Kirim Pak Ghofur 6
Kirim Pak Ghofur 6
Anggota kelompok :
2012
A. Pengantar Kegawatdaruratan
Gawat darurat atau emergensi merupakan suatu keadaan yang membutuhkan tindakan
segera untuk menanggulangi ancaman terhadap jiwa atau anggota badan yang timbul secara tiba-
tiba. Keterlambatan penanganan dapat membahayakan pasien, mengakibatkan terjadinya
kecacatan atau mengancam kehidupan.
Penggolongan pasien ini diharapkan dapat membantu tenaga medis agar dapat
memberikan penanganan secara tepat.
Tindakan awal dalam penanganan gawat darurat adalah ABCDE. A yaitu airway
management, breathing management, circulation management, drug management dan EKG
management. Hal – hal tersebut harus sangat diperhatikan oleh tenaga medis, dalam hal ini
khususnya perawat. Dalam keperawatan gawat darurat ini peran perawat yang sangat utama yaitu
Fungsi Independen yang merupakan fungsi mandiri berkaitan dengan pemberian asuhan (Care);
Fungsi Dependen yang merupakan fungsi yang didelegasikan sepenuhnya atau sebagian dari
profesi lain; Fungsi Kolaboratif yang merupakan kerjasama saling membantu dalam program
kesehatan (Perawat sebagai anggota Tim Kesehatan). Perawat harus benar-benar menjalankan
perannya karena apabila hal ini diabaikan maka perawat akan banyak menghadapi dilema-dilema
etik yang sulit dipertanggung jawabkan secara hukum.
A. Etika dalam Penanganan Kegawatdaruratan
Etika berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang berarti watak kesusilaan atau adat
kebiasaan. Etika dalam bidang kedokteran merupakan pengetahuan tentang perilaku
professional para dokter dan dokter gigi dalam menjalankan pekerjaannya sebagaiman
tercantum dalam lafal sumpah dan kode etik masing-masing yang telah disusun oleh
organisasi profesinya bersama-sama pemerintah. Pelayanan kesehatan yang baik adalah yang
dapat memenuhi kebutuhan masyarakat, bermutu, dan terjangkau. Untuk dapat memberikan
pelayanan kesehatan paripurna bermutu diperlukan kerja sama yang harmonis antara semua
tenaga kesehatan. Namun, keberhasilan tim kesehatan dalam menunaikan tugasnya yang
kompleks itu bukan saja ditentukan oleh pengetahuan dan keterampilan mereka, melainkan
juga oleh perilaku, etika, dan moral.
1. Beneficience
Petugas kesehatan memiliki tugas pokok untuk memberi pelayanan yang terbaik
bagi pasien dengan cara mengobati atau mencegah penyakit atau cedera . Dokter darurat
segera tanggap akan penyakit akut dan cedera untuk mencegah atau meminimalkan rasa
sakit dan penderitaan, hilangnya fungsi, dan hilangnya nyawa. Dalam mengejar tujuan
ini, dokter darurat bertindak untuk kepentingan pasien mereka. Penanganan darurat juga
harus menghormati prinsip kebaikan, oleh karena itu privasi pasien dan kerahasiaan
informasi pasien harus selalu dilindungi.
Contoh tindakan : Pelayanan terhadap pasien gawat darurat harus dilaksanakan sesegera
mungkin, mengingat jiwa pasien mungkin saja gagal diselamatkan apabila penanganan
terlambat. Apabila pasien tidak sadar dan tidak disertai keluarganya, maka dokter berhak
untuk memutuskan tindakan medik yang akan diambil tanpa persetujuan siapapun, dan
didasarkan pada kebutuhan medik pasien.
2. Non- Maleficience
Petugas kesehatan harus menghindari timbulnya bahaya. Dengan kata lain, mereka
menerapkan prinsip nonmaleficence dengan memaksimalkan pengobatan dan
meminimalkan risiko membahayakan.
4. Justice
Petugas kesehatan memiliki tugas untuk memberikan perawatan kepada pasien secara
adil tanpa memandang ras, warna kulit, keyakinan, jenis kelamin, kebangsaan. Dalam
pengertian yang lebih spesifik, keadilan mengacu pada pemerataan manfaat dan
beban dalam sebuah komunitas atau masyarakat. Dalam melaksanakan tugas ini,
dokter maupun perawat harus membuat penilaian tentang alokasi sumber daya untuk
memaksimalkan manfaat dan meminimalkan beban.
i. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial
yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan
ekonomis.
ii. Sumber daya di bidang kesehatan adalah segala bentuk dana, tenaga, perbekalan
kesehatan, sediaan farmasi dan alat kesehatan serta fasilitas pelayanan kesehatan
dan teknologi yang dimanfaatkan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang
dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat.
Pasal 2
i. Alat kesehatan adalah instrumen, aparatus, mesin dan/atau implan yang tidak
mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis,
menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat orang sakit, memulihkan
kesehatan pada manusia, dan/atau membentuk struktur dan memperbaiki fungsi
tubuh.
ii. Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan
di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk
melakukan upaya kesehatan.
iii. Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang digunakan
untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif,
kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah daerah,
dan/atau masyarakat
Pasal 3
Pasal 4
i. Pelayanan kesehatan preventif adalah suatu kegiatan pencegahan terhadap suatu
masalah kesehatan/penyakit.
ii. Pelayanan kesehatan kuratif adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan
pengobatan yang ditujukan untuk penyembuhan penyakit, pengurangan
penderitaan akibat penyakit, pengendalian penyakit, atau pengendalian kecacatan
agar kualitas penderita dapat terjaga seoptimal mungkin.
iii. Pelayanan kesehatan rehabilitatif adalah kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan
untuk mengembalikan bekas penderita ke dalam masyarakat sehingga dapat
berfungsi lagi sebagai anggota masyarakat yang berguna untuk dirinya dan
masyarakat semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuannya.
KETENTUAN PIDANA
Pasal 190
ii. Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan terjadinya
kecacatan dan/atau kematian, pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan dan/atau tenaga
kesehatan tersebut dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan
denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
KESIMPULAN
Gawat darurat atau emergensi merupakan suatu keadaan yang membutuhkan tindakan
segera untuk menanggulangi ancaman terhadap jiwa atau anggota badan yang timbul
secara tiba-tiba. Keterlambatan penanganan dapat membahayakan pasien, mengakibatkan
terjadinya kecacatan atau mengancam kehidupan.
Keberhasilan tim kesehatan dalam menunaikan tugasnya yang kompleks itu bukan saja
ditentukan oleh pengetahuan dan keterampilan mereka, melainkan juga oleh perilaku,
etika, dan moral.
Prinsip penanganan kegawatdaruratan :
Apabila dalam waktu melebihi batas toleransi, sel tidak mendapatkan oksigen maka akan
terjadi kematian sel. Oleh karena itu prinsip menolong, agar tdk terjadi kematian adalah
mengusahakan agar oksigenasi sel terlaksana dengan baik
Untuk mencegah dan mengatasi konflik biasanya digunakan etika dan norma hukum
yang mempunyai tolok ukur masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA