Anda di halaman 1dari 23

BAB IV

ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1 Spesifikasi Turbin Uap 2-TS-101-K4

Unsur utama dalam pembentukan urea adalah gas CO2 dan

ammonia. Sebelum gas CO2 dan ammonia direaksikan, terlebih dahulu das

CO2 harus dinaikkan tekanannya agar reaksi dapat terjadi. Oleh karena itu

digunakan kompresor sentrifugal untuk menaikkan tekanan gas CO2. Di unit

urea pabrik Kaltim-4 digunakan turbin uap sebagai penggerak kompresor

dengan jenis Extraction Admission Condensing Turbine. Turbin jenis ini

merupakan gabungan dari dua jenis turbin yaitu Backpressure Turbine dan

Condensing Turbine dalam satu casing dan satu poros. Turbin ini juga

termasuk dalam jenis multistage steam turbine dengan komposisi turbin

impuls dibagian depan dan turbin rekasi dibelakang yang terdiri atas 8 stage.

Turbin ini menggunakan fluida kerjaa uap air (steam) dengan

tekanan di sisi inlet 80.0 kg/cm2 dan temperatur uap air 480oC yang

menggerakkan sudu-sudu turbin setiap stage (bagian high pressure/HP

steam). Pada bagian intermediate stage turbin mengekstrasikan uap air

dengan tekanan 24.5 kg/cm2 dan temperatur 345oC untuk digunakan

diproses lain. Pada bagian ini disebut extraction.


Pada bagian selanjutnya di low pressure stage terjadi proses

admission dimana turbin mendapat tambahan steam dari sistem lain sebagai

tenaga bantu untuk menggerakkan sudu-sudu dengan tekanan 3.0kg/cm2

dan temperatur 155oC. Pada stage akhir steam keluar menuju kondenser

untuk didinginkan dan merubah fase steam menjadi air dengan tekanan 0.12

kg/cm2 absolute yang disebut dengan exhaust.

Skema aliran uap turbin 2-TS-101-K4

I A
n d
l m

E E
k x
s h
t a
General data Steam Turbine 2-TS-101-K4:

 Equip no : 2-TS-101-K4

 Model no : CO2 Compressor Turbine (5EMXL-8)

 Manufactured : Mitsubishi Heavy Industries, LTD

 Output at Turbine Shaft : 6851 kW

 Speed : 9012 RPM

 Steam Rate : 9.064 kg/kW

 Initial Steam Press : 80.0 kg/cm2

 Initial Steam Temp : 480oC

 Initial Steam Flow : 62100 kg/h

 Extraction Steam Press : 24.5 kg/cm2

 Extraction Steam Temp : 345oC

 Extraction Steam Flow : 50200 kg/h

 Admission Steam Press : 3.0 kg/cm2

 Admission Steam Temp : 155oC

 Admission Steam Flow : 12000 kg/h

 Exhaust Steam Press : 0.12 kg/cm2

 Exhaust Steam Temp : 49.1oC


4.2 Komponen Turbin Uap 2-TS-101-K4

4.2.1 Trip Throttle Valve

Fungsi utama dari trip throttle valve adalah menghentikan

atau membuka aliran fluida pada saat perjalanan. Biasanya trip

throttle valve menjadi gerbang awal untuk masuknya aliran fluida

pada suatu sistem. Trip throttle valve dapat dioperasikan secara

manual dan dengan mekanisme lain seperti udara atau oli sebagai

pengungkitnya. Valve jenis ini sangat cocok untuk jenis aliran

bertekanan tinggi. Selain itu, trip throttle valve juga digunakan

untuk mengatur jumlah aliran fluida yang lewat. Sebagai contoh,

pada turbin uap 2-TS-101-K4 trip throttle valve dipasang pada jalur

masuknya uap (inlet). Trip throttle valve ini difungsikan untuk

mengatur jumlah aliran uap yang masuk ke dalam turbin pada awal

starting turbin uap. Dalam pengoperasian turbin uap dibutuhkan

beberapa tahapan dengan peningkatan laju aliran massa steam secara

bertahap berdasarkan waktu. Oleh karena itu, trip throttle valve

dibuka berdasarkan petunjuk pengoperasian manual turbin uap.

Selain itu, trip throttle valve yang terpasang pada turbin uap

digunakan untuk menghentikan aliran steam disaat terjadi kondisi

darurat ataupun saat akan dilakukan overhaul.


4.2.2 Governor Valve

Prinsip kerja dari governor valve serupa dengan trip

throttle valve. Governor valve bekerja setelah trip throttle valve

dibuka dalam posisi yang tetap atau dengan kata lain ketika kondisi

kerja dari turbin uap sudah stabil. Governor valve akan mengambil

alih tugas dari trip throttle valve. Governor valve digunakan untuk

mengatur kecepatan putar rotor turbin dengan mengatur bukaan

katup inlet sehingga flow steam dapat diatur.

4.2.3 Extraction Control Valve

Posisi dari valve ini berada pada bagian ekstraksi. Fungsi

utama dari extraction contor valve adalah mengatur flow steam yang

diekstraksikan oleh turbin untuk digunakan pada sistem lainnya.

4.2.4 Admission Control Valve

Posisi dari valve ini berada pada bagian ekstraksi. Fungsi

utama dari admission control valve adalah untuk mengatur flow

steam tambahan yang masuk ke turbin yang berasal dari sistem

lainnya.
4.2.5 Turning Device

Turning device merupakan alat yang berfungsi sebagai

pemutar rotor pada saat awal starting. Tujuannya adalah sebagai

pemicu awal agar rotor bergerak pada saat steam mulai masuk

kedalam turbin dan mulai menabrak sudu-sudu turbin. Selain itu

turning device digunakan untuk memutar rotor secara perlahan saat

turbin tidak bekerja. Tujuannya adalah agar rotor tidak menderita

beban statis akibat berat rotor itu sendiri.

4.2.6 Emergency Trip Device

Emergency trip device adalah sebuah perangkat yang

terhubung dengan governor valve. Fungsi utama dari alat ini adalah

sebagai pengaman apabila putaran turbin melebihi batas aman yang

telah ditentukan. Saat putaran turbin melebihi batas aman,

emergency trip device akan menarik tuas governor valve sehingga

katup akan merapat dan kecepatan putar turbin akan turun

menyesuaikan laju aliran massa steam yang masuk.

4.2.7 Internal Parts

Komponen utama dari internal parts adalah rotor dan

stator dan shaft sealing system. Rotor turbin uap 2-TS-101-K4 ini
terbuat dari material NiCrMoV FORGED STEEL dengan jumlah

stage sebanyak 8 stages dan blade pada setiap stage bertipe impulse.

Sedangkan untuk sealing systemnya digunakan labyrinth seal

dengan material Cu-ALLOY.

4.2.8 Bearing Set

Bearing berfungsi sebagai alat untuk mempertahankan

kondisi kerja rotor sehingga saat rotor bekerja tidak terdapat rugi-

rugi yang mengakibatkan turunnya kerja rotor atau rusaknya salah

satu komponen dinamis turbin. Pada turbin 2-TS-101-K4 terdapat

beberapa bearing set assembly, yaitu exhaust bearing assembly yang

terdapat pada sisi rotor bagian exhaust dan governing side bearing

assembly pada sisi inlet. Jenis bearing yang digunakan ada dua

macam yaitu thrust bearing dan journal bearing. Thrust bearing

digunakan untuk mempertahankan rotor pada arah aksial sementara

journal bearing digunakan untuk mempertahankan rotor pada arah

radial.
4.2.9 Lubrication System

Lubrication system merupakan sebuah sistem yang

dirancang untuk memberikan pelumasan pada rotor dan komponen

berputar lainnya secara otomatis. Selain itu, oli yang digunakan

sebagai pelumas dapat berguna sebagai penyerap panas.

4.3 Perhitungan dan Analisa Performance Efisiensi Isentropis

Turbin Uap 2-TS-101-K4

4.3.1 Perhitungan Performance, Daya Ideal, Daya Aktual, dan Efisiensi

Isentropis pada Turbin Uap 2-TS-101-K4

Tabel dibawah ini merupakan data-data kondisi turbin uap

2-TS-101-K4 yang sesuai dengan “Special Purpose Steam Turbine

Data Sheet” dari Manfucaturer turbin uap ini

Bagian Variabel Nilai


Mass Flow Rate 62100 kg/h
Inlet Pressure 80.0 kg/cm2
Temperature 480oC
Mass Flow Rate 50200 kg/h
Extraction Pressure 24.5 kg/cm2
Temperature 345oC
Mass Flow Rate 12000 kg/h
Admission Pressure 3.0 kg/cm2
Temperature 155oC
Mass Flow Rate
Pressure 0.12 kg/cm2
Exhaust
Temperature 49.1oC
Wetness 11%
Tabel 4.3.1. Data sheet desain turbin uap 2-TS-101-

K4

a. Perhitungan Inlet

P1 = 80.00 kg/cm2 = 7.845 Mpa

T1 = 480oC

ṁ1 = 62000 kg/h = 17.25 kg/s

Untuk mendapatkan entalpi (h1) dan entropi (s1) yang

dibutuhkan untuk menghitung nilai daya aktual dan ideal dari

turbin digunakan tabel A.6 (Superheated Water) dari textbook

Thermodynamics : An Engineering Approach karangan Y.A.

Cengel dan M.A Boles edisi kelima. Untuk mencari data-data

yang tidak tertera pada tabel tersebut digunakan metode

interpolasi.

Pada P1 = 7.845 Mpa dan T1 = 480oC didapatkan:

@ P = 7 MPa

T (oC) 450 480 500


h (kJ/kg) 3288.3 3337.54 3411.4
s (kJ//kgoC) 6.6353 6.70118 6.8000
Entalpi:

480 − 450 ℎ1 − 3288.3


=
500 − 450 3411.4 − 3288.3

𝑘𝐽
ℎ1 = 3337.54 ⁄𝑘𝑔

Entropi:

480 − 450 𝑠1 − 6.6353


=
500 − 450 6.8000 − 6.6353

𝑘𝐽
𝑠1 = 6.70118 ⁄𝑘𝑔. ͦ𝐶

@ P = 8 MPa

T (oC) 450 480 500


h (kJ/kg) 3273.3 3323.78 3399.5
s (kJ//kgoC) 6.5579 6.6253 6.7266

Entalpi:

480 − 450 ℎ1 − 3288.3


=
500 − 450 3411.4 − 3288.3

𝑘𝐽
ℎ1 = 3337.54 ⁄𝑘𝑔
Entropi:

480 − 450 𝑠1 − 6.5579


=
500 − 450 6.7266 − 6.5579

𝑘𝐽
𝑠1 = 6.6253 ⁄𝑘𝑔. ℃

@ P = 7.8445 MPa

P (MPa) 7 7.8445 8
h (kJ/kg) 3337.54 3363.717 3323.78
s (kJ//kgoC) 6.7011 6.6367 6.6253

Entalpi:

7.849 − 7 ℎ1 − 3337.54
=
8−7 3323.78 − 3337.54

𝑘𝐽
ℎ1 = 3363.717 ⁄𝑘𝑔

Entropi:

7.849 − 7 𝑠1 − 6.7011
=
8−7 6.6253 − 6.7011

𝑘𝐽
𝑠1 = 6.6367 ⁄𝑘𝑔. ℃

Maka didapatkan :

h1 = 3363.717 kJ/kg
s1 = 6.6367 kJ/kg.oC

b. Perhitungan Ekstraksi

P2 = 24.5 kg/cm2 = 2.402 MPa

T2 = 345oC

ṁ2 = 50200 kg/h = 13.44 kg/s

Pada perhitungan ekstraksi, entalpi yang dicari ada

dua jenis yaitu entalpi aktual (h2) dan entalpi isentropis (h2s).

Dalam mencari entalpi dan entropi yang dibutuhkan untuk

menghitung daya aktual dan ideal dari turbin digunakan tabel

A.6 (Superheated Water) dari Textbook Thermodynamics : An

Engineering Approach karangan Y.A. Cengel dan M.A. Boles

edisi kelima. Untuk mencari data-data yang tidak tertera pada

tabel tersebut digunakan metode interpolasi.

Pada P2 = 2.402 MPa dan T2 = 345oC didapatkan:

 Kondisi aktual

@ P = 2 MPa

T (oC) 300 345 350

h (kJ/kg) 3024.2 3126.35 3137.7


Entalpi:

345 − 300 ℎ2 − 3024.2


=
350 − 300 3137.7 − 3024.2
𝑘𝐽
ℎ2 = 3126.35 ⁄𝑘𝑔

@ P = 2.5 MPa

T (oC) 300 345 350

h (kJ/kg) 3009.6 3115.26 3127.0

Entalpi:

345 − 300 ℎ2 − 3009.6


=
350 − 300 3127 − 3009.6

𝑘𝐽
ℎ2 = 3115.26 ⁄𝑘𝑔

@ P = 2.402 MPa

P (MPa) 2 2.402 2.5

h (kJ/kg) 3126.35 3117.43 3115.26


Entalpi:

2.402 − 2 ℎ2 − 3126.35
=
2.5 − 2 3115.26 − 3126.35

𝑘𝐽
ℎ2 = 3117.43 ⁄𝑘𝑔
 Kondisi Isentropis

Hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan entalpi pada

kondisi isentropis adalah mengetahui suhu isentropis. Suhu

isentropis dapat diketahui dengan data-data sebagai berikut:

P2s = P2 = 2.402 kg/cm2

s2s = s1 = 6.6367 kJ/kgoC

@ T = 250oC

P (MPa) 2 2.402 2.5

s (kJ/kg.oC) 6.5475 6.4375 6.4107

Entropi:

2.402 − 2 𝑠2 − 6.5475
=
2.5 − 2 6.4107 − 6.5475

𝑘𝐽
𝑠2 = 6.4375 ⁄𝑘𝑔. ℃

@ T = 300oC

P (MPa) 2 2.402 2.5

s (kJ/kg.oC) 6.7684 6.6699 6.6459

Entropi:

2.402 − 2 𝑠2 − 6.7684
=
2.5 − 2 6.6459 − 6.7684

𝑘𝐽
𝑠2 = 6.6699 ⁄𝑘𝑔. ℃
Suhu isentropis:

T (oC) 250 292.875 300

s (kJ/kg.oC) 6.4375 6.6367 6.6699

Suhu:

𝑇2𝑠 − 250 6.6367 − 6.4375


=
300 − 250 6.6699 − 6.4375

𝑇2𝑠 = 292.875℃

Entalpi isentropis

@ P = 2.402

T (oC) 250 292.875 300

h (kJ/kg) 2885.42 2994.38 3012.49

Entalpi:

292.875 − 250 ℎ2𝑠 − 2885.42


=
300 − 250 3012.49 − 2885.42

𝑘𝐽
ℎ2𝑠 = 2994.38 ⁄𝑘𝑔

Maka didapat:

h2 = 3268.50 kJ/kg

h2s = 2994.38 kJ/kg


c. Perhitungan Admisi

P3 = 3 kg/cm2 = 0.2942 MPa

T3 = 155oC

ṁ3 = 12000 kg/h = 3.33334 kg/s

Untuk mendapatakan entalpi (h3) dan entropi (s3) yang

dibutuhkan untuk menghitung nilai daya aktual dan ideal dari

turbin digunakan tabel A.6 (Superheated Water) dari textbook

Thermodynamics : An Engineering Approach karangan Y.A.

Cengel dan M.A. Boles edisi kelima. Untuk mencari data-data

yang tidak tertera pada tabel tersebut digunakan metode

interpolasi.

Pada P3 = 0.2942 MPa dan T3 = 155oC didapatkan:

@ P = 0.20 MPa

T (oC) 150 155 200

h (kJ/kg) 2769.1 2779.4 2870.7

s (kJ/kg.oC) 7.2810 7.3037 7.5081


Entalpi:

155 − 150 ℎ3 − 2769.1


=
200 − 150 2870.7 − 2769.1

𝑘𝐽
ℎ3 = 2779.4 ⁄𝑘𝑔

Entropi:

155 − 150 𝑠3 − 7.2810


=
200 − 150 7.5081 − 7.2810

𝑘𝐽
𝑠3 = 7.3037 ⁄𝑘𝑔. ℃
@ P = 0.30 MPa

T (oC) 150 155 200

h (kJ/kg) 2761.2 2771.93 2865.9

s (kJ/kg.oC) 7.0792 7.0143 7.3132


Entalpi:

155 − 150 ℎ3 − 2761.2


=
200 − 150 2865.9 − 2761.2

𝑘𝐽
ℎ3 = 2771.93 ⁄𝑘𝑔

Entropi:

155 − 150 𝑠3 − 7.0792


=
200 − 150 7.3132 − 7.0792

𝑘𝐽
𝑠3 = 7.1043 ⁄𝑘𝑔. ℃

@ P = 0.2942 MPa

P (MPa) 0.20 0.2942 0.30

h (kJ/kg) 2779.4 2772.38 2771.93

s (kJ/kg.oC) 7.3037 7.1142 7.0143


Entalpi:

0.2942 − 0.2 ℎ3 − 2779.4


=
0.3 − 0.2 2771.93 − 2779.4

𝑘𝐽
ℎ3 = 2772.38 ⁄𝑘𝑔

Entropi:

0.2942 − 0.2 𝑠3 − 7.3037


=
0.3 − 0.2 7.0143 − 7.3037
𝑘𝐽
𝑠3 = 7.1142 ⁄𝑘𝑔. ℃

Maka didapat:

h3 = 2772.38 kJ/kg

s3 = 7.1142 kJ/kg.oC

d. Perhitungan Exhaust

P4 = 0.12 kg/cm2 = 11.78 kPa

T4 = 49.1oC

Wt = 11%

Pada perhitungan exhaust, entalpi yang dicari ada dua jenis

yaitu entalpi aktual (h4) dan entalpi isentropis (h4s). Pada

kondisi ini ada bagian dari uap air yang telah berubah menjadi

uap basah, oleh karena itu perlu dicari presentasi kandungan

uap air (steam) dan uap basahnya. Dalam mencari entalpi dan

entropi yang dibutuhkan untuk menghitung daya aktual dan

ideal dari turbin digunakan tabel A.5 (Saturated Water –

Pressure Table) dari textbook Thermodynamics : An

Engineering Approach karangan Y.A. Cengel dan M.A Boles

edisi kelima. Untuk mencari data-data yang tidak tertera pada

tabel tersebut digunakan metode interpolasi.

 Kondisi Isentropis

Pada kondisi isentropis dibutuhkan data sebagai berikut:


P4s = P4 = 11.78 kPa

s4s = s3 = 7.1142 kJ/kg.oC

Dari tabel A.5 didapatkan data sebagai berikut:

P Hg Sg Hf Sf
10.0 2583.9 8.1488 191.81 0.6492
11.78 2589.57 8.0917 205.27 0.6921
15.0 2598.3 8.0071 225.94 0.7549
Fase Gas:

Entalpi:

11.78 − 10.0 ℎ𝑔 − 2583.9


=
15.0 − 10.0 2598.3 − 2583.9

𝑘𝐽
ℎ𝑔 = 2589.57 ⁄𝑘𝑔

Entropi:

11.78 − 10.0 𝑠𝑔 − 8.1488


=
15.0 − 10.0 8.0071 − 8.1488

𝑘𝐽
𝑠𝑔 = 8.09177 ⁄𝑘𝑔. ℃

Fase Cair:

Entalpi:

11.78 − 10.0 ℎ𝑓 − 191.81


=
15.0 − 10.0 225.94 − 191.81

𝑘𝐽
ℎ𝑓 = 205.27 ⁄𝑘𝑔

Entropi:

11.78 − 10.0 𝑠𝑓 − 0.6492


=
15.0 − 10.0 0.7549 − 0.6492
𝑘𝐽
𝑠𝑓 = 0.6921 ⁄𝑘𝑔. ℃

Presentasi kandungan uap air:

𝑠3 − 𝑠𝑓
𝑥=
𝑠𝑔 − 𝑠𝑓

7.1142 − 0.6921
𝑥=
8.0917 − 0.6921

𝑥 = 0.6921

Entalpi isentropis:

ℎ4𝑠 = ℎ𝑓 + 𝑥(ℎ𝑔 − ℎ𝑓 )

ℎ4𝑠 = 205.27 + 0.6921(2589.57 − 205.27)

𝑘𝐽
ℎ4𝑠 = 2274.58 ⁄𝑘𝑔

 Kondisi Aktual

Dari data sheet diketahui bahwa nilai wetness sebesar 11%,

maka kualitas uap adalah:

𝑥 = 1 − 0.11

𝑥 = 0.89

Nilai dari entalpi aktual (h4) adalah:

ℎ4 = ℎ𝑓 + 𝑥(ℎ𝑔 − ℎ𝑓 )

ℎ4 = 205.27 + 0.89(2589.57 − 205.27)


𝑘𝐽
ℎ4 = 2327.29 ⁄𝑘𝑔

Maka didapat:

𝑘𝐽
ℎ4 = 2327.29 ⁄𝑘𝑔

𝑘𝐽
ℎ4𝑠 = 2274.58 ⁄𝑘𝑔

e. Menghitung daya aktual turbin 2-TS-101-K4

Daya aktual dan daya ideal dari turbin uap dapat dicari dengan

menggunakan hukum kekekalan energi:

𝐸𝑖𝑛 = 𝐸𝑜𝑢𝑡

𝐸1 + 𝐸3 = 𝐸2 + 𝐸4 + 𝑊𝑎

𝑚̇ 1 ℎ1 + 𝑚̇3 ℎ3 = 𝑚̇2 ℎ2 + 𝑚̇4 ℎ4 + 𝑊𝑎

𝑚̇1 ℎ1 + 𝑚̇3 ℎ3 = 𝑚̇2 ℎ2 + (𝑚̇1 − 𝑚̇2 + 𝑚̇3 )ℎ4 + 𝑊𝑎

𝑚̇1 ℎ1 + 𝑚̇3 ℎ3 + 𝑚̇1 ℎ2 = 𝑚̇2 ℎ2 + 𝑚̇1 ℎ4 − 𝑚̇2 ℎ4 + 𝑚̇3 ℎ4 + 𝑚̇1 ℎ2 + 𝑊𝑎

𝑊𝑎 = 𝑚̇1 (ℎ1 − ℎ2 ) + (𝑚̇1 − 𝑚̇2 )(ℎ2 − ℎ4 ) + 𝑚̇3 (ℎ3 − ℎ4 )

Daya aktual

𝑊𝑎 = {𝑚̇1 (ℎ1 − ℎ2 )} + {(𝑚̇1 − 𝑚̇2 )(ℎ2 − ℎ4 )} + {𝑚̇3 (ℎ3 − ℎ4 )}

𝑊𝑎 = {(17.25(3351.67 − 3117.67)}

+ {(17.25 − 13.94)(3117.67 − 2327.29)}

+ {3.33(2772.38 − 2327.29)}

𝑊𝑎 = 4036.5 + 2612.62 + 1483.60


𝑊𝑎 = 8132.73 𝑘𝑊

f. Menghitung daya ideal turbin uap 2-TS-101-K4

Daya aktual dan daya ideal dari turbin uap dapat dicari dengan

menggunakan hukum kekekalan energi:

𝐸𝑖𝑛 = 𝐸𝑜𝑢𝑡

𝐸1 + 𝐸3 = 𝐸2 + 𝐸4 + 𝑊𝑎

𝑚̇ 1 ℎ1 + 𝑚̇3 ℎ3 = 𝑚̇2 ℎ2 + 𝑚̇4 ℎ4 + 𝑊𝑎

𝑚̇1 ℎ1 + 𝑚̇3 ℎ3 = 𝑚̇2 ℎ2 + (𝑚̇1 − 𝑚̇2 + 𝑚̇3 )ℎ4 + 𝑊𝑎

𝑚̇1 ℎ1 + 𝑚̇3 ℎ3 + 𝑚̇1 ℎ2 = 𝑚̇2 ℎ2 + 𝑚̇1 ℎ4 − 𝑚̇2 ℎ4 + 𝑚̇3 ℎ4 + 𝑚̇1 ℎ2 + 𝑊𝑎

𝑊𝑎 = 𝑚̇1 (ℎ1 − ℎ2 ) + (𝑚̇1 − 𝑚̇2 )(ℎ2 − ℎ4 ) + 𝑚̇3 (ℎ3 − ℎ4 )

Daya isentropis

𝑊𝑎 = {𝑚̇1 (ℎ1 − ℎ2 )} + {(𝑚̇1 − 𝑚̇2 )(ℎ2 − ℎ4 )} + {𝑚̇3 (ℎ3 − ℎ4 )}

𝑊𝑎 = {(17.25(3351.67 − 3014.83)}

+ {(17.25 − 13.94)(3014.83 − 2274.58)}

+ {3.33(2772.38 − 2274.58)}

𝑊𝑎 = 5810.49 + 2446.91 + 1659.31

𝑊𝑎 = 9916.71 𝑘𝑊
g. Efisiensi Isentropis (ηT)

𝑊𝑎
𝜂𝑇 = . 100%
𝑊𝑖

8132.73 𝑘𝑊
𝜂𝑇 = . 100%
9916.71 𝑘𝑊

𝜂𝑇 = 82.01%

Anda mungkin juga menyukai