Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

BUNGA ANGGREK

DISUSUN
OLEH:

NAMA : RISMA APRILIA


KELAS : X-MIA 3
MATA PELAJARAN : WIRAUSAHA

MADRASAH ALIYAH NEGERI 3


BANDA ACEH
2018
BUNGA ANGGREK
A. Asal-Usul Anggrek
Anggrek termasuk famili Orchidaceae. Dalam bahasa Yunani, kata “Orchid”
berasal dari orchis yang berarti testicle atau buah zakar. Pada zaman dahulu, anggrek
biasa diidentikkan dengan keberadaan pria, baik warna, bentuk, bahakn strukturnya.
Anggrek juga melambangkan kesuburan dan kejantanan. Mereka beranggapan jika
mengonsumsi anggrek muda, seseorang bisa memiliki anak laki-laki dan jika
mengonsumsi anggrek tua akan melahirkan anak perempuan.
Famili anggrek merupakan salah satu kelompok terbesar di antara tumbuhan
lainnya di dunia. Anggrek termasuk keluarga besar dari kelompok (subdivisi) tanaman
berbunga atau berbiji tertutup (angiospermae), kelas tanama berbiji tunggal
(monocotyledone), ordo Orchidales, dan family Orchidaceae (anggrek-anggrekan).
Famili ini dapat dibagi lagi menjadi 5 subfamili, 16 tribe (suku), dan 28 subtribe
(subsuku). Menurut para ahli, di dunia ada sekitar 50.000 jenis spesies anggrek alam
yang terhimpun dalam 1.200 genus (induk jenis atau marga). Di antara jenis-jenis
anggrek tersebut,ada yang terbagi lagi menjadi beberapa subspesies atau lebih dikenal
dengan nama varietas. Antara satu varietas dan variets lain mempunyai sedikit
perbedaan, misalnya warna dan ukuran bunganya. Jenis-jenis anggrek yang sangat
banyak ini masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan sesuai dengan tempat
asalnya.Anggrek bisa ditemukan di seluruh dunia, baik di daerah tropis maupun
subtropis, kecuali di benua Antartika. Anggrek dapat tumbuh di dataran rendah, gunung
kering, hutan rimba yang panas, sampai dataran tinggi, termasuk puncak gunung yang
bersalju. Di habitat aslinya, berbagai jenis anggrek liar ini dapat hidup beradaptasi
selama jutaan tahun, sehingga mampu hidup di berbagai tempat yang berbeda.
B. Tipe Pertumbuhan Anggrek
Tipe petumbuhan anggrek erat kaitannya dengan cara anggrek memperbanyak diri
secara vegetatif (aseksual) sesuai dengan sifat khas pertumbuhan batangnya. Tipe
pertumbuhan anggrek ada dua, yakni simpodial (berumpun) dan monopodial
(memanjang ke atas).
1. Tipe Monopodial
Anggrek monopodial memiliki satu batang (sumbu) utama yang terus-menerus
tumbuh ke atas, sehingga pertumbuhan ujung batangnya tidak terbatas. Akar-akar
udara untuk mencari makan bermunculan di sepanjang batang. Akar-akar udara ini
juga berguna untuk merekatkan diri ke benda-benda yang terdapat di sekitarnya agar
bisa tumbuh tegak dan kokoh. Yang termasuk anggrek monopodial antara
lain Arachnis, Renanthera, Renantanda, Aranda, Vanda pensil, Vanda semiterete,
Vanda quarter-terete, Phalaenopsis, dan Apple blossom.
2. Tipe Simpodial
Anggrek simpodial adalah anggrek yang tumbuh merumpun bersama-sama
dan biasanya terdiri dari beberapa umbi semu. Karenanya, pertumbuhan batang
anggrek ini terbatas dan sangat sulit ditentukan bagian batang utamanya, karena
semua cabang besarnya sama atau seragam. Pertumbuhan batang ke atas terbatas dan
tidak tumbuh memanjang. Meskipun demikian, anggrek tipe simpodial ini memiliki
cara vegetatif tersendiri untuk memperbanyak diri, yakni dengan membuat anakan
seperti pohon pisang. Yang termasuk anggrek simpodial antara lain Cattleya,
Coelogyne, Dendrobium, Bulbophyllum, dan Oncidium.

C. Perbanyakan secara Tradisional


1. Penyetekan
Penyetekan biasanya dilakukan pada anggrek tipe monopodial, sepertiAranda,
Vanda, Renanthera, Arachnis, dan Aranthera. Bagian tanaman yang distek adalah
dahan atau ranting tanaman yang tumbuh dari sumbu utama. Sementara itu, pada
tanaman yang tidak memiliki dahan dan ranting, penyetekan dilakukan di bagian
batangnya. Alat yang digunakan untuk penyetekan adalah pisau atau gunting. Alat
ini harus dalam keadaan bersih, agar saat penyetekan dilakukan tidak ada bakteri,
jamur, hama, dan sumber penyakit yang menempel di tempat perlukaan. Penyetekan
bisa dilakukan dengan beberapa tahap sebagai berikut:
a. Tanaman anggrek yang distek harus sudah berbunga dengan tinggi normal.
b. Dahan atau bahan yang akan dipotong harus berada di antara daun, sehingga
kelak bagian bawah dan bagian atas tanaman tetap memiliki daun.
c. Calon batang atau dahan bagian atas yang akan ditanam harus mempunyai
beberapa mata tunas dan akar udara. Sementara itu, bagian bawah harus
mempunyai minimum dua helai daun.
d. Panjang steknya (bagian atas) 40-70 cm.
e. Tutupi atau bungkus bagian batang yang akan dipotong menggunakan kompos
sebelum melakukan pemotongan untuk mendorong tumbuhnya akar udara di
bagian batang tersebut. Usahakan kompos tetap selalu lembap dengan cara
disemprot air ketika mulai kering.
f. Lakukan pemotongan secara hati-hati agar tidak terjadi kerusakan pada
tanaman anggrek, seperti batang terbelah.
g. Agar terbebas dari infeksi, luka bekas potongan bisa diobati dengan
Carbolinium Plantarum, sejenis obat antijamur yang dicampur dengan parafin.
Bisa juga dengan menggunakan cat putih atau pelitur yang dicampur dengan
fungisida.
h. Sebelum tumbuh akar, bagian atas tanaman yang sudah dipotong (stek) tidak
boleh terkena cahaya matahari langsung, karenanya, stek harus ditanam di
tempat yang terlindung dari sinar matahari dan dalam keadaan lembap.
i. Sebelum ditanam, stek dicelupkan terlebih dahulu ke dalam zat pengatur
tumbuh agar akar cepat tumbuh. Pencelupan biasanya di lakukan selama
setengah jam.
j. Stek yang tanpa daun masih bisa tumbuh asalkan batangnya masih segar, hijau,
dan basah.
k. Penanaman bisa dilakukan dalam pot atau kompot yang telah berisi media. Bisa
pula ditempelkan di batang pohon.
l. Lakukan perawatan yang baik dan jaga kondisi stek tetap lembap. Perawatan
stek anggrek yang telah ditanam dalam pot sama dengan perawatan anggrek
lainnya.
m. Lakukan perawatan yang baik dan jaga kondisi stek tetap lembap. Perawatan
stek anggrek yang telah ditanam dalam pot sama dengan perawatan anggrek
lainnya.
2. Pemisahan Rumpun atau Spliting
Pemisahan rumpun biasanya dilakukan pada anggrek tipe simpodial yang
hidup secara merumpun. Anggrek simpodial tumbuh memanjang dan memiliki cara
memperbanyak diri secara vegetatif dengan membuat banyak anakan seperti halnya
pisang. Jenis anggrek monopodial ini di antaranya Dendrobium, Catlleya,
Cymbidium, Oncidium, dan Coelogyne. Cara pemotongannya sebagai berikut:
a. Tanaman yang akan dipotong minimum memiliki enam buah umbi semu,
sehingga setiap potongan terdapat tiga umbi semu.
b. Setiap potongan harus ada bagian tanaman yang memiliki tanda-tada hidup,
yaitu batang yang sudah dewasa atau yang masih muda. Kondisi akan lebih baik
jika di potongan rumpun itu terdapat tunas segar atau mata tunas yang akan
tumbuh menjadi tunas.
c. Pemotongan harus dilakukan pada rhizoma tertentu, sehingga setiap potongan
mempunyai tiga umbi semu.
d. Pemotongan bisa dilakukan sekaligus, tetapi yang lebih baik adalah dilakukan
setengahnya terlebih dahulu agar antar umbi semu masih berhubungan. Setelah
tumbuh akar atau tunas dipotongan yang baru, baru dipotong secara
keseluruhan.
e. Bersihkan potongan tersebut, terutama di luka bekas potongan menggunakan
Carbolinum Plantarum (sejenis obat antijamur) yang dicampur dengan parafin.
Bisa juga dengan menggunakan cat putih atau pelitur yang dicampur dengan
fungisida.
f. Keringkan potongan tanaman tersebut beberapa saat, kemudian tanam di dalam
pot atau gantungan yang berbeda.
g. Umbi semu yang tidak berdaun sebaiknya digantung, disiram, dan dipupuk
(agar tumbuhkan tunas baru). Penyiraman dilakukan sehari sekali. Sementara
itu, pemupukan dilakukan 1-2 kali dalam seminggu. Pupuk yang digunakan
sebaiknya pupuk organik dengan dosis 2 ml per satu liter air dalam sekali
pemupukan. Setelah tumbuh tunas, anggrek dipindahkan ke dalam pot atau
media lain.
3. Keiki
Selain dengan cara pemisahan rumpun, kita bisa memperbanyak anggrek
simpodial, terutama Dendrobium menggunakan cara keiki. Keiki dalam bahasa
Jepang berarti bayi. Keiki ini tumbuh dari tunas yang terdapat di ruas umbi semu
tanaman dewasa. Tidak semua anggrek Dendrobium dewwasa
munculkan keiki.Keiki biasanya tidak tumbuh dari umbi semu yang masih terdapat
rhizoma, meskipun daunnya telah gugur semua. Keiki akan tumbuh setelah umbi
semuanya tidak menyatu atau tidak ada lagi rhizomanya. Dalam waktu 2-3
bulan,keiki ini akan tumbuh. Perbanyakan dengan cara keiki sebagai berikut:
a. Umbi semu yang sudah tidak berdaun dipotong menggunakan pisau atau
gunting yang tajam, bersih, dan steril.
b. Dalam satu rumpun, umbi semu yang sudah tidak ada daunnya dipotong di
bagian pangkal dan hanya disisakan umbi yang masih berdaun.
c. Umbi semu yang sudah dipotong ini diletakkan di tempat yang lembap dan
terlindung dari sinar matahari hingga tumbuh keiki.
d. Keiki yang akarnya sudah tumbuh dipisahkan dari umbinya dan ditanam sebagai
tanaman baru.
e. Dalam memotong keiki perlu diikutsertakan sebagian potongan umbi semunya
agar cadangan terbawa untuk memenuhi kebutuhan tanaman selama beradaptasi
dengan media tanam yang baru.
f. Sebelum ditanam di pot, keiki diletakkan atau ditempelkan di media berupa
pakis yang digantung.
g. Setelah tumbuh umbi semu, tanaman ditanam di dalam pot.
4. Perbanyakan dengan Tangkai Bunga
Pada beberapa jenis anggrek, seperti Epidendrum radiacans danPhalaenopsis
schilleriana, perbanyakan vegetatifnya bisa dilakukan pada tangkai bunganya.
Saat Epidendrum radiacans berbunga, tangkainya dipotong dan dibuat stek dengan
menghilangkan bagian bunganya. Di tangkai tersebut akan tumbuh akar dan
selanjutnya tumbuh menjadi tanaman baru. Umumnya Phalaenopsis
schilleriana jika ditanam di dataran rendah, di sepanjang tangkai bunganya akan
tumbuh tunas. Jika ingin memperbanyak anggrek dari tunas tersebut prosesnya
sebagai berikut.
a. Tempelkan tangkai bunga yang bertunas di pakis yang berbentuk papan dengan
cara mengikatnya menggunakan tali rafia atau kawat.
b. Setelah akarnya keluar dan telah menempel di pakis, maka tangkai bunga
dipotong menggunakan gunting atau pisau yang tajam dan bersih.
c. Hilangkan bagian yang berbunga dan letakkan di tempat yang teduh.
d. Setelah tumbuh dengan baik dan dapat beradaptasi, tanaman bisa dipindahkan
ke dalam pot dan tumbuh menjadi anggrek yang baru.
5. Penyebaran Biji secara Tradisional
Penyebaran biji anggrek secara tradisional bisa dilakukan dengan mengikuti
kondisi yang terjadi di alam. Caranya sebagai berikut:
a. Anggrek epifit bisa ditempelkan di pohon dengan cara mengikatnya
menggunakan kawat atau tali sampai akarnya melekat pada pohon. Pohon yang
ideal untuk perumbuhan anggrek adalah pohon belimbing dan pohon yang bisa
di tumbuhi anggur.
b. Setelah buah anggrek masak, buah dipetik.
c. Tempat di sekeliling akar anggrek dibasahi. Akar yang dimaksud adalah akar
anggrek yang buahnya dipetik atau akar anggrek lain tetapi masih satu jenis.
d. Buka buah tersebut dan biji yang ada di dalamnya ditebarkan di sekitar akar.
e. Beberapa bulan kemudian tumbuh beratus-ratus benih anggrek di sekitar akar.
f. Jika tidak dipindahkan ke dalam pot, benih anggrek tersebut tidak semuanya
tumbuh menjadi anggrek dewasa, tetapi hanya sebagian.

D. Syarat Pertumbuhan Anggrek


1. Iklim
a. Angin dan curah hujan tidak terlalu berpengaruh terhadap pertumbuhan
tanaman anggrek.
b. Sinar matahari sangat dibutuhkan sekali bagi tanaman ini. Kebutuhan cahaya
berbeda-beda tergantung pada jenis tanaman anggrek.
c. Suhu minimum untuk pertumbuhan anggrek adalah 12,7 derajat C. Jika suhu
udara malam berada di bawah 12,7 derajat C, maka daerah tersebut tidak
dianjurkan untuk ditanam anggrek (di dataran tinggi Dieng).
d. Tanaman anggrek tidak cocok dalam suasana basah terus menerus, akan tetapi
menyukai kelembaban udara di siang hari 65-70 %.
2. Media Tanam
Terdapat 3 jenis media untuk tanaman anggrek, yaitu:
a. Media untuk anggrek Ephyfit dan Semi Ephyfit terdiri dari:
1) Serat Pakis yang telah digodok.
2) Kulit kayu yang dibuang getahnya.
3) Serabut kelapa yang telah direndam air selama 2 minggu.
4) Ijuk.
5) Potongan batang pohon enau.
6) Arang kayu .
7) Pecahan genting/batu bata.
8) Bahan-bahan dipotong menurut ukuran besar tanaman dan akarnya.
b. Media untuk anggrek Terrestrial
Jenis anggrek ini hidup di tanah maka perlu ditambah pupuk kompos, sekam,
pupuk kandang, serat pakis dan lainnya.
c. Media untuk anggrek semi Terrestrial
Bahan untuk media anggrek ini perlu pecahan genteng yang agak besar,
ditambah pupuk kandang, sekam atau serutan kayu. Dipakai media pecahan
genting, serabut kayu, serat pakis dan lainnya.
3. Ketinggian Tempat
Ketinggian tempat yang cocok bagi budidaya tanaman ini dapat dibedakan
menjadi 3 macam yaitu:
a. Anggrek panas (ketinggian 0-650 m dpl). Anggrek panas memerlukan suhu
udara 26-30 0C pada siang hari, 21 0C pada malam hari, dengan daerah
ketinggian 0-650 meter dpl.
b. Anggrek sedang (ketinggian 150-1500 m dpl). Anggrek sedang pada suhu udara
siang hari 21 0C dan 15–21 0C, pada malam hari, dengan ketinggian 150-1500
m dpl.
c. Anggrek dingin (lebih dari 1500 m dpl). Anggrek dingin jarang tumbuh di
Indonesia, tumbuh baik pada suhu udara 15-21 0C di siang hari dan 9–15 0C
pada malam hari, dengan ketinggian ≥ 1500 m dpl. Contoh: anggrek jenis
Cymbidium.
4. Teknik Penanaman
a. Anggrek Ephyfit adalah anggrek yang menupang pada batang/pohon lain tetapi
tidak merusak/merugikan yang ditumpangi. Alat yang dipakai untuk menempel
adalah akarnya, sedangkan akar yang fungsinya untuk mencari makanan adalah
akar udara.
b. Anggrek semi Ephyfit adalah jenis anggrek yang menempel pada
pohon/tanaman lain yang tidak merusak yang ditempel, hanya akar lekatnya
juga berfungsi seperti akar udara yaitu untuk mencari makanan untuk
berkembang.
c. Anggrek tanah/anggrek Terrestris.
5. Pemupukan
Unsur makro yaitu unsur yang diperlukan dalam jumlah besar yang meliputi:
C, H, O, N, S, P, K, Ca, Mg. Untuk unsur mikro yaitu unsur yang dibutuhkan dalam
jumlah yang sedikit, antara lain: Cu, Zn, Mo, Mn, V, Sc, B, Si, dst. Unsur makro dan
unsur mikro dapat diambil dari udara atau dari tanah, berupa gas atau air dan garam-
garam yang terlarut di dalamnya.
6. Pengairan dan Penyiraman
Sumber air untuk penyiraman tanaman anggrek dapat berasal dari:
a. Air Ledeng, baik untuk menyiram karena jernih dan steril, tetapi pHnya tinggi,
maka perlu diturunkan dengan menambah suatu asam misalnya HCl. PH yang
baik sekitar 5,6-6.
b. Air sumur, baik untuk menyiram karena banyak mengandung mineral dari tanah
yang sangat dibutuhkan oleh tanaman. Air sumur di daerah kapur harus
diperhatikan pHnya.
c. Air hujan, yang ditampung didalam tong-tong/bak sangat baik untuk
penyiraman.
7. Waktu Pengobatan/Penyemprotan Pestisida
Obat-obatan sebaiknya disemprotkan pada waktu pagi hari atau sore hari
sekitar jam 5.00. Penyemprotan bagi tanaman anggrek sehat, dilakukan rutin kurang
lebih 3 bulan sekali. Penyemprotan bagi tanaman anggrek terserang hama perlu
dilakukan berulang-ulang 3 kali dengan jangka waktu tertentu (untuk kutu daun
seminggu sekali.
8. Penyimpanan
Penyimpanan bertujuan untuk memperlambat proses kelayuan bunga,
sehingga dilakukan pada saat:
a. Bunga baru saja dipetik sambil menunggu pemanen selesai.
b. Bunga yang telah dipanen tidak segera dijual atau diangkut.
c. Bunga mengalami perjalanan sebelum sampai ke konsumen.
9. Pengemasan dan Pengangkutan
Setelah dilakukan pembersihan, pemilihan dan pengawetan bunga dendrobium
potong dipak melalui cara:
a. Setiap sepuluh tangkai dibungkus bagian pucuk dengan menggunakan kantong
plastik tipis, ukuran disesuaikan tergantung panjang tangkai.
b. Setiap pangkal tangkai dibalut kapas basah, kemudian dibungkus kantong
plastik ukuran panjang 8 cm & lebar 4 cm.
c. Pembungkus bunga dan pembungkus pangkal tangkai digabungkan selanjutnya
diikat dengan karet gelang.
d. Bungkusan-bungkusan bunga disusun bersilang di dalam kotak karton yang
berlubang sampai cukup padat.
e. Kotak karton ditutup rapat dengan menggunakan carton tape.

E. Jenis-Jenis Anggrek
Anggrek Orcidaceae
Anggrek Bulan Phalaenopsis amabilis
Anggrek Buntut Bajing Rhinchostylis retusa
Anggrek Dendro Dedrobium sp
Anggrek Dendro Larat Dendrobium phalaenopsis
Anggrek Dendro Merpati Dendrobium crumenatum
Anggrek Dendro Rusa Dendrobium veratroides
Anggrek Dendro Sumba Dendrobium purpureum
Anggrek Ekor Tupai Rhinchostylis retusa
Anggrek Eria Kancil Eria javanica
Anggrek Eria Konde Eria albido tomentosa
Anggrek Eria Lili Eria hyachintoides
Anggrek Eria Lily Eria hyachintoides
Anggrek Eria Mawar Eria flvascen
Anggrek Eria Rotan Eria compressa
Anggrek Hitam Coelogyne pandurata
Anggrek Kalajengking Arachnis flos-aeris
Anggrek Kasut Paphiopedilum sp
Anggrek Kasut Belang Paphiopedilum lowii
Anggrek Kasut Berbulu Paphiopedilum glaucophyllum
Anggrek Kasut Hijau Paphiopedilum javanicum
Anggrek Kasut Kumis Cypripedium chamberlalianum
Anggrek Kasut Pita Paphiopedilum tonsum
Anggrek Kepang Pholidota imbricata
Anggrek Macan Gramatophyllum sp
Anggrek Mata Sapi Dendrobium anosum
Anggrek Oncidium Oncidium sp
Anggrek Tanah Spathoglottis aurea
Anggrek Tanah Apuy Phajus tankervilliae
Anggrek Tanah Coklat Phajus callosus
Anggrek Tanah Kuning Phajus flavus
Anggrek Tebu Gramatophyllum speciosum
Anggrek Vanda Vanda

Anda mungkin juga menyukai