Anda di halaman 1dari 18

PEMERINTAH KOTA SUKABUMI

DINAS KESEHATAN

UPT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AL-MULK

PEDOMAN

PEDOMAN PELAYANAN DAN ASUHAN PASIEN

UPT RSUD AL MULK

UPT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AL-MULK

Jl. Pelabuhan II KM. 6 Lembur situ Kota Sukabumi Telp (0266)


6243088

email :rsudalmulk@gmail.com

KOTA SUKABUMI
Sambutan Kepala UPT RSUD Al-Mulk

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas


segala rahmat dan karunia-Nya serta petunjuk-Nya sehingga
Panduan Skrining pasien didalam rumah sakit maupun diluar
rumah sakit di UPT RSUD Al-Mulk Kota Sukabumi dapat
terselesaikan.
Tata kelola administrasi yang baik dan bersinergi sangat
dibutuhkan untuk membangun sistem manajemen yang baik,
maka dari itu Panduan Skrining pasien didalam rumah sakit
maupun diluar rumah sakit diharapkan mampu menciptakan
Panduan Skrining pasien didalam rumah sakit dan diluar rumah
sakit yang baik dan berdaya guna dalam penyelenggaraan tugas
pokok dan fungsi di lingkungan UPT RSUD Al-Mulk.
Pada kesempatan ini atas nama kepala UPT RSUD Al-Mulk
mengucapkan terimakasih dan apsresiasi kepada seluruh Tim
Penyusun Panduan Skrining pasien didalam rumah sakit maupun
diluar rumah sakit UPT RSUD Al-Mulk yang telah berusaha
mengorbankan waktu dan pikirannya dalam menyelesaikan
penyusunan Panduan Skrining pasien didalam rumah sakit
maupun diluar rumah sakit. Kami sangat berharap Panduan
Skrining didalam rumah sakit maupun diluar rumah sakit secara
Klinis ini dapat digunakan sebagai acuan Panduan Skrining yang
baik untuk kemajuan UPT RSUD Al-Mulk dimasa yang akan
datang.

Sukabumi, 03 Januari 2019


Kepala UPT RSUD Al-Mulk

MUNIFAH BUDI ISNAENI


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala


berkat dan anugerah yang telah diberikan kepada penyusun,
sehingga Buku Pedoman Skrining didalam maupun diluar Rumah
Sakit UPT RSUD AL-Mulk ini dapat selesai disusun.

Buku Panduan ini merupakan Panduan kerja bagi seluruh


staf Rumah Sakit dalam menjalankan Pedoman skrining didalam
maupun diluar rumah sakit di UPT RSUD AL-Mulk.

Dalam pedoman ini diuraikan tentang Petunjuk pelaksanaan


Pedoman skrining pasien didalam maupun diluar rumah sakit di
UPT RSUD AL-Mulk.

Tidak lupa penyusun menyampaikan terima kasih yang


sedalam – dalamnya atas bantuan semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan Pedoman skrining didalam dan
diluar rumah sakit UPT RSUD AL-Mulk.

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

SAMBUTAN KEPALA UPT RSUD AL-MULK ...................................... i


KATA PENGANTAR ......................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1
BAB II DEFINISI ............................................................................. 2
BAB III TATA LAKSANA .................................................................. 3
BAB IV PENUTUP .......................................................................... 4
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Rumah sakit adalah organisasi yang berkiprah dalam


bidang jasa pelayanan kesehatan perorangan.Dalam
penyelenggaraan upaya pelayanan pada pasien rumah sakit
didukung oleh banyak jenis keterampilan SDM baik yang
berbentuk profesi maupun non profesi.
Dalam menjalankan kegiatannya rumah sakit menyadari
bahwa pelayanan yang diberikan kepada pasien dalam bentuk
bermacam macam asuhan yang merupakan bagian dari suatu
sistem pelayanan yang terintegrasi dengan para profesional
dibidang pelayanan kesehatan. Dengan adanya pedoman ini
diharapkan rumah sakit dapat menerapkan model pelayanan
yang akan membangun suatu kontinuitas pelayanan,
menyelaraskan kebutuhan asuhan pasien dengan pelayanan
yang tersedia di rumah sakit, mengkoordinasikan pelayanan,
kemudian merencanakan pemulangan dan tindakan
selanjutnya. Hasilnya adalah meningkatnya mutu asuhan
pasien dan efisiensi penggunaan sumber daya yang tersedia di
rumah sakit.
Setiap pasien yang datang kerumah sakit harus dijamin
aksesnya untuk mendapatkan pelayanan yang dibutuhkan,
terjamin pula kontinuitas pelayanan yang didapat, serta
mendapatkan pelayanan yang terkoordinasi dan terintegrasi
dari berbagai asuhan dari para profesional pemberi asuhan
pasien. Sehingga dapatlah diharapkan hasil pelayanan yang
efektif, efisien dan menjamin keselamatan pasien, yang akhirnya
bermuara pada kepuasan pasien dan pemenuhan hak pasien.
Beberapa hal penting yang harus dikelola oleh rumah sakit
adalah mengenali dengan baik kebutuhan pasien yang mana
yang dapat dilayani oleh rumah sakit, mengatur pemberian
pelayanan yang efisien kepada pasien, dan melakukan rujukan
ke pelayanan yang tepat yaitu skrining pasien baik di dalam
maupun keluar rumah sakit serta mengatur pemulangan pasien
yang tepat ke rumah.

B. RUANG LINGKUP

UPT RSUD AL-MULK adalah rumah sakit yang memberikan


pelayanan melalui penyelenggaraan pelayanan secara paripurna
pada unit unit gawat darurat, rawat jalan, rawat inap, ruang
tindakan dan ruang perawatan khusus. Penyelenggaraan
pelayanan dilaksanakan oleh berbagai kelompok profesi . Para
profesional utama yang memberikan asuhan kepada pasien di
rumah sakit adalah staf medis baik dokter maupun dokter
spesialis, staf klinis keperawatan (perawat dan bidan),
nutrisionis dan farmasis yang rutin dan pasti selalu berkontak
dengan pasien, akan tetapi tidak kalah pentingnya profesional
lain yang berfungsi melakukan asuhan penunjang berupa analis
laboratorium dan Radiografer.

Secara garis besar ada empat kelompok SDM yang


mendukung jalannya rumah sakit yaitu, kelompok medis
memberikan pelayanan asuhan medis, kelompok keperawatan
memberikan pelayanan asuhan keperawatan, serta kelompok
keteknisian medis yang memberikan pelayanan penunjang
medis, dan kelompok administrasi yang memberikan pelayanan
administrasi manajemen.

Pedoman ini akan membahas pengaturan apa dan


bagaimana yang perlu dibuat di rumah sakit sejak pasien
menginjakkan kakinya di rumah sakit sampai pasien
dipulangkan ke rumah atau dirujuk ke sarana kesehatan lain
atau meninggal dunia..Pada semua alur perjalanan pasien ini
telah ada standar yang ditetapkan oleh Kemenkes dalam
Peraturan Menteri Kesehatan No 34.tahun 2017.
C. BATASAN OPERASIONAL

1. Skrining pasien di luar dan di dalam RS


2. Skrining pasien rawat Inap
3. Assesmen
a Assesmen Awal
b Assesmen Ulang
c PPA yang kompeten dan berwenang
d Integrasi assesmen PPA
4. Rencana Asuhan oleh PPA
5. Kontinuitas pelayanan
a. Pengaturan Pelayanan keperawatan 24 jam
b. Pengaturan operan jaga (hand over)
6. Alur pasien
7. Penundaan dan keterlambatan pelayanan
8. Transfer pasien intrahospital
9. Pemulangan pasien (termasuk kriteria pemulangan yang
kompleks)
10. Kriteria pasien yang diijinkan pulang sementara (cuti)
11. Kriteria pasien rawat jalan yang kompleks, untuk
dibuatkan Profil Ringkas Medis Rawat Jalan
12. Pengelolaan AMA (Penolakan Asuhan Medis)
13. Pengelolaan pasien yang meninggalkan RS tanpa
pemberitahuan

D. LANDASAN HUKUM

1. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan,


2. Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah
Sakit,
3. Undang-undang Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik
Kedokteran,
4. Kepmenkes 1333/1999 tentang standar pelayanan rumah
sakit,
5. Kepmenkes No 1087/2010 tentang standar K3 rumah
sakit,
6. Permenkes No 34./2017 tentang standar akreditasi rumah
sakit,
7. Permenkes No 169/2008 tentang rekam medis,
8. Permenkes No 290/2008 tentang informed consent,
9. Permenkes No 1691/2010 tentang keselamatan pasien,
10. Permenkes No 1438/2010 tentang standar pelayanan
kedokteran,
11. Permenkes No 1014/2008 tentang pelayanan radiologi
diagnostik,
12. Permenkes No 411/2010 tentang pelayanan laboratorium,
13. Permenkes No 1197/2004 tentang pelayanan farmasi
rumah sakit,
BAB II
DEFINISI

I. DEFINISI

Skrining (screening) merupakan pemeriksaan sekelompok orang


untuk memisahkan orang yang sehat dari orang yang mempunyai
keadaan patologis yang tidak terdiagnosis atau mempunyai risiko
tinggi. (Kamus Dorland ed. 25 : 974). Menurut Rochjati P (2008),
skrining merupakan pengenalan dini secara pro-aktif pada ibu
hamil untuk menemukan adanya masalah atau faktor risiko.
Sehingga skrining bisa dikatakan sebagai usaha untuk
mengidentifikasi penyakit atau kelainan yang secara klinis belum
jelas, dengan menggunakan tes, pemeriksaan atau prosedur
tertentu yang dapat digunakan secara cepat untuk membedakan
orang yang terlihat sehat, atau benar-benar sehat tapi
sesungguhnya menderita kelainan.
Skrining juga dapat dikatakan sebagai suatu upaya
mengidentifikasi penyakit atau kelainan pasien sehingga didapat
keterangan tentang kondisi dan kebutuhan pasien saat kontak
pertama. Keterangan hasil skrining digunakan untuk mengambil
keputusan untuk menerima pasien rawat inap atau pasien rawat
jalan dan merujuk ke pelayanan kesehatan lainnya dengan
menyesuaikan kebutuhan pasien dengan misi dan sumber daya
rumah sakit. Skrining dilaksanakan melalui kriteria triase,
evaluasi visual atau pengamatan, pemeriksaan fisik atau hasil
pemeriksaan fisik, psikologik, laboratorium klinik sebelumnya.
Skrining dilakukan apabila pasien tiba di rumah sakit, pada saat
pasien di transportasi emergensi atau di sumber rujukan.

2. MAKSUD DAN TUJUAN

Menyesuaikan kebutuhan pasien dengan misi dan sumber


daya rumah sakit bergantung pada informasi yang didapat
tentang kebutuhan pasien dan kondisinya lewat skrining pada
kontak pertama. Skrining dilaksanakan melalui kriteria triase,
evaluasi visual atau pengamatan, atau hasil pemeriksaan fisis,
psikologis, laboratorium klinis, atau diagnostik imajing
sebelumnya. Waktu selesai penulisan laporan operasi
didefinisiskan sebagai setelah operasi, sebelum pasien dipindah
ke ruang rawat inap.
Skrining dapat terjadi di tempat pasien, ambulans, atau waktu
pasien tiba di rumah sakit. Keputusan untuk mengobati,
mengirim, atau merujuk dibuat setelah ada evaluasi hasil
skrining. Bila rumah sakit mempunyai kemampuan menyediakan
pelayanan yang dibutuhkan serta konsisten dengan misi dan
kemampuan pelayanannya maka dipertimbangkan untuk
menerima pasien rawat inap atau pasien rawat jalan. Rumah
sakit dapat menentukan tes atau bentuk penyaringan tertentu
untuk populasi pasien tertentu sebelum ditetapkan pasien dapat
dilayani. Misalnya, pasien diare aktif harus diperiksa Clostridium
difficile atau pasien tertentu diperiksa Staphylococcus aureus yang
resisten terhadap methicillin. Tes spesifik tertentu atau evaluasi
tertentu dilakukan jika rumah sakit mengharuskannya, sebelum
diputuskan dapat dilayani dirawat inap atau terdaftar di unit
rawat jalan.

3. RUANG LINGKUP
Skrining dilakukan terhadap pasien pada saat sebelum pasien
masuk ke rumah sakit, saat pasien tiba di rumah sakit atau saat
pasien sudah di dalam rumah sakit. Pada pasien yang datang
langsung ke rumah sakit, skrining dilakukan oleh petugas/staf
rumah sakit yang pertama kontak dengan pasien. Pada pasien
yang tidak datang langsung ke rumah sakit, skrining dapat
dilakukan melalui telepon atau skrining dilakukan di tempat asal
pasien yang dilakukan oleh petugas medis RS Utama Husada.
Pasien yang akan dirawat atau terdaftar untuk mendapatkan
pelayanan rawat jalan adalah mereka yang kebutuhan dan
kondisinya dapat dipenuhi oleh sumber daya dan misi rumah
sakit yang diidentifikasi melalui proses skrining. Informasi yang
didapat melalui proses skrining penting dalam membuat
keputusan yang tepat tentang apakah pasien dapat dilayani atau
harus dirujuk.

Skrining dilakukan pada area:


1. Luar rumah sakit
2. Pendaftaran
3. Poli / rawat jalan
4. IGD
Skrining dilakukan melalui:
1. Kriteria triage
2. Evaluasi visual atau pengamatan
3. Pemeriksaan fisik
4. Pemeriksaan Laboratorium
Prinsip skrining adalah sebagai berikut:
1. Skrining dilaksanakan pada kontak pertama didalam atau
diluar rumah sakit
2. Keputusan pasien dilalukan rawat inap di RS Utama Husada
adalah bila rumah sakit mampu menyediakan pelayanan yang
dibutuhkan pasien.
BAB III

TATA LAKSANA

A. SKRINING PASIEN

Skrining adalah deteksi dini dari suatu penyakit atau


usaha untuk mengidentifikasi penyakit/kelainan secara klinis.
Skrining dilakukan pada kontak pertama di dalam atau di luar
Rumah Sakit. Kontak pertama adalah dimana pasien diterima
untuk pertama kalinya di Rumah Sakit, biasanya pasien
pertama kali datang ke Unit Rawat Jalan ataupun Instalasi
Gawat Darurat.
(Nurhari, 2010)
Skrining awal sangat perlu dilakukan untuk memeperoleh
informasi yang tepat tentang masalah kesehatan yang dihadapi
pasien guna menentukan dan mengambil keputusan tentang
pengobatan serta tindak lanjut sehingga setiap pasien yang
diterima dapat dilayani di UPT RSUD AL-MULK sesuai dengan
fasilitas dan sumber daya yang tersedia.

1. Skrining Pasien Di Luar Rumah Sakit

a. Permintaan rujukan dapat disampaikan oleh kalangan


non medis (masyarakat, keluarga pasien, dll.) maupun
kalangan medis (praktik dokter, praktik
perawat/bidan, puskesmas, klinik, RS lain)
b. Permintaan rujukan dapat diterima oleh petugas
Pendaftaran,dokter jaga atau petugas IGD.
c. Setiap permintaan rujukan dari kalangan non medis
perlu dimintakan informasi mengenai kondisi pasien,
kesadaran, jumlah korban (dalam keadaan bencana
alam, kecelakaan), kemampuan mobilitas pasien.
d. Setiap permintaan rujukan dari kalangan medis perlu
dimintakan informasi mengenai diagnosis kerja,
indikasi rujukan, tanda-tanda vital, kesadaran,
pemeriksaan diagnostik yang sudah dilakukan dan
hasilnya, pengobatan yang sudah diberikan.
e. Skrining untuk pasien di luar UPT RSUD AL-Mulk
menggunakan Form Skrining Rawat Jalan

2. Skrining Pasien Di Dalam Rumah Sakit

Pasien yang masuk melalui IGD (Instalasi Gawat


Darurat) maupun poliklinik memerlukan penilaian dan
pengelolaan yang cepat dan tepat. Waktu berperan sangat
penting, oleh karena itu diperlukan cara yang mudah,
cepat dan tepat. Proses skrining di dalam Rumah Sakit
dilakukan dengan dua cara:

a. Evaluasi Visual atau Pengamatan


1) Pasien yang secara pengamatan visual dalam
keadaan gawat dan memerlukan
pertolongan segera langsung diarahkan
menurut triage nya.
2) Pasien yang secara pengamatan visual tidak
memerlukan pertolongan segera akan di
arahkan ke poliklinik (apabila jam poliklinik)
3) Jika RS belum mempunyai pelayanan
spesialistik tertentu sesuai kebutuhan pasien
maka pasien disarankan untuk di rujuk ke
fasilitas yang sesuai.

b. Dengan pemeriksaan penunjang sebelumnya


atau yang di bawa pasien dari luar Rumah
Sakit.

Berdasarkan hasil pemeriksaan penunjang


terdahulu atau yang dibawa pasien dari luar
Rumah Sakit bisa ditentukan apakah Rumah
Sakit memiliki jenis layanan yang dibutuhkan
oleh pasien. Apabila Rumah Sakit tidak
menyediakan pelayanan yang dibutuhkan maka
akan dilakukan KIE ( Komunikasi Informasi dan
Edukasi) rujukan.

3. Skrining Pasien Rawat Inap


a. Tata Cara skrining pasien rawat inap :
1) Pasien yang datang berobat ke UPT RSUD AL-
Mulk berkewajiban dilakukan skrining pada saat
pasien diputuskan untuk dirawat inap.
2) Unit Gawat darurat (UGD) memberikan pelayanan
24 jam setiap hari, dan semua pasien emergency
diterima di Unit Gawat darurat (UGD) selama 24
jam.
3) Semua pasien gawat darurat diterima di ruangan
triage
4) Dokter dan perawat tiage mengidentifikasi pasien
( sesuai proses triage).
5) Konsultasi dengan dokter konsultan ahli dapat
dilakukan segera, sesuai dengan bidangnya
masing-masing.
6) Pemeriksaan penunjang medis misalnya :
laboratorium, pemeriksaa radiologi dapat
dilakukan sesuai dengan indikasi dan skrining,
dikerjakan dalam ruang lingkup UGD.
7) Semua pemeriksaa penunjang dilakukan dalam
bentuk cito, sehingga dalam waktu singkat (
kurang dari 2 jam) hasilnya dapat diperoleh.
8) Selain proses triage juga dilakukan pengkajian
awal, yaitu :
a) Riwayat kesehatan
b) Pemeriksaan Psikologi
c) Sosial ekonomi, misalnya status keluarga, dll
d) Riwayat Alergi
e) Status fungsional, contoh risiko jatuh
f) Skrining nyeri
g) Skrining status gizi
h) Kebutuhan edukasi
i) Discharge planning
j) Initial diagnose
9) Jika hasil skrining dokter memutuskan pasien
harus dirawat inap, maka dokter mengisi formulir
rawat inap dengan lengkap, untuk kemudian
dibawa ke ruang perawatan.
10) Pasien ditunggu stabil dan dilengkapi hasil tesnya
sebelum dipindahkan ke ruangan lain.
11) Pasien yang memerlukan tindakan operasi segera
direncanakan oleh dokter DPJP
12) Jika pasien perlu dirujuk karena beberapa
alasan, maka pasien diobservasi 6-8 jam sebelum
dirujuk.
13) Alasan merujuk pasien, antara lain :
a) Ruangan perawatan penuh
b) Pasien memerlukan perawatan namun SDM
dan fasilitas Puskesmas yang membutuhkan
belum ada.
14) Pasien yang keadaan umumnya baik dan tidak
memerlukan perawatan lanjut diizinkan pulang.

b. Dari hasil Skrining pasien rawat inap maka akan


ditentukan prioritas kebutuhan pelayanan pasien
berdasarkan :

1) Pelayanan Preventif
adalah sebuah usaha yang dilakukan individ
u dalam mencegahterjadinya sesuatu yang tidak di
inginkan. Reverensi secara etimologi berasal dari
bahasa latin, pravenire yang artinya datang
sebelum atauantisipasi atau mencegah untuk
tidak terjadi sesuatu. Dalam pengertian yang
sangat luas, presensi diartikan sebagai upaya
sengaja dilakukan untuk mencegah terjadinya
gangguan, kerusakan, atau kerugian bagi seorang
atau masyarakat. Upaya preventif bertujuan untuk
mencegah terjadinya penyakit di gangguan
kesehatan individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat. Usaha yang dilakukan yaitu:
a) pemeriksaan kesehatan secara berkala
(balita, bumil, remaja, dll)
b) pemberian vitamin B, sodium
c) pemeriksaan dan pemeliharaan
kehamilan, nifas dan menyusui
d) deteksi dini kasus dan factor resiko
(maternal, balita, penyakit).
e) imunisasi terhadap bayi dan anak balita
serta ibu hamil
f) Pemberian suntikan anti rabies
g) Pemberian suntikan anti bisa ular
2) Pelayanan Paliatif
Pelayanan paliatif adalah pelayanan
interdisipline yang berfokus pada pasien penyakit
serius atau mengancam jiwa. Tujuan pelayanan
paliatif adalah mengurangi beban penyakit,
meringankan penderitaan, dan mempertahankan
kualitas hidup dari saat setelah diagnosis. Tujuan
dicapai melalui intervensi yang mempertahankan
kesejahteraan fisik, psikologis, sosial, dan
spiritual, meningkatkan komunikasi dan
koordinasi pelayanan, memastikan pelayanan
yang layak secara budaya dan konsisten dengan
nilai/ nilai dan prevensi pasien, memberikan
bantuan jika diperlukan dan meningkatkan
kemungkinan bahwa pasien meninggal dengan
keadaan minimal.
Di Indonesia sendiri sebenarnya telah ada
ketentuan dari Kementerian Kesehatan yang
menyatakan bahwa harus ada penerapan
perawatan paliatif untuk beberapa jenis penyakit
serius. Namun sampai saat ini memang
pelaksanaannya masih terhambat dengan
berbagai hal sehingga belum ada perawatan
paliatif yang maksimal yang bisa diterima pasien
di rumah sakit.
Walaupun sampai saat ini perawatan paliatif
seringnya dilakukan pada pasien kanker, namun
sebenarnya ada beberapa penyakit yang juga
membutuhkan perawatan ini, seperti:

a) Penyakit yang diderita oleh orang dewasa,


adalah Alzheimer, demensia, kanker,
penyakit kardiovaskuler (termasuk dengan
serangan jantung), sirosis, penyakit paru
obstruktif kronis, diabetes, HIV/AIDS, gagal
ginjal, Multiple Sclerosis, Parkinson, dan
TBC.
b) Penyakit yang dialami oleh anak-anak, yaitu
kanker, penyakit jantung dan pembuluh
darah, sirosis, ganggguan pada sistem
imunitas, HIV/AIDS, meningitis, penyakit
ginjal, dan masalah pada sistem saraf.

3) Pelayanan Kuratif
Pelayanan kuratif bertujuan untuk
merawat dan mengobati anggota
keluarga, kelompok yang menderita
penyakit atau masalah kesehatan.
Usaha yang dilakukan, yaitu:
a) dukungan penyembuhan,
perawatan, contohnya dukungan
psikis penderita
b) perawatan orang sakit sebagai
tindak lanjut perawatan dari
puskesmas dan rumah sakit
c) perawatan ibu hamil dengan kondisi
patologis dirumah, ibu bersalin dan
nifas
d) perawatan tali pusat bayibaru lahir

4) Pelayanan Rehabilitatif
Merupakan upaya pemulihan kesehatan
bagi penderita / pasien yang dirawat di
rumah, maupun terhadap kelompok tertentu
yang menderita penyakit yang sama. Usaha
yang dilakukan yaitu :
a) pelatihan fisik yang mengalami gangguan
fisik seperti, patah tulang, kelainan bawaan
b) latihan fisik tertentu bagi penderita penyakit
tertentu misalnya stroke (fisioterapi)
c. Untuk penentuan prioritas kebutuhan baik
pelayanan preventif, kuratif, paliatif dan
rehabilitative akan dituliskan pada hasil
skrining di Form IGD dan RJ pada point
diagnosa.

B. DOKUMENTASI
Pendokumentasian skrining terutama skrining medis, perlu
didokumentasikan dalam berkas rekam medis. Tujuan
pendokumentasian ini untuk mengikuti perkembangan penyakit
dan evaluasi pengobatan ataupun penanganan, serta nantinya
akan digunakan untuk bahan perencanaan pemulangan pasien.

BAB IV

PENUTUP

Demikian pedoman Skrining didalam dan diluar rumah sakit


dibuat agar menjadi pedoman dalam pelaksanaan pelayanan
Skrining baik didalam maupun luar RS di UPT RSUD AL-Mulk.

Ditetapkan di : Sukabumi
Pada Tanggal : Januari 2019
KEPALA UPT RSUD AL-MULK

MUNIFAH BUDI ISNAENI

Anda mungkin juga menyukai