Di susun oleh:
NURHIDAYAT 0904015204
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF.DR.HAMKA
JAKARTA
2012
BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar belakang
Tiap saat ketika suatu makanan atau minuman mengubah efek suatu obat,
perubahan tersebut dianggap sebagai interaksi obat-makanan. Interaksi seperti itu
bisa terjadi. Tetapi tidak semua obat dipengaruhi oleh makanan, dan beberapa
obat hanya dipengaruhi oleh makanan-makanan tertentu. Interaksi obat-makanan
dapat terjadi dengan obat-obat yang diresepkan, obat yang dibeli bebas, produk
herbal, dan suplemen diet. Meskipun beberapa interaksi mungkin berbahaya atau
bahkan fatal pada kasus yang langka, interaksi yang lain bisa bermanfaat dan
umumnya tidak akan menyebabkan perubahan yang berarti terhadap kesehatan
Anda.
Makanan dan obat dapat berinteraksi dalam banyak cara yang berbeda.
Sering, zat tertentu di dalam makanan memberikan efek. Perubahan-perubahan
lain dapat disebabkan oleh jumlah protein dalam diet Anda, atau bahkan cara
makanan tersebut disiapkan. Salah satu cara yang paling umum makanan
mempengaruhi efek obat adalah dengan mengubah cara obat-obat tersebut
diuraikan ( dimetabolisme ) oleh tubuh Anda. Jenis protein yang disebut enzim,
memetabolisme banyak obat. Beberapa makanan dapat membuat enzim-enzim ini
bekerja lebih cepat atau lebih lambat, baik dengan memperpendek atau
memperpanjang waktu yang dilalui obat di dalam tubuh. Jika makanan
mempercepat enzim, obat akan lebih singkat berada di dalam tubuh dan dapat
menjadi kurang efektif. Jika makanan memperlambat enzim, obat akan berada
lebih lama dalam tubuh dan dapat menyebabkan efek samping yang tidak
dikehendaki.
Kita sering terjebak pada pemikiran bahwa vitamin dan mineral adalah
zat-zat yang menyehatkan tubuh, bisa melawan penyakit, berfungsi sebagai
antioksidan, yang tentunya makin banyak dikonsumsi akan makin baik.Muncul
persepsi bahwa makanan suplemen aman-aman saja dikonsumsi bersamaan
dengan obat-obat kimia, bahkan bisa mendukung pengobatan. Sayangnya ini tidak
selalu benar, kandungan aktif suplemen buatan maupun suplemen alami ada yang
meningkatkan daya serap tubuh terhadap obat-obat tertentu, tetapi ada juga yang
menghambat, atau bahkan membuangnya. Bahayanya adalah, kandungan obat
tersebut dalam darah menjadi terlalu tinggi (overdosis/keracunan) atau terlalu
rendah (tidak efektif untuk pengobatan). Benarkah obat alami itu aman? Lebih
baik dari obat kimia buatan pabrik? Belum tentu! Bawang putih, jahe, ginseng,
ginko biloba, echinacea, dan sebagainya sering dipasarkan sebagai obat alami
yang aman karena 100% murni terbuat dari tanaman. Tetapi produk tanaman itu
terdiri atas beratus-ratus atau bahkan beribu-ribu zat aktif. Sebagian mungkin
berkhasiat obat, tetapi sebagian yang lain bisa saja beracun, atau memberikan efek
buruk lainnya bagi tubuh. Buah, daun, bunga, biji, atau akarnya kadang
memberikan efek yang berbeda-beda, bahkan berlawanan. Perlu pengetahuan
khusus, penanganan khusus, dan takaran yang tepat agar dapat mengkonsumsi
obat alami secara aman.
b. Tujuan
Mengetahui kandungan dan efek dari makanan terhadap
farmakokinetik dan farkodinamika obat.
Menghilangkan interaksi obat dengan penatalaksanaan yang sesuai.
Mengurangi interaksi obat yang merugikan dengan
penatalaksanaan yang sesuai.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Interaksi obat bisa ditimbulkan oleh berbagai proses, antara lain perubahan
dalam farmakokinetika obat tersebut, seperti absorpsi, distribusi, metabolisme,
dan eksresi (ADME) obat. Kemungkinan lain, interaksi obat merupakan hasil dari
sifat- sifat farmakodinamik obat tersebut, misal, pemberian bersamaan antara
antagonis reseptor dan agonis untuk resptor yang sama.
Contoh reaksi yang dapat timbul apabila terjadi interaksi antara obat & makanan :
Berikut ini contoh beberapa makanan dan minuman yang tidak boleh
dicampur dengan obat-obatan tertentu:
a. Jus jeruk
b. Susu
d. Jus buah
Alprazolam
Atorvastatin
Benzodiazepines
Carbamazepine
Clarithromycin
Codeine
Dextromethorphan
Diazepam
Diltiazem
Estrogen
Erythromycin
Lovastatin
Nifedipine
Progesterone
Simvastatin
e. Havernut oatmeal
g. Kafein
a. Minyak ikan
Mengonsumsi minyak ikan dengan obat penurun tekanan darah bisa
meningkatkan efek dari obat tersebut, sehingga seseorang akan mengalami
penurunan tekanan darah yang drastis dan bisa berbahaya. Jika suplemen ini
dikonsumsi bersamaan dengan pil KB akan menurunkan efek dari trigliserida
yang terkandung dalam minyak ikan. Jika mengonsumsi minyak ikan dosis tinggi
yang dicampur dengan herbal (termasuk ginko biloba) bisa memperlambat
pembekuan darah yang dapat menyebabkan perdarahan.
b. Suplemen kalsium
Saat mengonsumsi kalsium harus memperhatikan obat lain yang
dikonsumsi karena kalsium bisa mengurangi kemampuan penyerapan banyak obat
termasuk obat osteoporosis yang dikenal sebagai bifosfonat, antibiotik tetrasiklin,
golongan quinolone serta levothyroxine yang digunakan untuk hipotiroid.
c. Suplemen melatonin
Mengonsumsi suplemen melatonin dengan obat penenang bisa
menyebabkan kantuk yang berlebihan. Selain itu melatonin bisa memperlambat
pembekuan darah, jadi jika dikonsumsi bersamaan dengan obat antikoagulan
seperti heparin atau warfarin bisa meningkatkan peluang memar dan pendarahan.
Serta hindari pula konsumsi melatonin dengan obat pengontrol tekanan darah
karena bisa meningkatkan nilai tekanan darah.
d. Vitamin D
Vitamin D diketahui bisa menurunkan efektivitas dari obat penurun
kolesterol atorvastatin (Lipitor). Mengonsumsi dosis tinggi vitamin D bersamaan
dengan obat diuretik bisa menyebabkan terlalu banyak kalsium di dalam tubuh
yang dapat memicu terjadinya masalah ginjal. Selain itu masyarakat sebaiknya
tidak mengonsumsi obat dengan suplemen yang memiliki fungsi sama atau pun
berlawanan yang memperburuk kondisi, serta menghindari konsumsi obat jantung
dengan herbal.
e. Jangan dikombinasikan antibiotik + suplemen mineral
Obat resep dan Obat Herbal dan non-obat resep adalah zat kimia yang
dapat menyembuhkan dan mengurangi gejala penyakit dan memiliki bahan-bahan
yang kuat berinteraksi dengan tubuh manusia dengan cara yang berbeda.
Makanan, minuman, alkohol, kafein, rokok, dan Suplemen herbal dapat
menyebabkan interaksi obat dengan mengurangi kemanjuran obat atau mungkin
mengakibatkan Efek Samping yang serius.
Efek Samping Obat Herbal produk herbal banyak tersedia tanpa perlu
resep apapun. Dan ada orang yang gagal untuk menginformasikan dokter mereka
tentang suplemen di konsumusi. Bimbingan Medis diperlukan untuk menghindari
interaksi obat yang potensial seperti berikut:
a. Gingko Biloba Ekstrak secara luas dikenal sebagai penguat otak yang
membantu banyak mahasiswa dan profesional meningkatkan fungsi
memori. Namun, telah dilaporkan menyebabkan perdarahan spontan, dan
berinteraksi dengan anti-koagulan dan anti-platelet. Agen. St John Wort,
diiklankan sebagai pengobatan untuk depresi, telah terlibat harus
menyebabkan peningkatan tingkat serotonin, dopamin dan neropinephrine.
Meskipun tidak berinteraksi dengan makanan yang mengandung tyramine,
tidak harus digunakan dengan resep antidepresan.
b. Produk herbal yang mengandung efedrin telah dikaitkan dengan serangan
jantung yang merugikan, kejang, dan kematian.
c. Ginseng, dikenal untuk efek fisik dan psikologis, umumnya baik diterima
dan ditoleransi tetapi dilaporkan menyebabkan penurunan respon terhadap
warfarin. Ini adalah alasan mengapa dokter harus menyadari penggunaan
suplemen makanan pasien mereka.
d. Jangan kombinasikan obat pengencer darah + suplemen bawang putih ,
ginkgo, atau jahe. Obat pengencer darah memiliki kemampuan
menghambat butir-butir dalam darah membentuk gumpalan. Obat jenis ini
merupakan antikoagulan yang berarti antigumpal. Gumpalan atau bekuan
darah dalam otak dapat memicu stroke. Gumpalan dalam arteri jantung
dapat menyebabkan serangan jantung.Pengencer darah yang umum adalah
warfarin (contohnya Coumadin) dan aspirin, suplemen herba feverfew
(Tanacetum parthenium), bawang putih, ginkgo (Ginkgo biloba) dan jahe
(Zingiber officinale) diminum untuk berbagai tujuan, dari mempertajam
daya ingat hingga menyembuhkan migrain. Obat-obat tadi berfungsi
mengencerkan darah. Mengkombinasikan salah satu suplemen herba
tersebut dengan obat antikoagulan dapat berbahaya, termasuk
memperlama waktu pendarahan.
e. Jangan dikombinasikan obat hipertensi + suplemen bawang putih
Obat-obatan untuk menurunkan tekanan darah tinggi yang termasuk dalam
kelompok diuretika (peluruh air seni), beta blockers, calcium channel
blockers dan angtiotensin converting enzyme (ACE) inhibitors.
Obat-obat tersebut mempunyai beberapa fungsi, misalnya menurunkan
kekuatan detak jantung atau membuat rileks pembuluh darah, beta
blockers yang umum adalah metoprolol (Lopressor) dan propranolol
(inderal). Contoh dari Calcium Channel Blcokers adalah felodipine
(plendil) dan nifedipine (Adalat dan Procardia). Contoh dari ACE
inhibitors adalah Accupril, Lotensin, Monopril dan vasotec.
Bawang putih (Allium sativum) dapat menurunkan tekanan darah. Bila
dimakan bersama-sama dengan obat yang juga menurunkan tekanan darah,
maka tekanan darah bisa menjadi terlalu rendah. Meski belum ada riset
yang jelas, tetapi harus hati-hati. Bawang putih lebih berguna/disarankan
untuk menurunkan lemak darah dan mencegah penyumbatan pembuluh
darah. Dosis herba mentahnya 2-5 gram/hari.
f. Jangan kombinasikan obat pencahar + suplemen lidah buaya, psyllium
atau senna.
Obat pencahar (laxative) menyembuhkan sembelit alias susah buang air
besar (konstipasi) dengan cara merangsang dinding usus untuk
memperlunak kotoran, sehingga kotoran mudah dibuang keluar dari tubuh.
Laxative yang umum adalah psyllium (contohnya Metamucil),
methylcellulose (Citrucel), senna (Ex Lax), magnesium hydroxyde (milk of
magnesia) dan bisacody (Dulcolax).
Suplemen herba yang bekerja sebagai pencahar, seperti lidah buaya,
Cascara Sagrada dan Senna, sebaiknya tidak dikombinasikan dengan obat
pencahar konvensional (resep dokter atau obat bebas).
Mengkombinasikan kedua jenis pencahar akan menimbulkan diare berat,
kehilangan cairan, dan ketidakseimbangan elektrolit tubuh, terutama
kalium dan natrium.
g. Jangan kombinasikan obat diuretika (peluruh air seni) + suplemen lidah
buaya atau licorice.
Obat-obat diuretika menggiatkan kerja ginjal, sehingga mengakibatkan
lebih banyak garam (terutama natrium dan kalium) dan cairan tubuh yang
terbuang melalui urine. Obat diuretika bekerja untuk menurunkan tekanan
darah dan mengurangi edema (bengkak). Dua jenis obat diuretika yang
umum adalah thiazide termasuk Diuril, Saluron dan Hydrodiuril dan loop
contohnya Lasix. Kedua jenis diuretika tersebut dapat menyebabkan
defisiensi kalium.
Suplemen licorice (Glycyrriza glabra) juga memiliki efek menurunkan
kadar kalium. Minum herba ini bersamaan dengan obat diuretika dapat
mengakibatkan kemerosotan kadar kalium, sehingga badan terasa lemah,
otot-otot sakit, kelumpuhan, dan lain-lain. Karena itu, sebaiknya hindari
mengkombinasikan suplemen licorice dengan Lasix atau obat diuretika
yang lain. Anda harus hati-hati karena licorice sering termasuk dalam
ramuan herbal. Licorrice sendiri tidak boleh digunakan tunggal atau
jangka panjang (1 bulan) apalagi dikombinasi dengan diuretika.
Penggunaan tunggal dalam waktu lama dapat menyebabkan bengkak,
kadar kalium, dan natrium berkurang, tidak menguntungkan untuk pasien
hipertensi.
Pencahar herba, misalnya lidah buaya (Aloe barbadensis), senna (Cassia
spp), dan Cascara sagrada (Rhamnus purshianus), juga mengurangi
kalium. Karena itu, tidak seharusnya diminum bersama Thiazide atau obat-
obatan diuretika lainnya.
Herba yang mempunyai efek pencahar seperti itu tidak boleh dikonsumsi
lebih dari dua minggu. Jika pencahar dan diuretika diberikan secara
bersamaan akan mengganggu keseimbangan kandungan elektrolit dalam
tubuh dan akan membahayakan.
BAB III
a. Kesimpulan
b. Saran
Informasi yang memadai tentang obat-obatan dan waktu minum obat bisa
membantu mencegah masalah interaksi obat.
DAFTAR PUSTAKA
http://puskesmastulakanpacitan.wordpress.com/interaksi-obat-makanan/
http://obatsakit2011.blogspot.com/2011/07/interaksi-obat-dengan-makanan-
lain.html
http://milissehat.web.id/?p=1997
http://health.detik.com/read/2012/01/19/112726/1819689/766/agar-obat-dan-
makanan-tidak-saling-sebabkan-interaksi
http://medicastore.com/artikel/310/Interaksi_Obat_&_Makanan.html
http://erzafebri.blogspot.com/2011/11/interaksi-obat-makanan.html
http://cybermed.cbn.net.id/cbprtl/cybermed/detail.aspx?x=Health+News&y=cyber
med|0|0|5|6758
http://id.hicow.com/jamu/food-and-drug-administration/st-john-wort-800247.html
http://berbagi.blogdetik.com/index.php/archives/45
http://spiritia.or.id/li/bacali.php?lino=407
http://www.sergapindonesia.com/index.php?topic=512.0;wap2
http://www.drugs.com/drug_information.html
http://interaksiobatdanmakanan/adropofinkcanmakeamillionpeoplethink.htm
http://hendrahadi.wordpress.com
http://www.untukku.com/artikel-untukku/interaksi-obat-apa-yang-patut-anda-
ketahui-untukku.html
http://www.scribd.com/doc/30293958/25305010-MAKALAH-FARMASETIKAII
Center for Drug Evaluation and Research (CDER). In Vivo Drug
Metabolism/Drug Interaction Studies – Study Design, Data Analysis, and
Recommendations for Dosing and Labeling. 1999
Larry K. Fry and Lewis D. Stegink Formation of Maillard Reaction Products in
Parenteral Alimentation Solutions J. Nutr. 1982 112: 1631-1637
Stadler RH, Blank I, Varga N, Robert F, Hau J, Guy PA, Robert MC, Riediker S.
Acrylamide from Maillard reaction products. Nature. 2002 Oct
3;419(6906):449-50.
http://kosmo.vivanews.com/news/read/211156-sembilan-makanan-pemicu-
gangguan-lambung
Lampiran
Meningkatkan nterohepatik,
Diazepam disolusi sekunder pada Tidak ada
2
sekresi asam lambung.
Diminum saat
Tidak diketahui
3 Erythromycin makan
Diberikan dengan
makanan tinggi
Obat mudah larut dalam lemak
Griseofulvin lemak, meningkatkan atau disuspensi
4
absorbsi. minyak jagung
rendah
kontraindikasi.
Menunda pengosongan
Diberikan bersama
HCT lambung, meningkatkan
5 makanan.
absorbsi usus halus.
Diminum saat
Mengubah pH lambung.
4 Acetosal perut
kosong
Table 3:
No Nama obat Mekanisme Keterangan
Makanan akan meningkatkan Diminum saat perut
pH lambung mencegah disolusi kosong, pagi
1 Isoniazid (INH)
& absorbsi. sebelum makan
Menghindari
pemberian
bersama makanan
3 Methyldopa Absorbsi kompetitif.
kaya besi atau
suplemen.
Diminum 1 jam
Menunda pengosongan
sebelum atau 2 jam
5 Penicillin G lambung; degradasi asam
setelah makan
lambung; menghambat disolusi.
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
JL. PERSAHABATAN-JAKARTA
Unit : Paru
S pro infus
R/ Ceftazidim 1g No. II
S 2dd1
S 1dd1
S 2dd1 inj
S 4dd1
S pro inj
S pro inj
Umur : 19 tahun
1. NaCl 0,9%
Indikasi:
Mengatur kandungan air, membantu menjaga keseimbangan cairan
dalam tubuh, membantu dalam transmisi impuls saraf ke otak, membantu
dalam kontraksi dan relaksasi otot.
Interaksi:
Tidak ada interaksi antara NaCl dengan makanan.
2. Seftazidim
Indikasi :
Infeksi Pseudomonas aeroginosa, organisme aerobik gram-negatif,
terapi empirik dari febrile, pasien granulocytopenic.
Septikemia (keracunan darah oleh bakteri patogenik dan/atau zat-
zat yang dihasilkan oleh bakteri tersebut), bakteremia (beredarnya
bakteri dalam darah), meningitis (radang selaput otak), pneumonia
(radang parenkim paru), pleuritis (radang selaput dada).
Infeksi pada penderita imunosupresan.
Infeksi saluran nafas bagian bawah.
Interaksi dengan makanan : Tidak dipengaruhi oleh makanan.
3. Azithromycin
Indikasi:
Infeksi saluran napas bawah dan atas, kulit, dan penyakit hubungan
seksual.
Interaksi dengan makanan :
Absorbsi azithromycin turun ketika diminum saat makan, sehingga
bioavailabilitas turun 43%.
Makanan yang mengandung aluminium dan magnesium
mengurangi kadar puncak plasma (rate of absorption) azitromisin,
namun nilai AUC (extent of absorption) tak berubah.
Mekanisme:
aluminium dan magnesium mengurangi kadar puncak plasma (rate
of absorption) azitromisin, namun nilai AUC (extent of absorption)
tak berubah.
4. Ventolin (Sabutamol Sulfat)
Indikasi:
Mengurangi bronkospame akibat asma bronkial, bronkhitis kronis,
emfisema dan kondisi bronkhospastik yang lain.
Interaksi dengan makanan:
Caffein.
Mekanisme interaksi dengan makanan:
Caffein menstimulasi CNS.
5. Ranitidin
Indikasi:
Pemeliharaan untuk tukak lambung, tukak duodenum, tukak ringan
akti, pemeliharaan untuk refluks gastroesofagus dan esofagitis erosif,
pemeliharaan kondisi hipersekresi patologis, meringankan heartburn, acid
indigestion, dan lambung asam.
Interaksi dengan makanan dan mekanismenya:
Tomat: Rasa asam pada buah berwarna merah ini bisa merangsang
produksi asam ekstra pada pencernaan dalam perut. Akibatnya,
asam bisa kembali ke kerongkongan, memperparah kerongkongan
sensitif, bahkan bisa merusak lapisan kerongkongan.
Peppermint: Mint meningkatkan kemungkinan refluks asam karena
melemaskan otot yang terletak di ujung kerongkongan, sehingga
membuat asam dari perut kembali ke pipa makanan.
Kacang-kacangan: Kandungan oligosakarida dapat menghasilkan
gas di usus. Oligosakarida merupakan sejenis gula kompleks yang
terdiri dari molekul besar bagi usus kecil. Selain itu, tubuh tidak
dapat memecah gula kompleks ini karena tidak memiliki enzim
untuk melakukannya.
Kopi: Asam dalam kopi dapat mengiritasi lapisan lambung, yang
dapat menyebabkan produksi asam klorida berlebihan. Ini memicu
gangguan pencernaan dan refluks, terutama bagi mereka yang
rentan terhadap mulas.
Brokoli: Bagi mereka yang memiliki gangguan pada usus besar,
brokoli dapat menyebabkan gangguan perut. Makanan berserat
larut, yang tidak rusak hingga mencapai usus besar, ini juga
mengandung raffinose, gula kompleks yang menghasilkan gas
seperti pada kacang-kacangan.
Makanan berlemak: Makanan berlemak memakan waktu lebih
lama untuk larut dalam tubuh, sehingga tertahan di perut untuk
jangka waktu lama. Akibatnya, tubuh secara otomatis
menghasilkan asam lambung ekstra untuk membantu pencernaan.
Perlu diketahui bahwa makan terlalu banyak juga akan
menyebabkan keterlambatan dalam pencernaan dan akan
merangsang lambung untuk mengeluarkan asam lebih.
Minuman dingin: Minuman es dingin dapat menonaktifkan enzim
percernaan, dan menyebabkan gangguan pencernaan.
Cokelat: Cokelat mengandung kafein, agen lain yang mendorong
perut untuk menghasilkan kelebihan asam. Cokelat mengandung
theobromine, senyawa yang terjadi secara alami di banyak tanaman
seperti kakao, teh dan tanaman kopi, dan senyawa ini memiliki
kemampuan untuk mengendurkan otot sfingter esofagus,
membiarkan asam lambung naik ke kerongkongan.
6. Aminophyllin
Indikasi:
Menghilangkan dan atau mencegah gejala-gejala asma &
bronkhospasme yang bersifat reversibel yang berhubungan dengan
bronkhitis kronis & emfisema pada oarang dewasa & anak berusia lebih
dari 12 tahun.
Interaksi dengan makanan :
Makanan lemak tinggi, cafein.
Karbohidrat.
Mekanisme interaksi dengan makanan:
Makanan lemak tinggi, cafein meningkatkan efek samping teofilin
(terjadi gangguan di jantung, palpitasi).
karbohidrat seperti nasi akan menurunkan jumlah teofilin yang
terabsorpsi.
Penatalaksanaan Resep I :
Didiagnosa pasien menderita infeksi saluran pernafasan seperti asma,
sesak dan mengalami gastritis.
Pasien harus mengkonsumsi azithromycin sebelum makan agar efek kerja
yang diharapkan maksimal serta biovailabilitasnya bisa mencapai
persentasi yang diharapkan.
Infus NaCl 0,9% dan ceftazidim injeksi tidak terpengaruh oleh makanan
sehingga dapat diberikan sebelum atau sesudah makan.
Karena pasien menderita asma, maka pasien harus dapat menghindari
makanan dan minuman yang dapat memicu bronkospasme maupun
bronkokonstriksi seperti coffein, rokok, dan lain-lain.
Karena pasien menderita gastritis, maka harus dapat menghindari makanan
yang dapat memicu sekresi asam lambung.
Resep II
Hanya berlaku di Apotik RSUP Persahabatan
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
JL. PERSAHABATAN-JAKARTA
Unit : Paru
S 3dd 1g
S 3dd 100cc
S 3dd 125mg
S 2dd 1amp
S 3dd1
S 3dd1
S pro inj
Umur : 34 tahun
1. Meropenem
Indikasi :
Pneumonia (radang parenkim paru), infeksi saluran kemih,
endometritis (radang selaput lendir rahim), infeksi kandungan, infeksi kulit
& struktur kulit, pneumonia yang didapat dari rumah sakit, peritonitis
(radang selaput perut), infeksi pada pasien yang menderita neutropenia
(penurunan jumlah sel darah putih neutrofil dalam darah), septikemia
(keracunan darah oleh bakteri patogenik dan atau zat-zat yang dihasilkan
oleh bakteri tersebut), meningitis (radang selaput otak), bronkhitis kronis,
infeksi saluran kemih tanpa komplikasi.
Interaksi dengan makanan : Tidak ada interaksi dengan makanan.
2. Methylprednisolon
Indikasi :
Abnormalitas fungsi adrenokortikal, penyakit kolagen, keadaan
alergi dan peradangan pada kulit dan saluran pernafasan tertentu, penyakit
hematologik, hiperkalsemia sehubungan dengan kanker.
Interaksi dengan makanan :
Grapefruit juice meningkatkan AUC dan level plasma puncak
methyilprednisolon.
Mekanisme interaksi:
Waktu untuk mencapai level pucak ditingkatkan dan eliminasi
setengahnya ditingkatkan 35 %.
3. Ranitidin
Indikasi:
Pemeliharaan untuk tukak lambung, tukak duodenum, tukak ringan
akti, pemeliharaan untuk refluks gastroesofagus dan esofagitis erosif,
pemeliharaan kondisi hipersekresi patologis, meringankan heartburn, acid
indigestion, dan lambung asam.
Interaksi dengan makanan dan mekanismenya:
Tomat: Rasa asam pada buah berwarna merah ini bisa merangsang
produksi asam ekstra pada pencernaan dalam perut. Akibatnya,
asam bisa kembali ke kerongkongan, memperparah kerongkongan
sensitif, bahkan bisa merusak lapisan kerongkongan.
Peppermint: Mint meningkatkan kemungkinan refluks asam karena
melemaskan otot yang terletak di ujung kerongkongan, sehingga
membuat asam dari perut kembali ke pipa makanan.
Kacang-kacangan: Kandungan oligosakarida dapat menghasilkan
gas di usus. Oligosakarida merupakan sejenis gula kompleks yang
terdiri dari molekul besar bagi usus kecil. Selain itu, tubuh tidak
dapat memecah gula kompleks ini karena tidak memiliki enzim
untuk melakukannya.
Kopi: Asam dalam kopi dapat mengiritasi lapisan lambung, yang
dapat menyebabkan produksi asam klorida berlebihan. Ini memicu
gangguan pencernaan dan refluks, terutama bagi mereka yang
rentan terhadap mulas.
Brokoli: Bagi mereka yang memiliki gangguan pada usus besar,
brokoli dapat menyebabkan gangguan perut. Makanan berserat
larut, yang tidak rusak hingga mencapai usus besar, ini juga
mengandung raffinose, gula kompleks yang menghasilkan gas
seperti pada kacang-kacangan.
Makanan berlemak: Makanan berlemak memakan waktu lebih
lama untuk larut dalam tubuh, sehingga tertahan di perut untuk
jangka waktu lama. Akibatnya, tubuh secara otomatis
menghasilkan asam lambung ekstra untuk membantu pencernaan.
Perlu diketahui bahwa makan terlalu banyak juga akan
menyebabkan keterlambatan dalam pencernaan dan akan
merangsang lambung untuk mengeluarkan asam lebih.
Minuman dingin: Minuman es dingin dapat menonaktifkan enzim
percernaan, dan menyebabkan gangguan pencernaan.
Cokelat: Cokelat mengandung kafein, agen lain yang mendorong
perut untuk menghasilkan kelebihan asam. Cokelat mengandung
theobromine, senyawa yang terjadi secara alami di banyak tanaman
seperti kakao, teh dan tanaman kopi, dan senyawa ini memiliki
kemampuan untuk mengendurkan otot sfingter esofagus,
membiarkan asam lambung naik ke kerongkongan.
4. Curcuma tablet
Indikasi :
Membantu memelihara kesehatan fungsi hati, memperbaiki nafsu
makan dan melancarkan buang air besar.
Interaksi dengan makanan : Tidak ada interaksi dengan makanan.
5. Kalsium karbonat
Indikasi :
Sebagai antasida dan sebagai suplemen kalsium.
Interaksi dengan makanan : Tidak ada iteraksi dengan makanan.
Penatalaksanaan Resep II :
Pasien diduga menderita penyakit peradangan pada paru sehingga diberi
antibiotik meropenem dan kortikosteroid methylprednisolon serta
diberikan ranitidin injeksi untuk mencegah terjadinya iritasi lambung
akibat penggunaan kortikosteroid.
Pasien juga diberi kalsium karbonat untuk menghindari efek samping
akibat pemakaian methylprednisolon.
Pasien juga diberikan curcuma tablet untuk menjaga fungsi hatinya.
Obat-obat yang diberikan tidak ada interaksi dengan makanan maupun
dengan suplemen kecuali ranitidin, perlu dihindari makanan yang dapat
memicu sekresi asam lambung.
Jangan berikan bersamaan dengan grapefruit.
Resep III
Hanya berlaku di Apotik RSUP Persahabatan
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
JL. PERSAHABATAN-JAKARTA
Dokter :
Ruang rawat :
Unit : Paru
S 2dd1
S 1dd1
S 1dd II
S 1dd II
R/ HP Pro No. X
S 2dd1
S 2dd1
Umur : -
1. Rifampicin
Indikasi :
Tuberkulosis, dalam kombinasi dengan obat lain
Infeksi M. Leprae
Profilaksis meningitis meningococcal dan infeksi
haemophilus influenzae
Brucellosis, penyakit legionnaires, endocarditis dan infeksi
staphylococcus yang berat dalam kombinasi dengan obat
lain.
Interaksi dengan makanan :
Makanan dapat mengakibatkan penundaan absorpsi (delay) atau
sedikit menurunkan kadar puncak, menunda atau mengnurangi
absrobsi rifampisin dari usus, ethanol (dapat meningkatkan resiko
hepatotoksisitas).
Mekanisme: Belum diketahui.
2. Isoniazid
Indikasi :
Tuberkulosis dikombinasi dengan obat tuberkulosis lainnya.
Interaksi dengan makanan :
Dengan ikan dan keju dan makanan kaya folat, niasin,
magnesium menghambat bioavaibilitasny.
Resiko toksisitas histamin (sakit kepala hebat, gatal &
kemerahan pada kulit, nyeri abdomen, takikardi, mata
kabur, sesak nafas, diare, muntah)
Mekanisme interaksi:
Menunda pengosongan lambung sehingga absorbsi
selanjutnya di usus dihambat.
Meningkatkan kadar histamin dan menurunkan MAOI.
3. Pyrazinamida
Indikasi :
Tuberkulosis, dalam kombinasi dengan obat lain.
Interaksi dengan makanan :
Dengan makanan tinggi lemak meningkatan lebih kurang
dua kali lipat level puncak maksimal tetapi tidak mengubah
efek farmakokinetiknya.
Mekanisme:
Belum dipahami.
4. Ethambutol
Indikasi :
Tuberkulosis, dalam kombinasi dengan obat lain
Interaksi dengan makanan :
Sarapan tinggi lemak hanya memberikan sedikit perubahan
pada farmakokinetiknya.
Mekanisme:
Belum dipahami.
5. HP Pro (Fructus Schizandrae (Extract siccum) 7,5 mg)
Indikasi :
Digunakan untuk menghentikan nekroinflamasi hepar,
meningkatkan kemampuan detoksifikasi (menetralkan racun) sel hepar
terhadap bahan toksik, mencegah kerusakan sel hepar akibat lipid
peroksida, mencegah kerusakan sel hepar akibat radikal bebas,
meningkatkan salah satu enzim anti oksidan fisiologi sel hepar yang
penting yaitu super oxide dismutase (SOD), menstimulasi sintesa albumin
& glikogen oleh sel hepar.
Interaksi : Tidak ada interaksi dengan makanan.
6. Imboost tab
Komposisi :
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
JL. PERSAHABATAN-JAKARTA
Unit : IPD
S 3dd1
R/ Ceftriaxon 1g No. II
S 1dd 2g
S 3dd1amp
S 2dd1amp
S 1dd1
S 3dd1
S 2dd1
S 3dd II
S 3dd1
S 3dd1
Nama Pasien : Tn. Suwarno
Umur : 48 tahun
1. Seftriakson
Indikasi:
Pengobatan infeksi saluran pernafasan bawah, kulit dan struktur
kulit, tulang dan sendi, saluran kemih; pengobatan penyakit radang
panggul, infeksi intra-abdomen, gonore, meningitis dan septicemia karena
rentan.
Interaksi dengan makanan : Tidak ada interkasi dengan makanan.
2. Tramadol
Indikasi:
Tramadol efektif untuk mengobati nyeri eksperimental dan klinis,
tanpa menimbulkan efek samping serius terhadap sistem kardiovaskuler
maupun pernapasan. Obat ini juga tidak menyebabkan ketergantungan.
Interaksi:
Minuman beralkohol (meningkatkan efek depresi).
Makanan kaya lemak.
Mekanisme interaksi:
Alkohol dan tramadol sevara bersamaan menekan sistes
saraf pusat sehingga dapat menimbulkan interaksi
sinergisme bahkan mungkin dapat bersifat potensiasi.
Makanan kaya lemak mempunya bioekuivalensi dengan
makanan kaya lemak.
3. Ranitidin
Indikasi:
Terapi jangka pendek dan pemeliharaan untuk tukak lambung,
tukak duodenum, tukak ringan aktif, terapi jangka pendek dan
pemeliharaan untuk refluks gastroesofagus dan esofagitis erosif, terapi
jangka pendek dan pemeliharaan kondisi hipersekresi patologis, sebagai
bagian regimen multiterapi eradikasi H. pylori untuk mengurangi risiko
kekambuhan tukak, meringankan heartburn, acid indigestion, dan lambung
asam.
Interaksi dengan makanan dan mekanismenya:
Tomat: Rasa asam pada buah berwarna merah ini bisa merangsang
produksi asam ekstra pada pencernaan dalam perut. Akibatnya,
asam bisa kembali ke kerongkongan, memperparah kerongkongan
sensitif, bahkan bisa merusak lapisan kerongkongan.
Peppermint: Mint meningkatkan kemungkinan refluks asam karena
melemaskan otot yang terletak di ujung kerongkongan, sehingga
membuat asam dari perut kembali ke pipa makanan.
Kacang-kacangan: Kandungan oligosakarida dapat menghasilkan
gas di usus. Oligosakarida merupakan sejenis gula kompleks yang
terdiri dari molekul besar bagi usus kecil. Selain itu, tubuh tidak
dapat memecah gula kompleks ini karena tidak memiliki enzim
untuk melakukannya.
Kopi: Asam dalam kopi dapat mengiritasi lapisan lambung, yang
dapat menyebabkan produksi asam klorida berlebihan. Ini memicu
gangguan pencernaan dan refluks, terutama bagi mereka yang
rentan terhadap mulas.
Brokoli: Bagi mereka yang memiliki gangguan pada usus besar,
brokoli dapat menyebabkan gangguan perut. Makanan berserat
larut, yang tidak rusak hingga mencapai usus besar, ini juga
mengandung raffinose, gula kompleks yang menghasilkan gas
seperti pada kacang-kacangan.
Makanan berlemak: Makanan berlemak memakan waktu lebih
lama untuk larut dalam tubuh, sehingga tertahan di perut untuk
jangka waktu lama. Akibatnya, tubuh secara otomatis
menghasilkan asam lambung ekstra untuk membantu pencernaan.
Perlu diketahui bahwa makan terlalu banyak juga akan
menyebabkan keterlambatan dalam pencernaan dan akan
merangsang lambung untuk mengeluarkan asam lebih.
Minuman dingin: Minuman es dingin dapat menonaktifkan enzim
percernaan, dan menyebabkan gangguan pencernaan.
Cokelat: Cokelat mengandung kafein, agen lain yang mendorong
perut untuk menghasilkan kelebihan asam. Cokelat mengandung
theobromine, senyawa yang terjadi secara alami di banyak tanaman
seperti kakao, teh dan tanaman kopi, dan senyawa ini memiliki
kemampuan untuk mengendurkan otot sfingter esofagus,
membiarkan asam lambung naik ke kerongkongan.
4. Azithromycin
Indikasi:
Infeksi saluran napas bawah dan atas, kulit, dan penyakit hubungan
seksual.
Interaksi dengan makanan :
Absorbsi azithromycin turun ketika diminum saat makan, sehingga
bioavailabilitas turun 43%.
Makanan yang mengandung aluminium dan magnesium
mengurangi kadar puncak plasma (rate of absorption) azitromisin,
namun nilai AUC (extent of absorption) tak berubah.
Mekanisme Interaksi obat dengan makanan:
Aluminium dan magnesium mengurangi kadar puncak plasma
(rate of absorption) azitromisin, namun nilai AUC (extent of
absorption) tak berubah.
5. Paracetamol
Indikasi :
Analgetik antipiretik.
Interaksi dengan makanan:
Kol dan Brussel spruits menginduksi 16% AUC PCT, 17%
meningkatkan clearence, dan 8% meningkatkan urinasi.
Alcohol (tape ketan dan beras) karena akan mengakibatkan resiko
pendarahan dilambung dan kerusakan hati.
Mekananisme Interaksi:
Kebanyakan makanan, seperti karbohidrat, lemak, protein, pektin
menunda waktu pengosongan lambung dari PCT.
6. KSR (kalium)
Indikasi:
Mengobati dan mencegah hipokalemia.
Interaksi dengan makanan: Tidak ada interaksi dengan makanan.
7. New diatab (Atalpugit)
Indikasi:
Pengobatan gejala-gejala diare akibat keracunan makanan dan zat
racun dari bakteri & virus.
Interaksi dengan makanan:
Makanan yang Vitamin K (bayam, brussel spruits).
Mekanisme interaksi dengan makanan:
Antagonis atalpugit dengan platelisasi.
8. Bisolvon nebulz (Bromhexin)
Indikasi:
Untuk batuk berdahak, batuk yang disebabkan flu, batuk karena
asma dan bronkhitis akut atau kronis.
Interaksi dengan makanan : Tidak ada interaksi dengan makanan.
9. Ventolin Nebuls (Salbutamol sulfat)
Indikasi:
Menghilangkan asma bronkial, bronkhitis kronis, emfisema, &
kondisi bronkhospastik yang lain.
Interaksi dengan makanan:
Caffein
Mekanisme interaksi dengan makanan:
Caffein menyebabkan stimulasi CNS.
Penatalaksanaan Resep IV :
Pasien diduga menderita asma, diare, nyeri serta gastritis.
Penggunaan azihtromycin ssebaiknya sebelum makan agar absorbsi tidak
terganggu.
Pasien sebaiknya menghindari makanan dan minuman yang dapat memicu
bronkokonstriksi dan bronkospasme agar asma tidak semakin parah.
Sebaiknya new diatab diminum sebelum mengkonsumsi obat-obat lain
agar obat-obat tersebut tidak terserap dan tereliminasi oleh new diatab.
Pasien perlu menghindari makanan ataupun minuman yang dapat memicu
sekresi asam lambung.
Paracetamol dan tramadol sebaiknya diminum sesudah makan untuk
menghindari iritasi lambung.
Jangan makan makanan yang mengandung kalium tinggi agar tidak terjadi
hiperkalemia akibat mengkonsumsi KSR secara bersamaan.
Resep V
Hanya berlaku di Apotik RSUP Persahabatan
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
JL. PERSAHABATAN-JAKARTA
Unit : ICCU
S 3dd4mg
S 2dd4mg
S 2dd20mg
S pro inh
S 2dd2mg
S 2dd5mg
S 1dd25mg
S 1dd80mg
S 1dd450mg
S 1dd300mg
1. Narfoz (ondansetron)
Indikasi:
Mencegah dan mengobati mual-muntah akut pasca bedah (PONV),
mencegah dan mengobati mual-muntah pasca kemoterapi pada penderita
kanker,mencagah dan mengobati mual-muntah pasca radioterapi pada
penderita kanker.
Interaksi dengan makanan:
Benzopiren adalah produk yang tidak sempurna dari pembakaran
pada temperatur antara 300°C dan 600°C (steak, barbeque, rokok,
hamburger).
Makanan akan meniakkan sedikit bioavaibilitas ondansetron.
Mekanisme interaksi dengan makanan:
Benzopiren menginduksi enzim sitokrom P 450.
Makanan meningkatkan AUC sampai 17%.
2. Lasix (furosemid)
Indikasi:
Mengurangi pembengkakan dan retensi cairan yang disebabkan
oleh berbagai masalah kesehatan, termasuk penyakit jantung atau hati,
terapi perawatan pada penderita tekanan darah tinggi.
Interaksi dengan makanan:
Furosemid bioavaibilitasnya diturunkan dengan adanya makanan.
Mekanisme interaksi obat dengan makanan:
Belum dipahami.
3. OMZ (omeprazol)
Indikasi:
Pengobatan jangka pendek tukak duodenal yang tidak responsif
terhadap obat-obat antagonis reseptor H2, engobatan jangka pendek tukak
lambung, pengobatan refluks esofagitis erosif/ulceratif yang telah
didiagnosa melalui endoskopi, pengobatan jangka lama pada sindrom
Zollinger Ellison.
Interaksi dengan makanan:
Grapefruit menignkatkan AUC omeprazol.
Ginko biloba meningkatkan metabolisme omeprazol.
Mekanisme interaksi obat dengan makanan:
Grapefruit menghambat efek metabolisme omeprazol oleh dengan
menghambat sitokrom P450 isoenzyme CYP3A4.
Ginkobiloba meningkatkan hidroksilasi omeprazol dengan induksi
sitrokom P450 isenzyme CYP2C19.
4. Combivent nebuls
Per 2.5 mL unit dosis vial : Ipratropium Br 0.5 mg, salbutamol sulphate
2.5 mg.
Indikasi :
Pengobatan bronkhospasme yang berhubungan dengan penyakit
penyumbatan paru kronis sedang sampai berat pada pasien yang
memerlukan lebih dari satu bronkhodilator.
Interaksi dengan makanan : Tidak ada interaksi dengan makanan.
5. Diazepam
Indikasi:
Untuk pengobatan jangka pendek pada gejala ansietas. Sebagai
terapi tambahan untuk meringankan spasme otot rangka karena inflamasi
atau trauma; nipertdnisitairotot (kelaTrian motorik serebral, paraplegia).
Digunakan juga untuk meringankan gejala-gejala pada penghentian
alkohol akut dan premidikasi anestesi.
Interaksi:
Makanan dapat menunda dan mengurangi efek hipnotiknya.
Grapefruit meningkatkan AUC nya.
Echinacea meningkatkan bioavaibiltasnya.
Mekanisme interaksi obat dengan makanan:
Grapefruit menurunkan metabolismenya dengan cara menghambat
enzim sitokrom P450 isoenzyme CYP3A4.
Echinacea mendesak efek antagonis sitokrom P450 isoenzyme
CYP3A di hati dan usus.
6. ISDN (isosorbit dinitrat)
Indikasi:
Pencegahan dan pengobatan angina pektoris; untuk gagal jantung
kongestif; untuk mengurangi rasa nyeri, disfagia dan spasme pada
esofagus dengan reflak gastroesofagus.
Interaksi dengan makanan:
Obat ini bisa diberikan tanpa terpengaruh oleh adanya makanan.
7. Aldactone (sprinolactone)
Indikasi:
Gangguan edematosa, gagal jantung kongestif, sirosis hati,
sindroma nefrotik, edema idiopatik, diagnosis & pengobatan
aldosteronisme primer, hipertensi, hirsutisme (pertumbuhan rambut
berlebihan pada wanita menurut pola pertumbuhan pertumbuhan rambut
laki-laki).
Interaksi dengan makanan:
Makanan mungkin meningkatkan plasma level sprinolakton tetapi
tidak merubah efikkasinya.
Mekanisme interaksi obat dengan makanan:
Meningkatkan AUC nya tetapi tidak mengubah menjadi hipotensi.
8. Ascardia (asam asetil salisilat)
Indikasi:
Obat jangka panjang dalam dosis rendah untuk mencegah
penyumbatan pembuluh darah, stroke dan serangan jantung. Antiplatelet.
Interaksi:
Makanan menurunkan absorbsi aspirin dan plasma level maksimal
diturunkan 18%.
Makanan kaya vitamin K.
Mekanisme interaksi obat dengan makanan:
Belum diketahui
Makanan kaya vitamin K menurunkan efek plateletnya.
9. Rifampicin
Indikasi :
Tuberkulosis, dalam kombinasi dengan obat lain
Infeksi M. Leprae
Profilaksis meningitis meningococcal dan infeksi
haemophilus influenzae
Brucellosis, penyakit legionnaires, endocarditis dan infeksi
staphylococcus yang berat dalam kombinasi dengan obat
lain.
Interaksi dengan makanan :
Makanan dapat mengakibatkan penundaan absorpsi (delay) atau
sedikit menurunkan kadar puncak, menunda atau mengnurangi
absrobsi rifampisin dari usus, ethanol (dapat meningkatkan resiko
hepatotoksisitas).
Mekanisme: Belum diketahui.
10. Isoniazid
Indikasi :
Tuberkulosis dikombinasi dengan obat tuberkulosis lainnya.
Interaksi dengan makanan :
Dengan ikan dan keju dan makanan kaya folat, niasin,
magnesium menghambat bioavaibilitasny.
Resiko toksisitas histamin (sakit kepala hebat, gatal &
kemerahan pada kulit, nyeri abdomen, takikardi, mata
kabur, sesak nafas, diare, muntah)
Mekanisme interaksi:
Menunda pengosongan lambung sehingga absorbsi
selanjutnya di usus dihambat.
Meningkatkan kadar histamin dan menurunkan MAOI.
Penatalaksanaan Resep V :