Anda di halaman 1dari 7

1.

Antoine Laurent Lavoisier berpendapat bahwa massa zat – zat


sebelum dan sesudah reaksi yakni tetap. Contohnya yaitu jika kita
mencampurkan atau mereaksikan hidrogen dengan massa 4 gram
dan oksigen dengan massa 32 gram.

Maka akan menghasilkan hidrogen oksida dengan massa = massa


hidrogen + massa oksigen ( 4 gram + 32 gram = 36 gram ).

Namun, untuk beberapa kasus seperti membakar kertas lalu menjadi


abu. Bisa saja abu lebih ringan daripada kertas, sehingga reaksinya
di hasilkan dari reaksi lainnya seperti abu dan gas CO² yang hilang
terbawa angin.

Lalu pada tahun 1779, Lavoisier melakukan uji coba penelitian


dengan memanaskan 530 gram logam merkuri dalam sebuah wadah
yang terhubung dengan udara di dalam silindernya dengan sebuah
wadah tertutup.

Dan ternyata volume udara di dalam silinder berkurang sebanyak 1/5


bagian, sedangkan logam merkurinya berubah menjadi calx merkuri (
oksida merkuri ) dengan massa 572, 5 gram.

Atau terjadi kenaikan massa sebesar 42, 4 gram. Besaran kenaikan


massa merkuri ini sebesar 42, 4 gram yakni sama dengan 1/5 bagian
udara yang telah hilang yakni oksigen.

Massa zat-zat
sebelum dan sesudah reaksi adalah tetap

Lalu kemudian Lavoiser mengambil sebuah kesimpulan yang


dikenal dengan hukum kekekalan massa yakni :

” Massa zat – zat sebelum dan sesudah reaksi yakni tetap. “


2. Hukum Perbandingan Tetap ( Hukum Proust , 1754 – 1826

) Joseph Louist Proust

Joseph Louist Proust berpendapat bahwa perbandingan massa


unsur – unsur penyusun sebuah senyawa selalu tetap. Contohnya
ialah perbandingan massa hidrogen dengan oksigen yaitu 1 : 8.

Misalkan massa jenis hidrogen yaitu 4 gram. Maka massa


oksigennya ialah 4 gram x 8 gram = 32 gram.

Tabel Hukum Perbandingan Tetap (Hukum Proust)

Dari tabel di atas terlihat, bahwa setiap 1 gram gas hidrogen bereaksi
dengan 8 gram oksigen dan menghasilkan 9 gram air.

Hal ini membuktikan bahwa massa hidrogen dan massa oksigen


yang terkandung di dalam air memiliki perbandingan yang tetap yaitu
1 : 8.
Berapapun banyaknya air yang terbentuk dari percobaan yang
dilakukannya, Proust mengemukakan teorinya yang terkenal dengan
sebutan hukum perbandingan tetap yang berbunyi :

” Perbandingan massa unsur – unsur dalam sebuah senyawa yakni


tetap. “
3. Hukum Perbandingan Berganda ( Hukum Dalton , 1766 – 1844

) Dalton

Dalton menyelidiki bahwa perbandingan massa unsur – unsur


tersebut pada setiap senyawa dan mendapatkan sebuah pola
keteraturan.

Pola tersebut di nyatakan sebagai hukum perbandingan


berganda yang menegaskan bahwa kedua unsur yang dapat
membentuk 2 senyawa atau lebih memiliki perbandingan komponen
yang mudah dan sederhana.

Pada percobaan yang pertama 1, 33 gram oksigen di reaksikan


dengan 1 gram karbon. Reaksi ini menghasilkan 2, 33 gram karbon
monoksida.

Selanjutnya pada percobaan yang kedua massa oksigen di ubah


menjadi 2, 66 gram sementara massa karbonnya tetap. Reaksi ini
menghasilkan suatu senyawa yang berbeda, yakni karbon dioksida.

Hukum
perbandingan berganda

Ternyata dengan massa oksigen yang sama perbandingan massa


karbon dalam senyawa karbon monoksida dan karbon dioksida yakni
bilangan bulat dan sederhana. Dalton mengemukakan teorinya yang
terkenal dengan sebutan Hukum Perbandingan Berganda yang
berbunyi :
” Jika 2 buah jenis unsur bergabung dan membentuk lebih dari 1
senyawa dan jika massa salah satu dari unsur di dalam senyawa
tersebut sama, sedangkan massa unsur lainnya berbeda, maka
perbandingan massa unsur lainnya dalam senyawa tersebut ialah
bilangan bulat sederhana. “

4. Hukum Perbandingan Volume ( Hukum Gay-Lussac, 1808

) Joseph Louis Gay Lussac

Pada tahun 1808, ilmuwan Prancis yang bernama Joseph Louis


Gay Lussacberhasil melakukan uji percobaan tentang volume gas
yang terlibat dari berbagai reaksi dengan menggunakan berbagai
macam gas.

Dia menyimpulkan bahwa pada suhu dan tekanan yang sama,


volume pada gas – gas yang bereaksi dan volume gas – gas hasil
reaksi berbanding sebagai bilangan bulat sederhana. Dan juga dapat
di rumuskan seperti berikut ini :

koefisien gas A / koefisien B = volume gas A / volume gas B

Percobaan tentang volume gas

Menurut Gay Lussac 2 volume gas hidrogen bereaksi dengan 1


volume gas oksigen dan membentuk 2 volume uap air. Pada reaksi
ini pembentukan uap air agar reaksi sempurna untuk setiap 2 volume
gas hidrogen diperlukan 1 volume gas oksigen.

Kemudian menghasilkan 2 volume uap air. Dari percobaan ini Gay-


Lussac mengemukakan teorinya yang terkenal dengan
sebutan Hukum Perbandingan Volume, yang berbunyi :

” Pada suhu dan tekanan yang sama, volume pada gas – gas yang
bereaksi dan volume pada gas – gas hasil reaksi berbanding sebagai
bilangan bulat dan sederhana. “

5. Hukum Hipotesis ( Hukum Avogadro, 1811

) Amedeo Avogadro

Hukum Avogadro di cetuskan oleh seorang ahli fisika Italia yang


bernama Amedeo Avogadro pada tahun 1811. Amedeo
Avogadro mengemukakan teorinya yang terkenal dengan
sebutan Hukum Hipotesis yang berbunyi :

” Bahwa gas – gas yang volumenya sama, jika di ukur dengan suhu
dan tekanan yang sama, maka akan memiliki jumlah molekul yang
sama pula. “
1. Hukum Kekekalan Massa (Hukum Lavoisier)
(Selengkapnya: Hukum Kekekalan Massa)
Antoine Laurent Lavoisier (1743-1794) berpendapat
bahwa massa zat-zat sebelum dan sesudah reaksi
adalah tetap. Misalkan, jika kita mencampurkan atau
mereaksikan hidrogen (dengan massa 4 g) dan
oksigen (dengan massa 32 g) menghasilkan hidrogen
oksida (dengan massa = massa hidrogen + massa
oksigen | 4 g + 32 g = 36 g). Namun, dalam beberapa
kasus seperti membakar kertas dan telah menjadi
abu. Bisa jadi abu lebih ringan daripada kertas
sehingga reaksinya karena hasil reaksi lainnya seperti
abu dan gas CO2 yang hilang dibawa angin.

2. Hukum Perbandingan Tetap (Hukum Proust)


(Selengkapnya: Hukum Perbandingan Tetap)
Joseph Louist Proust (1754-1826) berpendapat
bahwa perbandingan massa unsur-unsur penyusun
suatu senyawa selalu tetap. Misalnya perbandingan
massa hidrogen dengan oksigen adalah 1 : 8. Jika
misalkan massa hidrogen adalah 4 gram. Maka
massa oksigennya adalah 4 x 8 = 32 gram.

3. Hukum Perbandingan Berganda


(Selengkapnya: Hukum Perbandingan Berganda)
Dalton menyelidiki perbandingan massa unsur-unsur
tersebut pada setiap senyawa dan memdapatkan suatu
pola keteraturan. Pola tersebut dinyatakan sebagai
hukum perbandingan berganda yang menegaskan
bahwa dua unsur yang dapat membentuk dua senyawa
atau lebih memiliki perbandingan komponen yang
mudah dan sederhana.

4. Hukum Perbandingan Volume


(Penggabungan Volume)
(Selengkapnya: Hukum Perbandingan Volume)
Pada tahun 1808, ilmuwan Prancis, Joseph Louis
Gay Lussac berhasil melakukan percobaan tentang
volume gas yang terlibat pada berbagai reaksi
dengan menggunakan berbagai macam gas. Dia
menyimpulkan bahwa Pada suhu dan tekanan yang sama, volume gas-gas yang
bereaksi dan volume gas-gas hasil reaksi berbanding sebagai bilangan bulai
sederhana. Dapat dirumuskan sebagai berikut:

5. Hukum Avogadro
(Selengkapnya: Hukum Avogadro)
Hukum Avogadro dicetuskan oleh seorang ahli fisika
Italia yang bernama Amedeo Avogadro pada tahun 1811.
Hukum tersebut menyatakan bahwa gas-gas yang
volumenya sama, jika diukur pada suhu dan tekanan
yang sama, akan memiliki jumlah molekul yang sama
pula.

Anda mungkin juga menyukai