Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
OLEH:
AMELIA RIWU NAD JD JU
NIM. 16 2 0 7 0 14 1
dalam proses perubahan watak dan tingkah laku seseorang. Pendidikan yang
pendidikannya bersifat acuh tak acuh, akan membawa dampak negatif bagi
diri individu yang bersangkutan dan lingkungan masyarakat di mana anak itu
berada.
1
Pemerintah dan pihak swasta. Pendidikan di ketiga jenis di atas sama-sama
umum ialah untuk membentuk manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
yang mandiri (E. Mulyasa, 2003). Maka, di kemudian hari peserta didik
Dari peristiwa inilah dapat dilihat apakah tingkah lakunya sesuai dengan
pada peserta didik tentang Allah. Dalam hal ini Allah yang menjadi Juru
penolong yang memampukan setiap orang untuk dapat mengenal Allah yang
benar. Adanya hubungan pribadi dengan Kristus merupakan hal yang sangat
terang Kristus2.
2
Seorang individu yang puas dan bahagia mempunyai pola - pola kebiasaan yang
dapat membebaskan dirinya dari ketegangan -ketegangan emosi dan syarqf,
konflik dan ketidak pastian. Ia akan menerima setiap perubahan dan membentuk
2
Pendidikan agama Kristen merupakan sarana atau wadah yang
digunakan untuk membentuk tingkah laku bagi setiap peserta didik. Dengan
bidang studi yang diajarkan di sekolah. Arti dari pendidikan agama Kristen
ialah pemupukan akal orang - orang percaya dan anak - anak mereka dengan
akan nampak melalui pengabdian diri kepada Allah Bapa, Tuhan Yesus
1980). Dari sini, maka tujuan yang hendak dicapai oleh pendidikan agama
Kristen itu jelas. Yaitu ingin menanamkan nilai-nilai Kristen kepada anak
sikap yang akan memberi penyesuaian yang memuaskan terhadap perubahan yang
silih berganti dan terhadap perangsangan dan lingkungan Gunarsa, Singgih D.
Psikologi Untuk Membimbing, (Jakarta: Gunung Mulia, 2009).
3
Peranan guru sangat diperlukan sehingga materi yang ingin diajarkan
pengetahuan semata.
kehidupan Kristus, karena guru agama Kristen bukan hanya sebatas status
atau seorang pengajar semata, melainkan juga sebagai hamba Tuhan dengan
juga harus dapat pula merubah tingkah laku anak didiknya agar lebih baik.
tidak seperti yang diajarkan dalam ruang lingkup sekolah. Seperti metode,
waktu dan cara pelaksanaannya. Oleh sebab itu, jangan kita mempunyai
3
Iman adalah karunia roh kudus, tetapi tidaklah lepas dari pengetahuan yang
diperoleh dari firman. Calvin Yohanes. INSTITUTIO Pengajaran Agama Kristen.
(PT. BPK Gunung Mulia. Tahun 2003).
4
pemikiran, bahwa di sekolah umum saja yang ada pendidikan agama Kristen.
Dari yang telah di jelaskan di atas, maka ada hubungan yang saling
membawa peserta didik untuk dapat mengenal Allah didalam Yesus Kristus.
Oleh karena itu setiap siswa Kristen jangan beranggapan, jika kita
sudah mendapat pelajaran agama di sekolah, maka di gereja tidak perlu lagi
jangan juga kita mengikuti pelajaran agama Kristen hanya karena tuntutan
guru dan sekolah untuk mendapat nilai, takut kepada orang tua dan terlebih
Kristen. Maka, dari sini penulis melihat ada permasalahan yang menjadi
5
Waingapu yang merupakan tempat penulis mengadakan penelitian dan
baik dan buruk. Kenyataan yang dilihat tidak sesuai dengan apa yang
diharapkan malahan anak tertarik dengan sesuatu hal yang dilarang. Semua
ini karena ada faktor dalam diri anak yang berhubungan dengan pencarian
hal yang tabu. Misalnya dalam berpacaran, dimana mereka meniru cara atau
gaya yang pemah ia lihat dari televisi. Dalam hal ini sangat erat hubungannya
bukan lagi sesuatu hal yang asing. Sehingga kadang kala hal tersebut
remaja pria. Dimana merupakan salah satu cara yang dipakai untuk mencari
Dengan melakukan hal seperti itu, maka barulah ia diakui dalam lingkungan
6
1.2. Rumusan Masalah
Bertolak dari latar belakang di atas, yang menjadi rumusan masalah dalam
1. Metode Penelitian
4
Metode yang digunakan adalah penelitian deskriptif yaitu melalui
kata-kata lisan maupun tertulis dan tingkah laku yang diamati dari orang
2. Lokasi Penelitian
4
W. Lawrence Neuman, Social research Methods: Qualitative and Qualitative
Approaches. (USA, Ailyn anda Bacon, 1999), hal 2.
5
Ibid, 16
7
3. Satuan Analisa
penelitian ini.
Teknik analisa data yang digunakan adalah teknik analisa kualitatif, yaitu:
6
Deddy Malyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung:. Remaja
Rosdakarya, 2004)
8
b. Penyajian data yaitu dengan mencoba memberikan kemungkinan adanya
kecocokan (verifikasi).7
6. Tahapan Penelitian
a. Persiapan
dilakukan pencatatan.
penelitian.
7
Marten B. Miiies dan A. Michael Hubennan, Analtsa Data Kualitatif
Jakarta: Universitas Indonesia Press, 1992) bai 16-20
9
menjawab masalah pelitian.
g. Manfaat penelitian
dapat dibaca oleh orang-orang baik sebagai orang tua, anak-anak, maupun
1.5. Signifikansi
pada strategi yang digunakan orang tua dalam mendidik anak sejalan
10
1.6. Sistematika Penulisan
Untuk memahami kerangka penelitian yaitu akan diangkat dalam skripsi inis
BAB I. PENDAHULUAN
1.5. Signifikan
BABV PENUTUP
11
BAB II
LANDASAN TEORI
Pendidikan ialah suatu sistem dan karya manusia yang terdiri dari
yang diberikan oleh orang dewasa kepada orang yang belum dewasa" (W.S
Winkel, 1996). Dan pendidikan juga berarti proses perubahan sikap dan
laku harus terorganisir, sistematis, dan terarah dengan suatu tekad ingin
12
mati".
bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa. Selain itu beretika, memiliki nalar,
yang mandiri (E. Muliasa, 2003) Sistem pendidikan di Indonesia sesuai dengan
berbangsa dan dengan sistem pendidikan yang ada. Diharapkan setiap warga
yang dimana didukung oleh kesadaran dari dalam diri dan luar diri masyarakat
yang dididik. Tujuan ini mampu untuk bertumbuh dan berkembang sebagai mana
13
2.2. Konsep Pendidikan Agama Kristen
Hal tersebut dilakukan secara bertahap dan sistematis, baik secara kelompok
dalam bimbingan Roh Kudus yang dilaksanakan melalui gereja dan sekolah
mendalam melalui pengabdian diri kepada Allah Bapa Tuhan Yesus Kristus
dari adanya perubahan tingkah laku dari yang buruk ke hal yang baik.
(1978) "Suatu respon dari pihak pendidik dan peserta didik baik tua maupun
muda dalam membangun iman yang hidup dengan Tuhan sendiri. Dimana
14
mereka dapat membangun persekutuan jemaat-Nya yang mengakui dan
Allah bukan berarti pada saat senang atau mungkin pada saat susah, namun
baik pada saat susah ataupun senang tetap pada prinsip akan memuliakan
Allah.
Kristen adalah "Usaha yang dilakukan secara terencana dan kontinyu dalam
Kudus siswa dapat memahami dan menghayati kasih Allah di dalam Yesus
lingkungan disekitarnya.
Kristus dengan bantuan dan bimbingan Roh Kudus. Kasih Allah itu juga
bisa dirasakan oleh orang-orang lain, melalui tutur kata, tingkah laku, di
15
2.2.2. Tujuan pendidikan agama Kristen.
berbasis (KBK SMU, 2003) terbagi atas dua bagian yaitu: tujuan umum dan
tujuan khusus.
a. Tujuan Umum
Tujuan umum memperkenalkan Allah Bapa, Putera dan Roh Kudus dan
b. Tujuan Khusus
Allah (Allah Bapa, Putera dan Roh Kudus). Dan karya-Nya harus nampak
16
Proses di atas mempunyai tujuan untuk meyakinkan siswa untuk
Kristen. Salah satu problem yang dihadapi anak atau peserta didik usia
Firman Allah. Pelanggaran terhadap Firman Allah dalam bentuk tingkah laku
yang dapat menjadi batu sandungan bagi orang lain, ini merupakan bentuk
dalam dosa. Karena manusia atau peserta didik juga telah terjerumus ke dalam
dosa, maka ia tidak layak lagi dihadapanNya. Karena itu melalui pendidikan
yang telah diajarkan atau dididik, baik dewasa maupun kecil mereka harus
pengabdian diri kepada Allah Bapa, Tuhan kita Yesus Kristus berupa
17
Tujuan pendidikan agama Kristen menurut Iris V. Cully (1978),
pengenalan akan Allah melalui Yesus Kristus dan dapat melayani orang
secara efektif.
sebagai suatu ajaran yang ingin memperkenalkan karya dan kasih Allah
seseorang. Sebab hal tersebut akan mewarnai cara berpikir, sikap dan tingkah
demikian siswa dapat berpikir secara aktif dan bahkan akan menjadi garam
18
(b) Pengetahuan tentang Alkitab atau Firman Tuhan, merupakan suatu
kajian ilmu yang dipakai untuk mengenai karya pernyataan Allah bagi
dalam Boehlke, 1994). Oleh karena itu pendidikan yang diajarkan oleh
(c) Pengetahuan tentang doktrin Kristen. Doktrin ialah pokok ajaran atau
kepercayaan yang harus diterima sebagai hal yang benar tidak boleh
obyektif yang dinyatakan oleh Allah dan didefinisi oleh gereja. Gereja
dunia dan penyataan karya penyelamatan. Hal ini terjadi melalui dan
dengan sikap dan nilai-nilai dalam hubungannya secara pribadi dengan Tuhan
Yesus dan sesama. Dimensi ini mencakup beberapa hal menurut W.S.Wilken,
sikap itu dinyatakan dalam tingkah laku yang sesuai dengan konsisten
19
sikap batin
dan efisien.
20
dua perangsang atau lebih, berdasarkan ciri fisik yang khas pada
masing-masing rangsangan.
Dari ketiga dimensi ini maka dimensi afektif merupakan dimcnsi yang
didengar, sebab istilah pendidikan agama Kristen pada umumnya hanya ada
Kristen adalah mata pelajaran yang diajarkan khusus bagi peserta didik yang
Kristen di gereja, maka ada baiknya kita melihat beberapa pendapat para ahli
penatua dan diaken yang mempunyai peranan yang sangat penting. Ketiga
jabatan yang telah ditetapkan harus mampu memberikan teladan yang baik
dan benar. Asumsinya bahwa orang yang takut akan Tuhan adalah menjadi
teladan yang benar. Dalam yang takut akan Tuhan adalah menjadi teladan
21
Firman Allah8.
sarana yang dipakai sebagai filter atau penyaring berbagai ilmu pengetahuan
mungkin terhadap pemahaman yang keliru tentang iman Kristen dan dapat
Firman Allah yang ada di dalam Alkitab. Sehingga dasar yang paling utama
kerjasama yang baik dan harmonis, sehingga dapat mencapai hasil yang
diharapkan.
pernah terlepas dari Alkitab. Sebab Alkitab merupakan sumber yang paling
8
Iris V. Cully
22
utama dari semua ilmu yang diajarkan untuk mengembangkan pendidikan
1. Guru
juga perkembangan fisik yang sehat dan kuat baik secara rohani maupun
mental. Figur seorang guru Kristen harus ramah dan sabar seperti Kristus
2. Peserta didik
Peserta didik atau pelajar merupakan orang yang dididik dalam waktu
3. Kurikuium
disusun secara sistematis terarah, sehingga apa yang menjadi tujuan dapat
23
(bahan ajar) digunakan metode mengajar tertentu. Metode mengajar adalah
"Suatu cara, suatu pekerjaan yang aktif yang kita lakukan bagi Firman Tuhan
dan bagi sesama manusia, supaya kedua pihak bertemu satu sama
mempunyai peranan yang sangat besar. Dalam hal untuk proses pertumbuhan
dirasakan oleh semua manusia berdosa, sehingga mereka mau bertobat dan
Hal ini didukung oleh KBK SMU (2003) Fungsi pendidikan agama
kehidupannya sehari-hari. Tatkala orang melihat tingkah laku kita yang dapat
24
membuat orang lain senang, maka dari situ nilai-nilai keKristenan mulai
dihargai.
tidak lagi menghormati orang tua dan sebaliknya orang tua tidak lagi
memahami akan tugas dan tanggung jawabnya selaku pengasuh. Orang tua
pada usia remaja tidak perlu lagi diperhatikan seperti anak kecil, sebab
mereka sudah dewasa dan mampu mengatasi maslah yang dihadapinya. Pola
pemikiran seperti hal tersebut harus dirubah. Karena perubahan tingkah laku
anak ke hal yang buruk maupun baik adalah tanggung jawab orang tua juga.
Dari hal ini kita akan melihat beberapa pembahasan dibawah ini mengenai
25
2.3.1. Definisi Tingkah Laku
gejala-gejala jiwa yang nampak atau yang bisa dilihat oleh orang Iain sebagai
e. Tingkah laku ialah "Sesuatu yang mempunyai arah dan tujuan untuk
Dari kelima defenisi yang telah disebutkan di atas, maka dapat diambil
defmisi tingkah laku. Tingkah laku ialah suatu bentuk respon terhadap
stimulus di mana hal tersebut bisa dari dalam diri anak maupun dari luar diri
26
seseorang. Dimana hal tersebut tidak terlepas dari sifat ingin memenuhi
kebutuhannya.
menemukan gejala yang sangat aneh, misalnya seorang anak yang berbohong
atau keinginan hatinya. Hal ini akan nampak dari cara ia bertingkah laku.
kalau kebutuhan psikis ini kurang diperhatikan maka akan membawa dampak
yang buruk bagi kehidupan anak khususnya pada usia remaja. Karena pada
usia ini, anak ingin melihat figur seorang ayah atau ibu yang ia dambakan.
Hal tersebut disebabkan oleh gelora jiwa yang ada di dalam diri dan yang
ingin mencari jati dirinya. Pada waktu ia mencari jati dirinya, anak sangat
berkaitan dengan tingkah laku. Walaupun terlahir dari satu keluarga yang
sama. Hal ini dapat dilihat dari pola kepribadian anak dalam hubungannya
27
Dari paparan di atas, hal ini merupakan permasalahan bagi kehidupan
Surahman, 1980).
1) Menggoda ialah suatu bentuk tingkah laku yang bersifat agresif, dengan
kamu goblok.
2) Agresif ialah bentuk tingkah laku yang umum terhadap frustrasi sebab
Seorang anak yang hidup bebas, namun karena ada norma-norma, maka
diinginkan.
melebihi orang lain. Bentuk tingkah laku kompetisi ada dua, yang
membawa pengaruh buruk bagi pribadi anak. Contoh : Anak yang malas
ujian.
28
5) Negativisme merupakan bentuk tingkah laku yang melawan orang lain
remaja, mulai dari yang sederhana sampai yang komplek. Bentuk tingkah
laku tersebut sangat berbahaya apabila tidak adanya pengawasan, baik dari
Dalam proses suatu perubahan dalam diri anak, maka perlu dicari
Dari beberapa temuan yang dilihat, maka ada faktor kebiasaan, faktor
heriditas dan faktor lingkungan yang merupakan faktor yang sangat besar
a) Faktor Kebiasaan
artinya sudah menjadi darah daging dalam diri anak. Hambatan ini
merupakan hambatan yang timbul dari dalam diri anak, sehingga sangat sulit
Biasanya pengaruh faktor ini, sangat sulit nasehat atau teguran diterima anak
29
b) Faktor Heriditas
pola-pola tertentu yang di mana dihasilkan oleh percampuran ayah dan ibu
(keturunan). Sehingga tingkah laku yang ada pada anak ditentukan oleh gen
yang ia bawa sejak lahir. Tingkah laku ini apabila tidak dididik ke arah yang
baik, maka akan menghasilkan sesuatu tingkah laku yang tidak sesuai dengan
c) Faktor Lingkungan
dari lingkungannya. Oleh karena itu maka lingkungan yang anak itu tempati,
cenderung seperti itu juga. Hal ini dipengaruhi oleh bentuk lingkungan
dimana anak itu tinggal. Apabila anak tidak mengikuti tuntutan lingkungan,
pendekatan-pendekatan tertentu.
30
dasar yang kokoh dan kuat. Dasar tersebut berhubungan dengan diri anak itu
sendiri, misalnya faktor belajar dan faktor lingkungan. Kedua faktor ini
proses. Tingkah laku diperoleh melalui latihan ataupun dari pengalaman anak.
Latihan yang dilakukan secara kontinyu dapat membawa anak untuk merubah
sifat yang buruk ke sifat yang lebih baik, sesuai dengan harapan masyarakat
pada umumnya.
Dilain pihak, faktor belajar yang sangat efektif juga dapat membawa
anak secara aktif dan interaktif dengan melibatkan berbagai bentuk untuk
ingin dicapai sudah jelas. Sehingga dalam proses perubahan tingkah laku,
anak merasa hal itu merupakan tugas dan tanggung jawabnya. Sasaran utama
adalah membangun kepribadian yang baik dan benar. Sehingga hasil dari
31
Maupun dalam bentuk lingkungan psikologis, seperti perasaan-perasaan yang
Kedua hal di atas yaitu faktor belajar dan lingkungan, maka orang tua
kemungkinannya kalau tidak ada perhatian dan kasih sayang anak akan
membawa pengaruh yang baik terhadap anak. Karena lingkungan atau orang
lain, suka menolong dan terlebih lagi suka mengasihi. Oleh karena itu pada
tersebut dapat menjadi panutan dan teladan yang baik, sehingga setiap
peranan yang sangat besar. Keberhasilan dalam merubah tingkah laku anak,
digunakan.
Sehebat apapun metode atau cara yang digunakan, jika tidak dengan
rasa rendah hati dan meminta pertolongan Tuhan, maka akan sia-sia. Oleh
karena itu yang terpenting adalah hidup takut akan Tuhan, serta minta
bimbingan dan hikmat dari Tuhan. Tingkah laku anak remaja akan berubah
32
sesuai dengan apa yang menjadi harapan orang tua, guru, bahkan lingkungan
(sekolah, keluarga dan gereja) dan tidak terlepas dari campur tangan Tuhan.
tingkah laku. Oleh karena itu diperlukan strategi tertentu dalam pendidikan
d. Hukuman merupakan hal yang penting, tetapi harus mengacu pada situasi
atau kondisi. Pada waktu anak mendapat hukuman anak merasa ada
33
dengan baik dan setia.
dengan baik apa bila dipahami dengan benar dan pihak-pihak terkait harus
Laku
Dalam dunia pendidikan, pasti ada tujuan tertentu yang ingin dicapai
melalui kegiatan pendidikan secara terpadu. Hal tersebut tergantung pada visi
dan misi dari pendidikan itu sendiri. Demikian juga dengan pendidikan
agama Kristen yang mempunyai peranan yang sangat besar dalam proses
Tritunggal. Bahan ajar bersumber dari Alkitab. Sehingga apa yang ingin
diajarkan kepada peserta didik bersumber atau berpedoman pada ajaran yang
agama Kristen pula seseorang akan memahami dan mengerti makna yang
34
bahwa. Peranan pendidikan agama Kristen merupakan awal dari penanaman
nilai-nilai Kristen, sehingga tingkah laku anak didik berubah menjadi lebih
oleh gereja maupun oleh pihak sekolah. "Didiklah orang muda menurut jalan
yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang
dari jalannya itu" (Amsal 22:6). Dalam proses perubahan tingkah laku siswa
bukan kekuatan dan kehebatan orang tua ataupun gurunya, tetapi ini semua
adalah kekayaan Allah melalui Roh Kudus yang menyadarkan anak didik
35
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Populasi dalam penelitian ini ialah semua siswa yang beragama Kristen di
SMKN 5 Waingapu, mulai dari kelas I sampai dengan kelas III. Jumlah siswa
merupakan perwakilan kelompok yang lebih besar pada mana orang itu
jumlah siswa yang beragama kristen yang diambil secara acak (Random
36
3.3. Instrumen Penelitian
laku ada 3 pertanyaan dengan 4 pilihan (sangat setuju, setuju, kurang setuju,
37
menurut tingkatan kelasnya masing- masing.
angket, dengan tujuan supaya tidak salah pada waktu pengisian angket.
(c) Peneliti mengunakan batas waktu pengisian angket satu minggu yang
(d) Data yang telah selesai diisi dikumpulkan kepada peneliti pada waktu
3.4.1. Angket
keadaanya.
38
a. Membuat Kerangka Pertanyaan
tepat pada sasaran dari tujuan penelitian. Dengan demikian jawaban yang
c. Membuat Format
diberikan.
e. Pemberian Nilai
39
menghindari jawaban yang bersifat netral. Pemberian skor dijelaskan
dibawah ini:
3.4.2. Dokumentasi.
semester I Tahun pelajaran 2011/2012, yang terdiri dari siswa kelas I sampai
dengan siswa kelas III SMKN 5 Waingapu dalam hal ini siswa yang
beragama Kristen.
adalah informasi yang diperoleh atas dasar prestasi atau hasil pembelajaran
pada akhir suatu waktu". Waktu yang dilakukan adalah hasil ulangan umum,
40
3.5. Teknik Analisa Data
Dalam analisa data ini, teknik yang digunakan ada dua yakni:
Rumus persentase :
F
P x100 ..............(3.1)
N
Keterangan:
F : Banyaknya frekuensi.
N : Banyaknya responden.
Surahmad, (1982).
besar peranan pendidikan agama Kristen dalam proses perubahan tingkah laku
41
3.5.2. Analisa Data Korelasi
a) Variabel
Dari sumber yang telah diperoleh data sebanyak " n " pasangan nilai (X
Keterangan:
N XY ( X )( Y )
r ............. (3.3)
{N X 2( X ) 2 }{N Y 2 ( Y ) 2
42
BAB IV
PENYAJIAN DATA DAN ANALISA DATA
responden yang dijadikan sebagai sampel. Objek peneliti adalah siswa yang
kelas I, kelas II, dan kelas III dengan jumlah siswa Kristen keseluruhannya 55
orang.
termasuk kriteria baik, karena jumlah angket yang disebarkan sama dengan
jumlah angket yang kembali. Hal tersebut didukung oleh pendapat Ary
angket atau kuisoner dikatakan baik apabila 70-80 % angket kembali. Apabila
lebih dari 30% angket tidak kembali, maka hasil penelitian dikatakan
meragukan sekali.
agama Kristen semester I dari semua kelas. Untuk mengetahui lebih jelas
nilai persentase rapor pendidikan agama Kristen kelas 1 pada tabel 1.1, maka
F 2
P x100 x100 13%
N 15
43
b. Kriteria (B) Baik, memiliki persentase 20%
Keterangan:
berikut:
(a) Yang mendapat nilai pendidikan agama Kristen (9), sangat baik;
(b) Yang mendapat nilai pendidikan agama Kristen (8), baik; sebanyak 3
(c) Yang mendapat nilai pendidikan agama Kristen (7), cukup; sebanyak 6
(d) Yang mendapat nilai pendidikan agama Kristen (6), kurang; sebanyak 4
44
Untuk mengetahui lebih jelas nilai persentase rapor pendidikan
agama Kristen kelas II pada tabel 1.2 dibawah, maka digunakanlah rumus
F 2
P x100 x100 11%
N 18
Keterangan:
45
33%
50%.
6%
Kristen kelas III, maka digunakalah rumus (3.1) seperti di bawah ini:
F 3
P x100 x100 14%
N 15
Tabel 1.3. Nilai rapor pendidikan agama Kristen kelas III SMKN 5
Waingapu semester I tahun pelajaran 2011/2012.
Siawa Kelas
3 III (A) Sangat baik nilainya (90) 3 14
(B) Baik (80) 4 18
(C) Cukup (70) 15 68
(D) Kurang (60) 0 -
22 Orang 22 100
Sumber : data nilai siswa (diolah)
46
Keterangan:
a. Yang mendapat nilai pendidikaan agama Kristen (9) sangat baik 3 siswa =
14%
b. Yang mendapat nilai pendidikan agama Kristen (8) baik 4 siswa = 18%
c. Yang mendapat nilai pendidikan agama Kristen (7) cukup 15 siswa = 68%
agama Kristen dari keseluruhan kelas, maka digunakahlah rumus (3.1) seperti di
bawah ini:
F 7
P x100 x100 13%
N 55
47
Dengan demikian tabel 1.4 dapat ditampilkan seperti dibawah ini:
Tabel 1.4. Tabel nilai hasil belajar pendidkan agama Kristen yang
terdiri dari kelas I, II dan III di SMKN 5 Waingapu semester I tahun
pelajaran 2011/2012.
Keterangan:
a. Yang mendapat nilai pendidikan agama Kristen (9) sangat baik, sebanyak 7
orang = 13%.
b. Yang mendapat nilai pendidikan agama Kristen (8) baik, sebanyak 13 orang =
24%.
c. Yang mendapat nilai pendidikan agama Kristen (7) cukup, sebanyak 30 orang =
55%.
d. Yang mendapat nilai pendidikan agama Kristen (6) kurang, sebanyak 5 orang =
9%
48
Tabel 1.5.
Hasil penelitian tentang peranan pendidikan agama Kristen dalam proses
perubahan tingkah laku siswa Kristen di SMKN 5 Waingapu yang terdiri dari
55 orang responden, bulan Oktober 2011 tahun pelajaran 2011/2012.
5 Siswa
(N) kelas I, 65-80
korelasi Sangat baik i (F) 3 5%
P=(%)
20-35 Kurang 1 2%
55 orang 55 100%
Sumber : hasil angket (diolah)
Keterangan:
Jumlah siswa yang diteliti atau yang dijadikan responden untuk melakukan
berikut:
Untuk lebih jelasnya perolehan nilai di atas dapat dilihat pada tabel koefisien
49
4.2. Hasil Analisa Data Dan Interpretasi Data
Untuk penelitian ini disajikan analisa data berupa berupa tabel sekaligus
Tabel 1.6. Kriteria nilai prestasi belajar pendidikan agama Kristen siswa
kelas 1 di SMKN 5 Waingapu tahun pelajaran 2011/2012
Keterangan:
a. Nilai 9 (sangat baik) 2, dengan demikian memiliki nilai prestasi 180 = 17%.
disimpulkan bahwa nilai dari hasil belajar pendidikan agama Kristen di SMKN
50
Tabel 1.7. Nilai prestasi hasil belajar pendidikan agama Kristen siswa
Kristen di SMKN 5 Waingapu semester I, kelas II tahun pelajaran 2011/2012
Keterangan:
Dari nilai rata-rata yang telah diketahui di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
nilai dari hasil belajar pendidikan agama Kristen di SMKN 5 Waingapu semester
51
Tabel 1.8 Nilai hasil belajar pendidikan agama Kristen siswa Kristen
di SMKN 5 Waingapu semester I, kelas III tahun pelajaran 2011/2012
Keterangan:
270= 34%.
35%.
280=35%
0%
Jadi nilai rata-rata dari hasil belajar pendidikan agama Kristen kelas II
52
SMKN 5 Waingapu semester I, kelas III termasuk dalam kriteria cukup.
Dari ketiga tabel di atas, maka dapat dilihat ada perbedaan diantara
Tabel 1.9 Nilai hasil belajar pendidikan agama Kristen di SMKN 5 Waingapu
semester I, sampai dengan kelas III tahun pelajaran 2011/2012
Keterangan :
630 = 15%
26%
2100= 52%
7%
53
Jadi nilai rata-rata hasil belajar pendidikan agama Kristen kelas I
Tabel l.l0. Hasil penelitian tentang tingkah laku siswa Kristen di SMKN
5 Waingapu yang terdiri dari kelas I paralel, kelas II paralel, dan kelas
III paralel.
20-35 Kurang 1 2%
55 orang 55 100%
Keterangan:
Jumlah siswa yang diteliti atau yang dijadikan responden untuk melakukan
54
Supaya dapat mengetahui tentang skor, maka dipakailah rumusan interval.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan angket, dimana dalam angket penulis
empat pilihan jawaban yaitu: sangat setuju, setuju, kurang setuju, dan tidak setuju.
Oleh sebab itu, maka dapat diperoleh atau diketahui bahwa skor terendah 20, hal
Dari tabel 1.5 di atas maka dapat diketahui tentang tingkah laku siwa yang
(76%). Skor rata-rata tingkah laku siswa =Jumlah nilai angket / jumlah siswa =
4229/ 55 = 76. Setelah mengetahui skor tingkah laku siswa Kristen di SMKN 5
Waingapu dapat diketahui bahwa tingkah laku siswa Kristen di SMKN 5 Waingapu
agama Kristen mempunyai peranan dalam proses perubahan tingkah laku siswa
55
perhitungan hasil belajar nilai pendidikan agama Kristen deperoleh nilai
rata-rata 7, maka nilai tersebut tergolong dalam kriteria cukup. Dari kedua hasil
perhitungan nilai tersebut di atas maka dapat diketahui bahwa ada peranan
pendidikam agama Kristen dalam proses perubahan tingkah laku siswa Kristen
di SMKN 5 Waingapu.
56
BABV
KESIMPULAN DAN SARAN
Sebagai penutup dalam penulisan skripsi ini maka dipaparkan hasilnya yaitu
5.1. Kesimpulan
Allah tritunggal.
5.1.2. Dari nilai hasil belajar pendidikan agama Kristen siswa Kristen di
SMKN 5 Waingapu kelas I, kelas II., dan kelas III tergolong dalam
kriteria Cukup.
kriteria cukup.
5.2. Saran
57
sangat mendasar.
akan kebutuhannya dalam hal ini kasih sayang. Seorang guru hams
diharapkan.
(b) Dapat meningkatkan hubungan dan kerjasama yang baik dengan guru
58
strategi mengajar dengan membangun minat anak, sehingga
(d) Diharapkan bagi setiap siswa Kristen dapat menyaring setiap ilmu
(a) Harapannya dengan adanya hasil karya ilmiah ini dapat dijadikan
59
DAFTAR PUSTAKA
Cully, Iris. V. 1996. Dinamika Pendidikan Agama Kristen. BPK. Gunung Mulia.
Jakarta.
60
Sidjabat, Samuel. 1987. Pendidikan Kristen. Institut Tiranus. Bandung.
61
PERHITUNGAN ANALISA KORELASI
62
36 77,00 71 5.929 5.041 5.467
37 72,00 82 5.184 6.724 5.904
38 71,25 82 5.077 6.724 5.843
39 75,50 85 5.700 7.225 6.418
40 90,50 75 8.190 5.625 6.788
41 76,50 65 5.852 4.225 4.973
42 81,25 76 6.602 5.776 6.175
43 79,25 75 6.281 5.625 5.944
44 73,75 77 5.439 5.929 5.679
45 75,25 71 5.663 5.041 5.343
46 75,00 90 5.625 8.100 6.750
47 77,75 90 6.045 8.100 6.998
48 78,25 72 6.123 5.184 5.634
49 74,50 67 5.550 4.489 4.992
50 77,50 79 6.006 6.241 6.123
51 75,00 87 5.625 7.569 6.525
52 83,75 65 7.014 4.225 5.444
53 90,75 66 8.236 4.356 5.990
54 91,50 71 8.372 5.041 6.497
55 83,00 75 6.889 5.625 6.225
55 4276,00 4229,00 335.178 328.229 328.463
63
Perhitungan Koefesian Korelasi
Diketahui :
N = 55
X =4.276
Y =4.229
XY =32.8463
X 2 =335.178
Y 2 =328.229
N XY ( X )( Y )
r
{N X 2( X ) 2 }{N Y 2 ( Y ) 2
18.065.479 - 18.083.204
r
(18434776 ) (1828417)(18052595 178884441)
17725
r
(150.600)(168.154)
17725
r
25.324.034.438
17725
r
159135
r 0,111
64
DAFTAR NILAI SISWA KELAS I, II DAN III
1 90 95 90 90 91,25
2 70 80 76 70 74,00
3 80 90 75 70 78,75
4 70 90 85 77 80,50
5 79 75 80 89 80,75
6 60 80 79 60 69,75
7 70 60 60 65 63,75
8 80 80 70 65 73,75
9 80 72 55 73 70,00
10 65 76 75 71 71,75
11 90 92 83 99 91,00
12 70 80 72 26 62,00
13 70 80 60 61 67,75
14 80 70 76 76 75,50
15 80 70 90 85 81,25
16 60 60 71 84 68,75
17 75 85 89 78 81,75
18 77 85 70 67 74,75
19 80 76 90 89 83,75
20 87 70 90 75 80,50
21 80 70 72 70 73,00
22 85 88 95 95 90,75
23 80 75 60 73 72,00
24 66 60 95 73 73,50
25 80 89 98 99 91,50
26 90 89 95 85 89,75
27 80 70 78 75 75,75
28 90 66 76 60 73,00
29 67 90 85 80 80,50
30 76 70 70 67 70,75
31 76 60 75 71 70,50
32 70 76 85 70 75,25
33 77 80 76 90 80,75
34 80 80 85 75 80,00
35 80 70 89 75 78,50
65
36 88 70 60 90 77,00
37 80 68 70 70 72,00
38 80 70 65 70 71,25
39 80 80 65 77 75,50
40 90 88 95 89 90,50
41 90 80 70 66 76,50
42 90 80 95 60 81,25
43 80 70 95 72 79,25
44 80 70 75 70 73,75
45 70 76 80 75 75,25
46 60 70 95 75 75,00
47 80 76 75 80 77,75
48 76 80 80 77 78,25
49 76 80 80 62 74,50
50 70 80 90 70 77,50
51 80 80 70 70 75,00
52 80 90 85 80 83,75
53 95 88 90 90 90,75
54 88 90 95 93 91,50
55 77 90 95 70 83,00
66