Anda di halaman 1dari 49

MAKALAH INTERAKSI OBAT

INTERAKSI OBAT DENGAN MAKANAN DAN SUPLEMEN

Di susun oleh:

ARIF AZMI NUGROHO 0904015026

IKA BUDISISWATI 0904015132

NURHIDAYAT 0904015204

Kelas VIII S / Kelompok III

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF.DR.HAMKA
JAKARTA
2012
BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar belakang

Tiap saat ketika suatu makanan atau minuman mengubah efek suatu obat,
perubahan tersebut dianggap sebagai interaksi obat-makanan. Interaksi seperti itu
bisa terjadi. Tetapi tidak semua obat dipengaruhi oleh makanan, dan beberapa
obat hanya dipengaruhi oleh makanan-makanan tertentu. Interaksi obat-makanan
dapat terjadi dengan obat-obat yang diresepkan, obat yang dibeli bebas, produk
herbal, dan suplemen diet. Meskipun beberapa interaksi mungkin berbahaya atau
bahkan fatal pada kasus yang langka, interaksi yang lain bisa bermanfaat dan
umumnya tidak akan menyebabkan perubahan yang berarti terhadap kesehatan
Anda.

Makanan dan obat dapat berinteraksi dalam banyak cara yang berbeda.
Sering, zat tertentu di dalam makanan memberikan efek. Perubahan-perubahan
lain dapat disebabkan oleh jumlah protein dalam diet Anda, atau bahkan cara
makanan tersebut disiapkan. Salah satu cara yang paling umum makanan
mempengaruhi efek obat adalah dengan mengubah cara obat-obat tersebut
diuraikan ( dimetabolisme ) oleh tubuh Anda. Jenis protein yang disebut enzim,
memetabolisme banyak obat. Beberapa makanan dapat membuat enzim-enzim ini
bekerja lebih cepat atau lebih lambat, baik dengan memperpendek atau
memperpanjang waktu yang dilalui obat di dalam tubuh. Jika makanan
mempercepat enzim, obat akan lebih singkat berada di dalam tubuh dan dapat
menjadi kurang efektif. Jika makanan memperlambat enzim, obat akan berada
lebih lama dalam tubuh dan dapat menyebabkan efek samping yang tidak
dikehendaki.

Kita sering terjebak pada pemikiran bahwa vitamin dan mineral adalah
zat-zat yang menyehatkan tubuh, bisa melawan penyakit, berfungsi sebagai
antioksidan, yang tentunya makin banyak dikonsumsi akan makin baik.Muncul
persepsi bahwa makanan suplemen aman-aman saja dikonsumsi bersamaan
dengan obat-obat kimia, bahkan bisa mendukung pengobatan. Sayangnya ini tidak
selalu benar, kandungan aktif suplemen buatan maupun suplemen alami ada yang
meningkatkan daya serap tubuh terhadap obat-obat tertentu, tetapi ada juga yang
menghambat, atau bahkan membuangnya. Bahayanya adalah, kandungan obat
tersebut dalam darah menjadi terlalu tinggi (overdosis/keracunan) atau terlalu
rendah (tidak efektif untuk pengobatan). Benarkah obat alami itu aman? Lebih
baik dari obat kimia buatan pabrik? Belum tentu! Bawang putih, jahe, ginseng,
ginko biloba, echinacea, dan sebagainya sering dipasarkan sebagai obat alami
yang aman karena 100% murni terbuat dari tanaman. Tetapi produk tanaman itu
terdiri atas beratus-ratus atau bahkan beribu-ribu zat aktif. Sebagian mungkin
berkhasiat obat, tetapi sebagian yang lain bisa saja beracun, atau memberikan efek
buruk lainnya bagi tubuh. Buah, daun, bunga, biji, atau akarnya kadang
memberikan efek yang berbeda-beda, bahkan berlawanan. Perlu pengetahuan
khusus, penanganan khusus, dan takaran yang tepat agar dapat mengkonsumsi
obat alami secara aman.

b. Tujuan
 Mengetahui kandungan dan efek dari makanan terhadap
farmakokinetik dan farkodinamika obat.
 Menghilangkan interaksi obat dengan penatalaksanaan yang sesuai.
 Mengurangi interaksi obat yang merugikan dengan
penatalaksanaan yang sesuai.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Interaksi obat dengan makanan

Interaksi obat dengan makanan terjadi bila makanan mempengaruhi bahan


obat sehingga obat tidak bisa bekerja sebagaimana mestinya. Interaksi ini dapat
menyebabkan efek yang berbeda-beda, dari mulai peningkatan atau penurunan
efektivitas obat sampai efek samping. Makanan juga dapat menunda, mengurangi
atau meningkatkan penyerapan obat.
Itulah sebabnya mengapa beberapa obat harus diminum pada waktu perut
kosong ( 1 jam sebelum makan atau 2 jam sesudah makan) dan beberapa obat lain
sebaiknya diambil bersamaan dengan makanan.

Interaksi obat bisa ditimbulkan oleh berbagai proses, antara lain perubahan
dalam farmakokinetika obat tersebut, seperti absorpsi, distribusi, metabolisme,
dan eksresi (ADME) obat. Kemungkinan lain, interaksi obat merupakan hasil dari
sifat- sifat farmakodinamik obat tersebut, misal, pemberian bersamaan antara
antagonis reseptor dan agonis untuk resptor yang sama.

Contoh reaksi yang dapat timbul apabila terjadi interaksi antara obat & makanan :

 Makanan mempercepat atau memperlambat absorbsi obat.


 Makanan mempercepat atau memperlambat efek dari obat.
 Makanan menghilangkan efek obat.
 Beberapa obat menyebabkan vitamin & mineral tidak bekerja secara tepat
di tubuh.
 Menyebabkan hilangnya atau bertambahnya nafsu makan.
 Obat mempengaruhi nutrisi tubuh.
 Obat herbalberinteraksi dengan obat modern.
Berikut adalah contoh aturan minum beberapa jenis obat, diambil dari mims:

1. Harus diminum dalam keadaan perut kosong


o Ampicillin
o Bisacodyl
o Captopril
o Dicloxacillin
o Lansoprazole
o Omeprazole
o Rifampicin
o Sulfamethoxazole –trimethoprim
o Sulfadiazine
o Tetracycline

Petunjuk pada pasien untuk mencegah interaksi tersebut adalah dengan


meminum obat dengan segelas air pada saat perut kosong, misalnya seperti pada
obat- obat sefalosporin (kecuali sefradin), dipyridamol, erythromycin, Isoniazid
(INH), lincomycin, penicillamin, pentaerithritel tetranitrat, rifampicin, penisilin
oral dan tetracyclin. Absorbsi semua penisilin oral optimal jika diminum pada saat
perut kosong dengan segelas air. Pivampicillin harus diminum bersama makanan
karena dapat mengiritasi lambung atau perut. Tetracyclin kadang kala
menyebabkan mual dan muntah jika diminum pada saat perut kosong. Meskipun
makanan mengurangi absorbsi tetracyclin tetapi tidak terjadi pada doxycyclin dan
minocyclin.

2. Diminum dalam keadaan perut penuh


o Allopurinol (diminum sesudah makan)
o Augmentin
o Aspirin
o Chloroquine
o Cimetidine
o Diclofenac
o Doxycycline
o Griseofulvin
o Metronidazole
o Piroxicam
o Prednisone

Berikut ini contoh beberapa makanan dan minuman yang tidak boleh
dicampur dengan obat-obatan tertentu:
a. Jus jeruk

Jus jeruk menghambat enzim yang terlibat


dalam metabolisme obat sehingga mengintensifkan
pengaruh obat-obatan tertentu. Peningkatan
pengaruh obat mungkin kelihatannya baik, padahal
tidak. Jika obat diserap lebih dari yang diharapkan,
obat tersebut akan memiliki efek berlebihan.
Misalnya, obat untuk membantu mengurangi tekanan darah bisa menurunkan
tekanan darah terlalu jauh. Konsumsi jus jeruk pada saat yang sama dengan obat
penurun kolesterol juga meningkatkan penyerapan bahan aktifnya dan
menyebabkan kerusakan otot yang parah. Jeruk yang dimakan secara bersamaan
dengan obat anti-inflamasi atau aspirin juga dapat memicu rasa panas dan asam di
perut.

Meminum segelas jus citrus bersamaan dengan suplemen yang


mengandung zat besi akan sangat bermanfaat karena vitamin C yang ada dalam
jus akan meningkatkan penyerapan zat besi.

b. Susu

Kalsium atau makanan yang mengandung


kalsium, seperti susu dan produk susu lainnya dapat
mengurangi penyerapan tetrasiklin (Tetrasikin dapat
digunakan untuk pengobatan infeksi pada saluran
pernafasan, sinus, telinga bagian tengah, saluran kemih, usus dua belas jari dan
juga Gonore). Calcium yang ada dalam susu akan mengikat tertrasiklin,
membentuk senyawa yang tidak mungkin dapat diserap oleh tubuh ke dalam
darah. Sehingga efek yang diharapkan dari obat tetrasiklin tidak akan terjadi.

c. Makanan kaya vitamin K

Makanan yang kaya vitamin K (kubis,


brokoli, bayam, alpukat, selada) harus dibatasi
konsumsinya jika sedang mendapatkan terapi
antikoagulan (misalnya warfarin), untuk
mengencerkan darah. Sayuran itu mengurangi
efektivitas pengobatan dan meningkatkan risiko trombosis (pembekuan darah).
Vitamin K membantu pembekuan darah, sehingga melawan efek dari obat
warfarin. Efek yang sebaliknya terjadi dengan vitamin E, bawang dan bawang
putih, karena bahan-bahan ini menghaslkan efek yang mirip dengan efek warfarin.
Konsumsi dalam jumlah besar dari makanan ini dapat menyebabkan efek warfarin
menjadi terlalu kuat.

d. Jus buah

Minuman jus anggur diketahui dapat


menyebabkan masalah dengan menghambat enzim yang
bekerja dalam metabolisme obat dan menguatkan efek
obat-obatan tertentu, termasuk diantaranya estrogen (yang
ada di dalam pil penjarang kehamilan), calcium channel
blockers (obat tekanan darah tinggi) dan obat penenang
benzodiazepine tertentu.

Beberapa obat penurun kolesterol yang dikenal sebagai statin, dapat


berinteraksi dengan jus grapefruit. Akan tetapi tidak semua statin memiliki efek
seperti ini. Jenis obat yang dapat berinteraksi apabila diminum dengan dengan jus
buah terutama buah anggur, seperti :

 Alprazolam
 Atorvastatin
 Benzodiazepines
 Carbamazepine
 Clarithromycin
 Codeine
 Dextromethorphan
 Diazepam
 Diltiazem
 Estrogen
 Erythromycin
 Lovastatin
 Nifedipine
 Progesterone
 Simvastatin

e. Havernut oatmeal

Penderita penyakit jantung yang sedang


meminum obat digoxin, sebaiknya menghindari
mengkonsumsi havermut-oatmeal. Kandungan serat
tinggi di dalam havermut diketahui dapat menghambat
proses absorpsi obat.

f. Makanan kaya tiramin

Jangan mencampur jenis makanan yang kaya akan


kandungan tyramine seperti yang terdapat pada keju,
daging olahan, avokad, pisang, red wine ataupun produk-
produk yang mengandung kafein dengan MAO Inhibitor
(obat untuk penderita depresi fobia). Pencampuran ini dapat menyebabkan Anda
menderita sakit kepala yang parah dan kenaikan tekanan darah yang kemungkinan
berakibat fatal (Hypertensive Crisis). Makanan yang mengandung zat Tyramine
memperlambat kerja enzim yang memetabolisme obat penghambat MAO ( sejenis

obat antidepresi ) dan dapat menyebabkan efek yang berbahaya、termasuk

tekanan darah tinggi yang serius.

g. Kafein

Kafein meningkatkan risiko overdosis antibiotik


tertentu (enoxacin, ciprofloxacin, norfloksasin).Untuk
menghindari keluhan palpitasi, tremor, berkeringat atau
halusinasi, yang terbaik adalah menghindari minum
kopi, teh atau soda pada masa pengobatan. Dapat juga
berinteraksi dengan theophyllin.

Interaksi obat dengan suplemen

Seperti halnya obat-obatan, makanan suplemen mempunyai efek samping


dan resiko, dan hanya bisa digunakan secara aman pada takaran tertentu. Tidak
seperti obat-obatan yang sudah melalui uji laboratorium ketat, produsen makanan
suplemen biasanya membuat aturan pakai sendiri dengan hanya sedikit atau
bahkan tanpa pengawasan medis. Kemungkinan ada banyak informasi
menyesatkan di sana, misal khasiat yang digembar-gemborkan, tentang dosis yang
aman, atau potensi bahaya yang tidak diungkapkan.

Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (Food and Drug


Administration/FDA) menuturkan hanya sedikit kasus interaksi obat yang
dilaporkan sehingga kadang tidak diketahui. Hal ini umumnya karena masyarakat
tidak mengetahui adanya interaksi antar obat yang dikonsumsi.
Berikut ini beberapa suplemen yang sebaiknya tidak dicampur atau
dikonsumsi bersamaan dengan obat, seperti dikutip FDA dari Health, Kamis
(7/4/2011) yaitu:

a. Minyak ikan
Mengonsumsi minyak ikan dengan obat penurun tekanan darah bisa
meningkatkan efek dari obat tersebut, sehingga seseorang akan mengalami
penurunan tekanan darah yang drastis dan bisa berbahaya. Jika suplemen ini
dikonsumsi bersamaan dengan pil KB akan menurunkan efek dari trigliserida
yang terkandung dalam minyak ikan. Jika mengonsumsi minyak ikan dosis tinggi
yang dicampur dengan herbal (termasuk ginko biloba) bisa memperlambat
pembekuan darah yang dapat menyebabkan perdarahan.
b. Suplemen kalsium
Saat mengonsumsi kalsium harus memperhatikan obat lain yang
dikonsumsi karena kalsium bisa mengurangi kemampuan penyerapan banyak obat
termasuk obat osteoporosis yang dikenal sebagai bifosfonat, antibiotik tetrasiklin,
golongan quinolone serta levothyroxine yang digunakan untuk hipotiroid.
c. Suplemen melatonin
Mengonsumsi suplemen melatonin dengan obat penenang bisa
menyebabkan kantuk yang berlebihan. Selain itu melatonin bisa memperlambat
pembekuan darah, jadi jika dikonsumsi bersamaan dengan obat antikoagulan
seperti heparin atau warfarin bisa meningkatkan peluang memar dan pendarahan.
Serta hindari pula konsumsi melatonin dengan obat pengontrol tekanan darah
karena bisa meningkatkan nilai tekanan darah.
d. Vitamin D
Vitamin D diketahui bisa menurunkan efektivitas dari obat penurun
kolesterol atorvastatin (Lipitor). Mengonsumsi dosis tinggi vitamin D bersamaan
dengan obat diuretik bisa menyebabkan terlalu banyak kalsium di dalam tubuh
yang dapat memicu terjadinya masalah ginjal. Selain itu masyarakat sebaiknya
tidak mengonsumsi obat dengan suplemen yang memiliki fungsi sama atau pun
berlawanan yang memperburuk kondisi, serta menghindari konsumsi obat jantung
dengan herbal.
e. Jangan dikombinasikan antibiotik + suplemen mineral

Antibiotik membunuhi bakteri penyebab infeksi atau menghentikan


pertumbuhannya. Contoh antibiotiknya adalahtetracycline (contoh Doxycyline,
Oxytetracycline) dan penicilline (misalnya Amoxillin).

Contoh suplemen mineral antara lain suplemen zat besi, kalsium,


magnesium, seng (zink). Suplemen mineral tersebut bersifat menonaktifkan
antibiotik tertentu (termasuk tetracycline, ciprofloxacin, norfloxacin) dan
menghambat penyerapan antibiotik. Karena itu, biasanya dokter dan ahli farmasi
mengingatkan kita sebaiknya tidak minum susu atau hasil olahnya (seperti keju,
yoghurt) ketika kita minum antibiotik.Sayangnya, gangguan penyerapan antibiotik
ini tidak memunculkan gejala, sehingga kita tidak tahu apakah antibiotik yang kita
minum itu bekerja secara optimal atau tidak. Sebaiknya minum antibiotik 1-2 jam
sebelum atau setelah minum suplemen mineral atau makanan. Dan jangan
melarutkan antibiotik dengan jus kemasan yang difortifikasi dengan kalsium.

f. Jangan kombinasikan obat kejang + suplemen vitamin B


Obat-obat antikejang (antikovulsan) seperti Phenytoin (dilantin) dapat
mengurangi keparahan serangan dan bisa menghentikan kejang bila suatu saat
terjadi serangan. Minum dilantin dapat mengurangi konsentrasi vitamin B6, dan
asam folat (vitamin B9)dalam tubuh.
Rendahnya kadar vitamin-vitamin tersebut dalam tubuh dapat
meningkatkan risiko penyakit jantung, sehingga ada kemungkinan Anda
mendorong untuk meningkatkan dosis asupan vitamin B. Jika Anda minum
vitamin B dosis tinggi, khususnya vitamin B6 lebih dari 80 mg per hari atau asam
folat 2 mg per hari, kerja dilantin hanya 50% efektif. Akibatnya, bisa terjadi
serangan kejang. Kadar tersebut jauh lebih tinggi daripada yang dianjurkan yakni
2 mg vitamin B6 dan 400 mcg (mikrogram) asam folat.
Interaksi obat dengan suplemen herbal

Obat resep dan Obat Herbal dan non-obat resep adalah zat kimia yang
dapat menyembuhkan dan mengurangi gejala penyakit dan memiliki bahan-bahan
yang kuat berinteraksi dengan tubuh manusia dengan cara yang berbeda.
Makanan, minuman, alkohol, kafein, rokok, dan Suplemen herbal dapat
menyebabkan interaksi obat dengan mengurangi kemanjuran obat atau mungkin
mengakibatkan Efek Samping yang serius.

Efek Samping Obat Herbal produk herbal banyak tersedia tanpa perlu
resep apapun. Dan ada orang yang gagal untuk menginformasikan dokter mereka
tentang suplemen di konsumusi. Bimbingan Medis diperlukan untuk menghindari
interaksi obat yang potensial seperti berikut:

a. Gingko Biloba Ekstrak secara luas dikenal sebagai penguat otak yang
membantu banyak mahasiswa dan profesional meningkatkan fungsi
memori. Namun, telah dilaporkan menyebabkan perdarahan spontan, dan
berinteraksi dengan anti-koagulan dan anti-platelet. Agen. St John Wort,
diiklankan sebagai pengobatan untuk depresi, telah terlibat harus
menyebabkan peningkatan tingkat serotonin, dopamin dan neropinephrine.
Meskipun tidak berinteraksi dengan makanan yang mengandung tyramine,
tidak harus digunakan dengan resep antidepresan.
b. Produk herbal yang mengandung efedrin telah dikaitkan dengan serangan
jantung yang merugikan, kejang, dan kematian.
c. Ginseng, dikenal untuk efek fisik dan psikologis, umumnya baik diterima
dan ditoleransi tetapi dilaporkan menyebabkan penurunan respon terhadap
warfarin. Ini adalah alasan mengapa dokter harus menyadari penggunaan
suplemen makanan pasien mereka.
d. Jangan kombinasikan obat pengencer darah + suplemen bawang putih ,
ginkgo, atau jahe. Obat pengencer darah memiliki kemampuan
menghambat butir-butir dalam darah membentuk gumpalan. Obat jenis ini
merupakan antikoagulan yang berarti antigumpal. Gumpalan atau bekuan
darah dalam otak dapat memicu stroke. Gumpalan dalam arteri jantung
dapat menyebabkan serangan jantung.Pengencer darah yang umum adalah
warfarin (contohnya Coumadin) dan aspirin, suplemen herba feverfew
(Tanacetum parthenium), bawang putih, ginkgo (Ginkgo biloba) dan jahe
(Zingiber officinale) diminum untuk berbagai tujuan, dari mempertajam
daya ingat hingga menyembuhkan migrain. Obat-obat tadi berfungsi
mengencerkan darah. Mengkombinasikan salah satu suplemen herba
tersebut dengan obat antikoagulan dapat berbahaya, termasuk
memperlama waktu pendarahan.
e. Jangan dikombinasikan obat hipertensi + suplemen bawang putih
Obat-obatan untuk menurunkan tekanan darah tinggi yang termasuk dalam
kelompok diuretika (peluruh air seni), beta blockers, calcium channel
blockers dan angtiotensin converting enzyme (ACE) inhibitors.
Obat-obat tersebut mempunyai beberapa fungsi, misalnya menurunkan
kekuatan detak jantung atau membuat rileks pembuluh darah, beta
blockers yang umum adalah metoprolol (Lopressor) dan propranolol
(inderal). Contoh dari Calcium Channel Blcokers adalah felodipine
(plendil) dan nifedipine (Adalat dan Procardia). Contoh dari ACE
inhibitors adalah Accupril, Lotensin, Monopril dan vasotec.
Bawang putih (Allium sativum) dapat menurunkan tekanan darah. Bila
dimakan bersama-sama dengan obat yang juga menurunkan tekanan darah,
maka tekanan darah bisa menjadi terlalu rendah. Meski belum ada riset
yang jelas, tetapi harus hati-hati. Bawang putih lebih berguna/disarankan
untuk menurunkan lemak darah dan mencegah penyumbatan pembuluh
darah. Dosis herba mentahnya 2-5 gram/hari.
f. Jangan kombinasikan obat pencahar + suplemen lidah buaya, psyllium
atau senna.
Obat pencahar (laxative) menyembuhkan sembelit alias susah buang air
besar (konstipasi) dengan cara merangsang dinding usus untuk
memperlunak kotoran, sehingga kotoran mudah dibuang keluar dari tubuh.
Laxative yang umum adalah psyllium (contohnya Metamucil),
methylcellulose (Citrucel), senna (Ex Lax), magnesium hydroxyde (milk of
magnesia) dan bisacody (Dulcolax).
Suplemen herba yang bekerja sebagai pencahar, seperti lidah buaya,
Cascara Sagrada dan Senna, sebaiknya tidak dikombinasikan dengan obat
pencahar konvensional (resep dokter atau obat bebas).
Mengkombinasikan kedua jenis pencahar akan menimbulkan diare berat,
kehilangan cairan, dan ketidakseimbangan elektrolit tubuh, terutama
kalium dan natrium.
g. Jangan kombinasikan obat diuretika (peluruh air seni) + suplemen lidah
buaya atau licorice.
Obat-obat diuretika menggiatkan kerja ginjal, sehingga mengakibatkan
lebih banyak garam (terutama natrium dan kalium) dan cairan tubuh yang
terbuang melalui urine. Obat diuretika bekerja untuk menurunkan tekanan
darah dan mengurangi edema (bengkak). Dua jenis obat diuretika yang
umum adalah thiazide termasuk Diuril, Saluron dan Hydrodiuril dan loop
contohnya Lasix. Kedua jenis diuretika tersebut dapat menyebabkan
defisiensi kalium.
Suplemen licorice (Glycyrriza glabra) juga memiliki efek menurunkan
kadar kalium. Minum herba ini bersamaan dengan obat diuretika dapat
mengakibatkan kemerosotan kadar kalium, sehingga badan terasa lemah,
otot-otot sakit, kelumpuhan, dan lain-lain. Karena itu, sebaiknya hindari
mengkombinasikan suplemen licorice dengan Lasix atau obat diuretika
yang lain. Anda harus hati-hati karena licorice sering termasuk dalam
ramuan herbal. Licorrice sendiri tidak boleh digunakan tunggal atau
jangka panjang (1 bulan) apalagi dikombinasi dengan diuretika.
Penggunaan tunggal dalam waktu lama dapat menyebabkan bengkak,
kadar kalium, dan natrium berkurang, tidak menguntungkan untuk pasien
hipertensi.
Pencahar herba, misalnya lidah buaya (Aloe barbadensis), senna (Cassia
spp), dan Cascara sagrada (Rhamnus purshianus), juga mengurangi
kalium. Karena itu, tidak seharusnya diminum bersama Thiazide atau obat-
obatan diuretika lainnya.
Herba yang mempunyai efek pencahar seperti itu tidak boleh dikonsumsi
lebih dari dua minggu. Jika pencahar dan diuretika diberikan secara
bersamaan akan mengganggu keseimbangan kandungan elektrolit dalam
tubuh dan akan membahayakan.
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

a. Kesimpulan

Makanan yang mengandung zat-zat aktif yang berinteraksi dengan obat-


obatan tertentu dapat menimbulkan efek buruk yang tidak diharapkan. Zat-zat gizi
termasuk makanan, minuman dan suplemen makanan bisa mengubah efek obat
yang digunakan pasien. Karakteristik fisik dan kimia suatu obat adalah faktor
yang sangat menentukan potensi interaksinya dengan makanan.

Terjadinya interaksi makanan dengan obat tergantung pada ukuran dan


komposisi makanan serta waktu pemberian obat yang tepat dalam kaitannya
dengan makan.

Bioavailabilitas dan efek sebagian besar obat saling berikatan sehingga


perubahan bioavailabilitas merupakan suatu parameter efek interaksi obat dengan
makanan yang sangat penting. Interaksi farmakokinetik obat dengan makanan
yang paling penting disebabkan oleh perubahan absorpsi suatu obat karena reaksi
kimia yang terjadi antara obat dengan makanan atau respons fisiologi terhadap
makanan; perubahan keasaman lambung, sekresi asam empedu, atau motilitas
saluran pencernaan.

Dampak interaksi makanan dengan obat tergantung pada sejumlah faktor


seperti dosis obat, usia subjek, ukuran dan kondisi kesehatan. Terlepas dari faktor-
faktor ini, waktu konsumsi makanan dan obat juga memperlihatkan peran penting.

b. Saran

Informasi yang memadai tentang obat-obatan dan waktu minum obat bisa
membantu mencegah masalah interaksi obat.
DAFTAR PUSTAKA

http://puskesmastulakanpacitan.wordpress.com/interaksi-obat-makanan/
http://obatsakit2011.blogspot.com/2011/07/interaksi-obat-dengan-makanan-
lain.html
http://milissehat.web.id/?p=1997
http://health.detik.com/read/2012/01/19/112726/1819689/766/agar-obat-dan-
makanan-tidak-saling-sebabkan-interaksi
http://medicastore.com/artikel/310/Interaksi_Obat_&_Makanan.html
http://erzafebri.blogspot.com/2011/11/interaksi-obat-makanan.html
http://cybermed.cbn.net.id/cbprtl/cybermed/detail.aspx?x=Health+News&y=cyber
med|0|0|5|6758
http://id.hicow.com/jamu/food-and-drug-administration/st-john-wort-800247.html
http://berbagi.blogdetik.com/index.php/archives/45
http://spiritia.or.id/li/bacali.php?lino=407
http://www.sergapindonesia.com/index.php?topic=512.0;wap2
http://www.drugs.com/drug_information.html
http://interaksiobatdanmakanan/adropofinkcanmakeamillionpeoplethink.htm
http://hendrahadi.wordpress.com
http://www.untukku.com/artikel-untukku/interaksi-obat-apa-yang-patut-anda-
ketahui-untukku.html
http://www.scribd.com/doc/30293958/25305010-MAKALAH-FARMASETIKAII
Center for Drug Evaluation and Research (CDER). In Vivo Drug
Metabolism/Drug Interaction Studies – Study Design, Data Analysis, and
Recommendations for Dosing and Labeling. 1999
Larry K. Fry and Lewis D. Stegink Formation of Maillard Reaction Products in
Parenteral Alimentation Solutions J. Nutr. 1982 112: 1631-1637
Stadler RH, Blank I, Varga N, Robert F, Hau J, Guy PA, Robert MC, Riediker S.
Acrylamide from Maillard reaction products. Nature. 2002 Oct
3;419(6906):449-50.
http://kosmo.vivanews.com/news/read/211156-sembilan-makanan-pemicu-
gangguan-lambung
Lampiran

Tabel 1: contoh interaksi makanan yang dapat meningkatkan interaksi obat


No Nama obat Mekanisme solusi Aturan minum
Meningkatkan produksi
Diminum bersama
empedu, meningkatkan
1 Carbamazepin makanan
disolusi & absorbsi.

Meningkatkan nterohepatik,
Diazepam disolusi sekunder pada Tidak ada
2
sekresi asam lambung.

Diminum saat
Tidak diketahui
3 Erythromycin makan

Diberikan dengan
makanan tinggi
Obat mudah larut dalam lemak
Griseofulvin lemak, meningkatkan atau disuspensi
4
absorbsi. minyak jagung
rendah
kontraindikasi.

Menunda pengosongan
Diberikan bersama
HCT lambung, meningkatkan
5 makanan.
absorbsi usus halus.

Menunda pengosongan Diberikan pada


lambung, Meningkatkan saat
produksi empedu,
6 makan pagi, siang
Phenytoin meningkatkan disolusi & dan malam.
absorbsi.
Tabel 2: contoh interaksi makanan yang dapat menurunkan absorbsi obat
No Nama obat Mekanisme solusi Aturan minum
Terutama makanan mengandung Diminum saat
pektin bersifat absorben dan
1 Acetaminophen perut
pelindung. kosong

Mengurangi volume cairan Diminum


2 Ampicillin lambung. dengan air

Mengurangi volume cairan Diminum


3 Amoxicillin lambung. dengan air

Diminum saat
Mengubah pH lambung.
4 Acetosal perut
kosong

Tidak diketahui (ACE inhibitor). Diminum


5 Captopril
sebelum makan
Diminum saat
Obat terikat makanan tinggi serat
6 Digoxin makan

Table 3:
No Nama obat Mekanisme Keterangan
Makanan akan meningkatkan Diminum saat perut
pH lambung mencegah disolusi kosong, pagi
1 Isoniazid (INH)
& absorbsi. sebelum makan

Diminum saat perut


kosong, karena
2 Lincomycin Tidak diketahui. makanan
menghambat
absorbsi
Menghindari
pemberian
bersama makanan
yang mengandung
protein tinggi.

Menghindari
pemberian
bersama makanan
3 Methyldopa Absorbsi kompetitif.
kaya besi atau
suplemen.

Diminum saat perut


Dapat membentuk khelat
4 Penicillamine kosong
dengan kalsium atau besi.

Diminum 1 jam
Menunda pengosongan
sebelum atau 2 jam
5 Penicillin G lambung; degradasi asam
setelah makan
lambung; menghambat disolusi.

Berikatan dengan garam besi tidak boleh diminum


Tetracycline atau ion kalsium membentuk bersama susu
6
lemak. senyawa khelat yang tidak
larut.

Tabel 4: beberapa interaksi penting antara obat dan makanan


Tipe Rekomendasi
No Nama obat Efek dari interaksi
nutrien
Absorbsi Azithromycin berselang
Azithromycin
Makanan berkurang, ketersediaan 2jam
1 (Zithromax) hayatinya berkurang Diminum saat
43%, konsentrasi perut
maksimal 52%. kosong /
konsisten
Captopril Absorbsi Captopril
Makanan pada saat
2 (Capoten) berkurang.
yang sama
setiap hari
Absorbsi Erythromycin
Obat dan
Erythromycin Makanan base atau Obat dan
3
makanan
makanan

Tabel 5: beberapa obat yang diminum bersama makanan


Asam nalidiksat Carbamazepin Ethambutol Indometacin
Nitrofurantoin Pivampicillin Teofilin dan
Metformin
turunannya
Asam nikotinat & Garam besi
Cinnarizin Garam kalium
turunannya (Fe)
Oxyphenbutazone
Metoprolol Propranolol Tolbutamid

Asetosal Cotrimoxazole Glibenclamide Isoxsuprin


Phenylbutazone Reserpin
Metronidazol Triamteren

Allopurinol Doxycyclin Gliclazide Levodopa


Na-valproat
Minocyclin Pankreatin Riboflavin

Amiodaron Na-diklofenak Ibuprofen -


Naproxen Phenytoin-Na Spironolakton -
Tabel 6: Interaksi Obat-Makanan yang bermakna klinis
Akibat klinis yang
No Obat Interaksi
mungkin
Penurunan
Tetrasiklin Gagal terapi
1 ketersediaanhayati dengan
susu dan produk susu
Penurunan
Siprofloksasin Gagal terapi
2 ketersediaanhayati dengan
susu dan produk susu
Penurunan
Azitromisin Gagal terapi
3 ketersediaanhayati dengan
makanan
Penurunan
Itrakonazol Mungkin Gagal terapi
4 ketersediaanhayati dengan
makanan
Penurunan
Penisilamin Gagal terapi
5 ketersediaanhayati dg
makanan
Didanosin Makanan mengurangi Gagal terapi
6
ketersediaanhayati
Indinavir Makanan mengurangi Gagal terapi
7
ketersediaanhayati
Garlic (allicin) Aktivitas antiviral
Saquinavir
8 mengurangi berkurang
ketersediaanhayati
Atiovaquone Makanan meningkatkan Khasiat bertambah bila
9
ketersediaanhayati bersama makan
Lovodopa Protein mengurangi Menurunkan khasiat
10
transpor ke otak
11 Teofilin Makanan lemak Kemungkinan toksisitas
meningkatkan penyerapan
Makanan kaya Vitamin K
menurunkan efek
12 Warfarin melawan efek
antikoagulasi
antikoagulans
Makanan dan sari
Siklosporin mungkin toksisitas
13 grapefruit meningkatkan
kadar plasma
Gagal terapi
Penghambat MAO
Alendronate Makanan mengurangi
14 Meningkatkan kadar
ketersediaanhayati
tiramin
Krisis hipertensi
Sari Grapefruit
Terfanadin Kadar plasma bertahan
15 meningkatkan
lebih lama
ketersediaanhayati
Felodipin Makanan meningkatkan Efek samping lebih besar
16
ketersediaanhayati
Diuretik Makanan mengurangi Gagal terapi
17
ketersediaanhayati
Spironolakton Makanan mengurangi Khasiat bertambah bila
18
ketersediaanhayati bersama makan
Propranolol Makanan menambah Efek samping bertambah
19
ketersediaanhayati
Resep I
Hanya berlaku di Apotik RSUP Persahabatan

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

RUMAH SAKIT UMUM PUSAT PERSAHABATAN

JL. PERSAHABATAN-JAKARTA

Dokter : dr. Bulkir

Ruang rawat : Soka atas

Unit : Paru

Jakarta, 5 Mei 2012

R/ NaCl 0,9% 500cc No. II

S pro infus

R/ Ceftazidim 1g No. II

S 2dd1

R/ Azithromycin 500mg No. I

S 1dd1

R/ Ranitidin amp No. I

S 2dd1 inj

R/ Ventolin nebulz No. IV

S 4dd1

R/ Spuit 3cc No. II

S pro inj

R/ Aminophyllin amp No. II

S pro inj

Nama Pasien : Tn. Sarifin

Umur : 19 tahun
1. NaCl 0,9%
 Indikasi:
Mengatur kandungan air, membantu menjaga keseimbangan cairan
dalam tubuh, membantu dalam transmisi impuls saraf ke otak, membantu
dalam kontraksi dan relaksasi otot.
 Interaksi:
Tidak ada interaksi antara NaCl dengan makanan.
2. Seftazidim
 Indikasi :
 Infeksi Pseudomonas aeroginosa, organisme aerobik gram-negatif,
terapi empirik dari febrile, pasien granulocytopenic.
 Septikemia (keracunan darah oleh bakteri patogenik dan/atau zat-
zat yang dihasilkan oleh bakteri tersebut), bakteremia (beredarnya
bakteri dalam darah), meningitis (radang selaput otak), pneumonia
(radang parenkim paru), pleuritis (radang selaput dada).
 Infeksi pada penderita imunosupresan.
 Infeksi saluran nafas bagian bawah.
 Interaksi dengan makanan : Tidak dipengaruhi oleh makanan.
3. Azithromycin
 Indikasi:
Infeksi saluran napas bawah dan atas, kulit, dan penyakit hubungan
seksual.
 Interaksi dengan makanan :
 Absorbsi azithromycin turun ketika diminum saat makan, sehingga
bioavailabilitas turun 43%.
 Makanan yang mengandung aluminium dan magnesium
mengurangi kadar puncak plasma (rate of absorption) azitromisin,
namun nilai AUC (extent of absorption) tak berubah.
 Mekanisme:
 aluminium dan magnesium mengurangi kadar puncak plasma (rate
of absorption) azitromisin, namun nilai AUC (extent of absorption)
tak berubah.
4. Ventolin (Sabutamol Sulfat)
 Indikasi:
Mengurangi bronkospame akibat asma bronkial, bronkhitis kronis,
emfisema dan kondisi bronkhospastik yang lain.
 Interaksi dengan makanan:
 Caffein.
 Mekanisme interaksi dengan makanan:
 Caffein menstimulasi CNS.
5. Ranitidin
 Indikasi:
Pemeliharaan untuk tukak lambung, tukak duodenum, tukak ringan
akti, pemeliharaan untuk refluks gastroesofagus dan esofagitis erosif,
pemeliharaan kondisi hipersekresi patologis, meringankan heartburn, acid
indigestion, dan lambung asam.
 Interaksi dengan makanan dan mekanismenya:
 Tomat: Rasa asam pada buah berwarna merah ini bisa merangsang
produksi asam ekstra pada pencernaan dalam perut. Akibatnya,
asam bisa kembali ke kerongkongan, memperparah kerongkongan
sensitif, bahkan bisa merusak lapisan kerongkongan.
 Peppermint: Mint meningkatkan kemungkinan refluks asam karena
melemaskan otot yang terletak di ujung kerongkongan, sehingga
membuat asam dari perut kembali ke pipa makanan.
 Kacang-kacangan: Kandungan oligosakarida dapat menghasilkan
gas di usus. Oligosakarida merupakan sejenis gula kompleks yang
terdiri dari molekul besar bagi usus kecil. Selain itu, tubuh tidak
dapat memecah gula kompleks ini karena tidak memiliki enzim
untuk melakukannya.
 Kopi: Asam dalam kopi dapat mengiritasi lapisan lambung, yang
dapat menyebabkan produksi asam klorida berlebihan. Ini memicu
gangguan pencernaan dan refluks, terutama bagi mereka yang
rentan terhadap mulas.
 Brokoli: Bagi mereka yang memiliki gangguan pada usus besar,
brokoli dapat menyebabkan gangguan perut. Makanan berserat
larut, yang tidak rusak hingga mencapai usus besar, ini juga
mengandung raffinose, gula kompleks yang menghasilkan gas
seperti pada kacang-kacangan.
 Makanan berlemak: Makanan berlemak memakan waktu lebih
lama untuk larut dalam tubuh, sehingga tertahan di perut untuk
jangka waktu lama. Akibatnya, tubuh secara otomatis
menghasilkan asam lambung ekstra untuk membantu pencernaan.
Perlu diketahui bahwa makan terlalu banyak juga akan
menyebabkan keterlambatan dalam pencernaan dan akan
merangsang lambung untuk mengeluarkan asam lebih.
 Minuman dingin: Minuman es dingin dapat menonaktifkan enzim
percernaan, dan menyebabkan gangguan pencernaan.
 Cokelat: Cokelat mengandung kafein, agen lain yang mendorong
perut untuk menghasilkan kelebihan asam. Cokelat mengandung
theobromine, senyawa yang terjadi secara alami di banyak tanaman
seperti kakao, teh dan tanaman kopi, dan senyawa ini memiliki
kemampuan untuk mengendurkan otot sfingter esofagus,
membiarkan asam lambung naik ke kerongkongan.
6. Aminophyllin
 Indikasi:
Menghilangkan dan atau mencegah gejala-gejala asma &
bronkhospasme yang bersifat reversibel yang berhubungan dengan
bronkhitis kronis & emfisema pada oarang dewasa & anak berusia lebih
dari 12 tahun.
 Interaksi dengan makanan :
 Makanan lemak tinggi, cafein.
 Karbohidrat.
 Mekanisme interaksi dengan makanan:
 Makanan lemak tinggi, cafein meningkatkan efek samping teofilin
(terjadi gangguan di jantung, palpitasi).
 karbohidrat seperti nasi akan menurunkan jumlah teofilin yang
terabsorpsi.
Penatalaksanaan Resep I :
 Didiagnosa pasien menderita infeksi saluran pernafasan seperti asma,
sesak dan mengalami gastritis.
 Pasien harus mengkonsumsi azithromycin sebelum makan agar efek kerja
yang diharapkan maksimal serta biovailabilitasnya bisa mencapai
persentasi yang diharapkan.
 Infus NaCl 0,9% dan ceftazidim injeksi tidak terpengaruh oleh makanan
sehingga dapat diberikan sebelum atau sesudah makan.
 Karena pasien menderita asma, maka pasien harus dapat menghindari
makanan dan minuman yang dapat memicu bronkospasme maupun
bronkokonstriksi seperti coffein, rokok, dan lain-lain.
 Karena pasien menderita gastritis, maka harus dapat menghindari makanan
yang dapat memicu sekresi asam lambung.
Resep II
Hanya berlaku di Apotik RSUP Persahabatan

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

RUMAH SAKIT UMUM PUSAT PERSAHABATAN

JL. PERSAHABATAN-JAKARTA

Dokter : dr. Wiendosyah

Ruang rawat : GSB

Unit : Paru

Jakarta, 5 Mei 2012

R/ Meropenem 1g No. III

S 3dd 1g

R/ NaCl 0,9% 100cc No. III

S 3dd 100cc

R/ Methylprednisolon 125mg No. III

S 3dd 125mg

R/ Ranitidin amp No. II

S 2dd 1amp

R/ Curcuma tab No. X

S 3dd1

R/ CaCO3 500mg No. X

S 3dd1

R/ Spuit 3cc No. III

S pro inj

Nama Pasien : Tn. Satyo Utomo

Umur : 34 tahun
1. Meropenem
 Indikasi :
Pneumonia (radang parenkim paru), infeksi saluran kemih,
endometritis (radang selaput lendir rahim), infeksi kandungan, infeksi kulit
& struktur kulit, pneumonia yang didapat dari rumah sakit, peritonitis
(radang selaput perut), infeksi pada pasien yang menderita neutropenia
(penurunan jumlah sel darah putih neutrofil dalam darah), septikemia
(keracunan darah oleh bakteri patogenik dan atau zat-zat yang dihasilkan
oleh bakteri tersebut), meningitis (radang selaput otak), bronkhitis kronis,
infeksi saluran kemih tanpa komplikasi.
 Interaksi dengan makanan : Tidak ada interaksi dengan makanan.
2. Methylprednisolon
 Indikasi :
Abnormalitas fungsi adrenokortikal, penyakit kolagen, keadaan
alergi dan peradangan pada kulit dan saluran pernafasan tertentu, penyakit
hematologik, hiperkalsemia sehubungan dengan kanker.
 Interaksi dengan makanan :
 Grapefruit juice meningkatkan AUC dan level plasma puncak
methyilprednisolon.
 Mekanisme interaksi:
 Waktu untuk mencapai level pucak ditingkatkan dan eliminasi
setengahnya ditingkatkan 35 %.
3. Ranitidin
 Indikasi:
Pemeliharaan untuk tukak lambung, tukak duodenum, tukak ringan
akti, pemeliharaan untuk refluks gastroesofagus dan esofagitis erosif,
pemeliharaan kondisi hipersekresi patologis, meringankan heartburn, acid
indigestion, dan lambung asam.
 Interaksi dengan makanan dan mekanismenya:
 Tomat: Rasa asam pada buah berwarna merah ini bisa merangsang
produksi asam ekstra pada pencernaan dalam perut. Akibatnya,
asam bisa kembali ke kerongkongan, memperparah kerongkongan
sensitif, bahkan bisa merusak lapisan kerongkongan.
 Peppermint: Mint meningkatkan kemungkinan refluks asam karena
melemaskan otot yang terletak di ujung kerongkongan, sehingga
membuat asam dari perut kembali ke pipa makanan.
 Kacang-kacangan: Kandungan oligosakarida dapat menghasilkan
gas di usus. Oligosakarida merupakan sejenis gula kompleks yang
terdiri dari molekul besar bagi usus kecil. Selain itu, tubuh tidak
dapat memecah gula kompleks ini karena tidak memiliki enzim
untuk melakukannya.
 Kopi: Asam dalam kopi dapat mengiritasi lapisan lambung, yang
dapat menyebabkan produksi asam klorida berlebihan. Ini memicu
gangguan pencernaan dan refluks, terutama bagi mereka yang
rentan terhadap mulas.
 Brokoli: Bagi mereka yang memiliki gangguan pada usus besar,
brokoli dapat menyebabkan gangguan perut. Makanan berserat
larut, yang tidak rusak hingga mencapai usus besar, ini juga
mengandung raffinose, gula kompleks yang menghasilkan gas
seperti pada kacang-kacangan.
 Makanan berlemak: Makanan berlemak memakan waktu lebih
lama untuk larut dalam tubuh, sehingga tertahan di perut untuk
jangka waktu lama. Akibatnya, tubuh secara otomatis
menghasilkan asam lambung ekstra untuk membantu pencernaan.
Perlu diketahui bahwa makan terlalu banyak juga akan
menyebabkan keterlambatan dalam pencernaan dan akan
merangsang lambung untuk mengeluarkan asam lebih.
 Minuman dingin: Minuman es dingin dapat menonaktifkan enzim
percernaan, dan menyebabkan gangguan pencernaan.
 Cokelat: Cokelat mengandung kafein, agen lain yang mendorong
perut untuk menghasilkan kelebihan asam. Cokelat mengandung
theobromine, senyawa yang terjadi secara alami di banyak tanaman
seperti kakao, teh dan tanaman kopi, dan senyawa ini memiliki
kemampuan untuk mengendurkan otot sfingter esofagus,
membiarkan asam lambung naik ke kerongkongan.
4. Curcuma tablet
 Indikasi :
Membantu memelihara kesehatan fungsi hati, memperbaiki nafsu
makan dan melancarkan buang air besar.
 Interaksi dengan makanan : Tidak ada interaksi dengan makanan.
5. Kalsium karbonat
 Indikasi :
Sebagai antasida dan sebagai suplemen kalsium.
 Interaksi dengan makanan : Tidak ada iteraksi dengan makanan.
Penatalaksanaan Resep II :
 Pasien diduga menderita penyakit peradangan pada paru sehingga diberi
antibiotik meropenem dan kortikosteroid methylprednisolon serta
diberikan ranitidin injeksi untuk mencegah terjadinya iritasi lambung
akibat penggunaan kortikosteroid.
 Pasien juga diberi kalsium karbonat untuk menghindari efek samping
akibat pemakaian methylprednisolon.
 Pasien juga diberikan curcuma tablet untuk menjaga fungsi hatinya.
 Obat-obat yang diberikan tidak ada interaksi dengan makanan maupun
dengan suplemen kecuali ranitidin, perlu dihindari makanan yang dapat
memicu sekresi asam lambung.
 Jangan berikan bersamaan dengan grapefruit.
Resep III
Hanya berlaku di Apotik RSUP Persahabatan

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

RUMAH SAKIT UMUM PUSAT PERSAHABATAN

JL. PERSAHABATAN-JAKARTA

Dokter :

Ruang rawat :

Unit : Paru

Jakarta, 6 Mei 2012

R/ Rifampicin 450 No. II

S 2dd1

R/ INH 300 No. I

S 1dd1

R/ PZA 500mg No. IV

S 1dd II

R/ Ethambutol 500mg No. IV

S 1dd II

R/ HP Pro No. X

S 2dd1

R/ Imboost tab No. VI

S 2dd1

Nama Pasien : Ny. Siti

Umur : -
1. Rifampicin
 Indikasi :
 Tuberkulosis, dalam kombinasi dengan obat lain
 Infeksi M. Leprae
 Profilaksis meningitis meningococcal dan infeksi
haemophilus influenzae
 Brucellosis, penyakit legionnaires, endocarditis dan infeksi
staphylococcus yang berat dalam kombinasi dengan obat
lain.
 Interaksi dengan makanan :
 Makanan dapat mengakibatkan penundaan absorpsi (delay) atau
sedikit menurunkan kadar puncak, menunda atau mengnurangi
absrobsi rifampisin dari usus, ethanol (dapat meningkatkan resiko
hepatotoksisitas).
 Mekanisme: Belum diketahui.
2. Isoniazid
 Indikasi :
Tuberkulosis dikombinasi dengan obat tuberkulosis lainnya.
 Interaksi dengan makanan :
 Dengan ikan dan keju dan makanan kaya folat, niasin,
magnesium menghambat bioavaibilitasny.
 Resiko toksisitas histamin (sakit kepala hebat, gatal &
kemerahan pada kulit, nyeri abdomen, takikardi, mata
kabur, sesak nafas, diare, muntah)
 Mekanisme interaksi:
 Menunda pengosongan lambung sehingga absorbsi
selanjutnya di usus dihambat.
 Meningkatkan kadar histamin dan menurunkan MAOI.
3. Pyrazinamida
 Indikasi :
Tuberkulosis, dalam kombinasi dengan obat lain.
 Interaksi dengan makanan :
 Dengan makanan tinggi lemak meningkatan lebih kurang
dua kali lipat level puncak maksimal tetapi tidak mengubah
efek farmakokinetiknya.
 Mekanisme:
 Belum dipahami.
4. Ethambutol
 Indikasi :
Tuberkulosis, dalam kombinasi dengan obat lain
 Interaksi dengan makanan :
 Sarapan tinggi lemak hanya memberikan sedikit perubahan
pada farmakokinetiknya.
 Mekanisme:
 Belum dipahami.
5. HP Pro (Fructus Schizandrae (Extract siccum) 7,5 mg)
 Indikasi :
Digunakan untuk menghentikan nekroinflamasi hepar,
meningkatkan kemampuan detoksifikasi (menetralkan racun) sel hepar
terhadap bahan toksik, mencegah kerusakan sel hepar akibat lipid
peroksida, mencegah kerusakan sel hepar akibat radikal bebas,
meningkatkan salah satu enzim anti oksidan fisiologi sel hepar yang
penting yaitu super oxide dismutase (SOD), menstimulasi sintesa albumin
& glikogen oleh sel hepar.
 Interaksi : Tidak ada interaksi dengan makanan.
6. Imboost tab
 Komposisi :

Tiap kaplet salut selaput mengandung : %AKG*


Echinacea dry extr 250 mg -
Zn Picollnate 10 mg 95,24
 Indikasi :
Membantu memperbaiki daya tahan tubuh
 Interaksi : Tidak ada interaksi dengan makanan.
Penatalaksanaan Resep III :
 Pasien menderita TBC, dapat dilihat dari kombinasi obat rifampicin,
isoniazid, pyrazinamid serta ethambutol. Merupakan kombinasi yang
sesuai untuk TBC. Hanya saja, sebaiknya perlu ditambah vitamin B6
untuk mencegah efek samping neurotropik dari isoniazid.
 Rifampicin dan isoniazid sebaiknya diberikan pada saat perut kosong (1
jam atau 2 jam sebelum atau sesudah makan) agar absorbsi tidak
terganggu.
 Pyrazinamid dan ethambutol dapat diberikan sesudah makan karena
absorbsi tidak terganggu oleh adanya makanan.
 Pemberian obat-obat tersebut harus teratur dan jangan sampai terlewatkan
agar efek yang diharapkan dapat tercapai.
 Pemakaian obat-obat ini membutuhkan waktu yang lama agar dapat
sembuh oleh karena itu perlu diberikan suplemen HP Pro yang dapat
mencegah kerusakan hati akibat penggunaan obat-obat tersebut terutama
rifampicin serta diberikan imboost tablet yang berfungsi untuk menjaga
daya tahan tubuh pasien.
Resep IV
Hanya berlaku di Apotik RSUP Persahabatan

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

RUMAH SAKIT UMUM PUSAT PERSAHABATAN

JL. PERSAHABATAN-JAKARTA

Dokter : dr. Andri P.

Ruang rawat : Melati atas

Unit : IPD

Jakarta, 5 Mei 2012

R/ NaCl 0,9% 500cc No. III

S 3dd1

R/ Ceftriaxon 1g No. II

S 1dd 2g

R/ Tramadol amp No. III

S 3dd1amp

R/ Ranitidin amp No. II

S 2dd1amp

R/ Azithromycin 500mg No. I

S 1dd1

R/ PCT 500mg No. III

S 3dd1

R/ KSR tab No. II

S 2dd1

R/ New diatab No. VI

S 3dd II

R/ Bisolvon inh amp No. III

S 3dd1

R/ Ventolin nebulz No. III

S 3dd1
Nama Pasien : Tn. Suwarno

Umur : 48 tahun

1. Seftriakson
 Indikasi:
Pengobatan infeksi saluran pernafasan bawah, kulit dan struktur
kulit, tulang dan sendi, saluran kemih; pengobatan penyakit radang
panggul, infeksi intra-abdomen, gonore, meningitis dan septicemia karena
rentan.
 Interaksi dengan makanan : Tidak ada interkasi dengan makanan.
2. Tramadol
 Indikasi:
Tramadol efektif untuk mengobati nyeri eksperimental dan klinis,
tanpa menimbulkan efek samping serius terhadap sistem kardiovaskuler
maupun pernapasan. Obat ini juga tidak menyebabkan ketergantungan.
 Interaksi:
 Minuman beralkohol (meningkatkan efek depresi).
 Makanan kaya lemak.
 Mekanisme interaksi:
 Alkohol dan tramadol sevara bersamaan menekan sistes
saraf pusat sehingga dapat menimbulkan interaksi
sinergisme bahkan mungkin dapat bersifat potensiasi.
 Makanan kaya lemak mempunya bioekuivalensi dengan
makanan kaya lemak.
3. Ranitidin
 Indikasi:
Terapi jangka pendek dan pemeliharaan untuk tukak lambung,
tukak duodenum, tukak ringan aktif, terapi jangka pendek dan
pemeliharaan untuk refluks gastroesofagus dan esofagitis erosif, terapi
jangka pendek dan pemeliharaan kondisi hipersekresi patologis, sebagai
bagian regimen multiterapi eradikasi H. pylori untuk mengurangi risiko
kekambuhan tukak, meringankan heartburn, acid indigestion, dan lambung
asam.
 Interaksi dengan makanan dan mekanismenya:
 Tomat: Rasa asam pada buah berwarna merah ini bisa merangsang
produksi asam ekstra pada pencernaan dalam perut. Akibatnya,
asam bisa kembali ke kerongkongan, memperparah kerongkongan
sensitif, bahkan bisa merusak lapisan kerongkongan.
 Peppermint: Mint meningkatkan kemungkinan refluks asam karena
melemaskan otot yang terletak di ujung kerongkongan, sehingga
membuat asam dari perut kembali ke pipa makanan.
 Kacang-kacangan: Kandungan oligosakarida dapat menghasilkan
gas di usus. Oligosakarida merupakan sejenis gula kompleks yang
terdiri dari molekul besar bagi usus kecil. Selain itu, tubuh tidak
dapat memecah gula kompleks ini karena tidak memiliki enzim
untuk melakukannya.
 Kopi: Asam dalam kopi dapat mengiritasi lapisan lambung, yang
dapat menyebabkan produksi asam klorida berlebihan. Ini memicu
gangguan pencernaan dan refluks, terutama bagi mereka yang
rentan terhadap mulas.
 Brokoli: Bagi mereka yang memiliki gangguan pada usus besar,
brokoli dapat menyebabkan gangguan perut. Makanan berserat
larut, yang tidak rusak hingga mencapai usus besar, ini juga
mengandung raffinose, gula kompleks yang menghasilkan gas
seperti pada kacang-kacangan.
 Makanan berlemak: Makanan berlemak memakan waktu lebih
lama untuk larut dalam tubuh, sehingga tertahan di perut untuk
jangka waktu lama. Akibatnya, tubuh secara otomatis
menghasilkan asam lambung ekstra untuk membantu pencernaan.
Perlu diketahui bahwa makan terlalu banyak juga akan
menyebabkan keterlambatan dalam pencernaan dan akan
merangsang lambung untuk mengeluarkan asam lebih.
 Minuman dingin: Minuman es dingin dapat menonaktifkan enzim
percernaan, dan menyebabkan gangguan pencernaan.
 Cokelat: Cokelat mengandung kafein, agen lain yang mendorong
perut untuk menghasilkan kelebihan asam. Cokelat mengandung
theobromine, senyawa yang terjadi secara alami di banyak tanaman
seperti kakao, teh dan tanaman kopi, dan senyawa ini memiliki
kemampuan untuk mengendurkan otot sfingter esofagus,
membiarkan asam lambung naik ke kerongkongan.
4. Azithromycin
 Indikasi:
Infeksi saluran napas bawah dan atas, kulit, dan penyakit hubungan
seksual.
 Interaksi dengan makanan :
 Absorbsi azithromycin turun ketika diminum saat makan, sehingga
bioavailabilitas turun 43%.
 Makanan yang mengandung aluminium dan magnesium
mengurangi kadar puncak plasma (rate of absorption) azitromisin,
namun nilai AUC (extent of absorption) tak berubah.
 Mekanisme Interaksi obat dengan makanan:
 Aluminium dan magnesium mengurangi kadar puncak plasma
(rate of absorption) azitromisin, namun nilai AUC (extent of
absorption) tak berubah.
5. Paracetamol
 Indikasi :
Analgetik antipiretik.
 Interaksi dengan makanan:
 Kol dan Brussel spruits menginduksi 16% AUC PCT, 17%
meningkatkan clearence, dan 8% meningkatkan urinasi.
 Alcohol (tape ketan dan beras) karena akan mengakibatkan resiko
pendarahan dilambung dan kerusakan hati.
 Mekananisme Interaksi:
 Kebanyakan makanan, seperti karbohidrat, lemak, protein, pektin
menunda waktu pengosongan lambung dari PCT.
6. KSR (kalium)
 Indikasi:
Mengobati dan mencegah hipokalemia.
 Interaksi dengan makanan: Tidak ada interaksi dengan makanan.
7. New diatab (Atalpugit)
 Indikasi:
Pengobatan gejala-gejala diare akibat keracunan makanan dan zat
racun dari bakteri & virus.
 Interaksi dengan makanan:
 Makanan yang Vitamin K (bayam, brussel spruits).
 Mekanisme interaksi dengan makanan:
 Antagonis atalpugit dengan platelisasi.
8. Bisolvon nebulz (Bromhexin)
 Indikasi:
Untuk batuk berdahak, batuk yang disebabkan flu, batuk karena
asma dan bronkhitis akut atau kronis.
 Interaksi dengan makanan : Tidak ada interaksi dengan makanan.
9. Ventolin Nebuls (Salbutamol sulfat)
 Indikasi:
Menghilangkan asma bronkial, bronkhitis kronis, emfisema, &
kondisi bronkhospastik yang lain.
 Interaksi dengan makanan:
 Caffein
 Mekanisme interaksi dengan makanan:
 Caffein menyebabkan stimulasi CNS.
Penatalaksanaan Resep IV :
 Pasien diduga menderita asma, diare, nyeri serta gastritis.
 Penggunaan azihtromycin ssebaiknya sebelum makan agar absorbsi tidak
terganggu.
 Pasien sebaiknya menghindari makanan dan minuman yang dapat memicu
bronkokonstriksi dan bronkospasme agar asma tidak semakin parah.
 Sebaiknya new diatab diminum sebelum mengkonsumsi obat-obat lain
agar obat-obat tersebut tidak terserap dan tereliminasi oleh new diatab.
 Pasien perlu menghindari makanan ataupun minuman yang dapat memicu
sekresi asam lambung.
 Paracetamol dan tramadol sebaiknya diminum sesudah makan untuk
menghindari iritasi lambung.
 Jangan makan makanan yang mengandung kalium tinggi agar tidak terjadi
hiperkalemia akibat mengkonsumsi KSR secara bersamaan.
Resep V
Hanya berlaku di Apotik RSUP Persahabatan

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

RUMAH SAKIT UMUM PUSAT PERSAHABATAN

JL. PERSAHABATAN-JAKARTA

Dokter : dr. Lidya

Unit : ICCU

Jakarta, 6 Mei 2012

R/ Narfoz 4mg iv No. III

S 3dd4mg

R/ Lasix 20mg iv No. IV

S 2dd4mg

R/ OMZ 20mg No. II

S 2dd20mg

R/ Combivent nebulz No. III

S pro inh

R/ Diazepam 2mg No. II

S 2dd2mg

R/ ISDN 5mg No. II

S 2dd5mg

R/ Aldactone 25mg No. I

S 1dd25mg

R/ Ascardia 80mg No. I

S 1dd80mg

R/ Rifampicin 450mg No. I

S 1dd450mg

R/ INH 300mg No. I

S 1dd300mg

R/ Spuit 10cc, 5cc, 3cc No. III


Nama Pasien : Tn. Saman

1. Narfoz (ondansetron)
 Indikasi:
Mencegah dan mengobati mual-muntah akut pasca bedah (PONV),
mencegah dan mengobati mual-muntah pasca kemoterapi pada penderita
kanker,mencagah dan mengobati mual-muntah pasca radioterapi pada
penderita kanker.
 Interaksi dengan makanan:
 Benzopiren adalah produk yang tidak sempurna dari pembakaran
pada temperatur antara 300°C dan 600°C (steak, barbeque, rokok,
hamburger).
 Makanan akan meniakkan sedikit bioavaibilitas ondansetron.
 Mekanisme interaksi dengan makanan:
 Benzopiren menginduksi enzim sitokrom P 450.
 Makanan meningkatkan AUC sampai 17%.
2. Lasix (furosemid)
 Indikasi:
Mengurangi pembengkakan dan retensi cairan yang disebabkan
oleh berbagai masalah kesehatan, termasuk penyakit jantung atau hati,
terapi perawatan pada penderita tekanan darah tinggi.
 Interaksi dengan makanan:
 Furosemid bioavaibilitasnya diturunkan dengan adanya makanan.
 Mekanisme interaksi obat dengan makanan:
 Belum dipahami.
3. OMZ (omeprazol)
 Indikasi:
Pengobatan jangka pendek tukak duodenal yang tidak responsif
terhadap obat-obat antagonis reseptor H2, engobatan jangka pendek tukak
lambung, pengobatan refluks esofagitis erosif/ulceratif yang telah
didiagnosa melalui endoskopi, pengobatan jangka lama pada sindrom
Zollinger Ellison.
 Interaksi dengan makanan:
 Grapefruit menignkatkan AUC omeprazol.
 Ginko biloba meningkatkan metabolisme omeprazol.
 Mekanisme interaksi obat dengan makanan:
 Grapefruit menghambat efek metabolisme omeprazol oleh dengan
menghambat sitokrom P450 isoenzyme CYP3A4.
 Ginkobiloba meningkatkan hidroksilasi omeprazol dengan induksi
sitrokom P450 isenzyme CYP2C19.
4. Combivent nebuls
 Per 2.5 mL unit dosis vial : Ipratropium Br 0.5 mg, salbutamol sulphate
2.5 mg.
 Indikasi :
Pengobatan bronkhospasme yang berhubungan dengan penyakit
penyumbatan paru kronis sedang sampai berat pada pasien yang
memerlukan lebih dari satu bronkhodilator.
 Interaksi dengan makanan : Tidak ada interaksi dengan makanan.
5. Diazepam
 Indikasi:
Untuk pengobatan jangka pendek pada gejala ansietas. Sebagai
terapi tambahan untuk meringankan spasme otot rangka karena inflamasi
atau trauma; nipertdnisitairotot (kelaTrian motorik serebral, paraplegia).
Digunakan juga untuk meringankan gejala-gejala pada penghentian
alkohol akut dan premidikasi anestesi.
 Interaksi:
 Makanan dapat menunda dan mengurangi efek hipnotiknya.
 Grapefruit meningkatkan AUC nya.
 Echinacea meningkatkan bioavaibiltasnya.
 Mekanisme interaksi obat dengan makanan:
 Grapefruit menurunkan metabolismenya dengan cara menghambat
enzim sitokrom P450 isoenzyme CYP3A4.
 Echinacea mendesak efek antagonis sitokrom P450 isoenzyme
CYP3A di hati dan usus.
6. ISDN (isosorbit dinitrat)
 Indikasi:
Pencegahan dan pengobatan angina pektoris; untuk gagal jantung
kongestif; untuk mengurangi rasa nyeri, disfagia dan spasme pada
esofagus dengan reflak gastroesofagus.
 Interaksi dengan makanan:
Obat ini bisa diberikan tanpa terpengaruh oleh adanya makanan.
7. Aldactone (sprinolactone)
 Indikasi:
Gangguan edematosa, gagal jantung kongestif, sirosis hati,
sindroma nefrotik, edema idiopatik, diagnosis & pengobatan
aldosteronisme primer, hipertensi, hirsutisme (pertumbuhan rambut
berlebihan pada wanita menurut pola pertumbuhan pertumbuhan rambut
laki-laki).
 Interaksi dengan makanan:
 Makanan mungkin meningkatkan plasma level sprinolakton tetapi
tidak merubah efikkasinya.
 Mekanisme interaksi obat dengan makanan:
 Meningkatkan AUC nya tetapi tidak mengubah menjadi hipotensi.
8. Ascardia (asam asetil salisilat)
 Indikasi:
Obat jangka panjang dalam dosis rendah untuk mencegah
penyumbatan pembuluh darah, stroke dan serangan jantung. Antiplatelet.
 Interaksi:
 Makanan menurunkan absorbsi aspirin dan plasma level maksimal
diturunkan 18%.
 Makanan kaya vitamin K.
 Mekanisme interaksi obat dengan makanan:
 Belum diketahui
 Makanan kaya vitamin K menurunkan efek plateletnya.
9. Rifampicin
 Indikasi :
 Tuberkulosis, dalam kombinasi dengan obat lain
 Infeksi M. Leprae
 Profilaksis meningitis meningococcal dan infeksi
haemophilus influenzae
 Brucellosis, penyakit legionnaires, endocarditis dan infeksi
staphylococcus yang berat dalam kombinasi dengan obat
lain.
 Interaksi dengan makanan :
 Makanan dapat mengakibatkan penundaan absorpsi (delay) atau
sedikit menurunkan kadar puncak, menunda atau mengnurangi
absrobsi rifampisin dari usus, ethanol (dapat meningkatkan resiko
hepatotoksisitas).
 Mekanisme: Belum diketahui.
10. Isoniazid
 Indikasi :
Tuberkulosis dikombinasi dengan obat tuberkulosis lainnya.
 Interaksi dengan makanan :
 Dengan ikan dan keju dan makanan kaya folat, niasin,
magnesium menghambat bioavaibilitasny.
 Resiko toksisitas histamin (sakit kepala hebat, gatal &
kemerahan pada kulit, nyeri abdomen, takikardi, mata
kabur, sesak nafas, diare, muntah)
 Mekanisme interaksi:
 Menunda pengosongan lambung sehingga absorbsi
selanjutnya di usus dihambat.
 Meningkatkan kadar histamin dan menurunkan MAOI.
Penatalaksanaan Resep V :

 Pasien diduga menderita asma, TBC, gangguan jantung dan gangguan


gastritis.
 Obat-obat yang diberikan banyak yang berinteraksi dengan makanan, oleh
karena itu penggunaan harus hati-hati.
 Selain itu, ada obat yang berinteraksi dengan obat lain dalam resep.
Penggunaan diazepam perlu di beri jarak dengan omeprazole agar bersihan
diazepam tidak terganggu.
 Rifampicin dan isoniazid harus diberikan sebelum makan agar absorbsi
tidak terganggu.
 Sebaiknya perlu diberikan preparat kalium untuk mencegah hipokalemia
akibat penggunaan diuretik.
 Hati-hati pengguanan herbal karena dapat berinteraksi dengan omperazole
dan asetosal
 Jangan mengonsumsi suplemen atau makanan yang kaya vitamin K,
karena mengurangi efek dari asetosal

Anda mungkin juga menyukai