Anda di halaman 1dari 6

ETIKA DAN ESTETIKA

AIRLANGGA UNIVERSITY

ENGLISH DEPARTMENT

2018

Anggota Kelompok :

Putu Dewi Parasetia A (121511233066)


BAB I

PENDAHULUAN

Kata etika berasal dari bahasa Yunani kuno, ethos yang berarti “adat
kebiasaan”, “watak” atau “kelakuan manusia”. Etika merupakan sebuah ilmu,
bukan ajaran. Etika ialah ilmu pengetahuan tentang kesusilaan (moral). Etika dan
ajaran ajaran moral tidak berada di tingkat yang sama. Yang mengatakan
bagaimana kita harus hidup bukan etika melainkan ajaran moral. Etika mau
mengerti mengapa kita harus mengikuti ajaran moral tertentu, atau bagaimana kita
dapat mengambil sikap yang bertanggung jawab berhadapan dengan berbagai
ajaran moral (Franz Magnis Suseno : 1987).

BAB II

PERMASALAHAN

Menurut Kant, manusia baru bersikap moral sungguh-sungguh apabila


mematuhi kewajiban moralnya karena sikap hormat terhadap hukum moral. Etika
Immanuel Kant dikategorikan dalam etika deontologis. Etika deontologis adalah
teori filsafat moral yang mengajarkan bahwa sebuah tindakan itu benar kalau
tindakan tersebut selaras dengan prinsip kewajiban yang relevan untuknya.
Misalnya, ia tidak berbohong bukan karena akibat tindakan tersebut
menguntungkan baginya, melainkan karena berbohong itu bertentangan dengan
hukum moral. Manusia wajib berkata benar, entah itu membawa keuntungan atau
pun kerugian baginya.

Dalam penulisan makalah ini, penulis mencoba membahas penyelewengan


etika dalam masyarakat yang ditelaah dalam kaidah deontology yang
dikemukakan oleh Imanuel Kant. Beberapa masalah yang dapat diangkat dalam
penulisan ini, di antaranya:

1. Bagaimana Etika menurut Kant dalam pandangan filsafat ?


2. Bagaimana penutupan lokalisasi dolly berdampak pada implikasi dan
konsekuensi etika menurut Kant dalam pandangan filsafat ?
BAB III

METODOLOGI

Dalam penulisan ini, penulis menggunakan pendekatan studi filosofis. Hal


ini dikarenakan permasalahan yang diangkat di makalah ini adalah berkaitan
dengan aksiologi sebagai salah satu cabang utama dalam filsafat. Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek
alamiah, dimana peneliti merupakan instrumen kunci (Sugiyono, 2005).

Dalam suatu karya ilmiah, biasanya dikenal dua jenis data, yakni data
primer dan data sekunder. Data primer biasanya berkisar pada buah karya hasil
tokoh yang yang diteliti. Penulis telah mendapatkan dua sumber primer, yakni
pengertian etika menurut teori pemikiran filosof Imanuel Kant dan artikel yang
membahas tentang aksi protes warga terhadap penutupan lokalisasi Dolly yang
penulis asumsikan sebagai suatu sikap pelanggaran etika dalam masyarakat.

BAB IV

PEMBAHASAN

Wali Kota Surabaya,Tri Rismaharini akhirnya buka suara terkait gugatan class action
dari sekelompok orang yang mengatasnamakan diri dari warga eks lokalisasi Dolly.
Sekelompok warga ini menuntut Pemkot Surabaya untuk mengganti rugi atas tuduhan
perampasan hak perekonomian sebesar Rp2,7 Miliar. Meskipun mengaku belum
mempelajari lebih lengkap terkait perkara tersebut, namun Risma menganggap bahwa
langkahnya untuk menutup lokalisasi Dolly sudah tepat. Ia juga merasa sudah memberikan
fasilitas yang cukup. Sehingga warga Dolly dapat hidup normal selayaknya warga
Surabaya yang lain. "Saya pikir mereka, warga Dolly juga berhak untuk hidup normal
seperti warga lain. Saya selalu sampaikan bahwa saat menutupnya, saya ingin
menyelamatkan anak-anak Surabaya," ujarnya ketika ditemui di Gelora 10 Nopember
Tambaksari, Jumat (31/8).

Risma juga menyayangkan sikap sebagian orang tersebut, seolah-olah


menyalahkan ribuan orang yang mendapatkan manfaat atas penutupan eks lokalisasi Dolly.
Ia juga merasa bahwa UMKM warga Dolly telah tumbuh dengan baik. Salah satu buktinya
adalah Kelompok Usaha Bersama Mampu Jaya yang telah menyuplai ribuan sandal hotel
secara rutin. "Kalau mereka terganggu kan kesian mereka sudah normal kehidupannya,
tolong pihak-pihak itu. Jangan kemudian satu orang menyalahkan sekian puluh ribu orang
itu tidak adil. Mereka itu sebagian kecil, coba dilihat KTP mereka," ujarnya.
Anak-anak menjadi fokus utama mengapa Risma menutup Dolly. Ia tidak ingin
anak-anak tersebut memiliki kehidupan tidak normal di tengah dunia prostitusi. Selain itu,
apabila Dolly tidak ditutup, maka anak-anak lain yang bersekolah dengan anak-anak Dolly
juga akan terdampak. "Karena itu kemudian saya pengin nutup itu. Awalnya karena ingin
menyelamatkan anak-anak," tegasnya.

Berdasarkan artikel diatas, penulis menghubungkan rumusan masalah dengan


teori filsafat Kant yang merupakan perumus peran hakiki otonomi dalam moralitas. Kant
menegaskan – dibawah label ”imperatif kategoris” bahwa moralitas adalah hal keyakinan
dan sikap batin, dan bukan sekadar hal penyesuaian dengan aturan dari luar, entah itu aturan
hukum negara agama atau adat istiadat. Secara sederhana Kant memastikan bahwa kriteria
mutu moral seseorang adalah kesetiannya terhadap suara hati batinnya sendiri.

Epistemologi Kant adalah filsafat yang mencoba memisahkan antara rasionalisme


dan empirisme. Di dalamnya, terdapat kritisisme dan sintesisme. Pada dasarnya, Kant ingin
mengubah permukaan filsafat secara radikal dengan melakukan sentralisasi pada diri
manusia sebagai subjek berpikir. Implikasinya, Kant tidak mengawali dengan investigasi
atas benda-benda sebagai objek, melainkan investigasi terhadap struktur-struktur subjek
yang memungkinkan mengetahui benda-benda sebagai objek. Dalam hal ini, tanpa kita
sadari, sebenarnya, pengetahuan lahir karena manusia dengan akalnya secara aktif dan
mengonstruksi gejala-gejala yang dapat ditangkap. Upaya-upaya filosofis Kant ini dikenal
dengan kritisisme atau filsafat kritis.

Filsafat Kant bermaksud membedakan antara pengenalan yang murni dan yang
tidak murni, yang tiada kepastiannya. Teori filsafat Kant dimaksud sebagai penyadaran atas
kemampuan-kemampuan rasio secara obyektif dan menentukan batas-batas
kemampuannya, untuk memberi tempat kepada iman kepercayaan. Kant menyatakan ini
dengan memberikan tiga pertanyaan, di antaranya:

1. Apakah yang bisa diketahui manusia untuk dapat dikerjakan?

Kant menjawab dengan metafisikanya, yakni apa-apa yang bisa diketahui manusia
adalah apa yang dipersepsikan dengan panca indra. Selain daripada itu, Kant
menganggapnya hanyalah ilusi. Karena pengetahuan yang dihasilkan dari pikiran tanpa
adanya bukti lewat penjelmaan indrawi hanyalah ide belaka. Manusia adalah makhluk
yang paling sempurna diantara semua makhluk yang diciptakan Tuhan Yang Maha Esa.
Manusia dibekali dengan panca indera ; indera penglihatan,indera
pendengaran,indera penciuman,indera peraba, dan akal budi. Diharapkan dengan kelima
akal tersebut, manusia dapat memberdayakan semua panca inderanya dengan baik sesuai
dengan porsinya. Penutupan lokalisasi Dolly disini memberi kesempatan bagi warga yang
tinggal di eks lokalisasi Dolly untuk meningkatkan potensi dalam diri mereka untuk
berbuat kebajikan. Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa lokalisasi Dolly adalah
tempat maksiat, tempat dimana wanita mempertaruhkan harga dirinya untuk sesuap nasi
dengan perbuatan yang tidak halal. Sehingga, seharusnya penutupan lokalisasi Dolly
adalah tindakan tepat yang dilakukan oleh ibu walikota Tri Risma Harini untuk
menyelamatkan generasi muda Surabaya dari budaya menjadi budak seks komersial.

2. Apakah yang harus dilakukan manusia untuk dapat dikerjakan?

Jawaban ini menghasilkan filsafat etika Kant, Kant sendiri menjawab, yang harus
dilakukan manusia adalah apa-apa yang harus bisa diangkat menjadi peraturan yang
universal. Kant kemudian menyebutnya hukum moral. Hal ini disebut dengan istilah
“imperatif kategoris”.

Dolly tidak lagi menjadi pusat gemerlap hiburan malam, para PSK di lokalisasi
tesebut sebagian sudah beralih profesi. Namun, prostitusi terselubung ternyata masih
marak. Para PSK tetap kos di sekitaran kawasan itu, dan berzina pun dilakukan di tempat
kos itu. Saat malam, di sekitaran jalan Jarak dan Gang Dolly, masih ada beberapa calo atau
mucikari berdiri menunggu para lelaki hidung belang yang mondar-mandir. Meski tak
sebanyak sebelum penutupan Gang Dolly, masih saja tetap ada bisnis yang dipertahankan
oleh sebagaian orang yang menawarkan jasa pekerja seks komersial (PSK) di pinggir jalan
Jarak.

Modus transaksi yang dilakukan setiap calo berbeda-beda, paling banyak ditemui
dengan menggunakan telepon selular. Calo yang menunggu pelanggan memberi nomor
telepon, kemudian transaksi dilanjutkan via sambungan di luar eks Dolly. Kemudian PSK
yang dibooking diantar ke hotel yang telah disepakati.

Hukum moral mengikat mutlak semua manusia sebagai makhluk rasional.


Menurut Kant, manusia baru bersikap moral sungguh-sungguh apabila mematuhi
kewajiban moralnya karena sikap hormat terhadap hukum moral, seperti orang sebaiknya
jangan mencuri, sebab apabila hal ini diangkat menjadi peraturan umum, maka apabila
semua orang mencuri, masyarakat tidak akan jalan. Dalam etika berbisnis ekonomi, orang
tidak boleh menipu. Berdasarkan rumusan masalah penulis, hal ini bertentangan dengan
hukum moral yang dikemukakan oleh Kant, karena warga sekitar lokalisasi eks Dolly tetap
menjalankan praktik prostitusi meski sudah ada undang-undang yang mengatur tentang
permasalahan tersebut.
3.Apakah yang bisa diharapkan manusia?

Menurut Kant, manusia adalah makhluk ganda yaitu yang mempunyai badan dan
pikiran. Sebagai makhluk material, kita seluruhnya dan sepenuhnya tergantung pada
hukum kausalitas yang tak terpatahkan. Kita tidak memutuskan apa yang kita lihat karena
adanya tuntutan dan mempengaruhi kita apakah kita menyukainya atau tidak. Tapi kita
bukan semata-mata makhluk mateial kita juga makhluk berakal. Karena sangat
dipengaruhi oleh lingkungan terutama lingkungan sosial, bahkan ia tidak bisa berkembang
sesuai dengan martabat kemanusiaannya tanpa hidup di dalam lingkungan sosial.

Kant sebagai pelopor filsafat etika yang dikenal dengan etika deontologis,
berpendapat bahwa norma moral itu mengikat secara mutlak dan tidak tergantung dari
apakah ketaatan atas norma itu membawa hasil yang menguntungkan atau tidak. Hukum
moral mengikat mutlak semua manusia sebagai makhluk rasional. Dalam hal ini ia
menggunakan pendekatan etika teleologis (entah dalam bentuk egoisme, eudaimonisme
atau utilitarisme) yang menghubungkan kewajiban moral dengan akibat baik atau buruk,
justru merusak sifat moral.

Sudah menjadi kewajiban utama manusia untuk bekerja demi menafkahi


hidupnya. Namun perlu diingat bahwa, rezeki didapat dari pekerjaan yang halal. Salah satu
bentuk aksi protes masyarakat dengan melayangkan petisi kepada Bu Risma mengenai
tuntutan setara 2,7 triliun karena warga eks lokalisasi Dolly merasa telah kehilangan mata
pencahariannya adalah salah satu bentuk penyelewengan etika dalam masyarakat. Ibu
walikota Tri Risma Harini sudah sangat bertanggung jawab dengan adanya penutupan
lokalisasi Dolly sebab Bu Risma ingin menyelamatkan generasi penerus bangsa terutama
anak-anak muda di Surabaya dari tindakan asusila. Dengan ditutupnya lokalisasi Dolly, hal
ini memberikan dampak postif bagi warga sekitar eks lokalisasi Dolly untuk berganti mata
pencahariaan ke yang lebih bermanfaat, selain itu nama Kota Surabaya dapat dipulihkan
menjadi kota metropolitan yang bebas tindak asusila.

Anda mungkin juga menyukai