Anda di halaman 1dari 7

1.

Stenosis Aorta

Stenosis aorta adalah penyakit katup paling umum yang membutuhkan operasi di
negara berkembang. Hingga 3% individu yang berumur >75 tahun menderita stenosis
aorta , paling sering terjadi akibat dari degenerasi kalsifikasi katup aorta. Penyebab
lain dari stenosis aorta termasuk aorta bikuspid kongenital atau penyakit katup
rematik. Kalsifikasi stenosis aorta meningkat dari periode asimptomatik yang
berkepanjangan sampai dengan penyempitan yang progresif dari lubang katup aorta.
Terdapat peningkatan yang sesuai pada tekanan gradien yang melalui katup aorta
dan hubungannya dengan peningkatan tekanan ventrikel kiri yang berlebihan dan
hipertrofi ventrikel kiri. Serangan gejala yang timbul biasanya angina, gagal jantung,
dan sinkop menandakan prognosis yang buruk tanpa adanya intervensi, dengan
angka kematian biasanya terjadi dalam waktu 5 tahun. Kebanyakan pasien yang tidak
memiliki gejala disarankan untuk melakukan pemeriksaan berkala untuk mendeteksi
keparahan dan ventrikel remodelling yang merugikan.

Penerapan CMR dalam evaluasi AS mencakup penilaian anatomi aorta dan katup
aorta, perhitungan volume ventrikel kiri, massa dan fungsi, dan perhitungan
pancaran kecepatan stenotik.

Cine imaging dan penentuan area katup aorta

Cardiac Magnetic Resonance (CMR) imaging pada stenosis aorta dimulai dengan
tampilan standar tiga bilik dan tampilan cine SSFP koronal, yang menyediakan
taksiran gambaran dari katup aorta, ventrikel kiri, dan struktur aliran dan fungsi dari
ventrikel kiri. Semua stenosis aorta menyebabkan kalsifikasi dari katup aorta, yang
tampak sebagai tanda kekosongan (signal void) pada CMR.
Gambaran cine SSFP (Steady State Free Precession Imaging) tiga bilik dari pasien
dengan stenosis aorta, Kalsifikasi dari katup aorta (panah) menghasilkan tanda
kekosongan pada gambaran SSFP. Sumber : University Hospitals of Leicester NHS
Trust

2. Regurgitasi aorta

Beberapa proses penyakit dapat mengarah pada perkembangan


regurgitasi aorta. Penyakit yang paling umum adalah
degeneratif dan bikuspid katup aorta, meskipun endokarditis
dari katup aorta atau penyakit pada akar aorta yang dapat
menyebabkan dilatasi fungsional (contoh hipertensi, diseksi
aorta dan sindrom marfan) juga dapat menyebabkan regurgitasi
aorta. Evaluasi CMR terhadap regurgitasi aorta sangat berguna
karena tingkat akurasi yang tinggi untuk penilaian terhadap
volume dan fungsi ventrikel kiri serta kemampuan untuk
menentukan volume regurgitasi aorta. Seperti halnya pada
stenosis aorta, pemantauan berkala pada regurgitasi aorta
sangat direkomendasikan.

Cine imaging

Pendekatan yang sama pada stenosis aorta digunakan untuk CMR pada regurgitasi
aorta. Ini dimulai dengan penilaian visual standar dari katup aorta, ventrikel kiri, dan
struktur saluran keluar dan fungsi menggunakan rangkaian SSFP cine. Dampak dari
AR pada ventrikel kiri dinilai dengan volume ventrikel kiri dan hitungan fungsi secara
akurat oleh CMR. Pengukuran berulang dapat dilakukan dengan reproduktifitas tinggi
dan menyediakan informasi yang berguna terkait perkembangan penyakit. Dalam
studi observasional LV EDV>246 mL memperkirakan pasien yang mengembangkan
indikasi pedoman kelas I untuk pembedahan.
Gambaran tiga bilik SSFP cine yang menunjukkan regurgitasi aorta. A. pusat regurgitasi (panah) terlihat
sebagai tanda kosong (signal void) pada rangkaian SSFP. B. Visualisasi dari lubang regurgitasi AV sentral
oleh direct planimetry. Sumber: University Hospitals of Leicester NHS Trust

3. Stenosis mitral

Penyakit jantung rematik sejauh ini merupakan penyebab yang paling umum dari
stenosis mitral, terhitung lebih dari 95 kasus. Sebagai akibatnya prevalensi MS telah
menurun dengan menurunnya demam rematik di negara maju [36]. Penyebab yang
lebih jarang termasuk karsinoid, penyakit Fabry, mucopolysaccharidoses, penyakit
Whipple, rheumatoid arthritis, gout, dan stenosis mitral kongenital. Lebih dari
sepertiga pasien dengan penyakit katup mitral rematik memiliki keterlibatan katup
lain, paling sering katup aorta. Ini harus dipertimbangkan sebagai bagian dari
evaluasi CMR pada stenosis mitral. Ini harus dipertimbangkan sebagai bagian dari
evaluasi CMR pada MS. Tingkat keparahan MS dengan echo dinilai terutama oleh
daerah katup, meskipun gradien rata-rata dan tekanan arteri pulmonal juga
merupakan penanda penting untuk menilai tingkat keparahan.

Penilaian standar stenosis mitral dimulai dengan tampilan cine SSFP standar,
diikuti oleh planimetri katup mitral dan kecepatan aliran katup mitral. Dua bilik,
empat bilik dan gambaran LVOT pada awalnya menarik, dengan bayangan/gambaran
dari tanda kosong (signal void) yang dihasilkan oleh pancaran stenosis. Dampak
stenosis mitral pada atrium kiri mudah diukur dengan menggunakan gambar-gambar
ini. Planimetri katup mitral dapat dilakukan dengan cara yang mirip dengan katup
aorta. Sebuah gambaran yang dekat dengan katup mitral harus diperoleh selama
diastol. Irisan ganda (4-5 mm) harus dicitrakan sejajar dengan anulus mitral untuk
memastikan keakuratannya.
Evaluasi CMR terhadap stenosis mitral. A. Gambar cine SSFP memungkinkan visualisasi pancaran
stenosis pada stenosis mitral (panah). Planimetry dari katup mitral (garis putus-putus) untuk
menghitung area lubang/muara katup harus dilakukan pada saat diastol. Sumber: University Hospitals
of Leicester NHS Trust

4. Regurgitasi mitral

Regurgitasi mitral dibagi menjadi dua bagian yaitu penyebab primer dan sekunder.
Pada regurgitasi mitral primer ada penyakit yang mempengaruhi katup mitral atau
alat katup mital. Pada regurgitasi mitral sekunder (atau fungsional), katup mitralnya
normal dan regurgitasi dihasilkan dari annular atau dilatasi ventrikel, yang
menyebabkan penurunan atau tidak adanya penyesuaian. Pada pasien dengan
regurgitasi mitral parah yang melalui proses pembedahan, penyebab yang paling
umum adalah prolaps katup mitral, regurgitasi mitral iskemik, penyakit jantung
rematik dan endokarditis.

Gambaran bidang yang tidak terbatas tersedia melalui CMR


sangat menguntungkan untuk mengevaluasi anatomi yang kompleks
dari katup mitral. Perhitungan dari regurgitasi bersamaan
dengan volume ventrikel kiri tetap menjadi keuntungan utama
dari CMR dalam pemeriksaan regurgitasi mitral. Suatu gambaran
penilaian dari tanda kosong (signal void) yang dihasilkan
oleh pancaran regurgitasi dapat memberikan kesan pertama dari
keparahan regurgitasi mitral, dengan pancaran yang lebih
lebar mennunjukkan penyakit yang lebih parah, terutama adanya
area inti dengan puncak tanda di dalam pancaran.

Cine imaging pada regurgitasi mitral

Pendekatan yang berguna untuk menilai anatomi katup mitral adalah untuk
menggambarkan katup pada tiga bidang sesuai dengan kumparan dari masing-
masing scallops (i.e. A1P1, A2P2 and A3P3). Ini akan memungkinkan identifikasi
lokasi regurgitasi atau prolaps. Sebuah potongan sumbu pendek dasar yang melalui
katup mitral dapat digunakan untuk merencanakan pencitraan selanjutnya. Potongan
gambar cine SSFP melalui masing-masing dari tiga scallop kemudian dapat diperoleh.
Planimetry langsung melalui anulus mitral juga dapat dilakukan untuk
memungkinkan pengukuran area lubang/muara regurgitasi. Sebuah lubang/muara
regurgitasi ≥40mm2 menandakan prognosis buruk pada pasien dengan penyakit
regurgitasi mitral dan telah diusulkan sebagai indikasi untuk intervensi bedah.
Pencitraan alternatif dapat dilakukan dengan setumpuk potongan aksial atau tegak
lurus terhadap tampilan empat ruang.
Gambaran pencitraan untuk visualisasi yang disarankan pada katup mitral, menurut bagian
penyesuaian dari masing-masing scallops. Posisi potongan yang direncanakan dari gambar sumbu
pendek dasar atau basal short axis (panel kiri bawah). Urutan Cine kemudian diperoleh tegak lurus
dengan komisura mitral yang sesuai dengan masing-masing dari tiga scallops, dilambangkan dengan
garis berwarna dan teks berwarna masing-masing.Sumber: University Hospitals of Leicester NHS Trust

DAFTAR PUSTAKA
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5747097/

Anda mungkin juga menyukai