Anda di halaman 1dari 4

1.

Makroskopis genital pria


Testis dan epididymis

Gmbar: testis dan epididymis


Testis merupakan sepasang struktur berbentuk oval, agak gepeng, dengan
panjang sekitar 4cm dan diameter sekitar 2,5 cm. Bersama epididymis testis berada
didalam scrotum yang merupakan kantung ekstraabdomen dibawah penis. Dinding
pada rongga yang memisahkan testis dengan epididymis disebut tunika vaginalis.
Tunika vaginalis dibentuk dari peritoneum intra abdomen yang bermigrasi kedalam
scrotum primitive selama perkembangan genitalia interna pria. Setelah migrasi
kedalam scrotum saluran tempat turunnya testis akan menutup.
Testis merupakan tempat terjadinya spermatogenesis dan produksi steroid
seks pria. Epididymis merupakan tempat terjadinya maturasi akhir sperma. Scrotum
pada dasarnya merupakan kantung kulit khusus yang melindungi testis dan
epididymis dari cedera fisik dan merupakan pengatur suhu testis. Spermatozoa sangat
sensitif terhadap suhu. Karena testis dan epididymis berada diluar rongga badan, suhu
didalam testis biasanya lebih rendah dari pada suhu didalam abdomen.
Epididymis merupakan suatu struktur berbentuk koma yang menahan batas
posterolateral testis. Epididymis dibentuk oleh saluran yang berlekuk-lekuk secara
tidak teratur yang disebut ductus epididymis. Ductus epididymis memiliki panjang
sekitar 600 cm. Ductus ini berawal pada puncak testis yang merupakan kepala
epididymis. Setelah melewati jalan yang berliku-liku, ductus ini berakhir pada ekor
epididymis yang kemudian menjadi vas deferens.
Arteri testikularis memasok darah ke testis dan epididymis. Arteri ini berasal
dari aorta di bawah arteri renalis. Arteri testicularis berakhir pada plexus
pampiniformis. Selanjutnya darah mengalir ke vena testicular. Plexus pampiniformis
dapat membuang panas dari scrotum melalui vasodilatasi, sehingga plexus berperan
dalam pengaturan suhu testis.

Gambar: kelenjar seks tambahan pria


Vas deferens dan vesikula seminalis
Vas deferens merupakan lanjutan langsung dari epididymis. Struktur ini mempunyai
panjang 45 cm yang berawal dari ujung bawah epididymis kemudian naik di
sepanjang aspek posterior testis dalam bentuk gulungan-gulungan bebas.
Vas deferens melewati korda spermatika menuju abdomen,, setelah masuk kedalam
badomen, vas deferens melengkung ke arah medial menyilang arteri iliaca eksterna
menuju pelvis. Vas deferens kemudian menyilang ureter untuk menuju duktus
vesikula seminalis. Vas deferens dan duktus vesikula seminalis membentuk duktus
ejakulatorius yang bermuara pada uretra bagian prostat.
Vesikula seminalis
Merupakan sepasang struktur berongga dan berkantung kantung pada dasar kandung
kemih di depan rektum. Masing-masing vesikula memiliki panjang 5 cm dan
menempel lebih erat pada kandung kemih.
Vaskularisasi berasal dari arteri vesikularis inferior, yang beranastomosis dengan
arteri testicular.
Vas deferens berfungsi mengalirkan sperma. Vesikula seminalis memproduksi
kurang lebih 50-60% dari total volume cairan semen. Komponen pentin pada semen
yang berasal dari vesika seminalis adalah fruktosa dan prostaglandin

Kelenjar prostat
Prostat merupakan organ dengan sebagian strukturnya merupakan kelenjar dan
sebagian lagi otot. Organ ini mengelilingi uretra pria berukuran sekitar 2,3 x 3,5 x 4,5
cm.
Vaskularisasi dari arteri pudenda interna dan glutea inferior dari arteri iliaca interna.
Komponen penting yang dihasilkan prostat adalah fosfatase, asam, seng, sirat dan
protease yang membuat semen lebih encer.

Gambar: penis
Penis
Penis terdiri atas jaringan kavernosa dan dilalui oleh uretra. Permukaan posterior
pada penis adalah yang paling dekat dengan uretra. Sebagian besar jaringan erektil
tersusun dalam tiga kolom longitudinal, yaitu sepasang corpus cavernosum dan
corpus spongiosum. Ujung dari penis disebut glans penis dilapisi oleh lapisan kulit
tipis yang disebut preputium.
Vaskularisasi dari arteri pudenda interna masuk ke permukaan dorsal. Dan vena yang
berasal dari penis masuk ke plexus prostatica melalui vena dorsalis.
Penis di inervasi oleh nervus pudenda (nervus sacralis 2-4)
Fungsi penis adalah untuk penetrasi. Karena penetrasi pada vagina wanita
memungkinkan terjadinya deposisi semen dekat serviks uterus.

Sumber:
1. gambar dari sobotta
2. Heffner, linda J & j schust. At a glance sistem reproduksi edisi kedua. Jakrta :
erlangga medical series. 2010

Anda mungkin juga menyukai