Anda di halaman 1dari 18

Makalah Kesehatan Pariwisata

“Deteksi dan Pencegahan Virus Zika di Masing – Masing Negara”

Oleh : Kelas C

Kelompok 5

1. I Dewa Gede Widya Krisnanda (17C10141)


2. Komang Lintamg Kumala Dewi (17C10142)
3. Luh Erlina Rahayuni (17C10143)
4. Ni Luh Candra Purnama Dewi (17C10154)
5. Ni Putu Andini (17C10167)
6. Ni Made Sri Purnami (17C10172)
7. Ni Made Monika Tari (17C10174)
8. Mahda Ariadi (17C10179)
9. Ni Made Anugrah Indah Lestari (17C10180)
10. Ni Wayan Devi Mawardani (17C10185)
11. I Dewa Ayu Eka Candra Astutisari (17C10190)

ILMU KEPERAWATAN

INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI

TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Om Swastiastu,

Atas asung kertha waranugraha Ida Sang Hyang Widhi Wasa serta
didorong oleh keinginan yang tinggi, maka makalah ini kami selesaikan
dengan baik. Adapun judul dari makalah ini adalah “Deteksi dan Pencegahan
Virus Zika di Masing – Masing Negara”.

Penyusunan tugas ini merupakan kewajiban akademis di dalam menempuh


pendidikan Ilmu Keperawatan di ITEKES BALI. Penyusunan ini termotivasi
oleh program sekolah dalam meningkatkan minat belajar siswa, bukan hanya
dalam kelas melainkan bisa dilakukan di luar kelas. Hal ini tidak hanya
membantu mahasiswa mandiri tetapi juga menambah wawasan mahasiswa
dalam rangka meningkatkan prestasi belajar.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun untuk menyempurnakan tugas ini. Akhir kata, kami
mengucapkan terima kasih atas kritik dan saran yang diberikan oleh pembaca
maupun dari kalangan manapun, semoga tugas ini bermanfaat bagi kita semua.

Om Shanti, Shanti, Shanti Om

Denpasar, 4 April 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................ i

DAFTAR ISI .............................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah...................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah/Permasalahan ........................................................ 2

1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................. 2

BAB II METODE ....................................................................................... 3

2.1.1Cara mendeteksi virus zika Berdasarkan jurnal “Prevalence and


Incidence of Zika Virus Infection Among Houshold Contacts of
Patients With Zika Virus Disease, Puerto Rico, 2016-2017” ....... 3

2.1.2 Cara mendeteksi virus zika Berdasarkan jurnal “Clinical Virologic, and
Immunologic Characteristic of Zika Virus Infection in a Cohort of US
Patients: Prolonged RNA Detection in Whole Blood” ................. 3

2.1.3 Cara mendeteksi virus zika Berdasarkan jurnal “Sistem Pakar Diagnosa
Penyakit Zika dengan Menerapkan Case base reasoning” di Medan,
Indonesia .......................................................................................... 4
2.1.4 Cara mendeteksi virus zika Berdasarkan jurnal “Deteksi Gejala Virus
Zika Menggunakan Metode Certainty Factor dan Naïve Bayes Berbasis
Android” di Yogyakarta, Indonesia ................................................. 4

BAB III PEMBAHASAN ........................................................................... 8

3.1 Hasil Penelitian ................................................................................... 8

3.1.1 Hasil Penelitian jurnal “Prevalence and Incidence of Zika Virus


Infection Among Houshold Contacts of Patients With Zika Virus
Disease, Puerto Rico, 2016-2017”................................................... 8

ii
3.1.2 Hasil Penelitian jurnal “Clinical Virologic, and Immunologic
Characteristic of Zika Virus Infection in a Cohort of US Patients:
Prolonged RNA Detection in Whole Blood” .................................. 8

3.1.3 Hasil Penelitian jurnal “Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Zika dengan
Menerapkan Case base reasoning” di Medan, Indonesia ................ 9

3.1.4 Hasil Penelitian jurnal “Deteksi Gejala Virus Zika Menggunakan


Metode Certainty Factor dan Naïve Bayes Berbasis Android” di
Yogyakarta, Indonesia ..................................................................... 9

3.1.5 Perbandingan dari hasil deteksi ke empat jurnal .............................. 10

3.2 Pencegahan virus zika di masing – masing Negara ............................ 10

BAB IV PENUTUP..................................................................................... 12

4.1 Kesimpulan ....................................................................................... 12

4.2 Saran ................................................................................................. 13

Daftar Pustaka ............................................................................................ 15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Travel disease merupakan penyakit yang dapat ditularkan atau menular
saat melakukan perjalanan untuk waktu yang lama maupun sebentar. Salah
satu travel disease yang sempat marak terjadi yaitu zika. Zika merupakan
penyakit salah satu virus dari jenis Flavivirus, virus ini memiliki kesamaan
dengan virus dengue, berasal dari kelompok arbovirus. Zika adalah virus yang
menular secara seksual lewat nyamuk Aedes aegypti. Sepanjang tahun 2016,
virus Zika menjadi salah satu fokus para ilmuwan dunia. Berbagai penelitian
untuk lebih memahami, mendeteksi, melacak, dan mencegah penyebaran virus
masih terus dilakukan. Virus Zika pun dianggap lebih mematikan dibanding
Ebola dan SARS, yang sebelumnya menjadi sorotan dunia. Selain Rusak Otak
Bayi, Virus Zika Diduga Sebabkan Cacat Mata. 2,6 Miliar Orang Berisiko
Terkena Zika, Termasuk Indonesia kini, lebih dari 70 negara di dunia dilanda
kasus virus Zika. Penyebaran virus Zika juga memengaruhi kehamilan.
Kelahiran bayi berisiko cacat.
Perjalanan virus Zika muncul di kawasan Amerika Tengah dan Amerika
Selatan, terutama Brasil sejak tahun 2014. Pada Januari 2016, Centers for
Disease Control and Prevention (CDC) mengeluarkan travel warning pertama.
Pada waktu itu,, CDC merekomendasikan, wanita hamil tidak diizinkan
melakukan perjalanan ke daerah-daerah, tempat penyebaran virus. Travel
warning tersebut kemudian menyebarluas di berbagai negara di dunia.
Setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencanangkan tanggap
darurat virus Zika selama 9 bulan, kini virus Zika sudah dalam penanganan
medis yang baik. Pada November 2016, WHO mncabut darurat kesehatan
virus Zika. Peneliti menemukan cara memberantas virus. Pada 4 Mei 2016,
para peneliti menemukan bakteri Wolbachia dapat memblokir penyebaran
Zika. Untuk meredam virus Zika, peneliti berencana merilis jutaan nyamuk
yang terinfeksi ZIKA dengan bakteri. Hingga Oktober 2016, metode ini

1
diujikan di Brasil dan Kolombia selama dua tahun, sesuai laporan dari laman
The Scientist, Senin (26/12/2016). Para ilmuwan memperkirakan, penyebaran
virus Zika dikatakan bisa berakhir dalam waktu tiga tahun dengan jumlah
kasus menurun pada akhir 2017. Hal ini terdapat dalam makalah yang
diterbitkan Science pada bulan Juli 2016.
Walaupun virus zika sudah dapat diredam namun keberadaan virus zika
hingga saat ini masih ada di daerah-daerah tertentu. Sebab itu penting untuk
selalu waspada terhadap penularan virus zika, terutama pada daerah yang
sering dikunjungi oleh wisatawan.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana cara mendeteksi virus zika di masing-masing negara?
1.2.2 Bagaimana cara pencegahan virus zika di masing – masing negara?

1.3 Tujuan
1.3.1 Agar mengetahui cara mendeteksi virus zika di masing-masing
negara.
1.3.2 Agar mengetahui cara mencegah virus zika di masing-masing
negara.

2
BAB II

METODE

2.1 Metode Penelitian

2.1.1 Cara mendeteksi virus zika Berdasarkan jurnal “Prevalence and


Incidence of Zika Virus Infection Among Houshold Contacts of
Patients With Zika Virus Disease, Puerto Rico, 2016-2017”
Kontak rumah tangga dari pasien kasus indeks
menyelesaikan kuisioner dan memberikan spesimen untuk rantai
polymerase reaksi real time dan uji imunosorben terkait enzim
immunoglobulin M untuk mendeteksi infeksi ZIKV. Peneliti
mengukur prevalensi infeksi ZIKV diantara kontak, faktor
individu, dan rumah tangga terkait. Pemeriksaan penularan seksual
menggunakan pendekatan jaringan seksual dan menilai insiden
infeksi diantara kontak rumah tangga yang awalnya tidak terinfeksi
2-4 bulan kemudian.

2.1.2 Cara mendeteksi virus zika Berdasarkan jurnal “Clinical Virologic,


and Immunologic Characteristic of Zika Virus Infection in a Cohort
of US Patients: Prolonged RNA Detection in Whole Blood”
Ini adalah prospektif, observasional studi kohort dari orang
yang hidup di Amerika Serikat berdekatan yang 15-70 tahun dan
telah dicurigai infeksi ZIKV. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengevaluasi spektrum klinis dari penyakit, kehadiran dan
ketekunan ZIKV RNA dalam cairan tubuh, dan responimun
humoral dan seluler terhadap infeksi ZIKV, serta membuat
repositori sampel untuk digunakan penelitian di masa depan.
Subjek direkrut di Baylor College of Medicine di Houston, Texas,
dan Emory University di Atlanta, Georgia, menggunakan arahan
pasif dan aktif penemuan kasus dari fasilitas pelayanan kesehatan

3
dan skrining laboratorium berbasis. Studi ini disetujui oleh dewan
review kelembagaan. Semua subjek yang disediakan tertulis
informed consent dan diikuti selama sampai 12 bulan, tergantung
pada waktu yang telah berlalu antara onset penyakit dan
pendaftaran. Pada awal, medis, seksual, dan sejarah perjalanan,
pemeriksaan fisik, dan darah, urin, dan spesimen air liur diperoleh
dari semua subjek. Selain itu, subjek itu juga memiliki pilihan
untuk memberikan air mani, cairan vagina, dan / atau spesimen
ASI.

2.1.3 Cara mendeteksi virus zika Berdasarkan jurnal “Sistem Pakar


Diagnosa Penyakit Zika dengan Menerapkan Case base reasoning”
di Medan, Indonesia
Metode CBR melakukan empat tahapan proses di dalam
sistem penalaran basis kasus, pertama melakukan proses retrieve
yaitu penelusuran kasus yang paling mirip dengan kasus baru yang
akan dievaluasi, kemudian melakukan proses yang kedua reuse
yaitu menggunakan kembali informasi atau pengetahuan yang telah
tersimpan pada basis kasus untuk memecahkan masalah baru,
ketiga melakukan proses revise yaitu memperbaiki solusi yang
diusulkan, dan terakhir melakukan proses retain, yaitu menyimpan
pengetahuan yang nantinya akan digunakan untuk memecahkan
masalah ke dalam basis kasus yang ada.

2.1.4 Cara mendeteksi virus zika Berdasarkan jurnal “Deteksi Gejala


Virus Zika Menggunakan Metode Certainty Factor dan Naïve
Bayes Berbasis Android” di Yogyakarta, Indonesia
Dalam jurnal ini menggunakan metode penelitian Certainty
factor dan Naïve Bayes. Menurut David McAllister certainty
factor adalah suatu metode untuk membuktikan apakah suatu fakta
itu pasti ataukah tidak pasti yang berbentuk matric yang biasanya

4
digunakan dalam sistem pakar. Metode ini sangat cocok untuk
sistem pakar yang mendiagnosis sesuatu yang belum pasti. Metode
certainty factor ini hanya bisa mengolah 2 bobot dalam sekali
perhitungan. Certainty factor menggunakan suatu nilai untuk
mengasumsikan derajat keyakinan seorang pakar terhadap suatu
data.
Algoritma Naive Bayes merupakan sebuah metode
klasifikasi menggunakan metode probabilitas dan statistik yang
dikemukakan oleh ilmuwan Inggris Thomas Bayes. Algoritma ini
memprediksi peluang di masa depan berdasarkan pengalaman di
masa sebelumnya sehingga dikenal sebagai Teorema Bayes.
Dengan metode penelitian yang digunakan, sebagai berikut :
1 Pengamatan (Observation)
Merupakan metode pengumpulan data yang cukup efektif
untuk mempelajari suatu sistem. Kegiatannya dengan
melakukan pengamatan pada masalah diagnose virus zika.
2 Sampel
Mengambil contoh - contoh data yang diperlukan mengenai
data gejala dan penyakit yang disebabkan oleh virus zika.
3 wawancara
Wawancara dilakukan dengan dokter untuk mengetahui data
virus zika dan gejala–gejalanya serta teknik inferensi untuk
memperoleh kesimpulan.
4 Pencegahan Sistem
Perancangan sistem ini merupakan bagian untuk merancang
sistem yang akan berjalan dan sistem yang akan dibuat. Dalam
penelitian ini penulis merancang sebuah aplikasi dengan
menggunakan android dan website untuk membuat sebuah
aplikasi sistem pakar.
5 Pembuatan Sistem

5
Proses pembuatan sistem yaitu untuk membuat prototipe yang
telah dirancang dalam bentuk nyata. Pada tahap ini akan
dibuat sebuah aplikasi sistem pakar dengan menggunakan
android dan website. Aplikasi android yang akan digunakan
oleh user dan aplikasi website digunakan sebagai aplikasi
admin. Masing-masing aplikasi mempunyai fungsi dan
peranan yang berbeda sesuai dengan ketentuan yang sudah
ditentukan.
6 Pengujian Sistem
Pengujian sistem ini merupakan bagian untuk menguji apakah
sistem berjalan dengan baik dan sesuai yang diinginkan.
Setelah aplikasi sistem pakar ini dibuat dengan menggunakan
software Android Studio akan dilakukan pengujian untuk
mengetahui apakah aplikasi sistem pakar tersebut berjalan
dengan lancar.
7 Metode Pengembangan Sistem
Metode ini digunakan dalam pengembangan aplikasi deteksi
virus zika adalah metode ADDIE yang terdiri dari Analysis,
Design, Development, Implementation, Evaluations. Alasan
penulis memilih metode ini ADDIE karena metode ADDIE ini
tepat untuk digunakan dalam membuat aplikasi yang sedang
penulis kerjakan untuk penelitian tugas akhir. Berikut adalah
penjelasan dari metodologi tersebut.
a. Analysis
Pada tahap ini, penulis menganalisis berbagai macam jurnal
mengenai system pakar metode certainty factor dan virus zika.
Setelah itu dimulai dengan merencanakan bentuk aplikasi
yang akan dibuat sesuai dengan materi yang diambil.
b. Design
Dalam tahap design (perancangan) penulis membuat dan
merancang spesifikasi arsitektur program, gaya, interface

6
(antar muka), tampilan dan kebutuhan serta material apa saja
yang diperlukan untuk aplikasi.

c. Development
Pada tahap ini, penulis melakukan pengumpulan bahan yang
sesuai dengan yang dikerjakan. Dalam pembuatan aplikasi
sistem pakar disini, yang pertama dilakukan pembuatan
pembuatan aplikasi admin menggunakan website. Kemudian
pembuatan aplikasi untuk user menggunakan android studio.
d. Implementation
Setelah aplikasi selesai dibuat pada proses tahap selanjutnya
adalah melakukan pengujian aplikasi dengan cara
menjalankan aplikasi pada perangkat android yang ada. Dalam
kasus ini perangkat yang digunakan adalah milik sendiri.
e. Evaluation
Setelah melakukan pengujian, penulis akan membagikan
kuisioner sebagai bahan acuan kepuasan pengguna aplikasi
yang telah dibuat.

7
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Hasil Penelitian


3.1.1 Hasil Penelitian jurnal “Prevalence and Incidence of Zika Virus
Infection Among Houshold Contacts of Patients With Zika Virus
Disease, Puerto Rico, 2016-2017”
Pada jurnal “Prevalence and Incidence of Zika Virus Infection
Among Houshold Contacts of Patients With Zika Virus Disease, Puerto
Rico, 2016-2017” didapatkan hasil bahwa dari 366 contak, 34.4%
memiliki bukti terinveksi ZIKV pada pendaftaran, termasuk 11.2% dari
rantai polymerase teaksi real time (RT-PCR). Memiliki pintu dan
jendela yang terbuka dan tersaring ( Rasio kemungkinan 2.1) atau tidak
tersaring (Rasio kemungkinan 2.5) dan sudah diasosiasikan dengan
kemungkinan peningkatan angka kejadian. Pasangan seksual lebih
mungkin untuk keduanya positif RT-PCR dibandingkan dengan
hubungan lain (Rasio Peluang 2.2). Ditindak lanjuti 6.1% dari kontak
memiliki bukti dari kejadian infeksi.

3.1.2 Hasil Penelitian jurnal “Clinical Virologic, and Immunologic


Characteristic of Zika Virus Infection in a Cohort of US Patients:
Prolonged RNA Detection in Whole Blood”
Dari metode yang telah digunakan didapatkan hasil bahwa telah
didaftarkan 45 kasus dan 1 kontrol. Pada umumnya gejala yang
dilaporkan terkait kasus dan control yaitu ruam, makropopular,

8
kelelahan, dan arthralgia. Sensitifitas dan durasi dari deteksi infeksi
dengan reaksi rantai polymerase lebih tinggi pada keseluruhan
specimen darah. Antibodi penetral virus zika memiliki waktu untuk
hidup yaitu setengah dari 105 hari dan lebih tinggi secara signifikan
pada casus sebelumnya yaitu kasus virus dengue. Dalam uji sitokin
pada intraseluler, protein virus zika lebih sering ditargetkan pada darah
perifer dan cel monoseluler dari kasus itu struktur protein C dan E
untuk CD4+ sel T dan nonstuktural protein NS3, NS5, dan NS4B untuk
CD8+ sel T.

3.1.3 Hasil Penelitian jurnal “Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Zika dengan
Menerapkan Case base reasoning” di Medan, Indonesia
Pada jurnal “Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Zika Dengan
Menerapkan Metode Case Base Reasoning” didapatkan hasil
penelitian, yaitu dengan adanya implementasi sistem penalaran CBR
dan metode CF dalam mendiagnosa penyakit zika, mendapatkan
kemiripan pada kasus terdahulu dengan nilai 85% dan perhitungan nilai
CF mendiagnosa penyakit zika memiliki persentase tingkat keyakinan
97%, maka pasien tersebut dinyatakan positif terkena penyakit virus
zika.

3.1.4 Hasil Penelitian jurnal “Deteksi Gejala Virus Zika Menggunakan


Metode Certainty Factor dan Naïve Bayes Berbasis Android” di
Yogyakarta, Indonesia
Pada jurnal “Deteksi Gejala Virus Zika Menggunakan Certainty
Factor Dan Naive Bayes Berbasis Android” didapatkan hasil penelitian,
yaitu : dengan menggunakan media, berupa aplikasi user dan aplikasi
admin, didapatkan hasil perhitungan manual yang dapat dibandingkan
dengan hasil dari program yang telah dibuat:
Nama Perhitungan Program Selisih
Penyakit Manual

9
CF Bayes CF Bayes CF Bayes

Chikungunya 52% 0.01439 52.00% 0.0143 0 0.9


DBD 40% 0.01223 40.00% 0.0122 0 0.3
Mikrosefalus 90.4% 0.01693 90.40% 0.0169 0 0.3
Demam 40% 1 40.00% 0 0 1
Mimisan 80% 1 80.00% 0 0 1

Didapatkan akurasi (kesamaan atau kedekatan) suatu hasil pengukuran


dengan angka atau data sebenarnya (true value atau correct result).

3.1.5 Perbandingan dari hasil deteksi ke empat jurnal

Jadi menurut kelompok kami jurnal yang hasil penelitiannya lebih


efektif untuk mendeteksi virus zika adalah yang keempat, karena
dengan menggunakan aplikasi, ada banyak keuntungan yang didapat,
diantaranya : lebih memudahkan seseorang untuk mendeteksi dan
mengetahui apa itu virus zika, dapat membuat aplikasi yang akurat
dengan metode Certainty Factor dan Naive Bayes berbasis android
untuk aplikasi sistem pakar deteksi, lewat data yang didapat dari
dokter, membantu pihak dinas kesehatan memonitoring penyakit yang
berasal dari gigitan nyamuk, sehingga cepat dapat ditanggulangi, serta
hasil penelitiannya sudah berupa hasil uji coba program.

3.2 Pencegahan virus zika di masing – masing Negara

3.2.1 Pada jurnal yang berjudul “Prevalence and Incidence of Zika Virus
Infection Among Houshold Contacts of Patients With Zika Virus
Disease, Puerto Rico, 2016-2017” di Negara Puerto Rico,
menyatakan bahwa pencegahan yang dapat dilakukan menurut WHO
dan pedoman penyakit klinis lainnya dengan pemberian informasi
kepada masyarakat tentang bagaimana penularan virus zika. Terutama

10
melalui kontak rumah tangga, dengan melakukan hubungan seksual
dan terlalu sering membuka pintu dan jendela tanpa adanya screen.

3.2.2 Pada jurnal yang berjudul “Clinical Virologic, and Immunologic


Characteristic of Zika Virus Infection in a Cohort of US Patients:
Prolonged RNA Detection in Whole Blood” di US (United States)
menyatakan bahwa pencegahan yang dapat dilakukan dengan
pengembangan vaksin untuk pencegahan virus zika. Dalam kasus
orang yang sudah pernah terkena virus zika, dilaporkan terdapat sel
DNA virus secara spesifik dan terekam oleh sel b memori dan
menghasilkan sel – sel antibodi, terhadap virus zika.

3.2.3 Pada jurnal yang berjudul “Deteksi Gejala Virus Zika Menggunakan
Metode Certainty Factor Dan Naïve Bayes Berbasis Android” di
Yogyakarta, Indonesia menyatakan bahwa dengan adanya aplikasi
sistem pakar ini dapat memberikan pengetahuan mengenai suatu
penyakit yang disebabkan oleh virus zika kepada masyarakat,
sehingga masyarakat dapat lebih waspada terhadap seseorang yang
mengalami gejala – gejala virus menular, melalui informasi mengenai
tanda dan gejala yang ditimbulkan oleh virus zika. Sehingga dapat
meminimalkan angka kejadian tertularnya virus zika.

11
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan

4.1.1 Pada jurnal pertama, dengan melakukan pemeriksaan penularan


seksual menggunakan pendekatan jaringan seksual dan menilai
insiden infeksi diantara kontak rumah tangga yang awalnya tidak
terinfeksi 2-4 bulan kemudian. Pada jurnal kedua dengan
menggunakan uji sitokin pada intraseluler, protein virus zika lebih
sering ditargetkan pada darah perifer dan cel monoseluler dari kasus
itu struktur protein C dan E untuk CD4+ sel T dan nonstuktural
protein NS3, NS5, dan NS4B untuk CD8+ sel T. Pada jurnal ketiga
dengan menggunakan sistem penalaran CBR dan metode CF dalam
mendiagnosa penyakit zika, mendapatkan kemiripan pada kasus
terdahulu dengan nilai 85% dan perhitungan nilai CF mendiagnosa
penyakit zika memiliki persentase tingkat keyakinan 97%, maka
pasien tersebut dinyatakan positif terkena penyakit virus zika. Pada
jurnal keempat menggunakan Certainty Factor Dan Naive Bayes
Berbasis Android menggunakan media, berupa aplikasi user dan
aplikasi admin dengan hasil perhitungan manual yang dapat
dibandingkan dengan hasil dari program yang telah dibuat, sehingga
didapatkan akurasi (kesamaan atau kedekatan) suatu hasil
pengukuran dengan angka atau data sebenarnya ( true value atau
correct result). Jadi menurut kelompok kami jurnal yang hasil
penelitiannya lebih efektif untuk mendeteksi virus zika adalah yang
keempat, karena dengan menggunakan aplikasi, ada banyak
keuntungan yang didapat, diantaranya : lebih memudahkan
seseorang untuk mendeteksi dan mengetahui apa itu virus zika,
dapat membuat aplikasi yang akurat dengan metode Certainty
Factor dan Naive Bayes berbasis android untuk aplikasi sistem
pakar deteksi, lewat data yang didapat dari dokter, membantu pihak

12
dinas kesehatan memonitoring penyakit yang berasal dari gigitan
nyamuk, sehingga cepat dapat ditanggulangi, serta hasil
penelitiannya sudah berupa hasil uji coba program.

4.1.2 Pada jurnal pertama yang diteliti di Puerto Rico, pencegahan virus
zika dapat dilakukan dengan meminimalisir penularan melalui
hibungan seksual dan juga menggunakan screen pada pintu dan
jendela yang sering terbuka. Pada jurnal kedua yang diteliti di US
(United States) pencegahan virus zika dapat dilakukan dengan
pengembangan pembuatan vaksin. Sedangkan pada jurnal yang
diteliti di Yogyakarta, Indonesia, pencegahan dapat dilakukan
dengan pengaksesan informasi mengenai tanda dan gejala orang
dengan virus zika melalui aplikasi metode Certainty Factor dan
Naïve Bayes berbasis android. Sehingga kecil kemungkinan terjadi
resiko penularan yang disebabkan oleh virus zika.

4.2 Saran

4.2.1 Untuk pengembangan deteksi virus zika berbasis aplikasi android


bisa ditambahka form untuk data user agar setiap data pengguna
dapat disimpan, sehingga kita dapat mengetahui jumlah pengguna
yang menggunakan aplikasi tersebut.

4.2.2 Untuk jurnal ketiga yang berjudul "Sistem Pakar Diagnosa Penyakit
Zika dengan Menerapkan Case Base Reasoning" bisa ditambahkan
pencegahan virus zika nya, sebelum membahas mengenai cara
penerapan sistem pakar diagnosa tersebut.

13
DAFTAR PUSTAKA

Eli S. Rosenberg, Kate Doyle, Jorge L. Munoz-Jordan, Liore Klein, Laura Adams,
Matthew Lozier, Kevin Weiss,Tyler M. Sharp,and Gabriela Paz-
Bailey.(2018). Prevalence and Incidence of Zika Virus Infection Among
Household Contacts of Patients With Zika Virus Disease, Puerto Rico, 2016–
2017.Oxford University Press for the Infectious Diseases Society of America.

Hamidah, E, Setyawan, R, & Fitriastuti, F 2018, ‘Deteksi Gejala Virus Zika


Menggunakan Certainty Factor dan Naive Bayes Berbasis Android’, Jurnal
Informasi Ineraktif, vol. 3, no. 23, hh. 2527-5232.

Hana M. El Sahly, Rodion Gorchakov, Lilin Lai, Muktha S. Natrajan, Shital M.


Patel, Robert L. Atmar, Wendy A. Keitel, Daniel F. Hoft, Jill Barrett, Jason
Bailey, Srilatha Edupuganti, Vanessa Raabe, Henry M. Wu, Jessica Fairley,
Nadine Rouphael, Kristy O. Murray, and Mark J. Mulligan.(2018). Clinical,
Virologic, and Immunologic Characteristics of Zika Virus Infection in a
Cohort of US Patients: Prolonged RNA Detection in Whole Blood. Oxford
University Press on behalf of Infectious Diseases Society of America.

Syahrizal, M , Irwanti, R & Sayuthi, M 2018, ‘Sistem Pakar Diagnosa Penyakit


Zika Dengan Menerapkan Metode Case Base Reasoning’, Jurnal Riset
Komputer (JURIKOM), vol. 5, no. 3, hh. 240-246.

14

Anda mungkin juga menyukai