adanya gangguan kelenjar tiroid, baik berupa perubahan bentuk kelenjar maupun
perubahan fungsi (berlebihan, berkurang atau normal). Kelenjar tiroid
menghasilkan hormone tiroid yaitu tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3).
Pembentukan hormone tiroid dipengaruhi oleh mekanisme umpan balik yang
melibatkan hormone Thyroid Stimulating Hormon (TSH). Hipertiroid adalah suatu
keadaan dimana didapatkan kelebihan hormon tiroid bebas dalam sirkulasi darah.
Perlu dibedakan antara pengertian tirotoksikosis dengan hipetiroidisme.
Tirotoksikosis adalah manifestasi klinis kelebihan hormone tiroid yang beredar
dalam sirkulasi. Hipertiroidisme adalah tirotoksikosis yang disebabkan oleh
kelenjar tiroid yang hiperaktif. Namun manifestasinya sama, hal ini disebabkan
oleh ikatan T3 dengan reseptor T3-inti semakin penuh.
Efek hormone tiroid pada tubuh sebagai berikut : Hormone tiroid meningkatkan laju
metabolisme basal keseluruhan tubuh dan efek metabolic hormone tiroid berkaitan
erat dengan efek kalorigenik sehingga menyebabkan peningkatan panas, dapat
membentuk glukosa menjadi glikogen, meningkatkan responsivitas sel target
terhadap katekolamin (epinefrin dan norepinefrin), meningkatkan sensitivitas
jantung terhadap kadar katekolamin dalam darah, sehingga kontraktilitas dan curah
jantung meningkat, dan yang terpenting hprmon tiroid bagi pertumbuhan karena
memiliki efek terhadap growth hormone dan IGF-1.
Gejala yang sering tampak adalah sering gugup, iritabilitas, peningkatan respirasi,
bedebar-debar, tremor, ansietas, susah tidur (insomnia), berkeringat banyak, rambut
rontok, dan kelemahan pada otot, khususnya kerja dari otot lengan dan kaki,
frekwesi buang air besar terganggu, kehilangan berat badan yang cepat, pada wanita
periode menstruasi lebih cepat dan aliran darah lebih kencang. Hiperthiroid
biasanya mulainya lambat, tetapi pada beberapa pasien muda perubahan ini terjadi
sangat cepat. awalnya gejela dirasakan yang diartikan salah,contoh persaan gugup
yang dianggap karena stress.
Pemeriksaan dasar yang sebaiknya dilakukan adalah pengukuran free T3 dan free
T4. perlu dilakukan pemeriksaan kadar TSH. Pemeriksaan kadar TSH bermanfaat
untuk setiap kecurigaan hipertiroidisme. Pada setiap kecurigaan hipertiroid, maka
perlu dilakukan pemeriksaan T3, T4, dan TSH. pada pemeriksaan laboratorium
hipertiroid dapat didapatkan hasil yang tidak khas, seperti anemia, granulositosis,
limfositosis, hiperkalemia, peningkatan enzim transaminase, dan peningkatan
alkaline fosfatase.
Pilihan terapi hipertiroid bergantung pada penyebab dan tingkat keparahan
penyakit, usia pasien, besar struma, kondisi komorbid, dan kebutuhan terapi.
Tujuan terapi ialah untuk mengoreksi keadaan hipermetabolik dengan efek samping
terendah dan kemungkinan menyebabkan hipotiroidisme terkecil. Terapi
farmakologi yang dapat digunakan adalah beta blockers untuk menginhibisi efek
adrenergic. Terapi beta-blocker pada pasien lansia dengan tirotoksikosis atau pada
pasien tirotoksik dengan resting heart rate lebih dari 90 bpm atau dengan riwayat
penyakit kardiovaskular. Pemberian beta blocker pada pasien dapat menimbulkan
penurunan heart rate, penurunan tekanan darah sistolik, kelemahan otot, dan tremor.
Iodide untuk memblok konversi T4 menjadi T3 dan menginhibisi sekresi hormone.
Obat Antitiroid untuk memblok konversi T4 menjadi T3 dalam jumlah besar di
perifer. Pasien yang mulai mengonsumsi obat anti tiroid direkomendasikan untuk
melakukan pemeriksaan darah lengkap, diff count, dan profile fungsi hepar
termasuk bilirubin dan enzim transaminase. Terapi radioaktif diindikasi : memiliki
high cure rates pada terapi single-dose (80%), multinodular goiter, nodul toksik,
dan pasien dengan usia > 40 tahun, serta pada pasien yang mengalami relapse
dengan terapi obat antitiroid. Terapi pembedahan (Subtotal Tiroidektomi)
diindikasi : terapi pilihan pada pasien hamil dan anak-anak dengan yang timbul efek
samping dalam penggunaan obat anti tiroid, nodul toksik pada pasien dengan usia
< 40 tahun, dan goiter yang besar dengan gejala hebat. Dapat menjadi pilihan pada
pasien yang menolak terapi radioaktif, atau gagal dalam menjalani terapi anti-tiroid,
serta dapat dilakukan dengan indikasi kosmetik.