2633 10484 1 PB PDF

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS DAMPAK PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN DALAM

MENUNJANG KEBERLANJUTAN EKONOMI DAN SOSIAL BUDAYA LOKAL


MASYARAKAT
(Studi pada Desa Wisata Gubugklakah, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang)

Yusrisa Ekka Febriana


Edriana Pangestuti
Fakultas Ilmu Administrasi
Univеrsitas Brawijaya
Malang
Yusrisa27@gmail.com

ABSTRACT

Gubugklakah Tourism Village was established on 2010 and at this time has been designated as the leading tourist
village officially in RIPPDA (Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah) Malang Regency.Gubugklakah
Tourism Village is a tourism village that has received many awards, one of awards received in 2017 as
Environmental Conservation in Indonesia Sustainable Tourism Award 2017. In the sustainable tourism
development, socio-cultural and economic aspects also need to be considered by stakeholders. The results of this
study indicate that there are positive and negative impacts in the economy and social culture of rural communitie.
In local social culture, negative impacts are more visible when compared to the positive impacts that arise. The
researcher advise to undertake new strategies in local economic and socio-cultural development of the
community, in order to support the sustainability of tourism in Gubugklakah Tourism Village.

Keywords: impact of tourism, tourism village, tourism sustainability

ABSTRAK

Desa Wisata Gubugklakah dibentuk pada Tahun 2010 dan pada saat ini telah ditetapkan sebagai desa wisata
unggulan secara resmi dalam RIPPDA (Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah) Kabupaten Malang.
Desa Wisata Gubugklakahmerupakan desa wisata yang telah memperoleh banyak penghargaan, salah satu
penghargaan yang diterima pada Tahun 2017 adalah sebagai Environmental Conservation dalam Indonesia
Sustainable Tourism Award 2017. Dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan, aspek sosialbudaya serta
ekonomi juga perlu untuk diperhatikan oleh stakeholder terkait. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa
terdapat dampak positif dan dampak negatif dalam perekonomian dan sosial budaya masyarakat desa. Dalam
sosial budaya lokal, dampak negatif lebih nampak jika dibandingkan dengan dampak positif yang timbul. Peneliti
memberikan saran untuk melakukan strategi-strategi baru dalam pengembangan ekonomi,serta sosial budaya
lokal masyarakat, agar mendukung adanya keberlanjutan kepariwisataan di Desa Wisata Gubugklakah.

Kata kunci: dampak pariwisata, desa wisata, keberlanjutan kepariwisataan

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 61 No. 4 Agustus 2018| 143


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
PENDAHULUAN masyarakat desa relatif lebih rendah dibandingkan
Peranan utama pariwisata dalam dengan masyarakat yang hidup di kota. Presentase
perekonomian negara adalah sebagai penghasil kemiskinan di wilayah pedesaan di Tahun 2017
devisa negara. Pada Tahun 2016, total devisa yang masih menunjukkan angka yang tinggi. Presentase
dihasilkan oleh sektor pariwisata melampaui target kemiskinan di pedesaan tercatat mencapai 13,96
yang dicanangkan. PDB (Pendapatan Domestik persen, sedangkan di perkotaan hanya sebesar 7,7
Bruto) di bidang pariwisata ikut naik melampaui persen (ekonomi.kompas.com, 2017).
target, dari target yang ingin dicapai sebesar 11 Diperlukan pemilihan investasi yang
persen, sektor pariwisata mampu mencapai tingkat memiliki dampak pengganda (multiplier) ekonomi
PDB sebesar 11,5 persen. Sektor pariwisata juga dan ketenagakerjaan yang tinggi (International
telah mampu menyediakan lapangan kerja bagi 12 Labour Organization, 2015: 3). Menurut Leiper
juta orang dan mengurangi jumlah pengangguran di (1990) dalam Pitana dan Diarta (2009: 187),
Indonesia. Perkembangan ini diperkirakan akan terus pariwisata merupakan sektor yang memiliki
naik dengan semakin gencarnya pengembangan multiplier effect, sehingga tepat untuk mengatasi
pariwisata di Indonesia. (beritasatu.com, 2017) permasalahan di wilayah pedesaan. Meskipun
Tingginya jumlah pendapatan negara yang kemiskinan juga terjadi di daerah perkotaan,
dihasilkan dari industri pariwisata menyebabkan pemerintah berfokus pada daerah pedesaan. Hal ini
pemerintah semakin gencar dalam melakukan dikarenakan asumsi bahwa jika penduduk pedesaan
pengembangan. Beberapa usaha yang telah menjadi lebih baik, migrasi dari desa ke kota akan
dilakukan pemerintah adalah dengan menempel logo menurun, sehingga membantu menurunkan masalah
“Wonderful Indonesia” pada taksi-taksi di Inggris urbanisasi yang menghasilkan permasalahan lain
(merdeka.com, 2017). Pemerintah saat ini juga (International Labour Organization, 2012: 33)
tengah gencar dalam melakukan digital marketing Desa Wisata Gubugklakah merupakan salah
sebagai salah satu upaya untuk mencapai target 20 satu desa wisata dibentuk pada Tahun 2010, kini
juta wisatawan di Tahun 2019, termasuk dengan Desa Wisata Gubugklakah telah ditetapkan sebagai
menggandeng TripAdvisor (kominfo.go.id, 2017). desa wisata unggulan secara resmi dalam RIPPDA
Upaya lain yang dilakukan oleh pemerintah adalah (Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah)
mendorong pemerintah daerah untuk Kabupaten Malang. Desa Wisata Gubugklakah juga
mengembangkan potensi daerahnya masing-masing. telah menjadi desa percontohan bagi desa wisata di
Dengan adanya dorongan dari pemerintah pusat, Indonesia.
pemerintah daerah mulai mengembangakan Pada Tahun 2017, Desa Wisata
pariwisata dengan menggali kembali potensi alam Gubugklakah mendapatkan penghargaan Indonesia
hingga budaya daerah masing-masing. Sejak Tahun Sustainable Tourism Award dalam kategori
2015, pemerintah melakukan peningkatan alokasi “Environmental Conservation”. Penghargaan ini
dana desa menjadi 20,76 triliun rupiah dan dilakukan diberikan oleh Kementerian Pariwisata di Jakarta
peningkatan kembali menjadi 46,98 triliun rupiah pada Bulan September 2017. Faktor utama yang
pada Tahun 2016. Pada Tahun 2017, pemerintah mendorong Desa Wisata Gubugklakah memperoleh
kembali memberikan peningkatan pada alokasi dana penghargaan ini disebabkan perencanaan kedepan
desa menjadi 60 triliun rupiah oleh lembaga-lembaga desa untuk pengembangan
(ekonomi.kompas.com, 2017). Adanya pendanaan lingkungan berdasarkan perubahan lingkungan yang
yang diberikan oleh pemerintah, menyebabkan terjadi.
setiap desa dapat mengembangan potensi untuk Pengembangan lingkungan yang dilakukan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, termasuk oleh Desa Wisata Gubugklakah didorong oleh
untuk pengembangan desa wisata. adanya dampak lingkungan yang dirasakan secara
Gencarnya pemerintah dalam mendorong langsung oleh masyarakat. Berdasarkan observasi
pertumbuhan desa wisata merupakan salah satu pra penelitian, pihak desa telah membuat
upaya pemerintah untuk menyejahterakan rakyat perencanaan untuk penambahan jumlah tong sampah
mulai dari wilayah pedesaan. Tingkat kesejahteraan dan pembuatan bank sampah yang nantinya akan

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 61 No. 4 Agustus 2018| 144


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
dikelola secara mandiri oleh masyarakat. Dengan panukaran valuta asing, menyehatkan neraca
demikian, dampak lingkungan yang timbul dapat ter perdagangan luar negeri, adanya pendapatan dari
minimalisir. usaha atau bisnis pariwisata, prningkatan pendapatan
Menurut Astuti (2011: 1), konsep pemerintah, banyaknya tenaga kerja yang terserap,
pariwisata yang mendukung pariwisata timbulnya Multiplier effects, adanya pemanfaatan
berkelanjutan memiliki tiga pilar, yaitu fasilitas pariwisata untuk masyarakat lokal
ekonomi,lingkungan, dan sosialbudaya. Lingkungan Mathieson dan Wall (1982) dalam Pitana dan
merupakan salah satu pilar pariwisata berkelanjutan Diarta (2009: 191-192) juga menjelaskan tentang
yang telah dikembangkan oleh masyarakat. dampak-dampak negatif pariwisata terhadap
Berdasarkan observasi pra penelitian yang perekonomian adalah adanya ketergantungan yang
dilakukan, pada Tahun 2018 pilar ekonomi serta terlalu besar pada pariwisata, peningkatan angka
sosial budaya dalam pariwisata berkelanjutan masih inflasi dan naiknya harga tanah, peningkatan
belum dikembangkan dengan tepat oleh masyarakat, kecenderungan untuk mengimpor bahan-bahan yang
sehingga belum terdapat strategi perencanaan dalam diperlukan dalam pariwisata sehingga produk lokal
pengembangannya. Swanson dan DeVereaux (2016) tidak terserap, pariwisata yang bersifat musiman
menjelaskan bahwa“The formal case studies sehingga investasi tidak pasti, serta munculnya biaya
concerned communities that were faced with difficult tambahan lain bagi perekonomian sekitar.
choices between economic prosperity and cultural 2. Dampak Sosial-Budaya
integrity”. Dalam studi mengenai masyarakat, aspek WTO (1980) dalam Pitana dan Diarta (2009:
ekonomi dan budaya merupakan dua aspek yang 202-203) menjelaskan tentang dampak budaya yang
berlawanan. Dengan kata lain, hal yang berdampak ditimbulkan dengan adanya pariwisata dalah
positif bagi ekonomi, bisa jadi berdampak negatif perkembangan atau hilangnya kebudayaan lokal,
bagi budaya lokal masyarakat. Dengan adanya perlindungan atau perusakan terhadap cagar
menggunakan strategi yang tepat, maka dampak budaya
positif bagi sosial budaya, dapat pula menyebabkan Adanya pariwisata, mampu meningkatkan
dampak positif bagi perekonomian. kesadaran akan perlindungan cagar budaya di suatu
Dalam pengembangan pariwisata, aspek daerah. Di beberapa daerah pula, terjadi kerusakan
ekonomi dan budaya dapat dikatakan sebagai dua sisi cagar budaya dengan semakin banyaknya kunjungan
mata uang. Apusigah (2011) dalam Swanson dan wisatawan ke daerah tersebut, terjadi perlindungan
DeVereaux (2016) menyatakan bahwa “culture has atau perusakan kontur alam, timbulnya perlindungan
become an object of manipulation”.Perdebatan atau perusakan monumen bernilai sejarah, adnaya
dalam pengembangan pariwisata yang dianggap polusi terhadap keberadaan arsitektur tradisional
mengekploitasi budaya lokal terjadi di seluruh
bagian dunia. Hal ini mendorong peneliti untuk 3. Pariwisata Berkelanjutan
melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pengembangan konsep berkelanjutan muncul
Dampak Pengembangan Kepariwisataan dalam pada tahun 2012 dengan adanya pertemuan
Menunjang Keberlanjutan Ekonomi dan Sosial perwakilan dari seluruh dunia dalam United Nations
Budaya Lokal Masyarakat (Studi pada Desa Conference on Sustainable Development Rio+20 di
Wisata Gubugklakah, Kecamatan Pocokusumo, Rio de Janeiro, Brazil. Dalam pertemuan ini,
Kabupaten Malang)”. dihasilkan dokumen yang berfokus pada proses
pengembangan Sustainable Development Goals
KAJIAN PUSTAKA (SDGs) untuk membangun Millenium Development
Tinjauan tentang Dampak Pengembangan Goals (MDGs) (Slocum dan Kline, 2017). Dalam
Kepariwisataan konferensi ini, pariwisata ditempatkan sebagai sektor
1. Dampak Ekonomi pendukung pembangunan berkelanjutan serta
Leiper (1990) dalam Pitana dan Diarta (2009: berperan penting dalam pelestarian keanekaragaman
185-188), dampak positif adanya pariwisata terhadap hayati, selain itu, juga berperan dalam
perekonomian adalah adanya pendapatan dari penyejahteraan masyarakat lokal. Hal ini muncul

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 61 No. 4 Agustus 2018| 145


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
seiring dengan banyaknya kerusakan yang terjadi di Masyarakat juga memperoleh tambahan pendapatan
dunia, oleh karena itu konsep berkelanjutan dengan menyewakan kendaraan yang mereka miliki
dijadikan sebagai solusi dari sumber-sumber untuk memenuhi kebutuhan wisatawan. Beberapa
masalah. warga juga memperoleh tambahan pendapatan
dengan bekerja sebagai pekerja di penginapan dan
METODE PENELITIAN rumah makan yang dibangun oleh investor
Jenis penelitian deskriptif dengan (2). Penyerapan Tenaga Kerja
menggunakan pendekatan kualitatif ini dilakukan Sepuluh destinasi yang dikembangkan di
dengan fokus penelitian beriut: Desa Wisata Gubugklakah mampu menyerap tenaga
1. Dampak pengembangan kepariwisataan kerja dari masyarakat lokal. Penyerapan tenaga kerja
terhadap ekonomi masyarakat juga terjadi pada penginapan dan rumah makan yang
2. Dampak pengembangan kepariwisataan dibangun oleh investor.
3. Keberlanjutan ekonomi serta sosialbudaya (3). Peningkatan Pendapatan Pemerintah Desa
lokal masyarakat Sejak awal pembentukan desa wisata,
Peneliti memilih lokasi penelitian di Desa Ladesta Gubugklakah telah menerapkan pajak dari
Gubugklakah,Kecamatan Poncokusumo,Kabupaten setiap wisatawan yang berkunjung untuk diberikan
Malang. Data primer dalam penelitian ini diperoleh kepada pihak desa. Pada awal dibentuknya desa
dari,Pemerintah Desa Gubugklakah,Pembinaan wisata, Ladesta Gubugklakah mengenakan pajak
Kesejahteraan Keluarga Desa Gubugklakah, sebesar Rp 1.000 untuk diberikan kepada pihak desa.
Lembaga Desa Wisata Gubugklakah serta lembaga Pada Tahun 2018, pajak yang dikenakan kepada
dan organisasi lain yang terkait dengan penelitian. wisatawan adalah sebesar Rp 10.000 per orang,
Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara dengan pembagian Rp 5.000 untuk desa dan Rp
tidak langsung melalui dokumen tertulis sebagai 5.000 untuk Ladesta Gubugklakah. Setiap tahun
sumber data sekunder, baik dalam bentuk arsip, Ladesta Gubugklakah juga memberikan bantuan
catatan resmi, ataupun kebijakan tertulis. Teknik kepada pihak desa dengan total hingga Rp 56juta per
pengumpulan data dilakukan dengan observasi tahun yang diberikan berupa barang, seperti mobil
partisipan, wawancara semi terstruktur, dan jeep dan sepeda motor.
dokumen. Instrumen penelitian yang digunakan (4). Peningkatan Permintaan Akan Produk Lokal
adalah peneliti itu sendiri, panduan wawancara, dan Kunjungan wisatawan mengakibatkan jumlah
perangkat penunjang lain. Penelitian ini permintaan terhadap produk lokal meningkat.
menggunakantriangulasi sumber untuk menguji Produk lokal yang mengalami peningkatan terutama
keabsahan data. terjadi pada produk-produk hasil pertanian. Apel
sebagai hasil komoditas pertanian utama Desa
HASIL DAN PEMBAHASAN Wisata Gubugklakah juga mengalami peningkatan
1. Dampak Pengembangan Kepariwisataan dalam permintaan yang signifikan, karena dibutuhkan
Perekonomian Masyarakat sebagai bahan olahan oleh-oleh bagi wisatawan,
a) Dampak Positif atraksi wisata, maupun oleh-oleh bagi wisatawan.
(1). Peningkatan Pendapatan Masyarakat (5). Peningkatan Fasilitas untuk Masyarakat
Masyarakat Desa Wisata Gubugklakah Masyarakat lokal dapat menikmati destinasi secara
memperoleh peningkatan pendapatan dengan gratis. Ladesta Gubugklakah juga membangun ruang
menyediakan homestay dan mengelola oleh-oleh. sekretariat dirumah salah satu pengurus yang
Masyarakat juga mendapatkan pendapatan dengan dimanfaatkan sebagai warung internet gratis bagi
menjadi pekerja di destinasi, dampak ini masuk masyarakat. Masyarakat bebas menggunakan
dalam kategori dampak sekunder. Warga yang jaringan internet dan komputer yang ada di ruangan
membuka usaha berupa toko-toko kecil dirumah ini.
mengalami peningkatan penghasilan. Hal ini (6). Memacu Pengembangan Lokasi Atau Lahan
dikarenakan wisatawan yang menginap melakukan Menjadi Lebih Produktif
pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 61 No. 4 Agustus 2018| 146


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Lahan Perhutani yang selama ini tidak keindahan rumah. Adanya wisatawan yang datang
menghasilkan nilai ekonomi juga dikelola dan menginap menyebabkan masyarakat mulai
masyarakat menjadi destinasi baru, yaitu Gunung memperbaiki kebiasaan-kebiasaan tersebut.
Sari Sunset. Destinasi ini menawarkan area selfie dan b) Dampak Negatif
titik poin untuk melihat sunset. Aliran sungai di Desa (1). Cara Berpakaian Masyarakat yang Mulai
Wisata Gubugklakah juga menjadi produktif dengan Berubah
dimanfaatkan sebagai area tubing dan rafting. Pada awalnya, masyarakat Desa Wisata
b) Dampak Negatif Gubugklakah sering menggunakan “sewek” atau
(1). Timbulnya Biaya Lain Dalam Perekonomian jarik untuk perempuan. Cara menggunakan pakaian
Setempat yang unik dari perempuan-perempuan desa disebut
Limbah yang ada dihasilkan oleh wisatawan yang juga dengan istilah kameng. Pakaian ini juga
berkunjung ke destinasi yang ada serta wisatawan dimanfaatkan masyarakat untuk menghangatkan
yang menginap di homestay. Biaya yang timbul badan. Kedatangan wisatawan yang menggunakan
disebabkan limbah ini adalah biaya angkut limbah pakaian yang berbeda menyebabkan masyarakat
dan biaya untuk perbaikan lingkungan. mulai beradaptasi. Pada saat ini, masyarakat yang
(2). Distribusi Pendapatan yang Tidak Merata menggunakan kameng hanya orang-orang yang
Pengembangan kepariwisataan melibatkan sudah tua, sedangkan pemuda desa sudah tidak
masyarakat dengan menggunakan lahan pertanian menggunakan kameng.
masyarakat sebagai agrowisata dan wisata edukasi, (2). Adat-Istiadat Masyarakat yang Mulai Berubah
serta rumah masyarakat sebagai homestay. Sebelum Adanya wisatawan yang datang membuat mereka
dibentuknya desa wisata, masyarakat yang telah memahami budaya diluar desa yang dirasa lebih
memiliki lahan pertanian di wilayah desa dan baik. Pada saat ini, masyarakat memang tidak
memiliki rumah dengan standar yang baik bagi meninggalkan secara langsung adat istiadat mereka,
wisatawan merupakan orang yang tergolong mampu namun masyarakat mulai merubah beberapa unsur
di desa. Distribusi pendapatan yang belum merata, dari adat istiadat mereka.
membuat masyarakat yang kaya semakin kaya (3). Maraknya Pergaulan Bebas dalam Masyarakat
sehingga masih banyak masyarakat yang belum Masyarakat Desa Wisata Gubugklakah pada
merasakan dampak ekonomi secara langsung. awalnya menganggap bahwa keluar malam
2. Dampak Pengembangan Kepariwisataan dalam merupakan hal yang tabu. Keadaan ini mulai berubah
Sosial Budaya Masyarakat ketika wisatawan datang dan menginap. Hilangnya
a) Dampak Positif budaya masyarakat yang menganggap keluar malam
(1). Pelestarian Kebudayaan oleh Masyarakat. adalah hal yang tabu berakibat pada kondisi sosial
Dampak yang timbul dengan adanya Desa Wisata Gubugklakah. Kemudahan akses
pengembangan kepariwisataan adalah pelestarian informasi yang diakibatkan oleh kemajuan teknologi
kebudayaan lokal. Kesenian bantengan dan jaran juga mempengaruhi kondisi tersebut. Pergaulan
kepang semakin berkembang dengan adanya bebas dan pornografi telah marak terjadi.
wisatawan yang datang. Ladesta Gubugklakah turut (4). Meningkatnya Potensi Konflik
berperan dalam mengenalkan kesenian bantengan Para pedagang di area destinasi sering kali
dan jaran kepang kepada wisatawan dengan terlibat konflik yang menimbulkan perkelahian
mengemasnya dalam paket wisata edukasi. Pada karena persaingan memperoleh pelanggan. Konflik
akhir Tahun 2016, Ladesta Gubugklakah mulai juga terjadi pada Ladesta Gubugklakah dan
menghidupkan kembali kesenian wayang topeng kelompok peternak. Ladesta Gubugklakah pernah
yang telah lama mati. mengalami kesalahpahaman tentang transparansi
(2). Penerapan Perilaku Hidup Bersih dana karena anggota menuntut transparansi dana.
Kebersihan merupakan salah satu aspek Konflik yang terjadi di Kelompok Peternak hingga
didalam sapta pesona yang harus diterapkan dalam saat ini masih belum terselesaikan. Konflik ini terjadi
kepariwisataan. Sebelum dibentuknya desa wisata, karena Dinas Pariwisata Kabupaten Malang
masyarakat kurang memperhatikan kebersihan dan

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 61 No. 4 Agustus 2018| 147


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
memberikan bantuan berupa bangunan di tanah milik mampu berperan untuk mengenalkan kebudayaan
warga. sejak dini. Proses pengenalan ini bukan hanya
3. Pengembangan Kepariwisataan dalam Menunjang tentang pengenalan kesenian dan kebudayaan,
Keberlanjutan Ekonomi,Sosial serta Budaya namun juga filosofi, makna, dan tujuannya, sehingga
Beberapa langkah yang dapat oleh generasi muda mampu memahami dan
stakeholder terkait adalah sebagai berikut, menjadikannya sebagai pola hidup dalam
(1). Membangun Koperasi bermasyarakat.
Adanya koperasi mampu memberdayakan (4). Membuat Paguyuban Pedagang
masyarakat lebih baik jika dibandingkan dengan Adanya paguyuban dapat membantu pedagang
memberikan bantuan berupa materi. Koperasi dalam melakukan inovasi produk dagang.
nantinya mampu memberikan bantuan berupa modal Perencanaan pengembangan dan mapping usaha
usaha maupun pinjaman finansial kepada masyarakat dagang juga dapat menjadi peran bagi paguyuban
yang membutuhkan. Sistem bunga dapat diganti pedagang. Ketika pedagang mengalami konflik,
dengan pemberian bantuan sukarela berupa infaq paguyuban pedagang dapat berperan sebagai
setiap kali pembayaran angsuran. Infaq yang mediator, selain itu jika pedagang memiliki masalah,
diberikan oleh peminjam dilakukan secara sukarela paguyuban pedagang dapat menyampaikan aspirasi
sehingga tidak memberatkan bagi masyarakat. pedagang kepada pemerintah desa maupun
Koperasi yang dikembangkan di Desa Wisata stakeholder terkait.
Gubugklakah juga dapat mengembangkan beberapa (5). Merancang Master Plan Pengembangan Desa
jenis usaha. Desa Wisata Gubugklakah telah mengembangkan
(2). Membuat Paket Wisata yang Mampu Melibatkan tiga area selfie yang dibangun oleh masyarakat dan
Masyarakat Perhutani di wilayah milik Perhutani. Menurut salah
Upaya yang dapat dilakukan agar manfaat satu pengelola yang merupakan petugas dari
ekonomi dapat dirasakan secara menyeluruh bagi Perhutani, mengungkapkan bahwa lokasi Gunung
masyarakat adalah dengan pembuatan paket wisata Sari Sunset yang dikembangkan pada saat ini
yang melibatkan masyarakat. Pelibatan masyarakat memiliki fungsi yang hampir sama dengan rest area.
dapat diakukan dengan mengajak wisatawan untuk Adanya perkembangan ini menyebabkan Perhutani
berkeliling desa. Adanya konsep pengembangan memiliki rencana untuk mengembangkan Gunung
perkampungan ini dapat berdampak positif bagi Sari Sunset sebagai pusat kuliner. Hal ini
perekonomian masyarakat. Masyarakat yang selama menunjukkan bahwa pihak pemerintah desa, Ladesta
ini tidak bekerja dapat diberdayakan dan terlibat Gubugklakah, dan Perhutani sebagai pemilik lahan
langsung dengan kegiatan kepariwisataan. dapat berkoordanisi dalam pengembangan
Pemerintah desa tidak perlu mengeluarkan biaya kepariwisataan. Perencanaan jangka panjang,jangka
lebih dan mencari investor untuk pembangunan menengah, serta jangka pendek diperlukan agar
pasar wisata. Konsep ini juga dapat mempertahankan bentuk pengembangan tidak salah arah dengan
wilayah resapan air dan wilayah perkebunan pembuatan master plan.
masyarakat. (6). Membuat Alur Penerimaan Investor
(3). Menjadikan Kesenian dan Kebudayaan Desa Dalam pengembangan desa wisata,
sebagai Ekstrakurikuler Wajib di Sekolah keberadaan investor yang berorientasi profit perlu
Dalam upaya melestarikan kebudayaan desa, untuk dipertimbangkan. Tujuan utama dalam
diperlukan peran generasi muda sebagai penerus dan pengembangan desa wisata adalah memberdayakan
pelestari kebudayaan kedepannya. Dalam kasus ini, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
kebudayaan desa tidak mampu dilestarikan kembali sehingga pemerintah desa sebagai pemegang
hanya dengan memberikan pelatihan tari kepada wewenang harus memprioritaskan kepentingan
generasi muda. Pemerintah desa dapat bekerjasama masyarakat. Dampak yang dapat ditimbulkan dari
dengan sekolah-sekolah yang ada, mulai dari tingkat adanya investor adalah penyerapan keuntungan
BKB, PAUD, TK, SD, SMP, dan SMA sederajat pengembangan kepariwisataan yang semakin
yang ada di wilayah desa. Sekolah-sekolah yang ada berkurang bagi masyarakat. Hal ini dapat

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 61 No. 4 Agustus 2018| 148


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
berpengaruh terhadap keberlanjutan pengembangan KESIMPULAN DAN SARAN
kepariwisataan di wilayah desa. Langkah-langkah Berdasarkan permasalahan yang terjadi, peneliti
penerimaan investor dapat dibuat sebagai alur memberikan saran sebagai berikut:
penerimaan investor. Alur ini dapat dibuat dan 1. Saran untuk Pemerintah Daerah Kabupaten
disepakati oleh stakeholder terkait agar Malang:
keberlanjutan pariwisata dapat terus dipertahankan. a. Membuat kebijakan penataan wilayah
Alur dapat dibuat dalam bentuk kesepakatan ataupun kabupaten dengan melibatkan praktisi,
standar operasional prosedur penerimaan investor. akademisi, dan perwakilan masyarakat.
Adanya alur yang jelas dapat mempermudah pihak b. Menerapkan kebijakan pengembangan
pemerintah desa dan lembaga-lembaga terkait dalam daerah sesuai dengan perencanaan yang telah
membuat keputusan penerimaan investor. disepakati bersama.
(7). Mengembangkan Oleh-oleh Khas Desa c. Bekerjasama dengan akademisi dan instansi
Proses pelatihan pengembangan oleh-oleh terkait untuk mengembangkan desa-desa di
dapat dimulai dengan tahap perencanaan, wilayah Kabupaten Malang agar mampu
perencanaan harus memperhatikan produk apa yang lebih mandiri.
memiliki peluang untuk dikembangkan masyarakat d. Menampung aspirasi dan memberikan solusi
dan dapat menghasilkan penghasilan tambahan. bagi pemerintah desa yang pada umumnya
Dalam upaya meyakinkan masyarakat untuk turut memiliki banyak tantangan dalam
serta dalam pelatihan yang dilakukan, stakeholder mengembangkan desa melalui pemberdayaan
terkait, baik pemerintah desa, pemerintah daerah, masyarakat.
dan lembaga-lembaga desa, serta para ahli dapat e. Bekerjasama dengan investor yang
dilibatkan. Pelibatan ini akan menghasilkan mengembangkan usaha di wilayah
kolaborasi yang mampu melahirkan ide-ide kreatif Kabupaten Malang untuk memasarkan
untuk pengembangan industri oleh-oleh. produk-produk lokal masyarakat.
(8). Mengenalkan Kembali Kebudayaan Desa f. Membuat pedoman pengembangan desa
Upaya penting yang dapat dilakukan pemerintah wisata yang menerapkan keberlanjutan agar
desa dan pemerintah daerah adalah pembuatan karya dapat dijadikan panduan bagi para
tulis atau buku tentang kebudayaan, kesenian, hingga pengembang desa wisata di seluruh
kearifan lokal masyarakat desa. Hal ini penting Kabupaten Malang.
karena sumber-sumber terpercaya tentang asal usul 2. Saran untuk Pemerintah Desa Wisata
kebudayaan telah sulit ditemukan, sehingga penting Gubugklakah:
adanya pencatatan kebudayaan. a. Mengutamakan pemberdayaan masyarakat
(9). Mengembangkan Ciri Khas Desa sebagai arah utama dalam pengembangan
Pembangunan rumah dari bambu tetap dapat desa wisata.
digunakan untuk membuat warung-warung makan, b. Mengenal minat dan ketertarikan masyarakat
gazebo untuk peristirahatan wisatawan, serta agar pemerintahdesa dapat mengetahui celah
cinderamata pada konsep pasar wisata yang untuk mendorong masyarakat agar mampu
dikembangkan di wilayah perkampungan berperan aktif dalam pengembangan
masyarakat yang nantinya direalisasikan. Bentuk pariwisata yang berkelanjutan.
pelestarian yang dapat direalisasikan dalam konsep c. Mengarahkan seluruh lembaga desa terkait
pasar wisata di perkampungan masyarakat adalah untuk membantu dalam pengembangan desa
kameng. Kameng dan sarung merupakan pakaian wisata.
khas masyarakat yang pada saat ini sudah tidak d. Memperhatikan daya dukung lingkungan
banyak digunakan. Kameng dan sarung dapat agar pengembangan kepariwisataan dapat
dipakai oleh masyarakat yang sedang berjualan di berkelanjutan kedepannya.
depan rumah mereka serta dapat dijual sebagai oleh- e. Melakukan pengawasan agar dampak-
oleh bagi wisatawan. dampak negatif yang timbul dengan adanya

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 61 No. 4 Agustus 2018| 149


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
pengembangan kepariwisataan dapat Produktivitas melalui Pekerjaan Layak.
diminimalisir. Jakarta: International Labour Organization.
3. Saran untuk masyarakat lokal: Pitana, I Gde dan Diarta, I Ketut Surya. 2009.
a. Masyarakat diharapkan dapat lebih Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta:
berpartisipasi aktif dalam mendukung upaya- ANDI.
upaya pemerintah dan lembaga terkait untuk
melakukan pengembangan kepariwisataan. Slocum, Susan L. dan Kline, Carol. 2017. Linking
b. Mencintai kebudayaan lokal yang telah Urban and Rural Tourism Strategies in
diwariskan oleh leluhur desa. Sustainability. Virginia: George Mason
4. Saran untuk Lembaga Desa Wisata Gubugklakah: University.
a. Mengembangkan upaya-upaya yang aktif Swanson, Kristen K. dan DeVereaux, Constance.
dan kreatif bersama dengan pemerintah desa 2016. A Theoretical Framework for
untuk menumbuhkan rasa cinta kebudayan Sustaining Culture: Culturally Sustainable
lokal ditengah masyarakat. Entrepreneurship.Annals of Tourism
b. Mengembangkan daya tarik wisata yang Research. Volume 62. Halaman 78-88.
tetap mempertahakan kelestarian lingkungan
dan kelestarian sosial budaya masyarakat. Yoeti, Oka.A. 1986. Melestarikan Seni Budaya
c. Membuat perencanaan pengembangan Tradisional Yang Nyaris Punah. Jakarta:
kepariwisataan berjangka panjang dengan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
tetap menjunjung keberlanjutan agar konsep INTERNET
desa wisata tetap dapat berjalan dengan baik
kedepannya. Azzura, Siti Nur. 3 November 2015. “Pemerintah
5. Saran untuk peneliti selanjutnya: Promosi Pariwisata Indonesia Pakai Taksi”,
a. Melakukan penelitian lanjutan dari penelitian diakses pada 5 Desember 2017 dari
ini, dikarenakan keterbatasan peneliti dalam https://www.merdeka.com/uang/pemerintah-
hal waktu. promosi-pariwisata-indonesia-di-inggris-
b. Melakukan penelitian terkait kelayakan pakai-taksi.
pengembangan lingkungan untuk menunjang Beritasatu. 21 Desember 2016. “Devisa Pariwisata
keberlanjutan kepariwisataan. Bakal Lampaui Target”, diakses pada
tanggal 5 Desember 2017, dari
DAFTAR PUSTAKA http://www.beritasatu.com/ekonomi/405823
Astuti, Ni Nyoman Sri. 2011. Peranan Industri -devisa-pariwisata-bakal-lampaui-
pariwisata dalam Mewujudkan Pariwisata target.html.
Berkelanjutan melalui Pengembangan
Kominfo. 6 September 2016. “Menpar: Gunakan
Pariwisata Alternatif. Badung: Politeknik
Digital Marketing Untuk Pemasaran
Negeri Bali.
Pariwisata”. Diperoleh 5 Desember 2017,
International Labour Organization dan Kementerian dari
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik https://www.kominfo.go.id/content/detail/79
Indonesia dan. 2012. Rencana Strategis 98/menpar-gunakan-digital-marketing-
Pariwisata Berkelanjutan dan Green Jobs untuk-pemasaran-pariwisata.
untuk Indonesia. Jakarta: International
Kompas. 29 September 2017. “Penting, Menekan
Labour Organization.
Ketimpangan Desa dan Kota”, diakses pada
International Labour Organization. 2015. Tren tanggal 5 Desember 2017 dari
Tenaga Kerja dan Sosial di Indonesia 2014- http://ekonomi.kompas.com/read/2017/09/2
2015 Memperkuat Daya Saing dan 9/140040626/penting-menekan-
ketimpangan-desa-dan-kota.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 61 No. 4 Agustus 2018| 150


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

Anda mungkin juga menyukai