BAB II
KAJIAN PUSTAKA
dengan motorik adalah segala sesuatu yang ada hubungannya dengan gerakan-
gerakan tubuh. Suyadi (2010: 68), gerak motorik kasar adalah gerak anggota
badan secara kasar atau keras. Sedangkan menurut Sujiono (2010: 1.13), gerak
bagian tubuh anak. Oleh karena itu, biasanya memerlukan tenaga karena
(2005: 51), Otot kasar atau otot besar ialah otot-otot badan yang tersusun oleh otot
lurik.
pengendalian tubuh melalui aktivitas yang terkoordinir antara susunan saraf, otot,
otak dan urat saraf tulang belakang (spinal cord). Sedangkan aktivitas motorik
kasar adalah keterampilan gerak atau gerakan tubuh yang memakai otot-otot besar
kondisi fisik, motivasi yang kuat, lingkungan yang kondusif, aspek psikologis,
juga sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor lain, seperti faktor lingkungan yang
tidak lepas dari pengaruh faktor psikososial. Baik faktor bawaan atau sering juga
disebut faktor keturunan dan faktor lingkungan yang berbeda-beda antara anak
yang satu dengan yang lain, maka menyebabkan perbedaan yang disebut
berikut
Perbedaan Individu
yaitu :
a. Hereditas (keturunan/pembawaan)
orangtua kepada anak, atau segala potensi baik fisik maupun psikis yang dimiliki
individu sejak masa konsepsi (pembuahan ovum oleh sperma) sebagai pewarisan
b. Lingkungan perkembangan.
perkembangan individu”.
faktor hereditas atau keturunan (sistem saraf, kondisi fisik, bakat dan potensi),
b. Gross to Specific Motor Control. Pada fase ini anak terlebih dahulu sebelum
terpisah.
satu atau dua tangan untuk meraih dan memegang suatu benda yang dilihat
tahapan gerakan mulai dari kontrol gerak yang besar menuju gerakan
mekanisme saraf yang terjalin dari berbagai macam otot yang berlawanan
untuk membentuk interaksi dan koordinasi antara satu dengan yang lainnya.
tanpa melalui proses latihan terlebih dahulu, namun dalam rangka yang bisa
motorik kasar pada usia 3 tahun sampai dengan usia 5 yaitu sebagai berikut :
Pada usia 4 tahun, anak-anak masih menikmati jenis aktivitas yang sama,
telah mampu menaiki tangga dengan satu kaki pada setiap anak tangga dalam
sekali waktu, mereka sebenarnya baru saja dapat turun dengan cara yang sama.
dibandingkan saat mereka berusia 4 tahun. Sudah lazim bagi anak-anak berusia 5
tahun yang percaya diri untuk melakukan aksi mengerikan pada setiap objek
pendakian praktis. Anak berusia 5 tahun berlari cepat dan senang cepat satu sama
a. Tahap verbal kognitif. Tahap belajar motorik melalui uraian lisan atau
dilakukannya.
b. Tahap asosiatif. Pada tahap ini perkembangan anak TK sedang memasuki masa
c. Tahap automasi. Pada tahap ini anak TK sudah dapat melakukan gerakan
Pendapat yang sama juga diungkapkan oleh Hartinah (2011:6), bahwa aspek
dimulai dari gerakan yang sederhana kemudian meningkat pada pemahaman atas
rumit.
berikut :
anggota tubuh tertentu saja yang digerakkan namun tidak berpindah tempat,
gerak dasar bagi anak TK. Kemampuan gerak dasar ini dibagi menjadi tiga
rupanya. Ada gerakan yang merupakan akibat dari kemauan, ada gerakan yang
terjadi di luar kemauan dan biasanya kurang disadari karena ia berjalan otomatis.
Karena banyak gerakan yang dilakukan anak-anak, agar lebih mudah mengenali
keseimbangan, misalnya keserasian gerak tangan dan kaki pada waktu kita
sedang berjalan.
motorik kasar anak usia dini adalah gerak lokomotor, non-lokomotor, dan
non-lokomotor. Gerakan yang dilakukan seperti berdiri di atas satu kaki, berjalan
dan melompat.
menjadi dua macam, yaitu keseimbangan statis dan keseimbangan dinamis. Untuk
melatih keseimbangan pada anak usia TK, misalnya meniti pada balok, membuat
keseimbangan dengan satu kaki, menumpu kaki yang lain lurus kebelakang,
sedangkan kedua tangan lurus ke samping dengan dibarengi mata dipejamkan dan
keseimbangan pada saat tubuh diam. Contohnya, berdiri dengan satu kaki.
untuk tidak jatuh pada saat sedang melakukan gerakan atau keseimbangan
perbandingan antar bagian tubuh akan berubah pula. Selain itu letak grativitasi
semakin berada dibagian bawah tubuh, sehingga keseimbangan akan berada pada
Monks dkk (2006:106), menjelaskan bahwa sekitar usia 3 tahun anak sudah
dapat berjalan secara otomatis, bahkan pada alas yang tidak rata anak sudah dapat
berjalan tanpa kesukaran. Sekitar 4 tahun anak hampir menguasai cara berjalan
orang dewasa. Kesukaran yang ada pada belajar berjalan berhubungan dengan
kekuatan badannya, yaitu untuk dapat menyandarkan seluruh berat badannya pada
Seperti yang diungkapkan oleh Suyanto (2005: 48), bahwa perkembangan fisik
tubuh anak. Dalam Progam Tahunan (PROTA) tahun 2013 tingkat pencapaian
garis lurus, berjalan di atas papan titian, berjalan ke depan dengan tumit berjalan
satu atau dua kaki 6) meloncat dari ketinggian 30-40 cm 7) memanjat, bergantung
dan berayun 8) berdiri dengan tumit, berdiri di atas satu kaki dengan seimbang 9)
berlari sambil melompat seimbang tanpa jatuh 10) naik sepeda roda dua atau naik
otopet.
Keseimbangan Tubuh
Djamarah dan Aswan Zain (2010: 158) mengatakan bahwa metode adalah
strategi yang tidak bisa ditinggalkan dalam proses belajar mengajar. Setiap kali
mengajar guru pasti menggunakan metode. Metode yang dipergunakan itu tidak
acara yang dilakukan guru untuk membelajarkan anak agar mencapai kompetensi
pemberian tugas.
pada diri sendiri. Melalui bermain anak anak memperoleh pembatasan dan
memahami aturan.
informasi.
f. Proyek adalah salah satu metode yang digunakan untuk melatih kemampuan
Begitu banyak metode yang ada, hendaknya metode yang digunakan adalah
metode yang memungkinkan anak bergerak dan bermain karena gerak dan
Motorik kasar anak prasekolah tidak lagi harus berusaha untuk berdiri dan
bergerak. Saat anak-anak menggerakkan kaki mereka lebih percaya diri dan
metode yang tepat dan sesuai dengan karakteristik anak didik dan sesuai dengan
tujuan pembelajaran. Dengan menggunakan metode yang tepat guru juga akan
Salah satu contoh, bisa diamati pada anak yang lari berkejar-kejaran untuk
menangkap temannya. Pada awalnya ia belum terampil untuk berlari, tapi dengan
lebih terampil.
menyenangkan, serius dan sukarela di mana anak berada dalam dunia yang tidak
nyata atau sesungguhnya. Bermain bersifat menyenangkan karena anak diikat oleh
rasa menjadi manusia penting. Bermain bersifat tidak nyata karena anak berada di
luar kenyataan, dan memasuki suatu dunia imajiner. Bermain memberikan suatu
area di mana anak masuk atau terlibat untuk menghilangkan dirinya, namun
Bermain bagi anak usia dini bersifat bebas, tidak mementingkan hasil akhir serta
tuntutan dan kebutuhan yang esensial bagi anak TK. Melalui bermain anak akan
kognitif, kreativitas, bahasa, emosi, sosial, nilai, dan sikap hidup. Hurlock
utama kegiatan bermain yaitu bermain aktif dan bermain pasif atau dikenal
kesenangan dan kepuasan pada anak melalui aktivitas yang mereka lakukan
bermain aktif. Bermain pasif dapat pula diartikan sebagai kegiatan yang tidak
sebuah slogan yang harus dimaknai sebagai satu kesatuan yakni belajar yang
dilakukan anak melalui bermain. Belajar dan bermain adalah satu kesatuan proses
terjadi dalam satu kesatuan waktu, karena di dalam bermain itulah sebenarnya
terjadi proses belajar, dan proses belajar itu terjadi dalam kegiatan bermain.
aktivitas fisik yang menyenangkan serius dan sukarela yang dapat memenuhi
mengontrol gerak motor kasar dan halus. Pada saat bermain itulah, mereka
merintang: tiang yang rebah itu ~ di tengah jalan, sedangkan rintang : merintangi
sedang.
rentetan beberapa mata acara permainan/kegiatan yang satu demi satu sesuai
dengan urutannya harus dikerjakan dan dipraktekan dengan melalui proses yang
kelas. Hal ini bertujuan agar anak dapat bergerak bebas dan leluasa dalam
mengikuti kegiatan halang rintang. Ketika anak bermain halang rintang, mereka
tersebut harus dilewati satu demi satu. Rintangan tersebut antara lain berjalan
lurus pada papan titian, berjalan di atas balok, melompat dari satu tempat ke
tempat yang lain dengan satu kaki, melompati ban bekas dan lingkaran (mendarat
Bermacam cara dan teknik dapat dipergunakan dalam kegiatan ini seperti
penting bagi anak untuk mengembangkan dan melatih seluruh bagian tubuh,
anak dapat melompat dengan satu kaki (engklek), berjalan dengan satu kaki,
berjalan menggunakan tumit, dan berdiri dengan satu kaki sehingga kemampuan
keterampilan fisik yang terdiri dari beberapa macam permainan atau kegiatan,
maka pelaksanaan kegiatan MHR perlu disusun menurut urutan yang disesuaikan
anak usia dini. Sebelum anak bermain haling rintang guru mengenalkan aturan
sederhana seperti papan sebagai papan titian, balok kayu untuk rintangan berjalan
di atas balok, ban bekas, karpet kecil dan hulahoop atau lingkaran sebagai tempat
Guru member instruksi kepada anak untuk mengantri terlebih dahulu sebelum
melewati semua rintangan berada pada garis finish sedangkan yang belum
D. Kriteria Keberhasilan
1. Pengertian Penilaian
dan hasil dari pertumbuhan serta perkembangan yang telah tercapai oleh anak
serta perkembangan yang telah dicapai oleh anak didik melaui kegiatan
pembelajaran.
2. Pedoman Penilaian
a. Anak yang belum mencapai indikator seperti yang diharapkan dalam SKH
atau dalam melaksanakan tugas dibantu guru, maka pada kolom penilaian
b. Anak yang sudah melebihi indikator yang ada dalam SKH atau mampu
melaksanakan tugas tanpa bantuan secara tepat, cepat, lengkap, benar, maka
pada kolom penilaian dituliskan nama anak dan tanda bulatan penuh ().
tertuang dalam SKH, maka pada kolom penilaian ditulis nama semua anak
a. Anak yang belum berkembang (BB) pada lembar penilaian dituliskan nama
bintang ()
a. Anak yang belum berkembang (BB) pada lembar penilaian dituliskan nama
bintang ()
indikator dalam Kompetensi Dasar sudah dapat dicapai oleh anak didik, berarti
permainan fisik dengan aturan 4) terampil menggunakan tangan kanan dan kiri 5)
(misal: berjalan maju dengan jinjit, berjalan mundur, berjalan ke depan dengan
tumit berjalan ke depan pada garis lurus, berjalan di atas papan titian, berjalan ke
depan dengan tumit, berjalan ke depan dengan jinjit, berjalan mundur), meloncat
dari ketinggian 30-40 cm, berlari sambil melompat seimbang tanpa jatuh, berdiri
dengan tumit, berdiri di atas satu kaki dengan seimbang, bergerak bebas dengan
irama musik, mengekspresikan gerakan sesuai dengan syair lagu dan cerita,
dengan berbagai variasi, merayap dan merangkak dengan berbagai variasi, dan
E. Kerangka Berpikir
dengan melatih anak berdiri di atas satu kaki. Jika anak kurang terampil berdiri di
atas satu kaki berarti penguasaan keterampilan lain, seperti berlari akan
membentuk pola kehidupannya, “you will see that an explosion of new motor
skills in early chealhood, each of which build on the simpler movement petterns of
toddlerhod.” (anda akan melihat adanya keterampilan motorik baru yang muncul
keseimbangan tubuh.
dimulai dari siklus I dengan bermain halang rintang. Pada siklus I kemampuan
keseimbangan anak sudah meningkat tetapi belum optimal. Siklus I ini dilakukan
mengulang kembali pada siklus II dengan kegiatan yang sama. Dalam 3 kali
berpikir dalam penelitian ini. Karangka berpikir tersebut adalah sebagai berikut
2014.