SK Dan Panduan Skrining Di Dalam Dan Di Luar Rs
SK Dan Panduan Skrining Di Dalam Dan Di Luar Rs
DINAS KESEHATAN
PEDOMAN
email :rsudalmulk@gmail.com
KOTA SUKABUMI
Sambutan Kepala UPT RSUD Al-Mulk
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUANG LINGKUP
D. LANDASAN HUKUM
I. DEFINISI
3. RUANG LINGKUP
Skrining dilakukan terhadap pasien pada saat sebelum pasien
masuk ke rumah sakit, saat pasien tiba di rumah sakit atau saat
pasien sudah di dalam rumah sakit. Pada pasien yang datang
langsung ke rumah sakit, skrining dilakukan oleh petugas/staf
rumah sakit yang pertama kontak dengan pasien. Pada pasien
yang tidak datang langsung ke rumah sakit, skrining dapat
dilakukan melalui telepon atau skrining dilakukan di tempat asal
pasien yang dilakukan oleh petugas medis RS Utama Husada.
Pasien yang akan dirawat atau terdaftar untuk mendapatkan
pelayanan rawat jalan adalah mereka yang kebutuhan dan
kondisinya dapat dipenuhi oleh sumber daya dan misi rumah
sakit yang diidentifikasi melalui proses skrining. Informasi yang
didapat melalui proses skrining penting dalam membuat
keputusan yang tepat tentang apakah pasien dapat dilayani atau
harus dirujuk.
TATA LAKSANA
A. SKRINING PASIEN
1) Pelayanan Preventif
adalah sebuah usaha yang dilakukan individ
u dalam mencegahterjadinya sesuatu yang tidak di
inginkan. Reverensi secara etimologi berasal dari
bahasa latin, pravenire yang artinya datang
sebelum atauantisipasi atau mencegah untuk
tidak terjadi sesuatu. Dalam pengertian yang
sangat luas, presensi diartikan sebagai upaya
sengaja dilakukan untuk mencegah terjadinya
gangguan, kerusakan, atau kerugian bagi seorang
atau masyarakat. Upaya preventif bertujuan untuk
mencegah terjadinya penyakit di gangguan
kesehatan individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat. Usaha yang dilakukan yaitu:
a) pemeriksaan kesehatan secara berkala
(balita, bumil, remaja, dll)
b) pemberian vitamin B, sodium
c) pemeriksaan dan pemeliharaan
kehamilan, nifas dan menyusui
d) deteksi dini kasus dan factor resiko
(maternal, balita, penyakit).
e) imunisasi terhadap bayi dan anak balita
serta ibu hamil
f) Pemberian suntikan anti rabies
g) Pemberian suntikan anti bisa ular
2) Pelayanan Paliatif
Pelayanan paliatif adalah pelayanan
interdisipline yang berfokus pada pasien penyakit
serius atau mengancam jiwa. Tujuan pelayanan
paliatif adalah mengurangi beban penyakit,
meringankan penderitaan, dan mempertahankan
kualitas hidup dari saat setelah diagnosis. Tujuan
dicapai melalui intervensi yang mempertahankan
kesejahteraan fisik, psikologis, sosial, dan
spiritual, meningkatkan komunikasi dan
koordinasi pelayanan, memastikan pelayanan
yang layak secara budaya dan konsisten dengan
nilai/ nilai dan prevensi pasien, memberikan
bantuan jika diperlukan dan meningkatkan
kemungkinan bahwa pasien meninggal dengan
keadaan minimal.
Di Indonesia sendiri sebenarnya telah ada
ketentuan dari Kementerian Kesehatan yang
menyatakan bahwa harus ada penerapan
perawatan paliatif untuk beberapa jenis penyakit
serius. Namun sampai saat ini memang
pelaksanaannya masih terhambat dengan
berbagai hal sehingga belum ada perawatan
paliatif yang maksimal yang bisa diterima pasien
di rumah sakit.
Walaupun sampai saat ini perawatan paliatif
seringnya dilakukan pada pasien kanker, namun
sebenarnya ada beberapa penyakit yang juga
membutuhkan perawatan ini, seperti:
3) Pelayanan Kuratif
Pelayanan kuratif bertujuan untuk
merawat dan mengobati anggota
keluarga, kelompok yang menderita
penyakit atau masalah kesehatan.
Usaha yang dilakukan, yaitu:
a) dukungan penyembuhan,
perawatan, contohnya dukungan
psikis penderita
b) perawatan orang sakit sebagai
tindak lanjut perawatan dari
puskesmas dan rumah sakit
c) perawatan ibu hamil dengan kondisi
patologis dirumah, ibu bersalin dan
nifas
d) perawatan tali pusat bayibaru lahir
4) Pelayanan Rehabilitatif
Merupakan upaya pemulihan kesehatan
bagi penderita / pasien yang dirawat di
rumah, maupun terhadap kelompok tertentu
yang menderita penyakit yang sama. Usaha
yang dilakukan yaitu :
a) pelatihan fisik yang mengalami gangguan
fisik seperti, patah tulang, kelainan bawaan
b) latihan fisik tertentu bagi penderita penyakit
tertentu misalnya stroke (fisioterapi)
c. Untuk penentuan prioritas kebutuhan baik
pelayanan preventif, kuratif, paliatif dan
rehabilitative akan dituliskan pada hasil
skrining di Form IGD dan RJ pada point
diagnosa.
B. DOKUMENTASI
Pendokumentasian skrining terutama skrining medis, perlu
didokumentasikan dalam berkas rekam medis. Tujuan
pendokumentasian ini untuk mengikuti perkembangan penyakit
dan evaluasi pengobatan ataupun penanganan, serta nantinya
akan digunakan untuk bahan perencanaan pemulangan pasien.
BAB IV
PENUTUP
Ditetapkan di : Sukabumi
Pada Tanggal : Januari 2019
KEPALA UPT RSUD AL-MULK