Anda di halaman 1dari 3

Kemiskinan merupakan hal yang menjadi momok dalam penyelengaraan pembangunan Indonesia

selama ini, baik di tingkat nasional hingga daerah terlebih di wilayah pedesaan. Berbagai upaya telah
dan terus diupayakan dalam upaya mengatasi persoalan kemiskinan, bahkan sejak adanya
kemiskinan itu sendiri.

Namun banyak persoalan yang menjangkit perdesaan dimana permasalahan itu saling berkaitan satu
sama lain sehingga, ada kecenderungan masyarakat di perdesaan sulit keluar dari permasalahan
kemiskinan. Kondisi ini diperparah kurang maksimalnya upaya, pemerintah pusat, daerah dan
tentunya desa serta masyarakatnya untuk benar-benar berupaya mencari jalan keluar dari
kemiskinan tersebut. Sehingga lama-kelamaan kemiskinan tersebut semakin parah dan bertambah,
sebab akar permasalahan serta solusi yang dicanangkan belum sepenuhnya menyentuh kemiskinan
itu sendiri.

Kemiskinan kini menjadi suatu identitas yang melekat dengan perdesaan seperti warisan yang
diterima turun-temurun. Sehingga tidak heran, banyak penduduk desa yang mengadu nasib baik di
kota atau menjadi tenaga kerja di luar negeri dalam upayanya untuk memperbaharui taraf hidup
keluarganya. Selain kurangnya perhatian pemerintah, banyak persoalan lain yang berkontribusi
terhadap merebaknya kemiskinan, diantaranya: (1) tingkat pendidikan serta kualitas pendidikan
masyarakat yang masih rendah; (2) rendahnya asset yang dikuasai masyarakat perdesaan; (3)
pelayanan sarana dan prasarana pedesaan kurang memadai; (4) terbatasnya kesempatan
melakukan usaha di perdesaan; (5) lemahnya pembangunan berbasis masyarakat dan (6) lemahnya
koordinasi dalam pembangunan perdesaan itu sendiri.

Implikasi logis keadaan tersebut akan bermuara pada kenyataan bahwa bukan perkara mudah bagi
pemerintah dalam upayanya mengentaskan kemiskinan, jika masyarakat sendiri terkesan enggan
merubah kehidupannya. Dalam beberapa kasus, ada kecendrungan masyarakat dalam kategori
miskin semakin apatis menjalani hidup, karena berharap banyak dari sumbangan langsung yang
terus diberikan oleh pemerintah dan pihak lain. Menyadari hal tersebut pemerintah (daerah dan desa)
seharusnya dapat membuat terobosan dalam penanggulangan kemiskinan sesuai dengan karakter
dan potensi daerah/desa masing-masing dan tidak menunggu intervensi program penanggulangan
kemiskinan dari pemerintah semata.

Pengembangan ekonomi lokal yang dapat mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi lokal
merupakan hal urgen yang perlu dilakukan. Hal ini dapat diharap berdampak positif terhadap
peningkatan kualitas sumber daya manusia di tingkat lokal. Sehingga dengan sendirinya dapat
menekan angka kemiskinan di daerah bersangkutan. Solusi ini memang bukanlah satu-satunya solusi
tepat, mengingat setiap daerah memiliki masalah berbeda, sehingga penanggulangan kemiskinan
memerlukan solusi yang juga berbeda. Solusi tersebut tidak akan berjalan baik dan menyentuh dasar
kemiskinan, bila pemerintah tidak serius menanggulanginya dan masyarakat sendiri enggan merubah
nasibnya menjadi lebih baik lagi.

Banyak hal lain yang patut dipertimbangkan demi melihat nyaris gagalnya intervensi program
penanggulangan kemiskinan selama ini dalam mengentaskan kemiskinan secara real. Strategi dan
kebijakan alternatif yang berpihak kepada rakyat miskin, option for the poor, menjadi kebutuhan
mutlak menanggulangi kemiskinan. Untuk membuat strategi dan kebijakan alternatif, diperlukan
pengetahuan yang memadai tentang penyebab utama (akar) kemiskinan masyarakat desa.

Strategi dan kebijakan alternatif menanggulangi kemiskinan di desa dapat dilakukan dengan cara; (1),
memberikan kesempatan luas kepada masyarakat desa memperoleh layanan pendidikan memadai
dan gratis. Pemerintah perlu mengembangkan sistem pendidikan nasional yang berorentasi
keberpihakan kepada orang miskin. Pendidikan yang ditawarkan di Indonesia cenderung mahal dan
sulit dijangkau orang miskin. Karenanya, mereka memilih tidak menyekolahkan anak mereka, sebab
beban biaya pendidikan tidak sebanding kemampuan keuangan mereka.

(2), redistribusi lahan dan modal pertanian yang seimbang. Ketimpangan kepemilikan lahan
pertanian, memperlebar jurang kemiskinan antar-masyarakat di pedesaan. Sebagian besar tanah
pertanian dimiliki tengkulak lokal dan tuan tanah. Akibatnya, tanah pertanian tidak memberikan
penghasilan cukup bagi orang desa yang memiliki tanah dan modal pertanian terbatas. (3),
mendorong perkembangan investasi pertanian dan pertambangan ke daerah pedesaan. Pembukaan
investasi pertanian dan pertambangan dapat memberikan kesempatan kerja kepada masyarakat
desa. Dengan begitu, pendapatan mereka akan meningkat dan berpengaruh pada perubahan
kesejahteraan hidup.

(4), membuka kesempatan luas kepada masyarakat desa memperoleh kredit usaha yang mudah.
Sistem kredit saat ini (seperti KUR), belum memberikan kemudahan usaha bagi masyarakat desa
dan sering salah sasaran. Karena itu, diperlukan kebijakan baru yang memberikan jaminan kredit
usaha memadai bagi masyarakat desa. (5), memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan
masyarakat desa.

Dapat dilakukan melalui mekanisme lumbung desa yang memberikan kesempatan sama kepada
masyarakat, memperoleh sumber kebutuhan secara terorganisir. (6), memperkenalkan sistem
pertanian modern dengan teknologi baru yang memberikan kemudahan bagi masyarakat menggali
sumber pendapatan yang memadai. Teknologi pertanian diperbanyak dan diberikan cuma-cuma
kepada petani untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan mempermudah pemenuhan
kebutuhan hidup mereka.

(7) memberikan jaminan kesehatan kepada mayarakat dengan sistem layanan kesehatan gratis,
memperbanyak PUSKESMAS dan unit layanan kesehatan kepada masyarakat desa. (8),
memberikan jaminan asuransi dan jaminan sosial terhadap masyarakat desa. Jaminan ini dapat
meningkatkan kualitas hidup masyarakat miskin dan memberikan semangat hidup yang lebih berarti.
Sistem yang ada saat ini, meskipun diperuntukkan bagi seluruh rakyat Indonesia namun
mekanismenya tetap menyulitkan masyarakat miskin, terutma di desa yang tidak melek sistem
jaminan.

Untuk itu, pemerintah berkewajiban memberikan jaminan asuransi memadai kepada masyarakat
miskin. (9), memperkuat komitmen eksekutif dan legislatif untuk memperbaiki tatanan pemerintahan.
Tatanan pemerintahan dewasa ini, memberikan keleluasaan terjadinya praktik korupsi dalam seluruh
level pemerintahan. Perbaikan tatanan pemerintahan, menjadi keyword program penanggulangan
kemiskinan bagi masyarakat miskin dan (10) mendorong agenda pembangunan daerah
memprioritaskan pemberantasan kemiskinan sebagai skala prioritas utama, membangkitkan
kesadaran kolektif agar memahami kemiskinan sebagai musuh bersama, dan meningkatkan
partisipasi semua pihak dalam memberantas kemiskinan.

Guna menunjang keberhasilan strategi tersebut, perlu dipikirkan baberapa hal yaitu (1) upaya
penanggulangan kemiskinan tersebut dilakukan menyeluruh, terpadu, lintas sektor, sesuai kondisi
dan budaya lokal. Karena faktanya tidak ada satu kebijakan kemiskinan yang sesuai untuk semua; (2)
memberikan perhatian terhadap aspek proses, tanpa mengabaikan hasil akhir proses tersebut.

Biarkan orang miskin merasakan bagaimana proses mereka bisa keluar dari lingkaran setan
kemiskinan; (3) program melibatkan dan merupakan hasil proses dialog berbagai pihak dan konsultan
bersama segenap pihak yang berkepentingan terutama masyarakat miskin; (4) meningkatkan
kesadaran dan kepedulian semua pihak terkait, serta membangkitkan gairah mereka yang terlibat
untuk mengambil peran yang sesuai agar tercipta rasa memiliki program; (5) menyediakan ruang
gerak seluas-luasnya bagi munculnya aneka inisiatif dan kreativitas masyarakat di berbagai tingkat.

Dalam hal ini, pemerintah lebih berperan hanya sebagai inisiator dan fasilitator dalam proses
tersebut, sehingga, kerangka dan pendekatan penanggulangan kemiskinan disepakati bersama; (6)
pemerintah dan pihak lainnya dapat bergabung menjadi kekuatan yang saling mendukung dan (7)
mereka yang bertanggungjawab dalam menyusun anggaran belanja harus menyadari pentingnya
penanggulangan kemiskinan sehingga upaya ini ditempatkan dan mendapat prioritas utama dalam
setiap program di setiap instansi.

Dengan demikian, penanggulangan kemiskinan menjadi gerakan dari, oleh dan untuk rakyat.

Berbagai upaya tersebut, membutuhkan usaha yang serius untuk melaksanakannya. Disamping itu
diperlukan komitmen pemerintah dan semua pihak untuk melihat kemiskinan sebagai masalah
fundamental yang harus ditangani dengan baik, berkelanjutan dan dengan dukungan anggaran yang
jelas.
STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN

 Perlindungan sosial dengan strategi yang dilakukan dengan maksud untuk memberi jaminan rasa
aman bagi kelompok rentan (perempuan kepala keluarga, fakir miskin, orang jompo, anak terlantar,
kemampuan berbeda maupun penyandang cacat) dan masyarakat miskin baru, baik laki-laki dan
perempuan yang disebabkan oleh bencana alam, dampak negative krisis ekonomi dan konflik
sosial.
 Penciptaan peluang berusaha melalui perluasan kerja dan penempatan tenaga kerja untuk
mengurangi beban biaya masyarakat miskin serta meningkatkan penghasilan.
Strategi yang dilakukan untuk menciptakan kondisi lingkungan ekonomi, politik, dan sosial yang
memungkinkan penduduk miskin memperoleh kesempatan yang seluas-luasnya dalam pemenuhan
hak-hak dan peningkatan taraf hidupnya secara berkelanjutan sembari memberikan stimulasi dan
regulasi yang berpihak kepada msyarakat miskin agar beban biaya ekonomi maupun sosial yang
dihadapi oleh mereka dapat berkurang, serta memberika layanan yang optimal terhadap upaya-
upaya peningkatan pendapatan masyarakat miskin.
 Peningkatan sumber daya manusia.
Strategi yang dilakukan untuk mengembangkan kemampuan dasar dan kemampuan berusaha
masyarakat miskin, baik laki-laki maupun perempuan agar dapat memanfaatkan perkembangan
lingkungan, melalui upaya-upaya pendidikan formal maupun non formal.
 Pemberdayaan kelembagaan masyarakat.
Strategi yang dilakukan untuk memperkuat kelembagaan sosial, politik, ekonomi dan budaya
masyarakat, dan memperluas partisipasii masyarakat miskin, baik laki-laki maupun perempuan
dalam pengambilan keputusan, kebijakan publik yang menjamin peghormatan, perindungan, dan
pemenuhan hak-hak dasar.
 Penataan kemitraan global.
Strategi yang dilakukan untuk menata ulang hubungan dan kerjasama dengan lembaga internasional
guna mendukung pelaksanaan ke empat strategi diatas.

PENANGGULANGAN permasalahan penduduk miskin, upaya yang dilakukan adalah pemenuhan


hak dasar penduduk seperti pemenuhan atas pangan, layanan kesehatan, layanan pendidikan,
pekerjaan, ketersediaan air bersih, dan sanitasi, serta hak pemenuhan atas perumahan. Jadi,
ketiadaan rumah layak huni (RLH) merupakan satu dari indikator kemiskinan.
Berdasarkan UU No.1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, rumah diartikan
sebagai bangunan gedung yang berfungsi sebagai tempat tinggal yang layak huni, sarana pembinaan
keluarga, cerminan harkat dan martabat penghuninya, serta aset bagi pemiliknya. Namun rumah
merupakan satu kebutuhan yang sulit dijangkau oleh masyarakat miskin di Indonesia.
Secara Nasional, keseriusan pemerintah Republik Indonesia dalam pengentasan kemiskinan melalui
pemenuhan perumahan bagi masyarakat miskin tertuang dalam Strategi Nasional
Penanggulangan Kemiskinan. Diungkapkan bahwa kebijakan pemenuhan hak atas perumahan
ditujukan untuk memenuhi hak masyarakat miskin atas tempat tinggal atau perumahan yang layak
dan lingkungan permukiman yang sehat.

Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Program Rumah Duafa dan Pengentasan
Kemiskinan, http://aceh.tribunnews.com/2018/12/15/program-rumah-duafa-dan-pengentasan-
kemiskinan.

Editor: hasyim

Anda mungkin juga menyukai