Cia LP
Cia LP
A. DEFINISI
Zat gizi (nutrien) adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan
fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan, serta
mengatur proses-proses kehidupan. Makanan setelah dikonsumsi mengalami proses
pencernaan. Bahan makanan diuraikan menjadi zat gizi atau nutrien. Zat tersebut
selanjutnya diserap melalui dinding usus dan masuk kedalam cairan tubuh.
Dalam menetukan klasifikasi status gizi harus ada ukuran baku yang sering disebut
reference. Baku antropometri yang sering digunakan di Indonesia adalah World Health
Organization – National Centre for Health Statistic (WHO-NCHS). Berdasarkan baku
WHO - NCHS status gizi dibagi menjadi empat :
B. ETIOLOGI
1. Agen
2. Host
3. Environment (Lingkungan)
Akses atau keterjangkauan anak dan keluarga terhadap air bersih dan
kebersihan lingkungan.
Tidak cukupnya persediaan pangan di keluarga (household food insecurity).
C. Anatomi Fisiologi
Anatomi fisiologi pada malnutrisi kurang energi protein berupa gangguan pada sistem
pencernaan yang tidak dapat mengaabsorbsi protein.organ saluran cerna membentuk
suatu lumen lumen kontinue yang berawal di mulut berakhir di anus fungsi utama
saluran cerna adalah mencerna makanan dan menyerap cairan dan zat giziyang di
perlukan untuk energi dan sebagai bahan dasar untuk pertumbuhan. karena lumennya
bersambung dengan dunia luar, saluaran cerna juga harus membentuk sawar selektif
untuk mencegah penetrasi oleh bakteri.
Esofagus dalah suatu tabung yang merupakan saluran cerna bagi lewatnya makanan
melintasi toraks menuju lambung .Lubang kearah faring tertutup kecuali saat menelan
,sehingga udara tidak tertelan kearah kedalam saluran pencernaan selama bernapas
biasa .demikian juda ,lubang kearah lambung tetap tertutup oleh springteresofagus
bawah , yang merupakan penebalan muskularis.
Lambung berfungsi sebagai reservoar dan pencampur bagi makanan yang tertelan
.bagian lambung terbesar adalah badan lambung yang di tandaisecara makroskopis dan
lipatanm lipatan tebal.
Usus halus adalah organ terbesar di saluran cerna dan bertangung jawab melakukan
sebagian besar fungsi pencernaan dan penyerapan.Bagian pertama,duodenum,berjalan
dari pirolus ke ligamentum termasuk lingkungan c melingkari kaput pankreas .Duktus
biliaris komunis dan duktus pankreatikus masuk ke dudenum di papila vateri .
Usus halus sisanya memiliki panjang sekitar 200-250cm pada neonatus aterm dan
mencapai 350-600 pada orang dewasa .Pencernaan protein di mulai oleh enzim pepsin
di lambung yang di sekresikan bersam oleh asam lambung . Beberap protein pembaw
spefisik yang deoenden natrium dan dengan spesifitas tumpang tindih secara aktif
mengangkut asam amino ke dalam sel . Kebutuhan spesifik yang harus di penuhi
biasanya di bagi menjadi deapan bagian dalam ktegori utama yaitu berupa Air, energi,
protein, vitamin, mineral, lemak, karbohidrat , vitamin dan elemen renik .
D. PATOFISIOLOGI
Pada defisiensi protein murni tidak terjadi katabolisme jaringan yang sangat berlebih,
karena persediaan energi dapat dipenuhi oleh jumlah kalori dalam dietnya. Kelainan
yang mencolok adalah gangguan metabolik dan perubahan sel yang menyebabkan
edema dan perlemakan hati. Karena kekurangan protein dalam diet, akan terjadi
kekurangan berbagai asam amino esensial dalam serum yang diperlukan untuk sintesis
dan metabolisme. Selama diet mengandung cukup karbohidrat, maka produksi insulin
akan meningkat dan sebagian asam amino dalam serum yang jumlahnya sudah kurang
tersebut akan disalurkan ke jaringan otot. Makin berkurangnya asam amino dalam
serum ini akan menyebabkan kurangnya produksi albumin hepar, yang berakibat
timbulnya edema. Perlemakan hati terjadi karena gangguan pembentukan beta-
lipoprotein, sehingga transport lemak dari hati ke depot terganggu, dengan akibat
terjadinya penimbunan lemak di hati.
E. MANIFESTASI KLINIS
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan laboratorium: kadar gula darah, darah tepi lengkap, feses lengkap,
elektrolit serum, protein serum (albumin, globulin), feritin. Pada pemeriksaan
laboratorium, anemia selalu ditemukan terutama jenis normositik normokrom
karena adanya gangguan sistem eritropoesis akibat hipoplasia kronis sumsum
tulang di samping karena asupan zat besi yang kurang dalam makanan,
kerusakan hati dan gangguan absorbsi. Selain itu dapat ditemukan kadar
albumin serum yang menurun
2. Pemeriksaan radiologi (dada, AP dan lateral) juga perlu dilakukan untuk
menemukan adanya kelainan pada paru.
3. Tes mantoux
4. EKG
Penatalaksanaan yang akan di beikan kepada anak dengan gizi buruk yaitu berupa
pengobatan yang berbentuk makanan yang mengandung banyak protein bernilai
tinggi,banyak cauran ,cukup vitamin dan mineral,masing-masing masih sudah dicerna
dan di serap .Pasien dengan defisiensi tidak selalu di bawa ke rumah sakit kecuali yang
menderita malnutrisi berat atau malnutrisi dengan komplikasi penyakit lainnya .Cara
memberiakan makan kepada balita dengan malnutrisi selama anak masih mau makan
peroral di berikan secara berulang ulang .Tetapi jika dilihat bahwa makanan selalu
masih sisa lebih dari setengahnya
,lebih baik di beriakan melalui sonde .Biasanya bila telah 3-4 hari disonde berat badan
sudah mulai naik dan nafsu makan mulai timbul ,pemberian makan secara bertahap
H. KOMPLIKASI
1. Kwashiorkor:
diare
infeksi
anemia
gangguan tumbuh kembang
hipokalemi
hipernatremi.
2. Marasmus:
Infeksi
Tuberculosis
Parasitosis
Disentri
malnutrisi kronik
gangguan tumbuh kembang
DAFTAR PUSTAKA
Adriani, M & B. Wirjatmadi. 2014. Gizi dan Kesehatan Balita (Peranan Mikrozinc
pada Pertumbuhan Balita). Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.