Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkankepada Allah SWT atas segala limpahan rahmat,
taufik dan hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah “Proses Sintesis Ammonia “ dapat
diselesaikan dengan tepat waktu. Tidak lupa kami ucapakan terimakasih kepada pihak-pihak
yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Adapun tujuan dari penyusunan
makalah ini adalah untuk mengenalkan proses sintesis ammonia termasuk proses-proses yang
ada didalam pembuatan ammonia tersebut dalam skala industri yang sesuai dengan SNI-nya
yang ada kaitannya dengan teknik kimia yang ada dalam bidang ilmu kimia. Dengan adanya
makalah ini diharapkan baik penyusun sendiri maupun pembaca dapat memiliki pengetahuan
yang lebih luas mengenai proses pembuatan ammonia. Kami menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang bersifat membangun sangat kami harapkan dari para pembaca. Akhir kata, semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun khususnya dan pembaca pada umumnya.

1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
I. PENDAHULUAN
1.1 Sejarah Perkembangan Industri
1.2 Manfaat dan Kegunaan
II PEBAHASAN
2.1 Proses Sintesis Amonia
2.2 Bahan Baku dan Produk
2.3 Sifat Fisik dan Kimia Bahan Baku dan Produk
III DESRIPSI PROSES
3.1 Diagram Alir
3.2 Flowsheet
3.3 Uraian Proses
3.4 Alat
IV Kesimpulan
V Daftar Pustaka

2
I. PENDAHULUAN

1.1 SEJARAH PERKEMBANGAN INDUSTRI

Perkembangan produksi pupuk mengabadikan industri pertanian tertentu. Produksi


pupuk menggunakan jumlah ammonia yang substansial. Dalam keadaan pdat atau cair, garam
ammonia dan larutan adalah komponen aktif dari sebagian bessar pupuk sintesis yang
digunakan dalam pertanian,, yang mengkonsumsi 83% dari ammonia dan menjamin
permintaan yang lebih tinggi untuk produksi amonia. Metode percobaan pertama untuk
sintesis ammonia adalah proses Haber-Bosch, yang dibuat oleh Fritz Haber pada tahun1905
dan dikembangkan lagi oleh Carl Bosch pada tahun 1910. Proses keseluruhan, mensintesis
amonia dari nitrogen dan hydrogen molekul dengan memberi reaktan melalui katalis besi
pada tekanan tinggi dan suhu tinggi dengan membutuhkan reaktor besar dan terinsulasi baik
untuk menampung proses dan sejumlah besar gas alam.

Proses Haber mensintesis sekitar 150 juta ton ammonia setiap tahun dan telah
memungkinkan bumi untuk mempertahankan populasi yang sangat meningkat. Namun,
penggunaan gas alam sebagai sumber hydrogen dan energi yang dibutuhkan untuk
menurunkan nitrogen dari udara atmosfer telah menjadi subjek lingkungan. Penggunaan
industri dan ekstraksi geologi gas alam diketahui berkontribusi terhadap emisi karbon
dioksida dan populasi air masing-masing diperkirakan 59% gas alam yang diproduksi di
Amerika Serikat digunakan dalam sintesis ammonia untuk memenuhi permintaan gas
hydrogen yang tinggi. Sekitar 80% dari amonia akhirnya diubah menjadi pupuk urea, nitrat
padat yang lebih stabil pada suhu kamar, memungkinkan penyimpanan lebih mudah dan
transportasi dari amonia.

Kebutuhan amonia yang paling besar adalah dalam industri pupuk, karena amonia
merupakan bahan dasar pembuatan pupuk berbasis nitrogen. Fungsi utama dari amonia
adalah sebagai penyedia nitrogen dalam bentuk siap pakai. Penyediaan nitrogen akan lebih
mudah jika nitrogen itu berbentuk amonia, dinbandingkan dengan penyediaan nitrogen dalam
bentuk molekul yang sifatnya cenderung inert (tidak mudah bereaksi). Selain untuk bahan
baku pembuatan pupuk nitrogen, amonia banyak dimanfaatkan untuk bahan baku pembuatan
asam nitrat, pembuatan garam amonium, dan pembuatan bahan peledak. Amoia
diperdagangkan dalam bentuk amoniak anhidrit dan dalam bentuk laarutan dalam air.

Sebagian besar amonia dibuat secara sintesis, tetapi ada juga yang diperoleh sebagai
hasil sampingan pembuatan bahan lain. Teknologi pembuatan amonia sintesis secara
komersial dilakukan pertama kali tahun 1813 dengan menggunakan proses Haber-Bosch.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi cara-cara pembuatan amonia
terus dikembangkan menjadi lebih effisien.

Perkembangan industri amonia di Indonesia sendiri memperlihatkan suatu


pertumbuhan yang positif. Di Indonesia terdapat beberapa produsen amonia yang pada
umumnya terintegrasi dengan pupuk jenis lain. Sebagaimana terlihat pada tabel 1.1
diperlihatkan beberapa pabrik amonia yang berkembang di Indonesia beserta kemampuan
produksinya dalam waktu satu tahun produksi.

3
Tabel 1. Produsen amonia dan kapasitas produksinya (tahun 2010)

Berdiri Kapasitas produksi


Produsen Lokasi (tahun) (ton/tahun)

Palembang,
PT. Pupuk Sriwijaya Sumatra selatan 1959 1.499.000

PT. Petrokimia Gresik Gresik, Jawa Timur 1972 445.000

Cikampek, Jawa
PT.Pupuk Kujang Barat 1975 713.000

Bontang,
PT. Pupuk Kalimantan Timur Kalimantan Timur 1977 1.848.000

Lhok Seumawe,
PT.Pupuk Iskandar Muda Aceh 1982 762.000

Tabel. 2. Tabel Ketersediaan dan kebutuhan amonia di Indonesia

Dalam Ton

PT PT PUPUK PT.
Produk PUSRI PT PKT KUJANG PETROKIMIA PT. PIM TOTAL

Ketersediaan 1499000 1848000 383000 445000 366000 4541000

Kebutuhan 2280000 2980000 587000 462000 600000 6909000

Jadi kapasitas pabrik amonia baru adalah


Kapasitas = kebutuhan– kapasitas tersedia dari produsen lama
= 6909000- 4541000
= 236800 ton/tahun
Maka kapasitas pabrik baru ditetapkan sebesar = 236800 ton / tahun atau
(1 tahun = 330 hari) = 717.57 ton / hari
maka kapasitas pabrik baru ditetapkan sebesar 720 ton / hari.

1.2 MANFAAT DAN KEGUNAAN

Amonia biasanya digunakan sebagai bahan baku pembuatan pupuk, selain itu amonia juga
banyak digunakan dalam industri yaitu sebagai berikut :

4
1. Kegunaan amonia dalam industri yang paling utama adalah sebagai bahan baku
pembuatan pupuk, antara lain urea, amonium fosfat, amonium nitrat, dan kalsium
amonium nitrat.
2. Amonia digunakan pula pada proses pengolahan logam, seperti pada proses nitriding,
carbonitriding, bright annealing, furnance brazing, sintering, dan lain-lain.
3. Amonia digunakan sebagai bahan baku produksi asam nitrat.
4. Pada industri perminyakan, amonia dimanfaatkan untuk menetralkan senyawa-senyawa
asam yang masih tercampur dalam minyak mentah dan sebagai bahan kimia untuk
mencegah korosi pada peralatan.
5. Amonia juga dimanfaatkan dalam industri pertambangan pada proses produksi, yaitu
untuk mengekstraksi logam tembaga, nikel dan molybdenum dari bijinya.
6. Amonia juga berperan sebagai pengontrol tingkat keasaman atau pH dalam bidang
pengolahan air.
7. Dalam bidang pengendalian pencemaran udara, amonia banyak pula dimanfaatkan untuk
menangkap senyawa oksida sulfur yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar yang
mengandung sulfur.
8. Pada industri karet, amonia dmanfaaatkan sebagai bahan kimia untuk stabilisasi lateks
alam dan sintesis untuk mencegah terjadinya koagulasi prematur.
9. Pada industri kertas dan pulp, amonia digunakan pada proses pembuatan pulp dari kayu
dan sebagai dispersant pada proses coating produk kertas.
10. Pada proses pengolahan kayu, amonia dan hidrogen peroksida digunakan untuk proses
pemutihan kayu.
11. Selain penjelasan diatas, amonia juga digunakan pada proses produksi produk farmasi,
pastisida dan zat pewarna.

II. PEMBUATAN

2.1 PROSES SINTESIS AMONIA

Metode untuk mensintesis amonia untuk pupuk pertanian menggunakan air (H2O)
sebagai sumber hidrogen (H) dalam sintesis amonia (NH3), dan mengumpulkan karbon
monoksida (CO) sebagai pereaksi pembatas untuk digabungkan dalam membran WGS untuk
menghasilkan hidrogen. Reaksi WGS menggunakan CO dengan air untuk menghasilkan
karbon dioksida (CO2) dan hidrogen (H), mengkonsumsi CO yang tidak diinginkan dari
aplikasi industri lainnya. Hasil sampingan dari proses tersebut termasuk menghasilkan 1,5
mol CO2 untuk setiap mol yang disintesis. Langkah selanjutnya mengkonsumsi 3 mol
hidrogen untuk setiap mol nitrogen (N2) dan menghasilkan Amonia (NH3). Penggunaan gas
metana dihindari karena proses menggunakan CO dan reaksi WGS sebagai sumber eksklusif
H tanpa memperkenalkan metana (CH4).

Metode yang diungkapkan mungkin memerlukan suatu sistem untuk


mensinkronisasikan amonia dari produk sampingan operasi industri, termasuk scrubber atau
pemisah membran atau penyerapan amina untuk menerima gas buang knalpot, dimana gas

5
buang tersebut yaitu karbon monoksida, dan menghilangkan sulfur berdasarkan senyawa gas
buangan. Mixer CO menggabungkan karbon monoksida dengan air. Sebuah hidrogen
separator memiliki membran untuk memisahkan dan melewatkan hidrogen murni (H), dan
pencampur hidrogen menggabungkan hidrogen terpisah dengan nitrogen. Akhirnya sebuah
reaktor amonia menerima hidrogen dan nitrogen, dan menggabungkan hidrogen dan nitrogen
dibawah panas dan tekanan terapan untuk mensintesis amonia, dimana hidrogen bersumber
secara eksklusif dari air melewati membran pemisah hidrogen sisa hidrokarbon dari cerobong
asap gas.

2.2 BAHAN BAKU DAN PRODUK

Pada proses sintesis amonia ini bahan baku yang digunakan adalah CO, H2O dan N2. Karbon
monoksida (CO) didapatkan dari pembuangan industri lain yang merupakan limbah dari
industri tersebut, sedangkan Air (H2O) menggunakan air biasa yang didapat dari sungai,
danau ataupun sumber air lainnya dan Nitrogen (N2) didapatkan dari penyaringan udara bebas
menggunakan membran untuk memisahkann nitrogen dengan unsur lainnya yang ada
diudara.

Produk yang dihasilkan dari proses siintesis ini ada empat yaitu NH3, CO2, SO2 dan H2S.
Sebagai prooduk utama yang diingnkan yaitu Amonia (NH3) yang biisa langsung dipasarkan
ataupun digunakan untuk produksi urea, hasil samping berupa Karbon dioksida (CO2)
dilepaskan keudara bebas dan hasil samping lainnya yaitu Sulfur dioksida (SO2) dan
Hidrogen sulfida (H2S) masuk kedalam unit Sulfur Recovery.

2.3 SIFAT FISIK DAN KIMIA BAHAN BAKU DAN PRODUK

1. Amonia (NH3)
Sifat fisik dan kimia NH3 yaitu :
• Gas yang tidak berwarna
• Lebih ringan dari udara
• Berbau menyengat dan larut dalam alcohol dan eter
• Menyebabkan iritasi pernapasan bila kandungannya dalam udara melebihi 25 ppm
• Berat molekul 17 kg/kmol
• Titik didih -33,350C
• Titik beku -7,70C
• Temperature kritis 1330C
• Tekanan kritis 11425 kPa
• Amonia stabil paa suhu kamar, pada suhu tinggi dapat terurai menjadi H2 dan N2
• Pada tekanan atmosfir, disosiasi NH3 terjadi pda suhu 450-500 derajat celcius.
• Amonia termasuk basa lemah
1. Air (H2O)
Sifat fisik dan kmia yaitu :
• Massa molar 18,02 g/mol
• Titik didih 1000C/(373,15 K)

6
• Titik leleh 00C/(273,15 K)
• Tidak berwarna
• Tidak berasa
• Tidak berbau
• Pada suhu ruang berwujud cair
• Tidak beracun
• Satu molekul terdiri atas 2 atom hidrogen yang berkaitan kovalen dengan oksigen
• Air memiliki efek netral terhadap lakmus seperti saat ia terionisasi
• Air tidak akan terurai menjadi unsur pembentuknya (hidrogen dan oksigen) di bawah
kondisi normal
• Kemampuan terionisasinya lemah yang memberi ion hidrogen positif dan ion
hidroksida negatif
2. Karbon monoksida (CO)
Sifat fisik dan kimia yaitu :
• Masa molar 28.0101 g/mol
• Titik didih -1920C / (81 K)
• Titik lebur -2050C/ (68 K)
• Tidak berbau
• Tidak berasa
• Tidak berwarna
• Pada suhu ruang berwujud gas
• Beracun
• Bereaksi dengan hidrogen menghasilkan metana
3. Nitrogen (N2)
Sifat fisik dan kimia yaitu
• Massa molar 14,0067 g/mol
• Titik didih -1950C/(78 K)
• Titik leleh -2100C/(63 K)
• Tidak berwarna
• Tidak berbau
• Pada suhu ruang berwujud gas
• Tidak beracun
4. Karbon Dioksida (CO2)
Sifat fisik dan kimia yaitu :
• Berat molekul 44,01 gr/mol
• Densitas 1,98x10-3 gr/mol
• Titik leleh -55,6 derajat celcius
• Titik didih -78,5 derajat celcius
• Karbon dioksida bereaksi dengaan natrium hidroksida membentuk natrium karbonat
5. Hidrogen sulfida (H2S)
Sifat fisik dan kimia yaitu
• Berat molekul 34,08 gr/mol
• Titik didih -59,6 derajat celcius

7
• Titik lelah -82,9 derajat celcius
• Merupakan reduktor dalam reaksi redoks
• Reaksi antara H2S dengan HNO3 membentuk endapan belerang dan gas NO serta H2O
6. Sulfur Dioksida (SO2)
Sifat fisik dan kimia yaitu
• Berat molekul : 64,066 g/mol
• Titik didih : 100C
• Titik lebur : -75,50C
• Merupakan gas yang tidak berwarna
• Memiliki bau yang sangat tajam
• Merupakan gas yang tidak mudah terbakar dan tidak mudah meledak
• Berbahaya bagi manusia terutama pada penderita asma

III. DESKRIPSI PROSES

3.1 DIAGRAM ALIR

8
3.2 FLOWSHEET

9
3.3 URAIAN PROSES

Pada proses ini menggunakan lima kompresor, enam penukar panas, tiga tangki penampung, satu
pemisah hidrogen yaitu WGS membran, satu pemisah nitrogen dan satu reaktor amonia. Proses
pertama dalam sintesis amonia ini adalah gas buang dari kilang karbon hitam atau pabrik manufaktur
memasuki scrubber pada dan suhu 250C dan tekanan 1 ATM dimana komponen gas karbon
monoksida dicampur dengan air dan CO yang berguna dipisahkan dari kontaminannya, termasuk
sulfur dioksida (SO2) dan hidrogen sulfida (H2S).

Aliran air limbah sulfida dalam air dapat disimpan dan digunakan untuk diambil kembali
sulfur yang terdapat didalamnya dan digunakan untuk proses lainnya. Aliran produk yang
mengandung CO dicampur dalam bejana atau tangki dengan air tawar. Sebelumnya Air dipanaskan
oleh penukar panas untuk digabungkan dengan CO hal ini bertujuan untuk memudahkan pemindahan
bahan ini menggunakan kompressor, air dipanaskan sampai 450 derajat celcius dengan penukar panas
dan bertekanan 780 psi, dengann keadaan ini air telah berubah fasa menjadi uap dan kemudian
dipindahkan oleh kompressor dan masuk kedalam mixer yang berisi CO dan kemudian dialirkan
kedalam membran WGS untuk direaksikan dan mengambil H2 yang akan digunakan untuk proses
selanjutnya.

CO + H2O → CO2 + H2

Untuk reaksi WGS dalam pemisah hidrogen, aliran air panas dan CO memasuki pemisah
hidrogen dengan menggunakan katalis besi kromium (Fe2Cr3). Pemisah hidrogen menggunakan
pelapisan ladium untuk meingkatkan transfes proton, dengan demikian bahwa reaksi pemisahan
dialami oleh hidrogen murni dipisahkan dan diperoleh kembali, sementara air dan CO dalam rasio
molar 1:1 mendefinisikan aliran pembersihan untuk ventilasi CO2 dari aliran produksi. Pemisah
membran nitrogen digunakan untuk mengisolasi molekul N2 dengan kemurnian tinggi, N2 diambil
dari udara bebas, nitrogen didapatkan dengan menggunakkan nitrogen membran dengan metode yang
sesuai yaitu menekan udara pada kompresor dan menggunkan penukar panas.

Kemudian Nitrogen bersih yang didapat dari udara bebas dengan menggunakan Nitrogen
membran dimasukkan kedalam bejana atau tangki dan selanjutnya dialirkan kesebuah penukar panas
dan dilanjutkan ke sebuah amonia reaktor, kondisi gas campuran Nitrogen dan Hidrogen sebelum
masuk kedalam reaktor amonia memiliki suhu 4500C dan bertekanan sebesar 2950 psi. Sebuah reaktor
amonia beroperasi pada suhu tinggi dan juga tekanan tinggi serta dilengkapi dengan katalis besi-
kromium yang Bereaksi dengan Hidrogen dan Nitrogen yang mencapai satu hasil amonia sekitar 18%,
meskipun produk amonia di isolasi menggunakan pemisah membrane dan penukar panas, gas yang
tidak bereaksi dialirkan lagi oleh kompresor ke reaktor sampai hasil total sekitar 98% dari gas-gas
reaktan yang telah direaksikan.

N2 + 3H2 → 2NH3

3.4 ALAT

Pada proses sintesis amonia ini alat yang digunakan adalah:


 6 Heat exchanger (3 cooler, 3 heater)
Heat exchanger berfungsi untuk menguba fasa bahan baku dan mengatur suhu bahan baku agar
dapat sesuai dengan kondisi operasi suatu alat, tujuannya agar alat tidak memakan energi yang

10
besar serta waktu yang lama untuk mencapai kondisi operasi karena bahan baku yang belum
mencapai kondisi operasi alat tersebut.
 5 Kompressor
Kompresor berfungsi sebagai alat transportasi bahan baku dan juga sebagai pendukung agar
bahan baku mencapai suhu dan tekanan operasi suatu alat.
 1 Tangki
Tangki digunakan sebagai tempat penampungan sementara produk utama maupun produk
samping yang nantinya akan dialirkan lagi.
 Mixer
Mixer digunakan sebagai tempat pencampur dua bahan baku sebelum masuk ke alat untuk di
reaksikan tidak ada reaksi yang terjadi pada mixer karena hanya terjadi proses pencampuran.
 1 Scrubber
Scrubber digunakan untuk memisahkan zat gas dan padat atau pemurnian gas dari zat padat
yang berukuran sangat kecil yang ikut masuk dalam aliran gas tersebut pada pembuatan amonia
ini scrubber berfungi sebagai pembersih zat pengotor dari gas CO agar didapat gas CO yang
bersih tanpa penngotor.
 1 Hidrogen Separator
Hidrogen Separator digunakan untuk mereaksikan CO dan H2O dan memisahkan hidrogen dari
CO2, karena pada tahap selanjutnya hanya hidrogen yang dibutuhkann untuk membuat produk.
 1 Nitrogen Membran
Nitrogen Membran digunakan untuk mendapatkan nitrogen dari udara bebas dengan
menggunakan sistem membran untuk memisahkan nitrogen dengan unsur lain di udara.
 1 Amonia Reaktor
Amonia reaktor digunakan untuk mereaksikan hidrogen dengan nitrogen dengan suhu dan
tekanan tertentu agar dapat menghasilkan amonia.

11
IV. KESIMPULAN

Amonia (NH3) merupakan gas yang tidak berwarna dengan bau yang menyengat dan sangat mudah
larut dalam air. Amonia ini biasanya digunakan dalam refrigerator dan dalam pembuatan pupuk,
bahan peledak, plastik, serta bahan bahan kimia lainnya. Selain itu amonia juga digunakan sebagai
pelarut, pada umumnya amonia dapat dibuat dengan mereaksikan gas nitrogen (N2) dan gas hidrogen
(H2) melalui reaksi eksoterm, yang dapat membentuk keseimbangan sebagai berikut

N2 + 3H2 → 2NH3 ∆H=-92,2 Kj

Berdasarkan azas Le Chateiler untuk memperoleh jumlah hasil yang banyak dalam suatu reaksi maka
reaksi tersebut harus dlakukan pada tekanan yang tinggi dan suhu yang lebih rendah, akan tetapi
semakin rendah suhu maka akan semakin lambat jalannya reaksi tersebut, oleh karena itu kita
dihadapkan dengan dua pilihan yaitu memperoleh amonia dalam jumlah yang sedikit dalam waktu
cepat atau mempperoleh amonia yang banyak dalam waktu yang lama. Pada dasarnya kedua pilihan
itu tidak ekonomis jadi untuk mengatasinya dalam pembuatan amonia dilakukkan dengan suhu tinggi
dan juga tekanan tinggi, suhu dan tekanan tinggi dalam reaksi pembuatan amonia ini memungkinkan
reaksi pembuatan ini dapat berlangsung cepat dan amonia yang dihasilkan dalam jumlah besar.

12
V. DAFTAR PUSTAKnn

13

Anda mungkin juga menyukai