definisi
Keluarga berencan (KB) adalah perencana kehamilan, sehingga kehamilan
hanya terjadi pada waktu yang di inginkan.
2. Tujuan
- Tujuan umum
Mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera melalui pengendalian
pertumbuhan, meningkatkan keikutsertaan kelestarian ber-KB seluruh
plosok sehingga akan menurunkan angka fertilitas yang bermakna.
- Tujuan khusus
a. Meningkatkan pemerataan pemakaian MKJP baik terhadap peserta
baru,maupun KB aktif .
b. Meningkatkan dan semakin meratanya penggarapan terhadap generasi
muda dalam kaitannya dengan pendewasaan usia kawin dan sebagai
bantuan mendukung gerakan KB nasional didaerah.
c. Semakin meratanya kemandirian masyarakat dalam ikut serta
memberikan pelayanan atau mendapatkan pelayanan KB.
B. TARGET DAN PENCAPAIAN
1. Target dan Sasaran
a. Pasangan Usia Subur (PUS).
b. Pasangan usia muda.
c. Pasangan usia subur yang istrinya diatas 30 tahun (15-49 tahun).
d. Pasangan usia subur yang umurnya kurang dari 30 tahun (20-29 tahun) dan
sudah mempunyai anak.
e. Generasi muda atau tua,karyawan dan karyawati perusahaan dan lain –
lain.
2. Hasil pencapaian
Hasil pencapain program Keluarga Berencana Puskesmas Sidoarjo Bulan Januari – Desember Tahun 2017

% Cakupan
Jumlah
Target Sub
Upaya Satuan Target Total Variabel Rencana
Tahun Pencapaian Variabel
No. Keseha Kegiatan Sasara Sasaran Sasaran dan Analisa Tindak
2017 (T) (P) Riil (terhadap
tan n (S) (TS) (ToS) Total Lanjut
dalam % target
nilai
sasaran)
Program
1. KB aktif (
Contraceptive 70% PUS 20001 20001 18686 102 93,43
Prevalence Rate )
2. Peserta KB Baru 100% PUS 1864 1864 1868 100 100
3. Akseptor KB
< 10% PUS 18234 18234 578 3,17 3,17
Drop Out
4. Peserta KB
mengalami <3,5% 0 0 0 0 0 0
komplikasi
5. Peserta KB
mengalami efek <12,5% PUS 18234 18234 172 0,9 0,94
samping
Kurangnya Menertib
6. PUS dengan 4T kinjungan kan mitra
80% PUS 1009 1009 702 69,57 69,57
ber KB 4T ber KB RBP ke
yang PKM
datang ke
PKM
7. KB pasca
30% Bulin 1709 1709 580 33,94 33,94
persalinan
Pengetahua Sosialisas
8. Ibu hamil yang n bumil i kepada
100% Bumil 1600 1798 870 48,12 48,38
diperiksa HIV yang bumil
kurang
62651 62849 23456 357,7 349,43 50

EVALUASI
Berdasarkan data program keluarga berencana Puskesmas Sidoarjo tahun 2017 dapat diambil kesimpulan bahwa ada beberapa program
yang belum memenuhi target program – program :
a. PUS dengan 4T ber KB sebesar 69, 57% sedangkan targetnya sebesar 80%.
b. Ibu hamil yang diperiksa HIV sebesar 48,38% sedangkan targetnya sebesar 100%.
AB VII
UPAYA PERBAIKAN GIZI
A. Pendahuluan
Masalah gizi adalah gangguan kesehatan seseorang / masyarakat yang
disebabkan tidak seimbangnya pemenuhan kebutuhan akan zat gizi yang diperoleh
dari makanan. Masyarakat di Jawa Timur dan di Indonesia pada umumnya masih
dihadapkan pada masalah gizi “ganda”, yaitu masalah gizi kurang dalam bentuk:
Kekurangan Energi Protein (KEP), Gangguan Akibat Kekurangan Yodium
(GAKY), Anemia Gizi Besi (AGB), dan Kurang Vitamin A (KVA), serta masalah
gizi lebih yang erat kaitannya dengan penyakit degeneratif.
B. Target dan Capaian
Hasil pencapain program Upaya Perbaikan Gizi Puskesmas Sidoarjo Bulan Januari – Desember Tahun 2017
% Cakupan
Sub
Target
Satu Variabe Jumlah
Tahun
an Target Total l Variabel
Upaya 2017 Pencapaian Rencana Tindak
No. Kegiatan Sasa Sasaran Sasaran (terhad dan Analisa
Kesehatan (T) (P) Riil Lanjut
ran (TS) (ToS) ap Total
dalam
(S) target nilai
%
sasaran Program
)
1.Pemberian kapsul
Vitamin A dosis Ana
85% 1340 1577 1538 97,52 100
tinggi pada bayi k
umur 6-11 bulan
2.Pemberian kapsul
Vitamin A dosis
Ana
tinggi pada balita 85% 3583 4215 5823 138,15 100
k
12-59 bulan 2 (dua)
kali setahun
3.Pemberian 90 Ibu
tablet Besi pada ibu 90% Ham 1618 1798 1758 97,77 100
hamil il
4.Ibu Hamil Kurang
Bum
Energi Kronis 21,10% 1,17 1798 120 6,67 100
il
(KEK)
1. Pemberian Tablet Ana
20% 1292 6459 3481 53,89 100
Tambah Darah k
pada Remaja Putri
2. Pemberian PMT- Ana
85% 63,75 75 60 80 94
P pada balita kurus k
3. Ibu hamil KEK
Bum
yang mendapat 65% 78 120 77 64,16 98
il
PMT-P
1. Cakupan balita
gizi buruk
mendapat Ana
100% 1 1 1 100 100
perawatan sesuai k
standar tatalaksana
gizi buruk
2. Cakupan
Ana
penimbangan balita 79% 6440 8152 6511 79,86 100
k
D/S
3. Balita naik berat Ana
60% 3906 6511 4178 64,16 100
badanny (N/D) k
4. Balita Bawah Ana
1,90% 1324 20 100 100
Garis Merah k
5. Rumah tangga
mengkonsumsi 90% KK 454 584 504 100 100
garam beryodium
BAB VIII
PROGRAM PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR (P2M)
A. Pendahuluan
1. Tujuan
Menentukan angka kesakitan dan angka kematian serta mencegah terjadinya
penyakit menular yang menjadi masalah keksehatan masyarakat.
2. Target dan Sasaran
a. Sasaran
- Penderita dan keluarga yang kontak dengan penyakit menular.
- Murid SD.
- Masyarakat umum
b. Kegiatan Surveillance
- Epidemiologi
- Mengamati dan mengawasi kasus-kasus yang dapat menjadi masalah
masyarakat yang kemudian pelacakan dan pemberantasan.
B. Diare
Definisi
Suatu kegiatan dalam usaha penanggulanganan dan pemberantasan penyakit diare
Tujuan
- Menurunkan angka kesakitan dan kematian pada penderita diare
- Memutuskan mata rantai penularan dan mendidik masyarakat agar dapat
mengatasi mata rantai penularan diare
- Melaksanakan pengobatan penderita diare yang standar di sarana kesehatan
dan RT
- Mengamati dan menangani KLB sedini mungkin
Sasaran
- Penyakit diare yang menyerang balita dan usia produktif
- Penduduk pedesaan yang berpenghasilan rendah
- Penduduk dengan angka kesakitan dan kematian tinggi.
Target dan Capaian
- Tidak ada target khusus di puskesmas, hanya mengacu pada target
nasional
- Perkiraan angka : angka insiden x jumlah penduduk
- Nasional target : 22% x perkiraan
Hasil Pencapaian Program P2 Diare Di Puskesmas Sidoarjo Pada Bulan Januari – Desember 2017
% Cakupan
Target
Jumlah
Tahun Sub
Satuan Target Total Variabel Rencana
Upaya 2017 Pencapaian Variabel
No. Kegiatan Sasaran Sasaran Sasaran dan Analisa Hambatan Tindak
Kesehatan (T) (P) Riil (terhadap
(S) (TS) (ToS) Total Lanjut
dalam target
nilai
% sasaran)
Program
2.1. UKM ESSENSIAL
2.1.5 Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
2.1.5.1 Diare
1.Cakupan
Belum
pelayanan diare 100% Balita 1374 941 941 68,49 68,49
Tercapai
balita
2. Angka
Belum
Penggunaan 100% Balita 841 941 869 92,35 92,35
Tercapai
oralit
3. Angka
Penderita diare Belum
100% Balita 941 941 810 86,68 86,07
balita yang Tercapai
diberi Zink
EVALUASI
Berdasarkan data Program P2 diare secara kumulatif pada bulan Januari - Desember tahun 2017 dapat diambil kesimpulan bahwa semua
program belum mencapai target :
1. Cakupan pelayanan diare balita sebesar 68,49% sedangkan targernya sebesar 100%.
2. Angka penggunaan oralit sebesar 92,35% sedangkan targetnya sebesar 100%.
3. Angka penderita diare balita yang diberi Zink sebesar 86,07 sedangkan targetnya sebesar 100%.
C. ISPA
Tujuan
Menemukan sedini mungkin penderita pnemonia dan memberikan pengobatan sesuai standar.
Sasaran
Semua penderita yang datang dengan gangguan pilek dan gangguan jalan nafas khususnya balita.

Hasil Pencapaian Program P2 ISPA di Puskesmas Sidoarjo Bulan Januari – Desember Tahun 2017
% Cakupan
Target
Jumlah
Tahun Sub
Upaya Satuan Target Total Variabel Rencana
2017 Pencapaian Variabel
No. Kesehata Kegiatan Sasaran Sasaran Sasaran dan Analisa Hambatan Tindak
(T) (P) Riil (terhadap
n (S) (TS) (ToS) Total Lanjut
dalam target
nilai
% sasaran)
Program
2.1.5.2 ISPA
Cakupan
penemuan
penderita 80% 363 80% 363 608 100 100% Tercapai
Pneuomonia
balita

EVALUASI
Berdasarkan data Program P2 ISPA pada bulan Januari - Desember tahun 2017 dapat diambil kesimpulan bahwa kegiatan sudah
memenuhi target pada program cakupan penemuan penderita pneumonia balita.
D. Kusta
Definisi
Kusta merupakan penyakit menular disebabkan oleh Mycobacterium leprae
menyerang saraf tepi dan jaringan tubuh lainnya.
Tujuan
- Jangka panjang : Eliminasi kusta dari Indonesia
- Jangka menengah : Menemukan angka kesakitan kusta menjadi 1/10.000
penduduk.
- Jangka pendek :
 Pembinaan pengobatan (case holding) pada semua penderita PB.
 Penemuan penderita (case finding) sedini mungkin sehingga proporsi
tingkat kecamatan dapat ditekan serendah mungkin.
 Implementasi dengan meningkatkan pengobatan MDT sebagai obat
standar di daerah pengembangan sehingga mencakup 80 % penderita
terdaftar, 100 % bagi penderita baru.
 Penyuluhan kesehatan di bidang kusta agar masyarakat memahami
kusta yang sebenarnya.
 Pendataan dan pelaporan sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan dalam memenuhi kebutuhan program.
 Pengawasan setelah RFT dengan memberikan motivasi kepada semua
penderita agar datang memeriksa diri selama 2 tahun untuk tipe PB
dan 5 tahun untuk tipe MB.
Sasaran
- Penderita kusta :
 Pengobatan kombinasi
 Evaluasi pengobatan
- Masyarakat :
 Pencarian penderita
 Penyuluhan tentang kusta
 Pemeriksaan anak sekolah
- Petugas : Dengan meningkatkan kemampuan dan ketrampilan dalam
menangani penyakit kusta.
Kebijaksanaan
a. Obat kusta diberikan secara cuma-cuma.
b. Regimen MDT mengikuti rekomendasi WHO.
c. Penderita tidak boleh diisolasi.
d. Program P2 kusta diintegrasikan ke dalam sistem pelayanan kesehatan dan rujukan
Hasil Pencapaian Program P2 Kusta di Puskesmas Sidoarjo pada Bulan Januari – Desember Tahun 2017
Target % Cakupan
Tahun Sub Jumlah
Satuan Target Total Rencana
Upaya 2017 Pencapaian Variabel Variabel
No. Kegiatan Sasaran Sasaran Sasaran Analisa Tindak
Kesehatan (T) (P) Riil (terhadap dan Total
(S) (TS) (ToS) Lanjut
dalam target nilai
% sasaran) Program
2.1.5.3 Kusta
1. Cakupan
pemeriksaaan Lebih
Anggota
kontak dari dari 23 28 20 71% 87% Tercapai
keluarga
kasus kusta 80%
baru
2. Kasus Kusta Lebih
yang dilakykan dari Pendeirta 1 1 1 100% 100% Tercapai
PFS secara rutin 90%
Lebih
3. RFT
dari Pasien - - - - - - - -
penderita Kusta
90%
4. Penderita
baru pasca
pengobatan Lebih
dengan score dari Pasien - - - - - - - -
kecacatannya 97%
tidak bertambah
atau tetap
5. Proporsi Kuran
kasus defaulter g dari Pasien - - - 100% 100% Tercapai
Kusta 5%
6. Proporsi
tenaga
Lebih
kesehatan di Pegawai
dari 50 55 55 100% 100% Tercapai
desa endemsi PKM
90%
Kusta
tersosialisasi
7. Proporsi
kader kesehatan Lebih Kader
Belum
di desa endemis dari kesehata 442 491 270 55% 61%
Tercapai
Kusta 90% n
tersosiaslisasi
8. Proporsi
SD/MI di desa
endemis Kusta 100% Siswa 30 30 30 100% 100% Tercapai
dilakukan
screening Kusta
EVALUASI
Berdasarkan data program P2M Kusta pada bulan Januari – Desember tahun 2017 dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat program
yang belum mencapai target diantaranya :
a. Proporsi kader kesehatan di desa endemis Kusta tersosiaslisasi sebesar 61% sedangkan targetnya sebesar lebih dari 90%.
E. TB Paru
Definisi
TB paru adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosa
dengan gejala batuk lebih dari 2 minggu, sumer, berat badan menurun.
Tujuan
a. Jangka Panjang
Memutuskan rantai penularan, sehingga penyakit TB paru tidak lagi merupakan
masalah kesehatan di Indonesia.
b. Jangka Pendek
- Tercapainya angka kesembuhan minimal 85% dari semua penderita BTA
positif yang ditemukan.
- Tercapainya cakupan penemuan penderita secara bertahap sehingga pada
tahun 2009 dapat mencapai 70% dari perkiraan semua penderita baru BTA
positif.
Hasil Pencapaian Program P2 TB Paru di Puskesmas Sidoarjo pada Bulan Januari – Desember Tahun 2017
% Cakupan
Target
Sub
Tahun Jumlah
Satuan Target Total Variabe Rencana
Upaya 2017 Pencapaian Variabel
No. Kegiatan Sasaran Sasaran Sasaran l Analisa Tindak
Kesehatan (T) (P) Riil dan Total
(S) (TS) (ToS) (terhada Lanjut
dalam nilai
p target
% Program
sasaran)
2.1.5.4 TB Paru 58,3%
1. Penemuan
Belum
suscpect 75% Pasien 1990 1393 119 6% 6%
Tercapai
penderita TB
2. Penderita
TB Paru BTA
positif yang Belum
100% Pasien 29 29 20 69% 69%
dilakukan Tercapai
pemeriksaan
kontak
3. Angka
keberhasilan
pengobatan 90% Pasien 32 29 30 93% 1005 Tercapai
pasien baru
BTA positif
EVALUASI
Berdasarkan data Program P2M TB Paru secara kumulatif pada bulan Januari – Desember
Tahun 2017 terdapat dua program yang belum memenuhi target :
a. Penemuan suspect penderita TB sebesar 6% sedangkan targetnya sebesar 75%.
b. Penderita TB Paru BTA positif yang dilakukan pemeriksaan kontak sebesar 69%
sedangkan targetnya sebesar 100%.

F. Demam Berdarah Dengue


Tujuan
- Tujuan Umum :
Menurunkan angka kesakitan dan angka kematian DBD serta
mencegah/membatasi terjadinya KLB.
- Tujuan Khusus :
 Menurunkan angka kesakitan dan kematian penyakit DBD.
 Mencegah / membatasi terjadinya KLB Demam Berdarah.
 Meningkatkan peran serta masyarakat dalam memberantas sarang nyamuk
Sasaran dan Capaian
a. Masyarakat
 Melaporkan bila ada penderita demam berdarah yang ditemukan.
 Pemeriksaan jentik berkala / pemberantasan sarang nyamuk.
 Meningkatkan kebersihan lingkungan.
b. Petugas
 Meningkatkan koordinasi dengan lintas program maupun lintas sektor.
 Meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit demam berdarah,
terutama pada musim hujan datang
 Pemeriksaan jentik berkala
Hasil Pencapaian ProgramP2 DBD di Puskesmas Sidoarjo Pada Bulan Januari – Desember Tahun 2017
Target % Cakupan
Tahun Sub Jumlah
Satuan Target Total Rencana
Upaya 2017 Pencapaian Variabel Variabel
No. Kegiatan Sasaran Sasaran Sasaran Analisa Tindak
Kesehatan (T) (P) Riil (terhadap dan Total
(S) (TS) (ToS) Lanjut
dalam target nilai
% sasaran) Program
2.1.5.5 Demam Berdarah Dengue (DBD) 88,3%
Lebih Lebih Lebih
1. Angka Bebas Belum
dari dari dari 93,1% 87,56 87,56%
Jentik (ABJ) tercapai
95% 95% 95%
2. Penderita
100% Penderita 5 25 25 100% 100% Tercapai
DBD ditangani
3. Cakupan PE Belum
100% Penderita 25 25 17 100% 77,3%
kasus DBD Tercapai

EVALUASI
Berdasarkan data program P2M DBD secara kumulatif pada bulan Januari - Desember Tahun 2017 dapat disimpulkan bahwa ada
beberapa program yang belum tercapai:
a. Angka Bebas Jentik (ABJ) sebesar 87,56% sedangkan targetnya sebesar lebih dari 95%.
Cakupan PE kasus DBD sebesar 77,3% sedangkan targetnya sebesar 100%.
G. Program Pencegahan dan Penanggulangan PMS dan HIV/AIDS
Tujuan
 Memberikan informasi mengenai penyakit PMS dan HIV/AIDS.
 Menenmukan dan mengobati penderita PMS dan HIV/AIDS sesuai dengan standart
Sasaran
Anak-anak, remaja, dan dewasa yang rentan

Hsil Pencapaian ProgramHIV/ AIDS di Puskesmas Sidoarjo Pada Bulan Januari – Desember Tahun 2017
Target % Cakupan
Tahun Sub Jumlah
Satuan Target Total Rencana
Upaya 2017 Pencapaian Variabel Variabel
No. Kegiatan Sasaran Sasaran Sasaran Analisa Tindak
Kesehatan (T) (P) Riil (terhadap dan Total
(S) (ToS) (ToS) Lanjut
dalam target nilai
% sasaran) Program
2.1.5.6 Pencegahan dan Penanggulangan PMS dan HIV/AIDS
Anak sekolah
(SMP dan
SMA
sederajat)
100% - - - - - - -
yang sudah
dijangkau
penyuluhan
HIV/AIDS
H. Program Pemberantasan Penyakit Malaria
Tujuan
 Memberikan informasi mengenai penyakit malaria.
 Menemukan penderita malaria sedini mingkin dan mengobati sesuai standart.
Sasaran
Anak-anak, remaja, dan dewasa yang rentan

Hasil Pencapaian ProgramMalaria di Puskesmas Sidoarjo Pada Bulan Januari – Desember Tahun 2017
% Cakupan
Target Sub Jumlah
Satuan Target Total Rencana
Upaya Tahun Pencapaian Variabel Variabel
No. Kegiatan Sasaran Sasaran Sasaran Analisa Tindak
Kesehatan 2017 (T) (P) Riil (terhadap dan Total
(S) (TS) (ToS) Lanjut
dalam % target nilai
sasaran) Program
2.1.5.7 Malaria
1. Penderita malaria yang
0
dilakukan pemeriksaan 100% 0 0 0 0 0 0 0 0
SD
2. Penderita positif
malaria yang diobati 100% 0 0 0 0 0 0 0 0 0
sesuai standar (ACT)
3. Penderita positif
100% 0 0 0 0 0 0 0 0 0
malaria yang di follow up
I. Pencegahan dan Penanggulangan Rabies
Hasil Pencapaian Program Rabies di Puskesmas Sidoarjo Pada Bulan Januari – Desember Tahun 2017
% Cakupan
Target Sub Jumlah
Satuan Target Total Rencana
Tahun Pencapaian Variabel Variabel
No. Upaya Kesehatan Kegiatan Sasaran Sasaran Sasaran Analisa Tindak
2017 (T) (P) Riil (terhadap dan Total
(S) (TS) (ToS) Lanjut
dalam % target nilai
sasaran) Program
2.1.5.8.Rabies
1. Cuci luka
0
terhadap kasus 100% 0 0 0 0 0 0 0 0
gigitan HPR
2. Vaksinasi
terhadap kasus
100% 0 0 0 0 0 0 0 0 0
gigitan HPR yang
berindikasi
J. Program Imunisasi
Tujuan
a. Tujuan Umum
Menurunkan angka kesakitan dan kematian terhadap penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi (PD3I) yaitu TBC, DIFTERI, PERTUSIS,
TETANUS NEONATORUM, POLIO dan HEPATITIS.
b. Tujuan Khusus
Tercapainya UCI (Universal Child Immunization) tahun 2011
 Mencakup bayi (0-12 bulan) untuk vaksinasi
- BCG 1x
- DPT 3x
- POLIO 4 x
- Hepatitis 3 x
 Ibu hamil dengan TT 2x
 Murid kelas I SD / MI dengan DT 1 x
 Murid SD / MI kelas II-III untuk mendapatkan TT 1x
 Calon pengantin wanita dengan TT 2x.

Target Dan Capaian


a. Sasaran
 Bayi berusia 0-1 tahun (kurang 1 hari) untuk mendapatkan imunisasi BCG
serta mendapatkan imunisasi HEPATITIS, DPT, POLIO, dan 9-12 bulan,
mendapatkan Campak.
 Ibu hamil dan wanita usia subur.
 Murid kelas 1 SD / MI untuk mendapatkan DT.
 Murid SD/Mi kelas II – III untuk mendapatkan TT.
 Calon pengantin wanita.
Hasil Pencapaian Program Imunisasi di Puskesmas Sidoarjo Pada Bulan Januari – Desember Tahun 2017
% Cakupan
Target Sub Jumlah
Satuan Target Total Rencana
Upaya Tahun Pencapaia Variabel Variabel
No. Kegiatan Sasaran Sasaran Sasaran Analisa Tindak
Kesehatan 2017 (T) n (P) Riil (terhadap dan Total
(S) (TS) (ToS) Lanjut
dalam % target nilai
sasaran) Program
2.1.5.9 Pelayanan Imunisasi 97,34 %
1. Imunisasi Dasar
92% Bayi 1451 1577 1480 93,98 101,9
Lengkap (IDL)
2. UCI Desa >95% Desa 9 9 9 190 100
3.Imunisasi DT pada anak
>98% 1949 1989 1883 94,67 96,6
kelas 1 SD
4. Imunisasi campak pada
>98%
anak kelas 1 SD
5.Imunisasi TT pada anak
>98% 2043 2085 1949 93,48 95,39
kelas 2 dan 3 Sd
6.Imunisaisi TT5 pada
≥85% 18480 21742 14185 65,2 76,75
WUS (15-39 th)
7.Imunisasi TT2 plus
≥85% 1528 1798 1613 89,7 105,56
bumil (15-39 th)
8.Pemantauan suhu lemari
100% 12 12 12 100 100
es vaksin
9.Ketersediaan catatan
100% 12 12 12 100 100
stok vaksin
10.Laporan KIPI Zero
≥90% 12 12 12 100 100
reporting /KIPI non serius
K. Program Pengamatan Penyakit (Surveilance Epidemiologi)
% Cakupan
Target Sub Jumlah
Satuan Target Total Rencana
Upaya Tahun Pencapaia Variabel Variabel
No. Kegiatan Sasaran Sasaran Sasaran Analisa Tindak
Kesehatan 2017 (T) n (P) Riil (terhada dan Total
(S) (TS) (ToS) Lanjut
dalam % p target nilai
sasaran) Program
2.1.5.10 Pengamatan Penyakit (Surveilance Epidemiologi) 86,05 %
1.Laporan STP yang tepat
≥80% Lap 12 12 6 50% 62,5%
waktu
2.Kelengkapan laporan
≥90% Lap 12 12 12 100% 100%
STP
3.Laporan C1 tepat waktu ≥80% Lap 12 12 6 50% 62,5%
4.Kelengkapan laporan C1 ≥90% Lap 12 12 12 100% 100%
5.Laporan W2 (mingguan)
≥80% Lap 52 52 21 45,4% 50,5%
yang tepat waktu
6. .Kelengkapan laporan
≥90% Lap 52 52 52 100% 100%
W2 (mingguan)
7.Grafik trend mingguan
100% Grafik 8 8 8 100% 100%
penyakit potensial wabah
8.Desa/kelurahan yang
mengalami KLB
100% Desa 4 4 4 100% 100%
ditanggulangi dalam
waktu <24 jam
L. Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular

% Cakupan
Target Sub Jumlah
Satuan Target Total Rencana
Upaya Tahun Pencapaia Variabel Variabel
No. Kegiatan Sasaran Sasaran Sasaran Analisa Tindak
Kesehatan 2017 (T) n (P) Riil (terhada dan Total
(S) (TS) (ToS) Lanjut
dalam % p target nilai
sasaran) Program
2.1.5.11 Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular
1.Desa/kelurahan yang
122,2 Dipertah
melaksanakan kegiatan 30% desa 9 2,7 11 407,41% 67,90% tercapai
% ankan
Posbindu PTM
2.Perempuan usia 30-50 Meningk
tahun yang dideteksi dini Belum atkan
30% pasien 17.902 5370 446 2,49% 8,31% 1,385%
kanker cervix dan tercapai sosialisas
payudara i IVA
Meningk
3.Sekolah yang ada di atkan
30% Sekolah 58 17,4 58 100% 333,33% 55,555% tercapai
wilayah puskesmas pembina
an KTR
4.Penduduk usia > 15 th Meningk
yang melaksanakan 44,09 146,977 atkan
30% Orang 78.799 23.639 34.744 24,49% tercapai
pemeriksaan tekanan % % sosialisas
darah i
Meningk
5.Penduduk usia >18 th
Belum atkan
yang melakukan 30% Orang 78.799 23.639 3468 4,40% 14,67% 2,445%
tercapai sosialisas
pemeriksaan gula darah
i
6.Obesitas/IMT pada 14,68 Belum Meningk
30% Orang 78.799 23.639 11.570 48,94% 8,157%
penduduk usia > 15 th % tercapai atkan
yang melakukan sosialisas
pemeriksaan IMT i
BAB IX
PROGRAM USIA LANJUT

A. PENDAHULUAN
Tujuan umum
Diperolehnya peningkatan derajat kesehatan dan kehidupan manusia usia lanjut
mencapai masa tua yang bahagia dan berdaya guna bagi kehidupan keluarga dan
masyarakat sesuai dengan kebudayaan ditengah-tengah masyarakat.
Tujuan khusus
e. Kelompok usia lanjut
 Deteksi dini penurunan kesehatan, serta teratur dan berkesinambungan
memeriksakan kesehatannya atau institusi pelayanan kesehatan lainnya.
 Latihan fisik dan mental secara teratur.
 Diet seimbang.
 Kebersihan perorangan.
 Kelompok untuk bersosialisasi.
 Hidup sehat dengan menghindari kebiasaan yang tidak baik seperti
merokok, alkohol, kopi, kelelahan fisik dan mental.
 Penanggulangan masalah kesehatannya sendiri secara teratur.
f. Kelompok keluarga yang memiliki usia lanjut
 Pemeliharaan usia lanjut dan keterlibatan usia lanjut di dalam maupun di
luar keluarga.
 Bantuan dalam mengatasi masalah kesehatan secara tepat dan benar.
 Dukungan, bantuan dan dorongan untuk menyalurkan dan
mengembangkan minat dan hobi.
 Pemeliharaan fisik, mental dan spiritual yang teratur dan
berkesinambungan di tengah keluarga yang penuh kasih sayang dan
tanggung jawab.
g. Kelompok masyarakat usia lanjut
 Program kesehatan usia lanjut.
 Dukungan dan bantuan sumber daya terhadap setiap kegiatan masyarakat
yang berlintas dengan pemeliharaan kesehatan usia lanjut.

h. Penyelenggara kesehatan
 Pembinaan, pengembangan dan peningkatan kesejahteraan serta
kemandirian usia lanjut.
 Dukungan dan bantuan sumber daya terhadap setiap kegiatan yang
berkaitan dengan usia lanjut.
i. Lintas sektor
 Pembinaan, pengembangan dan peningkatan kesejahteraan serta
kemandirian usia lanjut.
 Dukungan dan bantuan sumber daya terhadap setiap kegiatan yang
berkaitan dengan usia lanjut.

B. Target dan Pencapaian


1. Sasaran
Usia lanjut menurut UU No.4 adalah sama atau lebih dari 55 tahun menurut
departemen kesehatan:
a. Sasaran langsung
 Kelompok pertengahan umur: 45 – 54 tahun
 Kelompok usia lanjut dini: 55 – 64 tahun
 Kelompok usia lanjut: > 64 tahun
 Kelompok usia lanjut dengan risiko tinggi: > 70 tahun, hidup sendiri,
terpencil, hidup dalam panti, penderita penyakit berat, cacat, dan lain-lain.
a. Sasaran tidak langsung
 Keluarga dimana usia lanjut berada.
 Organisasi sosial yang bergerak di dalam pembinaan kesehatanusia lanjut.
 Masyarakat lain.
Hasil Pencapaian Program Usia Lanjut di Puskesmas Sidoarjo Bulan Januari-Desember 2017
% Cakupan
Jumlah
Target Sub
Target Total Variabel Rencana
Upaya Tahun Satuan Pencapa Variabel
No. Kegiatan Sasaran Sasaran dan Analisa Tindak
Kesehatan 2017 (T) Sasaran (S) ian (P) Riil (terhadap
(TS) (ToS) Total Lanjut
dalam % target
nilai
sasaran)
Program
2.2 UKM PENGEMBANGAN
2.2.1 Kesehatan Lansia
Lansia umur lebih
atau sama dengan 60
tahun yang
mendapat pelayanan
kesehatan lansia di
56% 4182 119 15,72 28,13 28,17
fasilitas kesehatan
kerja di wilayah
kerja Puskesmas
pada kurun waktu
tertenu
BAB X
PROGRAM USAHA KESEHATAN GIGI DAN MULUT
A. PENDAHULUAN
Tujuan umum
Tercapainya derajat kesehatan gigi masyarakat yang optimal.
Tujuan khusus
1. Meningkatkan kesadaran, sikap dan perilaku masyarakat dalam kemampuan
pelihara dini (selfcare) dibidang kesehatan gigi dan mulut dan mengetahui
pengobatan sedini mungkin.
2. Menurunkan prevalensi penyakit gigi dan mulut yang banyak diderita
padamasyarakatterutamakaries, periodontitis dan abses dengan upaya
perlindunganatau pencegahan tanpa mengabaikan upaya penyembuhan dan
pemulihan, terutama pada kelompok masyarakatumum.

B. TARGET DAN PENCAPAIAN


a. Sasaran
1. Masyarakat umum
2. Anak prasekolah
3. Anak sekolah
4. Ibu hamil
b. Sarana peralatan
1. Dental chair 2 unit
2. Dental unit 2 unit
3. Alat-alat pencabutan 2 set
4. Alat-alat tambal 2 set
5. Hand instrumen 2 set
c. Sasaran tenaga
1. Dokter gigi 2 orang
2. Perawat gigi 2 orang
d. Kegiatan kesehatan gigi dan mulut
 Kegiatan pada program kesehatan gigi dan mulut yaitu:
o Unit rawat jalan kesehatan gigi dan mulut yang meliputi :
- Pelayanan dalam poli gigi puskesmas prambon(
dalam gedung).
 Penderita yang langsung datang ke
puskesmas
- Pelayanan di luar poli gigi puskesmas prambon ( di
luar gedung)
 Kunjungan ke sekolah.
 Penyuluhankader di puskesmas 1
tahunsekali.
 Usaha kesehatan gigi dan mulut
Hasil Pencapaian Program Kesehatan Gigi dan Mulut Di Puskesmas Sidoarjo Pada Bulan Januari –Desember 2017
% Cakupan
Target
Jumlah
Tahun Sub
Satuan Target Total Variabel Rencana
Upaya 2017 Pencapaian Variabel
No. Kegiatan Sasaran Sasaran Sasaran dan Analisa Tindak
Kesehatan (T) (P) Riil (terhadap
(S) (TS) (ToS) Total Lanjut
dalam target
nilai
% sasaran)
Program
2.2 UKM PENGEMBANGAN
2.2.3 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
2.2.3.1 UKGS
1. Murid kelas
1 yang
100% Murid 1945 1945 1945 100% 100% Tercapai
dilakukan
penjaringan
2. Murid kelas
1-6 yang
40% Murid 3022 1208 856 28,3% 70,9% Tercapai
mendapat
perawatan
3. SD/MI
dengan UKGS 30% SD/Mi 30 9 10 33,3% 100% Tercapai
Tahap II
2.2.3.2 UKGM
1. APRAS
yang dilakukan
penjaringan di
40% APRAS 3165 1266 1425 45% 100% Tercapai
UKBM
(Posyandu dan
PAUD)
2. UKBM yang 15% Posyandu 84 13 13 15,5% 100% Tercapai
melaksanakan
UKGM
3. Rasio gigi
tetap yang
ditambal 100% Gigi 757 757 1057 139,6% 100% Tercapai
terhadap gigi
yang dicabut
4. Bumil yang
mendapat
60% Bumil 769 471 471 61.2% 100% Tercapai
perawatan
kesehatan gigi
BAB XI
PROGRAM USAHA KESEHATAN SEKOLAH
A. PENDAHULUAN
Definisi :
UKS adalah upaya terpadu lintas program dan lintas sektor dalam rangka
meningkatkan derajat kesejahteraan serta membentuk perilaku hidup sehat anak
usia sekolah.
Tujuan
1. Umum :
Meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan
peserta didik serta menciptakan lingkungan yang sehat sehingga
memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan
optimal dalam rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya.
2. Khusus :
a. Memiliki pengetahuan sikap dan ketrampilan untuk melaksanakan
prinsip hidup sehatserta berpartisipasi aktif didalam usaha
peningkatan kesehatan di sekolah, rumah tangga maupun
lingkungan masyarakat.
b. Sehat baik dalam arti fisik, mental maupun sosial.
c. Memiliki daya hayat daya tangkal terhadap pengaruh narkotika,obat
dan bahan berbahaya, alkohol,rokok dsb.
d. Membentuk generasi penerus yang mandiri,produktif dan
bertanggung jawab.

B. TARGET DAN CAPAIAN


a) Ruang Lingkup :
TRIAS UKS :
1. Pendidikan Kesehatan
2. Pelayanan Kesehatan
3. Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat

Pendidikan kesehatan
1. Intrakurikuler
2. Ekstrakurikuler
a. Kerja bakti kebersihan
b. Lomba – lomba kebersihan sekolah
c. Aktivitas kader kesehatan : PMR,PKS
d. Penyuluhan dan sebagainya.

Pelayanan kesehatan
Promotif : Penyuluhan,latihan,ketrampilan dalam Yankes
Preventif : Pemutusan mata rantai penyakit,penjaringan, imunisasi, KMS,
pemeriksaan kesehatan dan konseling
Kuratif dan rehabilitative: Pengobatan ringan, P3K P3P

Pembinaan lingkungan kehidupan sekolah sehat


a. Kegiatan bina lingkungan fisik.
1. Ruang UKS
2. Pembinaan warung sekolah
3. Sumber air bersih
4. TPA sampah
5. KM/WC
b. Kegiatan bina lingkungan mental sosial.
1. Konseling kesehatan
2. Bakti sosial
3. Kesenian
4. Kebun sekolah
5. Penjelajahan
b. Sasaran :
1. Sasaran pelayanan kesehatan
Seluruh peserta didik yaitu: Pendidikan Dasar, Pendidikan agama
(ponpes), pendidikan kejuruan dan pendidikan khusus (SLB) serta guru
UKS.
2. Sasaran pembinaan
a. Pelaksanaan kesehatan sekolah.
b. Lingkungan fisik sekolah dan lingkungan rumah tangga.

c. Target program pelayanan kesehatan :


1. Jangkauan pelayanan kesehatan sekolah.
Sekolah yang tercakup program UKS: SD/MI, SLTP/MTS,
SLTA/MA, SLB, dan Ponpes.
2. Kualitas UKS.
Ditunjukan untuk meningkatkan kesehatan pada peserta didik SD,
SLTP, SLTA, Ponpes murid kelas 1 SD dengan DT, murid kelas 1-6
SD dengan TT.
d. Kebijakan dan Langkah- langkah:
1. Mengikutsertakan peran aktif peserta didik dan masyarakat sekolah.
2. Melaksanakan upaya untuk mengatasi masalah kesehatan yang tidak
dapat diatasi sekolah kefasilitas kesehatan.
3. Kegiatan yang terintregrasi pelayanan kesehatan yang menyeluruh
menyangkut segala upaya kesehatan pokok Puskesmas sebagai satu
kesehatan yang utuh dalam meningkatkan derajat kesehatan peserta
didik.
4. Adanya kerjasama lintas sektoral yang baik dan uraian tugas yang
jelas antar tiap instansi.
e. Kegiatan UKS :
1. Pendidikan kesehatan sekolah dapat di lingkungan intra dan
ekstrakurikuler. Kegiatan intrakurikuler seperti pelajaran ilmu
kesehatan. Kegiatan ekstrakurikuler seperti lomba poster kesehatan,
lomba kebersihan kelas, penyuluhan dari petugas puskesmas tentang
kesehatan.
2. Pelayanan kesehatan
Pemeliharaan kesehatan sekolah : bertujuan untuk memelihara,
meningkatkan dan menemukan secara dini gangguan kesehatan
yang mungkin terjadi pada peserta didik maupun gurunya.
3. Lingkungan sekolah yang sehat.
a. Lingkungan fisik : pengawasan kantin, bangunan sekolah dan
lingkungan disekitar lingkungan sekolah.
b. Lingkungan psikis : memberikan perhatian terhadap peserta
didik, khususnya anak didik yang bermasalah dan membina
hubungan kejiwaan antara guru dan peserta didik.
c. Lingkungan sosial : membina hubungan harmonis antara
guru,peserta didik,karyawan sekolah dan masyarakat sekolah.
Kegiatan program upaya kesehatan anak usia sekolah dan remaja
Puskesmas Krian periode Januari – Desember 2015

Tujuan :
1) Meningkatkan derajat kesehatan murid.
2) Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan di
sekolah.
3) Mempersiapkan murid sebagai kader kesehatan.
4) Merubah kebiasaan murid untuk hidup sehat.
5) Memberikan dampak positif terhadap lingkungan sekitar.

Sasaran :
1) Peningkatan program UKS disemua SD/MI, SLTP/Mts,
SLTA/MA.
2) Pembentukan kader kesehatan sekolah dengan sasaran
murid kelas 5 dan kelas 6 SD/MI.

Kegiatan :
1) Pemeriksaan kesehatan murid/skrining.
2) Pemeriksaan gizi.
3) Pemeriksaan kulit.
4) Penyuluhan kesehatan.
5) Imunisasi
6) Lomba sekolah sehat.
7) Laboratorium
Hasil Pencapaian Program UKS Puskesmas Sidoarjo Januari – Desember 2017
% Cakupan
Target
Jumlah
Tahun Sub
Satuan Target Total Variabel Rencana
Upaya 2017 Pencapaian Variabel
No. Kegiatan Sasaran Sasaran Sasaran dan Analisa Tindak
Kesehatan (T) (P) Riil (terhadap
(S) (TS) (ToS) Total Lanjut
dalam target
nilai
% sasaran)
Program
2.2 UKM PENGEMBANGAN
2.2.4. Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja
1. Sekolah
setingkat
SD/MI yang
melaksanakan 100% Sekolah 31 31 31 100 100 Tercapai
pemeriksaan
penjaringan
kesehatan
Sekolah
setingkat
SMP/MTs yang
melaksanakan 90% Sekolah 14 14 14 100 100 Tercapai
pemeriksaan
penjaringan
kesehatan
Sekolah
setingkat
SMA/MA/SMK
yang
90% Sekolah 13 13 12 92,31 92,31 Tercapai
melaksanakan
pemeriksaan
penjaringan
kesehatan
2. Murid kelas I
setingkat
SD/MI yang
100% Murid 1979 1979 1979 100 100 Tercapai
diperiksa
penjaringan
kesehatan
Murid kelas VII
setingkat
SMP/MTs yang
90% Murid 2164 2164 2164 100 100 Tercapai
diperiksa
penjaringan
kesehatan
Murid kelas I
setingkat XII
SMA/MA/SMK
90% Murid 1708 1708 1708 100 100 Tercapai
yang diperiksa
penjaringan
kesehatan
3. Pelayanan 67% Remaja 17.453 17.453 10.371 59,42 59,42
Kesehatan
Remaja

C. EVALUASI
Berdasarkan data kegiatan UKS Puskesmas Sidoarjo periode Januari – Desember 2017 terdapat beberapa program yang sudah mencapai target,
diantaranya :
1. Jumlah Murid yang dilakukan penjaringan kesehatannya (Murid SD/MI) yaitu ) yaitu sebesar 100 % sedangkan pencapaian targetnya
adalah sebesar 100 % (tercapai). (Murid SMP/MTS yaitu ) yaitu sebesar 90 % sedangkan pencapaian targetnya adalah sebesar 100 %
(tercapai). (Murid SMA/MA/SMK) yaitu sebesar 90 % sedangkan pencapaian targetnya adalah sebesar 92,31 % (tercapai).
Cakupan pelayanan kesehatan remaja adalah sebesar 67 %, sedangkan targetnya adalah sebesar 59,42 % (belum tercapai).
BAB XII
BINA KESEHATAN JIWA

A. Tujuan
 Usaha meningkatkan derajat kesehatan masyarakat baik jasmani maupun rohani
guna keluarga bahagia dan sejahtera.
 Memberikan pelayanan kepada penderita gangguan jiwa secara teratur dengan
biaya murah.
 Perawatan penderita gangguan jiwa dan pembinaan pada keluarga.
 Menemukan kasus-kasus jiwa sedini mungkin.
 Mengurangi penderita gangguan jiwa yang dipasung oleh keluarganya.

B. Target dan Capaian


Sasaran :
 Pengobatan psikosa atau neurosa serta gangguan jiwa lainnya.
 Pencarian penderita baru psikosa, retardasi mental, epilepsi dan gangguan jiwa
lainnya.
Hasil Pencapaian Bina Kesehatan Jiwa Puskesmas Sidoarjo Januari – Desember 2017
% Cakupan
Target
Jumlah
Tahun Sub
Satuan Target Total Variabel Rencana
Upaya 2017 Pencapaian Variabel
No. Kegiatan Sasaran Sasaran Sasaran dan Analisa Tindak
Kesehatan (T) (P) Riil (terhadap
(S) (TS) (ToS) Total Lanjut
dalam target
nilai
% sasaran)
Program
2.2 UKM PENGEMBANGAN
2.2.5. Bina Kesehatan Jiwa
1. Pemberdayaan
kelompok
masyarakat
khusus dalam
upaya
24% 31 31 31 100 100 Tercapai
penemuan dini Kelompok
dan rujukan
kasus
gangguan
kejiwaan
2. Penemuan dan
penanganan
kasus
gangguan
perilaku, 90% Orang 14 14 14 100 100 Tercapai
masalah
NAPZA, dll
datang berobat
ke Puskesmas
3. Penanganan 90% Orang 13 13 12 92,31 92,31 Tercapai
kasus
kesehatan jiwa,
malalui rujukan
ke RS /
spesialis
4. Kunjungan
rumah pasien 100% Orang 1979 1979 1979 100 100 Tercapai
jiwa

EVALUASI :
Berdasarkan data diatas, program bina kesehatan jiwa telah memenuhi semua target.
BAB XII
PROGRAM UPAYA KESEHATAN INDRA

1. MATA
A. PENDAHULUAN
Tujuan Umum
Meningkatnya derajat kesehatan mata masyarakat secara optimal.
Tujuan Khusus
 Meningkatkan kesadaran, sikap dan perilaku masyarakat dalam
pemeliharaan dirinya di bidang kesehatan mata dan pencegahan
kebutaan.
 Menurunnya prevalensi kesakitan mata, dan kebutaan sehingga tidak
lagi menjadi masalah kesehatan masyarakat.
 Meningkatkan jangkauan retraksi sehingga masyarakat yang mengalami
gangguan fungsi penglihatan dapat dilayani.

B. TARGET DAN CAPAIAN


a. Sasaran
 Pengunjung Puskesmas
 Murid sekolah
 Masyarakat umumnya
Hasil Pencapaian Program Upaya Kesehatan Mata Puskesmas Sidoarjo Januari – Desember 2017
Target % Cakupan
Tahun Sub
Satuan Target Total Jumlah
Upaya 2017 Pencapaian Variabel Rencana Tindak
No. Kegiatan Sasaran Sasaran Sasaran Variabel dan Analisa
Kesehatan (T) (P) Riil (terhadap Lanjut
(S) (TS) (ToS) Total nilai
dalam target
Program
% sasaran)
2.2 UKM PENGEMBANGAN

2.2.6.1 MATA

1.Penemuan
Belum
dan penanganan 70% Pasien 1407 984 880 62,54% 89,34%
tercapai
kasus refraksi
2.Penemuan
kasus penyakit
65% Pasien 1918 1246 1393 72,63% 111,79% Tercapai
mata di
puskesmas
3. penemuan
kasus buta Belum
35% pasien 4136 1447 1296 30,68% 87,70%
katarak pada tercapai
usia >45 th

4.Penyuluhan
90% Desa 9 3 9 100% 111%
kesehatan mata
5.Pelayanan
30% Pasien 1559 467 261 16,10% 53,75%
rujukan mata

EVALUASI
Berdasarkan data program Usaha Kesehatan Mata bulan Januari – Desember tahun 2017 dapat diambil kesimpulan bahwa :

1. Penemuan dan penanganan kasus refraksi belum mencapai target, target yang dicapai sebesar 63% sedangkan targetnya sebesar
70%.
2. Penemuan kasus buta katarak pada usia diatas 45 tahun belum mencapai target, target yang dicapai sebesar 31% sedangkan
targetnya sebesar 35%.
2.TELINGA
A. Pendahuluan
1. Tujuan
Menentukan besaran masalah (magnitude) dan penyebab utama gangguan
pendengaran dan ketulian pada populasi tertentu.
a. Mencegah penggunaan obat-obat ototoksik secara bebas.
b. Menurunkan prevalensi gangguan pendengaran akibat pemaparan bising pada
kelompok risiko tinggi.
c. Mengembangkan kesehatan telinga dasar (basic ear care) sebagai bagian
Program Pelayanan Kesehatan Dasar PUSKESMAS
d. Meningkatam kegiatan deteksi dini dan penatalaksanaan gangguan
pendengaran.
e. Mengembangkan teknologi tepat guna (appropriate technology) untuk
pemeriksaan dan penanganan gangguan pendengaran.
f. Mengadakan kerjasama teknis dengan pihak Pemerintah (DEPKES) untuk
mengembangkan Program Nasional di bidang kesehatan telinga dan
pendengaran.
g. Memiliki sistim manajemen dan administratif untuk suatu program Nasional,
Regional maupun Global.
2. Target Dan Capaian
Mencegah kecacatan yang ditimbulkan akibat penyakit telinga dan
gangguan pendengaran yang sering ditemukan pada masyarakat setempat dengan
melaksanakan pencegahan terhadap penyakit telinga dibawah ini :
a. OMSK
b. Tuli sejak lahir ( kongenital ).
c. Pemaparan bising (NIHL).
d. Presbikusis.
Hasil Pencapaian Program Upaya Kesehatan Telinga Di Puskesmas Sidoarjo Pada Bulan Januari – Desember 2017

Target % Cakupan
Tahun Sub
Satuan Target Total Jumlah
Upaya 2017 Pencapaian Variabel Rencana Tindak
No. Kegiatan Sasaran Sasaran Sasaran Variabel dan Analisa
Kesehatan (T) (P) Riil (terhadap Lanjut
(S) (TS) (ToS) Total nilai
dalam target
Program
% sasaran)
2.2 UKM PENGEMBANGAN

2.2.6.2 TELINGA

1.Penemuan
kasus yg
rujukan ke
spesialis di
puskesmas 12% pasien 313 97 124 15,25% 127,10% 42,37% tercapai
melalui
pemeriksaan
fungsi
pendengaran
2.Penemuan
kasus penyakit
35% pasien 1058 370 342 37,29% 90% 30,76% tercapai
telinga di
puskesmas
3.Penemuan
kasus serumen 55% pasien 1059 370 717 67% 193% 64,49% tercapai
prop
BAB XIV
UPAYA KESEHATAN KERJA

A. Pendahuluan
1. Tujuan
1) Tujuan Umum
Terselenggaranya pelayanan kesehatan kerja dasar oleh Puskesmas di kawasan
Industri dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat pekerja.

2) Tujuan Khusus
 Meningkatnya kemampuan tenaga Puskesmas memecahkan masalah
kesehatan kerja di wilayah kerja puskesmas kawasan industri.
 Teridentifikasinya permasalahan kesehatan kerja di kawasan industri.
 Teridentifikasi potensi masyarakat di wilayah kerja Puskesmas kawasan
industri.
 Terlaksananya pelayanan kesehatan kerja yang berkualitas.
 Terselenggaranya kemitraan dengan para pengandil dalam pelayanan
kesehatan kerja dasar.
B. Sasaran
a) Pengelola Program Kesehatan Kerja di Kabupaten/Kota.
b) Penyelenggara pelayanan kesehatan kerja dasar Puskesmas
Hasil Pencapaian Program Upaya Kesehatan Telinga Di Puskesmas Sidoarjo Pada Bulan Januari – Desember 2017

Target % Cakupan
Tahun Sub
Satuan Target Total Jumlah
Upaya 2017 Pencapaian Variabel Rencana Tindak
No. Kegiatan Sasaran Sasaran Sasaran Variabel dan Analisa
Kesehatan (T) (P) Riil (terhadap Lanjut
(S) (TS) (ToS) Total nilai
dalam target
Program
% sasaran)
2.2 UKM PENGEMBANGAN

2.2.7 Upaya Kesehatan Kerja


64,39 64,39
1.Pekerja
formal yang Belum
60% Pekerja 29419 49033 240 0,8
mendapat tercapai
konseling
2.pekerja
informal yang
60% Pekerja 12209 20349 450 27,4
mendapat
konseling
3.promotif dan
preventif yang
dilakukan pada 60% UKK 1 2 2 166,6
kelompok
kesehatan kerja
BAB XV
LABORATORIUM SEDERHANA
A. PENDAHULUAN
Tujuan umum:
Penyelenggaraan pelayanan secara efektif dan efisien untuk mendukung upaya
peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, diagnose dini maupun monitoring
dalam rangka penyembuhan.
Tujuan khusus:
a. Meningkatkan hasil cakupan pemeriksaan dan rujukan
b. Meningkatkan keterampilan dan ketelitianpetugas dalam pemeriksaaan.
c. Meningkatkan pelayanan laboratorium dalam ikut serta membantu
menegakan penyakit.
Sasaran:
a. Anak sekolah (UKS)
b. Ibu hamil
c. Masyarakat umum yang memerlukan pelayanan laboratorium
d. Penderita rawat inap dan rawat jalan
Hasil Pencapaian Laboratorium Sederhana di Puskesmas Sidoarjo Bulan Januari - Desember 2017

TARGET TOTAL CAKUPAN


SATUAN
JENIS TAHUN SASARAN TARGET PENCAPAIA SUB
NO SASARAN
KEGIATAN 2017 (T) (ToS) SASARAN N (P) RIIL VARIABE
(S)
DALAM % L
XV Pemeriksaan
Laboratorium
1 Kesesuaian
jenis pelayanan
100% Jenis Pasien 54 54 100 100% 100%
laboratorium
dengan standar
2 Ketetapan
waktu tunggu
penyerahan
100% Pasien 3481 3481 3481 100% 100%
hasil pelayanan
laboratorium <
120 menit
3 Kesesuaian
hasil
pemeriksaan 100% Jenis Pasien 12 12 12 100% 100%
baku mutu
internal (PMI)
B. EVALUASI
Berdasarkan data program laboratorium tersebut semua program tercapai.
BAB XVI
BINA KESEHATAN TRADISIONAL

Hasil Pencapaian Bina Kesehatan Tradisional Puskesmas Sidoarjo Bulan Januari –


Desember 2017
Target Ket
No Jenis Kegiatan Satuan Pencapaian Cakupan
Sasaran MT / TM
Pembinaan
1. pengobatan Orang 4 4 100% MT
tradisional ramuan
Pembinaan
pengobatan
2. % 31 31 100% MT
tradisional
ketrampilan
Pembinaan fasilitas
pelayanan Sarana
3. 9 9 29% MT
kesehatan (27)
tradisional
Frekuensi
pembinaan Kali
4. 38 38 100% MT
pengobatan (4)
tradisional

Evaluasi
Berdasarkan data di atas, program bina kesehatan tradisional telah memenuhi target.
BAB XVII
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan data-data kinerja yang kita dapat dari Puskesmas Sidoarjo selama
periode bulan Januari – Desember 2017, yang kemudian kita olah lebih lanjut maka kami
dapatkan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Tempat kerja yang memenuhi indikator PHBS Tempat-tempat Kerja masih
belum tercapai sama sekali sedangkan targetnya adalah sebelah 48%.
2. Intervensi dan penyuluhan PHBS pada TTU masih belum tercapai,
pencapaian hanya sebesar 50% sedangkan targetnya adalah sebsar 100%.
3. Poskestren Purnama dan Mandiri belum mencapai target, target yang di
capai sebesar 0% sedangkan targetnya sebesar 90%.
4. Pembinaan tingkat perkembangan Posbindu PTM belum mencapai target,
target yang di capai sebesar 0% sedangkan targetnya sebesar 13%.
5. Konseling Sanitasi belum mencapai target, target yang dicapai sebesar 1,5%
sedanngkan targetnya sebesar 10%
6. Inspeksi Sanitasi PBL belum mencapai target, target yang dicapai sebesar
5,7% sedangkan targetnya sebesar 20%.
7. Desa/kelurahan yang sudah ODF belum mencapai target, target yang
dicapai sebesar 33% sedangkan targetnya sebesar 77%.
8. Penanganan Kompikasi Kebidanan belum mencapai target, target yang
dicapai sebesar 61% sedangkan targetnya sebesar 80%.
9. Penanganan Komplikasi Neonatus belum mencapai target, target yang
dicapai sebesar 43% sedangkan targetnya sebesar 80%.
10. Pelayanan Kesehatan Anak Balita (12-59 bulan) belum mencapai target,
target yang dicapai sebesar 72% sedangkan targetnya sebesar 84%.
11. Pelayanan Kesehatan Anak Pra Sekolah (60-72 bulan) belum mencapai
target, target yang dicapai sebesar 74% sedangkan targetnya sebesar 80%.
12. PUS dengan 4T ber KB belum mencapai target, target yang dicapai sebesar
70% sedangkat targetnya sebesar 80%.
13. Ibu Hamil yang diperiksa HIV belum mencapai target, target yang dicapai
sabesar 48% sedangkan targetnya sebesar 100%.
14. Cakupan Pelayanan Diare Balita belum mencapai target, target yang dicapai
sebesar 68% sedangkan targetnya 100%.
15. Proporsi kader kesehatan di desa endemis kusta tersosialisasi belum
tercapai, target yang dicapai sebesar 61% sedangkan targetnya sebesar
>90%.
16. Angka bebas jentik (ABJ) belum mencapai target, target yang dicapai
sebesar 88% sedangkan targetnya sebesar >95%.
17. Imunisasi DT pada anak kelas 1 SD belum mencapai target, target yang
dicapai sebesar 95% sedangkan targetnya sebesar >98%.
18. Imunisasi TD pada anak SD kelas 2 dan 3 belum mencapai target, target
yang dicapai sebesar 93% sedangkan targetnya sebesar > 98%.
19. Imunisasi TD 5 pada WUS (15-45 tahun) belum mencapai target, target
yang dicapai sebesar 65% sedangkan targetnya sebesar > 85%.
20. Perempuan usia 30-50 tahun yang dideteksi dini kanker cervix dan payudara
belum mencapai target, target yang dicapai sebesai 2,5% sedangkan
targetnya sebesar 30% .
21. Penduduk usia lebih dari 18 tahun yang melakukan pemeriksaan gula darah
belum mencapai target, target yang dicapai sebesar 4,4% sedangkan
targetnya sebesar 30%.
22. Penemuan suspect penderita TB belum mencapai target, target yang dicapai
sebesar 6% sedangkan targetnya sebesar 75%.
23. ODHA yang menjalani pengobatan ARV belum mencapai target, target
yang dicapai sebesar 42% sedangkan targetnya sebesar 100%.
24. Penemuan kasus buta katarak pada usia diatas 45 tahun belum mencapai
target, target yang dicapai sebesar 31% sedangkan targetnya sebesar 35%.
25. Penanganan kasus jiwa yang datang berobat ke Puskesmas belum mencapai
target, target yang dicapai sebesar 26% sedangkan targetnya sebesar 40%.
26. Pekerja formal yang mendapat konseling belum mencapai target, target
yang dicapai sebesar 0,8% sedangkan targetnya sebesar 60%.
27. Penanganan kasus jiwa yang datang berobat ke Puskesmas belum mencapai
target, target yang dicapai sebesar 48‰ sedangkan targetnya sebesar 50%.
28. Kompetensi SDM yang memenuhi standar belum mencapai target, target
yang dicapai sebesar 45% sedangkan targetnya sebesar 100%.
29. Ketersediaan peralatan, sarana, prasarana dan obat memenuhi standar belum
mencapai target, target yang dicapai sebesar 92% sedangkan targetnya
sebesar 100%.
BAB XVIII
PRIORITAS MASALAH

Berdasarkan rumusan masalah yang telah kami temukan, maka kami rumuskan
prioritas masalah di Puskesmas Sidoarjo Kabupaten Sidoarjo dengan menggunakan
metode USG sebagai berikut:

Tabel Prioritas Masalah di Puskesmas Sidoarjo


Bulan Januari – Desember 2017 Menggunakan Metode USG

Urgen Serious Urutan


No MASALAH Growth Total
cy ness Prioritas
Tempat kerja yang
1 memenuhi indikator PHBS 1 3 3 7 17
Tempat-tempat Kerja
Intervensi dan penyuluhan
2 2 3 2 7 15
PHBS pada TTU
Poskestren Purnama dan
3 1 1 1 3 30
Mandiri
Pembinaan tingkat
4 perkembangan Posbindu 1 2 3 6 20
PTM
5 Konseling Sanitasi 2 3 1 6 19
6 Inspeksi Sanitasi PBL 2 2 2 6 18
Desa/kelurahan yang sudah
7 3 4 3 10 8
ODF
Penanganan Kompikasi
8 5 5 5 15 1
Kebidanan
Penanganan Komplikasi
9 5 5 4 14 2
Neonatus
Pelayanan Kesehatan Anak
10 3 4 4 11 6
Balita (12-59 bulan)
11 Pelayanan Kesehatan Anak 3 4 4 11 7
Pra Sekolah (60-72 bulan)
12 PUS dengan 4T ber KB 3 3 2 8 13
Ibu Hamil yang diperiksa
13 3 2 3 8 14
HIV
Cakupan Pelayanan Diare
14 5 4 3 12 4
Balita
Proporsi kader kesehatan di
15 desa endemis kusta 1 2 3 6 21
tersosialisasi
16 Angka bebas jentik (ABJ) 4 4 4 12 5
Imunisasi DT pada anak
17 3 3 3 9 10
kelas 1 SD
Imunisasi TD pada anak SD
18 3 3 3 9 11
kelas 2 dan 3
Imunisasi TD 5 pada WUS
19 3 3 2 8 12
(15-45 tahun)
Perempuan usia 30-50
20 tahun yang dideteksi dini 3 3 4 10 9
kanker cervix dan payudara
Penduduk usia lebih dari 18
21 tahun yang melakukan 1 2 2 5 22
pemeriksaan gula darah
Penemuan suspect penderita
22 5 4 4 13 3
TB
ODHA yang menjalani
23 2 3 2 7 16
pengobatan ARV
Penemuan kasus buta
24 katarak pada usia diatas 45 2 2 1 5 23
tahun
Penanganan kasus jiwa
25 yang datang berobat ke 2 2 1 5 24
Puskesmas
26 Pekerja formal yang 1 1 2 4 25
mendapat konseling
Angka kontak pelayanan
27 1 1 2 4 26
rawat jalan
Kompetensi SDM yang
28 1 1 1 3 28
memenuhi standar
Ketersediaan peralatan,
29 sarana, prasarana dan obat 1 2 1 4 27
memenuhi standar

URUTAN PRIORITAS MASALAH


Dari Metode USG diatas, maka didapatkan 5 besar urutan prioritas masalah yaitu:
1. Jumlah Penanganan Komplikasi Kebidanan pada tahun 2017 tercapai 61% dari target
288 (80%).
2. Jumlah Penanganan Komplikasi Neonatus pada tahun 2017 tercapai 43% dari target
196 (80%).
3. Jumlah Penemuan Suspect Penderita TB pada tahun 2017 tercapai 6% dari target 1.393
(75%).
4. Jumlah Cakupan Pelayanan Diare Balita pada tahun 2017 tercapai 68% dari target
1.374 (100%).
5. Jumlah Angka bebas jentik (ABJ) pada tahun 2017 tercapai 88% dari target >95%.
BAB XIX
DIAGRAM FISH BONE

Gambar 1. Diagram Tulang Ikan

Analisis Fish Bone


a. Proses
1. Kunjungan komplikasi maternal ibu hamil yang kurang di wilayah
Puskesmas Sidoarjo.
Menurut Depkes RI (2002) dalam Pasaribu (2005), kunjungan ibu
hamil adalah kontak antara ibu hamil dengan petugas kesehatan yang
memberikan pelayanan antenatal standar untuk mendapatkan pemeriksaan
kehamilan. Istilah kunjungan kehamilan disini dapat diartikan ibu hamil
yang datang ke fasilitas pelayanan kesehatan atau sebaliknya petugas
kesehatan yang mengunjungi ibu hamil di rumahnya atau posyandu.
Kunjungan ibu hamil dlakukan secara berkala yang dibagi menjadi
beberapa tahap, yaitu:
1) Kunjungan ibu hamil yang pertama (K1)
Kunjungan K1 adalah kontak ibu hamil yang pertama kali dengan
petugas kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan kesehatan dan
pelayanan kesehatan trimester I dimana usia kehamilan 1 sampai 12
minggu, meliputi identitas/ biodata, riwayat kehamilan, riwayat
kebidanan, riwayat kesehatan, riwayat sosial ekonomi, pemeriksaan
kehamilan dan pelayanan kesehatan, penyuluhan dan konsultasi.
2) Kunjungan ibu hamil yang keempat (K4)
Kunjungan K4 adalah kontak ibu hamil yang keempat atau lebih dengan
petugas kesehatan untuk mendapatkan pemerisaan kehamilan dan
pelayanan kesehatan pada trimester III, usia kehamilan >32 minggu,
meliputi anamnese, pemeriksaan kehamilan dan pelayanan kesehatan,
pemeriksaan psikologis, pemeriksaan laboratorium bila ada
indikasi/diperlukan, diagnosis akhir (kehamilan normal, terdapat
penyakit, terjadi komplikasi, atau tergolong kehamilan risiko tinggi),
sikap dan rencana tindakan (persiapan persalinan dan rujukan).
Dengan pelayanan yang baik, dapat diidentifikasi kehamilan beresiko
tinggi dan dilanjutkan dengan perawatan khusus. Pelayanan antinatal yang
berkualitas dan dilakukan sedini mungkin secara teratur akan membantu
pengurangan resiko terhadap kejadian anemia. Jika kunjungan ibu ke
puskesmas kurang maka tenaga kesehatan sulit mengetahui berapa jumlah
ibu hamil dengan resiko tinggi.
2. Belum optimalnya kerjasama BPS,RB, RS, Sp.OG dengan Puskesmas.
Kerja sama antar bagian yang dilakukan oleh puskesmas dalam
pencatatan dan pelaporan kasus ibu hamil resiko tinggi diperlukan guna
meningkatkan deteksi dini dan penanganan segera ibu hamil resiko tinggi.
Hal ini didasarkan pada banyaknya masyarakat yang sering untuk
memeriksakan kondisi kehamilannya di bidan praktek swasta, rumah
bersalin, rumah sakit terdekat puskesmas, serta langsung ke dokter
kandugan. Kerja sama lintas bagian baik dengan BPS, RB, RS, Sp.OG
dapat membantu pula untuk menangani bumil resiko tinggi di lokasi yang
jauh atau sulit untuk dijangkau.
3. Belum optimalnya pencatatan dan pelaporan Ibu Hamil Resiko Tinggi.
Dalam pelaksanaan surveilans KIA salah satu kegiatan penting adalah
pembuatan dokumentasi pelayanan melalui pencatatan dan pelaporan.
Dokumentasi kegiatan melalui pencatatan yang merupakan laporan rutin
bulanan digunakan untuk melakukan monitoring kesehatan ibu dan anak
disuatu wilayah kerja. Melalui proses informasi, data ditransformasikan
menjadi informasi dalam bentuk yang dapat digunakan bagi pembuat
keputusan manajemen untuk penggunaan dalam perencanaan dan
manajemen layanan kesehatan. Agar upaya membuat proses informasi
menjadi efisien struktur manajemen informasi kesehatan perlu menjamin
bahwa sumber daya digunakan sedemikian rupa sehingga proses informasi
menghasilkan informasi berkualitas tinggi dalam nuansa tepat waktu.
Bidan desa merupakan salah satu tenaga kesehatan yang memiliki
posisi penting dan strategis dalam upaya mempercepat penurunan Angka
Kematian Ibu di Indonesia. Keberadaan bidan desa dianggap strategis
terutama ditujukan untuk mendekatkan akses pelayanan kesehatan ibu
didaerah terpencil. Bidan desa memiliki peran penting dalam monitoring
kesehatan ibu diwilayah kerjanya. Diketahui bahwa bentuk pencatatan dan
pelaporan dasar yang dilakukan oleh puskesmas, khusus yang dilakukan
oleh bidan desa sangat beragam. Bidan desa banyak berkutat dengan
pengumpulan data namun komponen data tersebut jarang dianalisa dan
digunakan untuk tindak lanjut. Pada kenyataannya informasi sering tidak
tepat waktu terjadi karena pengiriman laporan dari bidan desa terlambat,
bidan desa sudah sibuk dengan tugas sehari-hari melaksanakan pelayanan
KIA dan pelayanan kesehatan lainnya. Kondisi ini mengakibatkan
pelaksanaan sistem monitoring kesehatan ibu yang tidak dapat berjalan
secara optimal (Sunarwan dkk, 2016).
Pelaksanaan pencatatan data pelayanan KIA dan ketepatan waktu
pelaporan oleh Bidan Koordinator masih kurang. Penyebab yang mungkin
terjadi adalah karena bidan belum memiliki komitmen terhadap tugas dan
fungsinya, yaitu mampu dan terampil dalam melaksanakan manajemen
pelayanan KIA. Bidan juga mengalami keterbatasan fasilitas dan sarana
prasarana KIA, seperti register, format laporan, Buku KIA, komputer,
kalkulator, alat tulis kantor (ATK) serta biaya pengiriman laporan.
Puskesmas yang pencatatan dan pelaporan KIA kurang baik disebabkan
ada kendala terkait pencatatan dan pelaporan KIA, antara lain keterbatasan
akses puskesmas maupun pustu yang relatif jauh dari pusat kota. Lebih
lanjut disampaikan oleh salah satu bikor yang ada bahwa kondisi tersebut
menyulitkan proses pengiriman laporan mengingat akses lokasi yang jauh
dan keterbatasan sarana transportasi yang tersedia. Selain itu juga adanya
item-item dalam format laporan yang belum dipahami dengan baik karena
seringnya terjadi perubahan format, ketersediaan format yang sangat
terbatas di puskesmas. Kendala lainnya yaitu kurangnya fasilitas
transportasi antar pustu dan puskesmas serta para bidan pustu yang belum
dilatih khusus tentang pencatatan dan pelaporan KIA.
Keberhasilan pencatatan dan pelaporan sangat didukung oleh Bidan
Pustu dalam proses pencatatan dan pelaporan KIA yang dilakukannya.
Ketika pengumpulan data dan pelaporan data yang dilakukan Bidan Pustu
ke puskesmas terlambat, maka pengumpulan dan pelaporan data dari
puskesmas ke Dinas Kesehatan Kabupaten juga terlambat, karena Bidan
Koordinator sebagai penanggungjawab program KIA terlebih dahulu harus
melakukan validasi, evaluasi dan analisis data dan laporan yang masuk dari
Bidan Pustu.
b. Input
1. Kurang aktifnya kader pendampingan bumil resiko tinggi.
Seharusnya para kader diberikan informasi tentang bahaya risiko
tinggi pada ibu hamil dan neonatal melalui pelatihan yang diberikan oleh
petugas puskesmas. Hambatan dalam melakukan deteksi dini risiko tinggi
pada ibu hamil dan neonatus adalah kader masih belum mendapatkan
informasi /pelatihan tentang bahaya risti pada ibu hamil dan neonatus
secara mendalam atau mendetail. Selain itu, banyak kader yang berhenti
dan diganti dengan kader yang baru sehingga informasi kesehatan yang
pernah diberikan menjadi terputus pada kader yang baru ini. Penggantian
kader ini bisa terjadi karena tidak adanya aturan yang menyatakan kader
harus bekerja sekian tahun sehingga bisa berhenti sewaktu-waktu. Di
Puskesmas Sidoarjo masih diperlukan keaktifan kader sebagai ujung
tombak kesehatan di masyarakat kota Sidoarjo.

2. Kurang pengetahuan Ibu Hamil tentang Hamil dengan Resiko Tinggi


Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap tingginya angka
kematian ibu adalah sikap dan perilaku ibu itu sendiri selama hamil dan
didukung oleh pengetahuan ibu terhadap kehamilannya.
Apabila seorang ibu hamil memiliki pengetahuan yang lebih tentang
resiko tinggi kehamilan maka kemungkinan besar ibu akan berpikir untuk
menentukan sikap, berperilaku untuk mencegah, menghindari atau
mengatasi masalah resiko kehamilan tersebut. Dan ibu memiliki kesadaran
untuk melakukan kunjungan antenatal untuk memeriksakan kehamilannya,
sehingga apabila terjadi resiko pada masa kehamilan tersebut dapat
ditangani secara dini dan tepat oleh tenaga kesehatan. Hal ini juga
dimaksudkan untuk dapat membantu menurunkan angka kematian ibu yang
cukup tinggi di Indonesia (Depkes, 2004).

3. Rendahnya dana transportasi untuk kader tidak sebanding dengan beban


kerja.
Imbalan adalah salah satu jenis penghargaan yang dikaitkan dengan
prestasi kerja (Mutiara, 2002). Dengan mengabdikan tenaga, waktu,
pengetahun dan keterampilannya, seseorang mengharapkan berbagai jenis
imbalan. Imbalan yang diterimanya dapat digolongkan pada dua jenis
utama, yaitu imbalan yang bersifat finansial dan non finansial. Rendahnya
dana transportasi untuk kader yang tidak sebanding dengan beban kerja ini
merupakan salah satu penyebab kurang maksimalnya kinerja dari para
kader itu sendiri.. Pemerintah Kota seharusnya memberikan tunjangan yang
layak agar kader lebih bertangguangjawab dalam melaksanakan tugasnya.
Dimana menurut Kopelman, imbalan akan berpengaruh untuk
meningkatkan motivasi kerja yang pada akhirnya secara langsung akan
meningkatkan kerja individu. Imbalan yang baik adalah sistem yang
mampu menjamin kepuasan para anggota, memelihara dan mempekerjakan
orang dengan berbagai sikap perilaku positif dan produktif bagi
kepentingan organisasi misalnya pergerakan, kemampuan, pengetahuan,
keterampilan, dan waktu tenaga para pekerja (Siagian, 2001).

4. Kurangnya reward untuk memotivasi kader.


Tidak adanya insentif dan penghargaan yang diterima kader bukan
sebagai hal yang menyebabkan kader tidak aktif ke posyandu. Di balik itu,
insentif dan penghargaan tetap mereka butuhkan guna pemacu semangat
mereka untuk lebih aktif karena tidak ada seorang pun di dunia ini yang
tidak membutuhkan uang sekaligus penghargaan. Hal ini terlihat dari
harapan kader yang pada dasarnya mereka mengharapkan adanya hasil atau
gaji serta minta dihargai atas jerih payahnya selama ini. Begitu juga untuk
membuat aktif kembali seluruh kader, maka insentif dan penghargaan
sebaiknya juga seorang kader yang menyatakan bahwa dia menjadi tidak
bersemangat ke posyandu karena tidak adanya insentif.
Pemberian materi atau nonmateri kepada orang secara langsung
untuk memenuhi kebutuhan merupakan cara yang langsung dapat
meningkatkan motivasi kerja. Pemberian materi dapat berupa pemberian
uang atau bonus, serta pemberian hadiah pada waktu tertentu, sedangkan
pemberian nonmateri antara lain dengan memberikan pujian, penghargaan
dan tanda kehormatan lainnya, baik dalam bentuk surat atau piagam.
Meskipun pekerjaan kader sebagai relawan, namun kader masih
mengharapkan adanya insentif yang memadai dan penghargaan yang lebih
layak. Penghargaan atau reward sangat penting untuk menunjang
peningkatan kinerja kader dan penelitian lain menemukan bahwa kader
mempunyai harapan mendapatkan insentif dari pemerintah tiap bulannya,
mendapatkan baju seragam tiap tahunnya serta mengharapkan adanya
tunjangan hari raya (THR).
Adanya penghargaan yang diberikan kepada kader selaku
penanggungjawab di posyandu ternyata memiliki kontribusi yang bermakna
untuk faktor motivasi internal guna aktif sebagai kader. Penghargaan yang
umumnya diinginkan adalah rasa hormat dan status dalam berbagai bentuk,
antara lain pujian, pengakuan atas prestasi, dan pemberian simbol status
(kekuasaan) termasuk juga memperoleh penghargaan dalam keterlibatannya
di kegiatan posyandu. Kebutuhan akan penghargaan merupakan kebutuhan
prestise dan bukan monopoli bagi pejabat atau pimpinan organisasi saja,
serendah apa pun kedudukan maka kebutuhan akan penghargaan muncul
atau ingin dipenuhi. Pemberian penghargaan (reward) bukan didasarkan
pada lama kerja atau model arisan melainkan didasarkan pada prestasi
kerjanya
c. Lingkungan
1. Kurang aktifnya peran keluarga dan masyarakat
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di
bawah atap dalam keadaan saling ketergantungan (Friedman, 1998).
Dukungan keluarga sangat dibutuhkan dalam menentukan status
kesehatan ibu, jika dukungan keluarga diberikan pada ibu hamil, maka akan
muncul rasa lebih percaya diri dan siap menghadapi kehamila, persalinan
dan nifas tanpa adanya rasa cemas yang menyertai. Keluarga memiliki juga
memiliki fungsi suportif yaitu melalui dukungan informasional, keluarga
berfungsi memberikan bimbingan dan menyebarkan informasi ini kepada
anggota keluarga lain. Keluarga dari wanita yang sedang hamil harus
mempunyai pengertian dan pengetahuan yang cukup. Dukungan dari
masyarakat dapat berupa doa bersama untuk keselamatan ibu dan bayi,
membicarakan dan menasehati tentang pengalaman hamil dan melahirkan,
kesediaan untuk mengantarkan ibu periksa, menunggui ibu
ketika melahirkan. Sebaliknya kurang aktifnya peran keluarga dan
masyarakat terhadap ibu hamil dapat mengakibatkan tidak terdeteksinya
komplikasi pada kehamilan, sehingga penanganannya pun menjadi
terlambat.
Tabel Identifikasi Masalah

Permasalahan pada
No Masalah Keterangan
Diagram Fish Bone

Input  Kurang aktifnya kader pendamping


bumil resiko tinggi
 Kurang pengetahuan Ibu Hamil
dengan Resiko Tinggi
1 A  Kurangnya reward untuk motivasi
kader
 Rendahnya dana transportasi untuk
kader tidak sebanding dengan beban
kerja
Proses  Kunjungan komplikasi maternal ibu
hamil yang kurang di wilayah
2 B Puskesmas Sidoarjo
 Belum optimalnya kerjasama BPS,
RB, RS, Sp.OG dengan Puskesmas
 Belum optimalnya pencatatan dan
pelaporan Ibu Hamil Resiko Tinggi
Lingkungan  Kurang aktifnya peran keluarga dan
3 C
masyarakat

Tabel Skoring Prioritas Masalah

Urgen Serious Urutan


No MASALAH Growth Total
cy ness Prioritas
Kurang pengetahuan Ibu
1 Hamil dengan Resiko 4 3 3 10 2
Tinggi
Belum optimalnya
2 kerjasama BPS, RB, RS, 5 4 4 13 1
Sp.OG dengan Puskesmas
Kurang aktifnya peran
3 3 3 2 8 3
keluarga dan masyarakat
BAB XX
RENCANA PROGRAM

A. Tabel Prioritas Jalan Keluar

Efektivitas Efisiensi Hasil

No Alternatif Jalan Keluar P


M I V C 𝑀𝑥𝐼𝑥𝑉
=
𝐶
1 Meningkatkan kerjasama di BPM/BPS,
5 4 4 3 26
Rumah Bersalin,RS, dokter Sp.OG
2 Meningkatkan keaktifan kader
4 3 3 4 9
pendamping Bumil Resiko Tinggi
3 Peningkatan pemanatuan kunjungan
3 3 2 1 18
rumah
Keterangan :
P : Prioritas jalan keluar
M : Magnitude, besarnya masalah yang bisa diatasi apabila solusi ini dilaksanakan
(turunnya prevalensi dan besarnya masalah lain)
I : Implementasi, kelanggengan selesai masalah
V : Vulnerability, sensitifnya dalam mengatasi masalah
C : Cost, Biaya yang diperlukan
Maka, prioritas jalan keluar yang terpilih adalah meningkatkan kerjasama di
BPM/BPS, Rumah Bersalin, RS, dokter Sp.OG.
Volume Rincian Tenaga Kebutuhan
No Kegiatan Sasaran Target Lokasi Jadwal
Kegiatan Kegiatan Pelaksana Pelaksanaan
Pembentukan
Tim  Konsumsi
1x 1. Memilih/menyelek Senin
Pemaparan Terbentuk  Ruangan
Bidan pertemuan si kandidat tim minggu
materi untuk tim Kepala  LCD
1 pemegang sebelum 2. Persetujuan Puskesmas pertama
pencatatan pemaparan PKM  MIC
wilayah awal tahun 3. Pembentukan awal
dan materi  Laptop
kinerja struktural bulan
pelaporan  Kursi
bumil risti
Penyusunan Tersusun  Konsumsi
1x
materi sistem materi  Ruangan
Bidan pertemuan Kamis
pencatatan sistem  LCD
2 pemegang sebelum 1. Rapat koordinasi Puskesmas Dokter minggu
dan pencatatan  MIC
wilayah awal tahun pertama
pelaporan dan  Laptop
kinerja
bumil risti pelaporan  Kursi
1. Pengenalan tim
Penyerapan 2. Pendahuluan  Konsumsi
Pemaparan Kader
materi 1x 3. Pemaparan materi  Ruangan
materi sistem wilayah,
sistem pertemuan tentang sistem Sabtu  LCD
pencatatan BPM/BPS,
3 pencatatan sebelum pencatatan dan Puskesmas Dokter minggu  MIC
dan Petugas
dan awal tahun pelaporan bumil pertama  Laptop
pelaporan Klinik
pelaporan kinerja risti  Kursi
bumil risti bersalin
bumil risti 4. Sesi tanya jawab  Handout
5. Kesimpulan materi
Pemantauan
Kader 1. Pengecekan
kinerja kader Mengetahui
wilayah, pencatatan dan
wilayah, penerapan
BPM/BPS, 1x per pelaporan kader Tim
4 BPM/BPS, materi yang Puskesmas Jumat  Alat tulis
Petugas bulan wilayah, BPM, kinerja
Petugas telah
klinik Petugas klinik
klinik dipaparkan
bersalin bersalin
bersalin
 Konsumsi
Kader Peningkatan 1. Rapat
Evaluasi  Ruangan
wilayah, data 2. Pemaparan hasil
sistem Tiap 3  LCD
BPM/BPS, pencatatan pencatatan dan Tim 3 bulan
5. pencatatan bulan Puskesmas  MIC
Petugas dan pelaporan bumil kinerja sekali
dan sekali  Laptop
klinik pelaporan risti
pelaporan  Kursi
bersalin bumil risti

1. Rapat
2. Pemaparan hasil
pencatatan dan
pelaporan bumil  LCD
Rencana Kader Peningkatan risti.  Laptop
Tindak wilayah, data 3. Pemberian  Hadiah
Tiap 3 penghargaan
Lanjut sistem BPM/BPS, pencatatan Tim 3 bulan  Meja
6. bulan pada kader, Puskesmas
pencatatan Petugas dan
sekali
kinerja Sekali  Kursi
BPM, dan
dan klinik pelaporan  Ruangan
petugas teladan
pelaporan bersalin bumil risti  Konsumsi
4. Pemaparan
rencana program
pencatatan dan
pelaporan
selanjutnya
BAB XXI
KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN
Dari keseluruhan kegiatan pembangunan kesehatan yang dilakukan di
Puskesmas Sidoarjo, maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa:
1. Hasil akhir pencapaian dari seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan di
Puskesmas Sidoarjo periode Januari – Desember 2017 sudah mendekati
target yang diharapkan, bahkan ada pula yang angka pencapaiannya sudah
melebihi target yang ditetapkan.
2. Pada umumnya pencapaian program-program kesehatan yang dilaksanakan
di Puskesmas Sidoarjo periode Januari – Desember 2017 sudah mencapai
target, walaupun demikian masih ada juga beberapa program yang hasil
akhirnya belum memenuhi target.
3. Sarana dan fasilitas kesehatan di wilayah Puskesmas Sidoarjo cukup
memadai, terutama dengan difungsikannya Puskesmas Pembantu dan
Polindes di desa-desa, walaupun dengan sarana dan tenaga yang terbatas.
4. Dukungan maupun kerjasama antar lintas program dan lintas sektor juga
sudah berjalan, selanjutnya perlu ditingkatkan dan dipertahankan agar
menghasilkan kinerja yang lebih optimal dan dapat menunjang keberhasilan
tiap program.
SARAN
 Mengoptimalkan penyuluhan serta metode penyajian penyuluhan agar lebih
menarik bagi masyarakat di wilayah kerjanya sehingga masyarakat lebih
memahami penyakit yang sering di derita oleh masyarakat setempat serta
dampak dan penanganannya.
 Meningkatkan kerjasama lintas program dan lintas sektoral sehingga target
setiap program Puskesmas Sidoarjo dapat tercapai.
 Menyelaraskan dan meningkatkan program dengan tipikal masing masing
desa, dimana membuat suatu kebijakan yang dibuat oleh tokoh desa
setempat sehingga lebih mengajak warganya untuk berbuat proaktif dan
peduli akan kesehatan.
 Lebih melibatkan tokoh-tokoh masyarakat khususnya yang ada dalam
masing masing desa dan kader-kader yang ada sehingga bisa mencapai
tujuan yang dimana tidak lain adalah terlaksananya program-program dari
puskesmas krian.
BAB XXII
PENUTUP
Hasil dari pengamatan dan penelitian yang kami lakukan di Puskesmas Sidoarjo
yang dimulai pada tanggal 30 April 2018 – 26 Mei 2018 menunjukkan bahwa sebagian
besar program pokok puskesmas yang dicanangkan oleh pemerintah dapat terlaksana
dengan baik sehingga target yang diinginkan dapat tercapai. Namun masih ada beberapa
program yang masih belum dapat terlaksana. Keberhasilan program puskesmas ditentukan
oleh beberapa faktor diantaranya adalah kerjasama yang baik antara petugas kesehatan
dengan masyarakat, kerjasama lintas sektor juga merupakan salah satu faktor yang tidak
dapat diabaikan sehingga perlu pembinaan secara berkesinambungan.
Kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membantu
karena kami menyadari adanya kekurangan, baik di dalam melaksanakan program
pembangunan kesehatan ataupun dalam membuat laporan ini karena keterbatasan waktu.
Kritik dan saran tersebut akan sangat membantu kami dalam melakukan penyempurnaan
dan perbaikan pelaksanaan program pembangunan kesehatan di lain waktu, terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA

1. Dinkes Propinsi Jawa Timur. Standar Puskesmas Rawat Inap. Surabaya . 2016.
2. Dinkes Propinsi Jawa Timur. Pedoman Penilainan Kinerja Puskesmas. Surabaya.
2016.
3. Dinkes Kabupaten Sidoarjo. Standar Penilaian Kinerja Puskesmas di Kabupaten
Sidoarjo. Surabaya. 2016.
4. Puskesmas Krian. Profil Puskesmas Kriantahun 2016.
5. Dinkes Propinsi Jawa Timur. Standar Puskesmas. Surabaya . 2016

Anda mungkin juga menyukai