Anda di halaman 1dari 9

BAB I 2.

RUMUSAN MASALAH
Untuk mengetahui peradilan pajak dan permasalahan pajak
PENDAHULUAN
BAB II
1. LATAR BELAKANG
Negara Indonesia adalah Negara Hukum berdasarkan UUD 45 PEMBAHASAN
yang menjunjung tinggi hak dan kewajiban setiap orang. Pajak 1. PERADILAN PAJAK
merupakan wujud dari peran serta masyarakat dalam mendukung 1. PENGERTIAN
pembangunan maupun perekonomian di Indonesia, sehingga dapat Perpajakan yang dikeluarkan oleh pejabat yang
meningkatkan kesadaran dan rasa tanggung jawab, Peran pajak bagi berwenang keputusan adalah suatu penetapan tertulis
suatu Negara menjadi sangat dominan. Yang berhak memungut pajak di bidang berdasarkan peraturan perundang-undangan
hanyalah Negara, iuran tersebut berupa uang, bukan barang. Namun perpajakan dan dalam rangka pelaksanaan Undang-
sayang, dari adanya proses pemungutan pajak ini, sebagian besar dari Undang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa.
masyarakat kita yang tidak perduli terhadap pajaknya. Hingga pada A. Sengketa pajak adalah sengketa yang
suatu saat seorang fiskus mendatangi wajib pajak untuk menagih hak timbul dalam bidang perpajakan antara
negara untuk memungut pajak, wajib pajak bahkan menolak untuk wajib pajak atau penanggung pajak dan
membayar pajak yang terutang. Dari sinilah muncul berbagai konflik pejabat yang berwenang sebagai akibat
internal antara wajib pajak dengan fiskus pajak.
dikeluarkannya keputusan yang dapat
Dari masalah tersebut, banyak masyarakat kita yang juga tidak diajukan banding atau gugatan kepada
tahu banyak tentang pengajuan gugatan dan banding serta tidak pengadilan pajak berdasarkan perundang-
mengetahui proses dan tindak lanjut dari gugatan dan banding undangan perpajakan, termasuk gugatan
tersebut. atas pelaksanaan penagihan berdasarkan

1
undang-undang penagihan pajak dengan E. Surat tanggapan adalah surat dari tergugat
surat paksa. dari pengadilan pajak yang berisi jawaban
B. Banding adalah upaya hukum yang dapat atas gugatan yang diajukan oleh
dilakukan oleh wajib pajak atau penggugat.
penanggung pajak terhadap suatu F. Surat bantahan adalah surat dari pemohon
keputusan yang dapat diajukan banding, banding atau penggugat kepada
berdasarkan peraturan pengadilan pajak yang berisi bantahan atas
perundangundangan perpajakan yang surat uraian banding atau surat tanggapan.
berlaku.
C. Gugatan adalah upaya hukum yang dapat 2. Syarat-syarat Banding (Pasal 35, 36, 38 UU No. 14
dilakukan oleh wajib pajak atau Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak)
penanggung pajak terhadap pelaksanaan Menurut Marsyahrul (2005: 204-205), bahwa
penagihan pajak atau terhadap suatu adapun syarat-syarat banding adalah:
keputusan yang dapat diajukan gugatan A. Banding diajukan dengan surat banding
berdasarkan peraturan perundang- dalam bahasa Indonesia kepada
undangan perpajakan yang berlaku. pengadilan pajak.
D. Surat uraian banding adalah surat B. Banding diajukan dalam jangka waktu 3
terbanding kepada pengadilan pajak yang (tiga) bulan sejak tanggal diterima
berisi jawaban atas alasan banding yang keputusan yang dibanding, kecuali diatur
diajukan oleh pemohon banding. lain dalam peraturan perundang-undangan
perpajakan.

2
C. Jangka waktu tersebut tidak mengikat 3. Siapa yang Mengajukan Banding (Pasal 37)
apabila jangka waktu dimaksud tidak Banding dapat diajukan oleh wajib pajak, ahli
dapat dipenuhi karena keadaan di luar warisnya, seorang pengurus, atau kuasa hukumnya.
kekuasaan permohonan banding. Apabila selama proses banding, pemohon banding
D. Terhadap 1 (satu) keputusan diajukan 1 meninggal dunia, banding dapat dilanjutkan oleh ahli
(satu) surat banding. warisnya, kuasa hukum dari ahli warisnya, atau
E. Banding diajukan dengan disertai alasan- pengampunya dalam hal pemohon banding pailit.
alasan yang jelas dan dicantumkan tanggal Apabila selama proses banding pemohon banding
diterima surat keputusan yang dibanding. melakukan penggabungan, peleburan,
F. Pada surat banding dilampirkan salinan pemecahan/pemekaran usaha, atau likuidasi,
keputusan yang dibanding. permohonan dimaksud dapat dilanjutkan oleh pihak

G. Dalam hal banding diajukan terhadap yang menerima pertanggung jawaban karena

besarnya jumlah pajak yang terutang, penggabungan, peleburan, pemecahan/pemekaran

banding hanya dapat diajukan apabila usaha, atau likuidasi dimaksud

jumlah yang terutang dimaksud telah


dibayar sebesar 50 % (lima puluh persen). 4. Pencabutan Banding (Pasal 39)
H. Pemohon banding dapat melengkapi surat Terhadap banding dapat diajukan surat pernyataan
bandingnya untuk memenuhi ketentuan pencabutan kepada pengadilan pajak. Banding yang
yang berlaku sepanjang masih dalam dicabut dihapus dari daftar sengketa dengan cara
jangka waktunya. sebagai berikut:

3
A. Penetapan ketua dalam hal surat (SKPN) atau Surat Ketetapan Pajak Lebih
pernyataan pencabutan diajukan sebelum Bayar (SKPLB).
sidang dilaksanakan,
B. Putusan majelis/hakim tunggal melalui 6. Gugatan (Pasal 40)
pemeriksaan dalam hal surat pernyataan Gugatan diajukan secara tertulis dalam bahasa
pencabutan diajukan dalam sidang atas Indonesia kepada pengadilan pajak. Jangka waktu
persetujuan terbanding. untuk mengajukan gugatan terhadap pelaksanaan
Banding yang telah dicabut melalui penetapan penagihan pajak adalah 14 (empat belas) hari sejak
atau putusan dimaksud tidak dapat diajukan kembali. tanggal pelaksanaan penagihan. Jangka waktu untuk
mengajukan gugatan terhadap keputusan selain
5. Pengecualian gugatan dimaksud pada angka (2) adalah 30 (tiga
A. Pengajuan Banding dalam jangka waktu 3 puluh) hari sejak tanggal diterima keputusan yang
(tiga) bulan tidak mengikat apabila dalam digugat. Jangka waktu tersebut tidak mengikat apabila
jangka waktu dimaksud tidak dapat jangka waktu dimaksud tidak dapat dipenuhi karena
dipenuhi karena keadaan diluar kekuasaan keadaan di luar kekuasaan penggugat.
pemohon banding. Perpanjangan jangka waktu pada angka (4) adalah
B. Pemohon Banding tidak harus 14 (empat belas) hari terhitung sejak berakhirnya
melampirkan bukti pembayaran 50 % keadaan di luar kekuasaan penggugat. Terhadap (satu)
pajak yang terutang, sepanjang Banding pelaksanaan penagihan atau 1 (satu) keputusan
diajukan atas Surat Ketetapan Pajak Nihil diajukan 1 (satu) surat tagihan.

4
7. Siapa yang Mengajukan Gugatan (Pasal 41) 8. Pencabutan Gugatan (Pasal 42)
Gugatan dapat diajukan oleh penggugat, ahli Terhadap gugatan dapat diajukan surat pernyataan
warisnya, seorang pengurus, atau kuasa hukumnya pencabutan kepada pengadilan pajak. Gugatan yang
dengan disertai alasanalasan yang jelas, dicabut dihapus dari daftar sengketa dengan cara
mencantumkan tanggal diterima, pelaksanaan sebagai berikut:
penagihan, atau keputusan yang digugat dan dilampiri a. Penetapan ketua dalam hal surat
salinan dokumen yang digugat. pernyataan pencabutan diajukan sebelum
Apabila selama proses gugatan, pengugat sidang;
meninggal dunia, gugatan dapat dilanjutkan oleh ahli b. Putusan majelis/hakim tunggal melalui
warisnya, kuasa hukum dari ahli warisnya, atau pemeriksaan dalam hal surat
pengampunya dalam hal penggugat pailit. pernyataanpencabutan diajukan setelah
Apabila selama proses gugatan, penggugat sidang atas persetujuan tergugat.
melakukan penggabungan, peleburan, Gugatan yang telah dicabut melalui penetapan
pemecahan/pemekaran usaha, atau likuidasi, atau putusan dimaksud tidak dapat diajukan kembali.
permohonan dimaksud dapat dilanjutkan oleh pihak
yang menerima pertanggungjawaban karena 9. Pengecualian
penggabungan, peleburan, pemecahan/pemekaran A. Pengajuan Gugatan atas pelaksanaan
usaha, atau likuidasi dimaksud penagihan dalam jangka waktu 14 (empat
belas) hari tidak mengikat apabila dalam
jangka waktu dimaksud tidak dapat

5
dipenuhi karena keadaan diluar kekuasaan sangat mendesak yang mengakibatkan kepentingan
penggugat. penggugat sangat dirugikan jika pelaksanaan
B. Pengajuan Gugatan selain atas penagihan pajak yang digugat itu dilaksanakan.
pelaksanaan penagihan dalam jangka
waktu 30 (tiga puluh) hari tidak mengikat 2. PERMASALAHAN PAJAK
apabila dalam jangka waktu dimaksud Sistem pemungutan pajak suatu negara akan sangat
tidak dapat dipenuhi karena keadaan di berpengaruh terhadap optimalisasi pemasukan dana ke kas negara.
luar kekuasaan penggugat. Indonesia menerapkan sistem-sistem berikut dalam pungutan
pajaknya :
10. Permohonan Penundaan Pelaksanaan Penagihan 1. Self Assessment System, yaitu suatu sistem
(Pasal 43)
perpajakan yang memberi kepercayaan kepada
Gugatan tidak menunda atau menghalangi Wajib Pajak untuk memenuhi dan melaksanakan
dilaksanakannya penagihan pajak atau kewajiban sendiri kewajiban dan hak perpajakannya.
perpajakan. Penggugat dapat mengajukan permohonan 2. Official Assessment System, yaitu suatu sistem
agar tindak lanjut pelaksanaan penagihan pajak perpajakan di mana inisiatif untuk memenuhi
ditunda selama pemeriksaan sengketa pajak sedang kewajiban perpajakan berada di pihak fiskus.
berjalan, sampai ada putusan pengadilan pajak. Dalam sistem inilah fiskus yang aktif mencari
Permohonan dimaksud dapat diajukan sekaligus dalam WP untuk di berikan NPWP sampai kepada
gugatan dan dapat diputus terlebih dahulu dari pokok penetapan jumlah pajak terutang melaui
sengketanya. Permohonan penundaan tersebut dapat penerbitan SKP (Surat Ketetapan Pajak).
dikabulkan hanya apabila terdapat keadaan yang

6
3. Witholding Assessment System, yaitu sistem 1. Memperkecil penghasilan dengan cara hanya
perpajakan dimana pihak ketiga mendapat tugas melaporkan sebagian, merendahkan harga jual,
dan kepercayaan untuk memotong atau memilih menjual kepada pengusaha non PKP
memungut suatu persentase pajak tertentu, dalam bentuk Faktur Pajak Sederhana agar lebih
terhadap jumlah pembayaran atau transaksi yang mudah tidak melaporkan penjualannya.
dilakukannya dengan penerima pengahasilan, 2. Memperbesar harga pokok barang yang dijual,
yaitu Wajib Pajak. dengan cara meninggikan harga perolehan,
membuat pembelian fiktif, membuat faktur PPN
Menurut Bisnis Indonesia (5 April 2005), ada sekitar 60 masukan fiktif membebankan Pajak Masukan
persen Pengusaha Kena Pajak (PKP) tidak menyampaikan SPT. Hal yang telah dikreditkan ke dalam perhitungan
ini mencerminkan kesadaran membayar pajak para WP masih rendah. harga pokok. Hal ini terutama di lakukan oleh
Pada dasarnya tidak ada seorang pun yang secara suka rela dan senang perusahaan-perusahaan yang mengharapkan
untuk membayar pajak karena para WP merasa bahwa mereka tidak restitusi sesuai dengan UU No.18/2000, yang
memperoleh keuntungan timbal balik dari pajak yang mereka berisi tentang kelebihan pembayaran pajak
bayarkan. Pada umumnya WP telah mengetahui cara memperkecil masukan dalam suatu masa pajak yang
kewajiban pajak dengan menghindari pajak atau tax evasion. Banyak sebelumnya hanya bisa di kompensasi, maka
hal yang di upayakan oleh para WP untuk menekan sedikit mungkin sejak 1 Januari 2001 bisa di minta kembali.
jumlah pajak yang harus di bayarkannya pada pemerintah dengan cara 3. Memperbesar beban usaha dengan cara
memasukkan SPT yang isinya tidak semua benar. Hal ini juga membuat utang fiktif, agar dapat membuat beban
menimbulkan kebocoran pajak. hal-hal ini berikut ini adalah beberapa bunga, membuat seolah-olah ada pengeluaran
hal illegal yang dilakukan WP untuk memperkecil pajak yang harus (beban fiktif) yang tidak didukung dokumen
di bayarnya : yang memadai.

7
4. Meninggikan harga impor dari perusahaan yang Dari semua kegiatan yang dilakukan WP, tentunya harus
ada hubungan istimewa di luar negeri. dan mendapatkan pengawasan yang ketat dari pihak aparat pajak, jika
merendahkan harga ekspor kepada perusahaan tidak ada celah yang di berikan dari aparat pajak, tentunya para WP
yang ada hubungan istimewa di luar negeri. akan takut untuk melakukan penyimpangan pajak. Dan sanksi yang
5. Merendahkan penghasilan pegawai atau berat harus di berikan secara tegas kepada WP yang telah terang-
pembayaran lainnya dalam rangka penghitungan terangan ketahuan melakukan penyimpangan pajak. Selain itu
PPh Pasal 21, sementara di dalam perhitungan kualitas dan kuantitas aparat pajak (fiskus) juga menentukan
laba-rugi perusahaan ditinggikan untuk optimalisasi pemasukan pajak. Fiskus yang profesional tidak mudah
merendahkan laba kena pajak (PPh Badan). percaya begitu saja atas keterangan atau pembukuan WP dan akan
6. Pembayaran dividen kepada pemegang saham secara konsisten menggali obyek-obyek pajak yang menurut
secara terselubung seolah-olah pembayaran ketentuan perundangan harus dikenakan pajak.Disamping tingkat
utang. intelgensia, fiskus harus memiliki sifat pengabdian dan integritas
Sejak tahun 1983, pemerintah mengacu pada self assessment moral yang tinggi dan terampil. Sedangkan kuantitas fiskus harus
system, hal ini sangat menguntungkan bagi pihak WP, karena WP sesuai dengan volume pekerjaan yang makin meningkat, jika
dengan kesadarannya sendiri diharapkan melaporkan dan kekurangan tenaga akan timbul kesulitan dalam optimalisasi
membayarkan sendiri jumlah pajak yang harus di bayarnya kepada penerimaan pajak.
Kantor Pelayanan Pajak (KPP). Permasalahannya, apakah kewajiban
membayar pajak sudah internalize dengan diri setiap orang ?
Jawabannya, pasti belum, karena pada dasarnya tidak ada orang yang
rela membayar pajak. Setiap orang mempunyai kecenderungan untuk
menghindari pembayaran pajak. Dibutuhkan pemahaman yang cukup
baik agar tiap orang rela membayar pajak.

8
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Jika korupsi dalam berbagai aspek kegiatan pajak berkurang
atau bahkan tereliminir, yang memperoleh kemanfaatan besar adalah
masyarakat banyak. Karena uang atau dana yang ada akan masuk ke
pasar. Dalam satu tahun akan bergulir dan berproses beberapa kali
(return of production atau return of investment) dalam mesin
perekonomian yang akhirnya menambah input dan output ekonomi.
Bila ini terjadi, secara langsung dan dalam waktu yang tidak terlalu
lama akan menambah kesempatan berusaha, lapangan kerja dan
peningkatan pendapatan masyarakat banyak yang tercermin pada
produk domestik bruto (PDB).
Membayar pajak ternyata tidak hanya memenuhi kewajiban
undang-undang, tapi juga berkaitan dengan rasa jiwa kebangsaan.
Artinya, wajib pajak yang sudah melaksanakan kewajibannya, di
dalam jiwanya tertanam jiwa kebangsaan yang kuat dalam
mempertahankan kehidupan berbangsa dan bernegara.

Anda mungkin juga menyukai