Anda di halaman 1dari 14

Toko Kesehatan

 P e n ya k i t

 Obat

 Cari Rumah Sakit

 Apotik

 T a n ya D o k t e r

 Artikel

 Masuk

 Daftar

Lifestyle
 Keluarga
 Layanan Kesehatan
 Lifestyle
 Seks dan Hubungan
 Hewan Peliharaan
KESEHATAN FISIK

 Perdarahan Post Partum: Penyebab dan Penanganan


KESEHATAN FISIK

Perdarahan Post Partum: Penyebab dan


Penanganan
Update terakhir: Mar 21, 2019 Waktu baca: 5 menit
Telah dibaca 1.000.010 orang

BAGIKAN ARTIKEL INI

Perdarahan postpartum merupakan penyebab utama kematian ibu


pasca persalinan. Semua wanita yang melahirkan dengan usia kehamilan
lebih dari 20 minggu beresiko untuk mengalami perdarahan post partum
dan gejala sisanya. Meskipun angka kematian ibu telah sangat menurun
di negara maju, kasus ini tetap menjadi penyebab utama kematian ibu di
tempat lain.

Angka kematian ibu terkait kehamilan di Amerika Serikat adalah sekitar 7-


10 wanita per 100.000 kelahiran hidup dan statistik menunjukkan bahwa
sekitar 8% dari kematian ini disebabkan oleh perdarahan postpartum. Di
negara berkembang, angka kematian ibu dapat melebihi 1000 wanita per
100.000 kelahiran hidup, sementara itu di Indonesia berdasarkan Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) Tahun 2012 angka kematian
ibu adalah sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. World Health
Organization (WHO) menyatakan bahwa 25% kematian ibu terjadi karena
disebabkan oleh perdarahan postpartum, yang mencapai 100.000 kematian
ibu per tahun, dan American College of Obstetricians dan Gynecologists
(ACOG) memperkirakan terjadi 140.000 kematian ibu per tahun atau 1
wanita setiap 4 menit.

Iklan dari HonestDocs

Beli Obat via HonestDocs Kini Bisa Dengan OVO!

PROMO! Gratis biaya antar obat ke seluruh Indonesia (minimum


transaksi Rp100.000)

Pesan Sekarang
Baca juga: Kenali 6 Tanda Bahaya Masa Nifas

Perdarahan postpartum didefinisikan sebagai kehilangan darah lebih dari


500 mL setelah persalinan vaginal atau lebih dari 1000 mL setelah sesar.
Perdarahan postpartum primer terjadi dalam 24 jam pertama
setelah persalinan, sementara perdarahan postpartum sekunder adalah
perdarahan pervaginam yang lebih banyak dari normal antara 24 jam
hingga 12 minggu setelah persalinan. Perkiraan kehilangan darah saat
melahirkan 500 ml bersifat subjektif dan umumnya tidak akurat. oleh
karena itu, suatu penelitian menyarankan menggunakan 10% penurunan
nilai hematokrit untuk menentukan adanya perdarahan postpartum

Penyebab Perdarahan Post Partum


Sebelum membahas penyebab kita perlu mengetahui ada
beberapa faktor risiko yang telah diteliti memiliki signifikansi terhadapa
terjadinya perdarahan postpartum yaitu:

 Retensi Plasenta (OR 3,5, 95% CI 2,1-5,8)


 Kala II persalinan yang lama (OR 3,4, 95% CI 2,4-4,7)
 Plasenta akreta (OR 3,3, 95% CI 1,7-6,4)
 Laserasi (OR 2,4, 95% CI 2,0-2,8)
 Persalinan Instrumental (OR 2,3, 95% CI 1,6-3,4)
 Janin Besar-untuk-usia kehamilan (LGA) yang baru lahir (OR 1,9, 95% CI
1,6-2,4)
 Gangguan hipertensi (OR 1,7, 95% CI 1,2-2,1)
 Induksi persalinan (OR 1,4, 95% CI 1,1-1,7)
 Augmentation persalinan dengan oksitosin (OR 1,4, 95% CI 1,2-1,7).
Sebagai cara untuk mengingat penyebab perdarahan postpartum, beberapa
sumber telah menyarankan menggunakan singkatan 4T yaitu Tonus,
Tissue, Trauma, Trombosis

1. Tonus
Uterus atonia adalah suatu keadaan dimana rahim tidak berkontraksi atau
berkontraksi lemah yang dapat disebabkan oleh overdistensi rahim dan
kelelahan rahim. Overdistensi rahim merupakan faktor risiko utama untuk
atonia dapat disebabkan oleh kehamilan multifetal,
makrosomia janin, polihidramnion, atau
kelainan janin (misalnya, hidrosefalus berat). Sementara kelelahan rahim
dapat terjadi karena disebabkan oleh persalinan lama atau tenaga
melahirkan yang kuat dan cepat, terutama jika dirangsang. Uterus atonia
dapat menimbulkan komplikasi yang lebih berat yaang disebut uterus
inversio, yaitu suatu keadaan dimana puncak uteri terbalik sebagian atau
seluruhnya masuk ke dalam kavum uteri hingga keluar melewati vagina.

2. Tissue
kontraksi uterus dan retraksi uterus menyebabkan pelepasan dan
pengeluaran plasenta. Pelepasan plasenta yang lengkap memungkinkan
uterus mengecil sehingga oklusi pembuluh darah menjadi optimal. Pada
saat persalinan seorang penolong persalinan harus cermat melakukan
pemeriksaan terhadap plasenta, karena bisa saja plasenta tidak keluar
secara lengkap dan tersisa di dalam rahim sehingga menimbulkan
perdarahan postpartum. Selain karena sisa plasenta, perlekatan plasenta
yang terlalu kuat dapat menyebabkan plasenta tertahan didalam rahim atau
disebut dengan retensi plasenta.

Iklan dari HonestDocs

Beli Obat via HonestDocs Kini Bisa Dengan OVO!

PROMO! Gratis biaya antar obat ke seluruh Indonesia (minimum


transaksi Rp100.000)

Pesan Sekarang

3. Trauma
Kerusakan pada jalan lahir dapat terjadi secara spontan atau akibat
tindakan yang perlu dilakukan pada saat melakukan
persalinan bayi. Trauma dapat terjadi setelah persalinan sangat lama atau
kuat yang dirangsang dengan oksitosin atau prostaglandin, setelah
manipulasi janin ekstraauterus atau intrauterus, risiko tertinggi terkait
dengan versi internal dan ekstraksi kembar kedua, dan pada saat
membersihkan sisa plasenta baik secara manual atau dengan instrumentasi.
Laserasi serviks paling sering dikaitkan dengan forceps, namun laserasi
serviks juga dapat terjadi secara spontan karena ibu mengedan sebelum
waktunya. Perineum juga dapat mengalami laserasi secara spontan atau
akibat tindakan episiotomi, dan ruptur uteri dapat terjadi pada persalinan
yang sebelumnya pernah mengalami persalinan sesar.

4. Trombosis
Gangguan sistem koagulasi dan trombositopenia mungkin berhubungan
dengan penyakit yang sudah ada sebelumnya, seperti purpura
thrombocytopenic idiopatik, hipofibrinogenemia familial dan penyakit von
Willebrand, atau diperoleh pada saat kehamilan seperti pada sindrom
HELLP (hemolisis, peningkatan enzim hati, dan jumlah trombosit yang
rendah), solusio plasenta, koagulasi intravascular diseminata (DIC),
atau sepsis.

Cara Menangani Perdarahan Post Partum


Dalam melakukan penanganan perdarahan postpartum secara sistematis
terdapat dua tingkat penatalaksanaan yaitu tatalaksana umum dan
tatalaksana khusus.

1. Tatalaksana Umum

 Memanggil bantuan tim untuk melakukan tatalaksana secara simultan


 Menilai sirkulasi, jalan napas, dan pernapasan pasien.
 Apabila menemukan tanda-tanda syok, lakukan penatalaksanaan syok
 Memberikan oksigen.
 Memasang infus intravena dengan jarum besar
 Memulai pemberian cairan kristaloid (NaCl 0,9% atau Ringer Laktat atau
Ringer Asetat) sesuai dengan kondisi ibu.
 Melakukan pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan.
 Jika fasilitas tersedia, lakukan pemeriksaan darah lengkap.
 Memasang kateter Folley untuk memantau volume urin dibandingkan
dengan jumlah cairan yang masuk.
 Melakukan pengawasan tekanan darah, nadi, dan pernapasan ibu.
 Memeriksa kondisi abdomen: kontraksi uterus, nyeri tekan, parut luka, dan
tinggi fundus uteri.
 Memeriksa jalan lahir dan area perineum untuk melihat perdarahan dan
laserasi (jika ada, misal: robekan serviks atau robekan vagina).
 Memeriksa kelengkapan plasenta dan selaput ketuban.
 Menyiapkan transfusi darah jika kadar Hb < 8 g/dL atau secara klinis
ditemukan keadaan anemia berat
 Menentukan penyebab perdarahannya dan melakukan tatalaksana spesifik
sesuai penyebab
2. Tatalaksana Khusus

 Atonia uteri : Memberikan 20-40 unit oksitosin dalam 1000 ml larutan


NaCl 0,9%/Ringer Laktat dengan kecepatan 60 tetes/menit dan 10 unitIM.
Lanjutkan infus oksitosin 20 unitd alam 1000 ml larutan NaCl
0,9%/Ringer Laktat dengan kecepatan 40 tetes/menit hingga perdarahan
berhenti.
 Retensio Plasenta : Melakukan plasenta manual secara hati-hati
 Sisa Plasenta : Melakukan eksplorasi digital (bila serviks terbuka) dan
keluarkan bekuan darah dan jaringan. Bila serviks hanya dapat dilalui oleh
instrumen, lakukan evakuasi sisa plasenta dengan aspirasi vakum manual
atau dilatasi dan kuretase.
 Robekan Jalan Lahir : Untuk ruptur perineum dan robekan dinding
vagina lakukan penjahitan seperti biasa, untuk robekan Serviks lakukan
penjahitan secara kontinu dimulai dari ujung atas robekan kemudian ke
arah luar sehingga semua robekan dapat dijahit
 Gangguan Pembekuan Darah : Memberikan transfusi darah lengkap
segar untuk menggantikan faktor pembekuan dan sel darah merah.
 Inversio uteri : Segera melakukan reposisi uterus. Namun jika reposisi
tampak sulit, apalagi jika inversio telah terjadi cukup lama, rujuk ke
fasilitas yang lebih memadai dan dapat melakukan operasi untuk dilakukan
laparotomi. Bila laparotomi tidak berhasil dapat dilakukan histerektomi
sub total hingga total.
 Ruptura uteri : Merujuk ke fasilitas yang lebih memadai dan dapat
melakukan operasi untuk dilakukan reparasi uterus atau histerorafi. Bila
histerorafi tidak berhasil dapat dilakukan histerektomi sub total hingga
total.
Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi
Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

RATA-RATA PENILAIAN: 4,4 BERDASARKAN 12.020 ULASAN

BAGIKAN ARTIKEL INI

Tanya Dokter
Kami tidak akan mengungkapkan nama dan informasi Anda

LAMPIRKAN FILE (FOTO ATAU VIDEO)


SEPERTI RIWAYAT PENGOBATAN ATAU FOTO GEJALA (JIKA ADA)
TANYAKAN KE RUMAH SAKIT TERTENTU (JIKA ADA)

Semua
rumah sakit
SUBMIT

Daftar Newsletter
Tips Sehat
SUBMIT
Madu

 Ciri-Ciri Madu Asli


 Manfaat Madu
 Madu Untuk Obat Batuk Anak
 Madu Untuk Ibu Hamil
 Manfaat Madu Hitam

Ibu Hamil

 HB Normal Ibu Hamil


 Tanda Hamil Muda
 Beda Keputihan Haid dan Hamil
 Cara Cepat Hamil
 Bercak Carah Tanda Hamil

Obat Infeksi

 Super Tetra
 Ciprofloxacin
 Cefixime
 Dionicol
 Cefspan

Bayi

 Mengeluarkan Dahak Bayi


 BAB Bayi Hijau
 Menaikkan Berat Badan Bayi
 TTV Normal Bayi
 Bintik Merah Pada Bayi

Tipes

 Makanan Untuk Tipes


 Tifus
 Ciri-Ciri Tipes
 Gejala Tipes Anak
 Obat Tipes

HIV & AIDS

 Masa Inkubasi HIV


 Obat HIV AIDS
 Ciri Ruam HIV
 Gejala Awal HIV
 Ciri HIV Pada Wanita
Sakit Tenggorokan

 Bahaya Radang Tenggorokan


 Pseudoephedrine
 Radang Tenggorokan Pada Balita
 Penyebab Radang Tenggorokan
 Cara Mengobati Radang Tenggorokan

Multivitamin

 Neurobion
 Imboost
 Imboost Force
 Imboost Kids
 Enervon C

Makanan & Minuman Diet

 Makanan Diet Keto


 Makanan Penurun Berat Badan
 Diet Jeruk Nipis
 Buah Plum Untuk Diet
 Minuman Penurun Berat Badan

Kurang Tidur

 Cara Tidur Yang Baik


 Durasi Waktu Tidur
 Penyebab Susah Tidur
 Akibat Kurang Tidur
 Penyebab Insomnia

Usus

 Ciri Usus Buntu


 Obat Radang Usus
 Gejala Usus Buntu
 Enzim Pencernaan
 Fungsi Usus Halus

Kolesterol

 Makanan Bebas Kolesterol


 Jenis Obat Kolesterol
 Ciri Kolesterol Rendah
 Jus Penurun Kolesterol
 Sayuran Penurun Kolesterol

Mental Health
 Jenis Psikosis
 Gangguan Somatisasi
 Trypophobia
 Agoraphobia
 Philophobia

Obat Alergi

 Incidal-OD
 Dexamethasone
 Dextamine
 BDM Tablet
 Bufacaryl

Obat Nyeri

 Dexketoprofen
 Asam Mefenamat
 Mefinal
 Paracetamol
 Cataflam

Demam Berdarah

 Demam Berdarah (DBD)


 Ciri-Ciri DBD
 Fase DBD
 DBD Anak & Balita
 Penyebab DBD

Ibu Melahirkan

 Persiapan Melahirkan Caesar


 Pilih Lahir Normal atau Caesar
 Persiapan Melahirkan Normal
 Operasi Caesar
 Masa Nifas

Ibu Menyusui

 Pantangan Makanan Ibu Menyusui


 Manfaat ASI Esklusif
 Cara Memperbanyak ASI
 Kandungan ASI
 Makanan Sehat Ibu Menyusui

HonestDocs ประเทศไทย

 ประกันสุขภาพและประกันชวี ต

 ค ้นหาโรค
 ตรวจสุขภาพผู ้หญิง
 ประกันอุบัตเิ หตุ
 จัดสง่ ยา

Kontrasepsi

 Pil KB Yasmin
 Cara Minum Pil KB
 Vasektomi
 Tubektomi
 KB Spiral

Asam Urat

 Gejala Asam Urat


 Cara Menurunkan Asam Urat
 Nilai Normal Asam Urat
 Asam Urat
 Obat Asam Urat

Beli Obat Populer

 GRISEOFULVIN 500MG TAB


 BIROPYRON CAPL 100S
 HEPATIN 750MG TAB
 FUNGIDERM CR 5G
 GERDILIUM 5MG/ML DROP 12ML

Artikel Obat Populer

 Anastan
 Risperidone
 Amlodipine Besylate
 Alinamin F
 Hufaneuron

Apotek di Indonesia

 Apotek K-24 Mediko Farma


 Apotik Sagita Farma
 Tunas Farma
 Apotik Fajar Baru
 Apotek Tunas

Puasa

 Menu Buka Puasa Untuk Diabetes


 Manfaat Kolak Untuk Puasa
 Mulut Pahit Saat Puasa
 Manfaat Blewah Untuk Kesehatan
 Manfaat Air Kelapa Muda Untuk Puasa

Polusi

 Bahaya Polusi Udara

Penyakit Trending

 Cacar Monyet

@ 2018 HonestDocs 🏥👩⚕️💊🐶🦄 - Hak Cipta Dilindungi


Tentang Kami Syarat dan Ketentuan Sitemap

Anda mungkin juga menyukai