www.esdm.go.id
PUSAT DATA DAN TEKNOLOGI INFORMASI
ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
2017
Kajian Pemodelan Prakiraan
Penyediaan dan Pemanfaatan Energi
dengan Skenario Optimasi
Pengolahan Batubara
PUSAT DATA DAN TEKNOLOGI INFORMASI
ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
2017
ISBN: 978-602-0836-31-7
2017
TIM PENYUSUN
Pengarah
Sekretaris Jenderal KESDM
Ego Syahrial
Penanggungjawab
Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi ESDM
M P Dwinugroho
Koordinator
Kepala Bidang Kajian Strategis
Suyono
Tim Penyusun
Sunarti
Agus Supriadi
Tri Nia Kurniasih
Agung Wahyu Kencono
Bambang Edi Prasetyo
Feri Kurniawan
Catur Budi Kurniadi
Yogi Alwendra
Ririn Aprilia
Qisthi Rabbani
Indra Setiadi
Dini Anggreani
Penerbit
Pusat Data dan Teknologi Informasi Energi dan Sumber Daya Mineral
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
Gedung Menteri ESDM
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 18 Jakarta 10110
Impor
Crude
Produksi
Impor
BBM
BBM
Kebutuhan
Pengembangan
Kilang Minyak
BBM
Kapasitas
Rencana
Kilang
Derating
Kilang
Tangga
Sementara di sektor transportasi, kebutuhan energi tidak secara
langsung dipengaruhi oleh PDB dan populasi. PDB dan populasi
menjadi variabel yang mempengaruhi tingkat kebutuhan kendaraan di
masyarakat. Hubungan antara pendapatan per kapita dengan tingkat
kebutuhan kendaraan direpresentasikan oleh sebuah kurva-S. Hal ini
berarti bahwa pada suatu tingkat tertentu, kenaikan tingkat
pendapatan belum mempengaruhi kemampuan seseorang untuk
memiliki sebuah kendaraan hingga kemudian mencapai sebuah
tingkat pendapatan tertentu dimana kenaikan pendapatan per kapita
sangat berdampak sangat signifikan terhadap kenaikan kebutuhan
kendaraan. Pengaruh tersebut kemudian akan kembali berkurang
setelah mencapai tingkat pendapatan tertentu hingga akhirnya
kenaikan tingkat pendapatan tidak berpengaruh signifikan terhadap
kenaikan tingkat kebutuhan kendaraan. Tingkat kebutuhan kendaraan
kemudian digunakan untuk memperkirakan banyaknya kebutuhan
kendaraan baru yang masuk ke pasar dengan mempertimbangkan
jumlah kendaraan yang sudah ada saat ini. Hal tersebut akan
menurunkan angka intensitas penggunaan bahan bakar kendaraan
per kilometer, disebabkan karena kendaraan dengan usia yang lebih
muda memiliki rasio penggunaan bahan bakar per kilo meter yang
lebih besar dibandingkan kendaraan yang berusia lebih tua. Selain itu
penggunaan bahan bakar di sektor transportasi juga dipengaruhi oleh
intensitas kendaraan yang menunjukan penggunaan kendaraan
selama setahun dalam satuan kilometer perjalanan. Dibandingkan
dengan model sebelumnya, model kebutuhan energi di sektor
transportasi yang dikembangkan saat ini dilakukan perubahan
terhadap: asumsi harga energi, waktu pemenuhan kebutuhan
kendaraan, delay intensitas, dan penambahan moda transportasi
selain darat. Asumsi harga energi direvisi dari sebelumnya seluruh
harga BBM menjadi harga gasoline dan ADO. Struktur moda
transportasi juga dilakukan penambahan untuk transportasi udara dan
laut dari sebelumnya hanya mempertimbangkan aktivitas moda
Energi
Intensitas
Energi
Konsumsi
Rusak
Kendaraan
Jumlah
per kapita
Pendapatan
Kendaraan
Kebutuhan
Kendaraan
Jumlah
Populasi
Baru
Kendaraan
Penjualan
Baru
Kendaraan
Kebutuhan
dimana
V: nilai tambah bruto
v: koefisien nilai tambah bruto sektor
X: Output sektor
Industri
Industri
Batubara Pengolahan Gas Output
Batubara lain
Struktur
Input Antara Struktur
Permintaan Antara
Industri
lain
Output
1.06
PDB Penduduk
Tahun
Skenario Dasar
Rumah Tangga
Asumsi
Variabel
Skenario Dasar Skenario
Optimasi
Sosial Ekonomi
Kebijakan
Diversifikasi Energi
Variabel
Skenario Dasar Skenario
Optimasi
Pembangunan
infrastruktur
Peningkatan kapasitas kilang minyak
- Pembangunan 2.4 juta bopd pada tahun 2025
kilang minyak dan
Mendekati 100% pada tahun 2020
gas
- Peningkatan rasio
elektrifikasi
Minyak Nasional
(Ribu bopd)
Nama Kilang 2015 2016 2019 2021 2022 2023 2024 2025
Kilang Baru
PT IKP 6
Tuban 300
Bontang 300
Tuban II 300
RDMP
Balikpapan 100
Cilacap 22
Dumai 130
Balongan 150
Total Kapasitas 1167 1173 1273 1573 1595 2175 2475 2425
Teknologi
PROYEK KAPASITAS 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
PLTU MW 1,135 1,051 9,831 3,453 1,701 2,630 1,050 1,150 415 2,175
PLTU MT MW 28 28 300 1,140 2,100 1,200 1,150 800 600
PLTP MW 305 165 315 186 365 790 345 1,015 2,510 294
PLTGU MW 150 2,250 6,415 680 940 930 740 2,490 3,400 800
PLTG MW 922 2,175 818 420 409 424 51 110 155 110
PLTD MW - - - - - - - - - -
PLTM MW 68 112 163 198 388 326 178 30 150 81
PLTA MW 18 87 323 154 1,280 1,035 1,585 1,247 2,675 -
PLTA PS MW - - - - 520 520 450 450 2,000 -
PLT Lain MW 63 89 502 353 211 6 - - - -
Total MW 2,689 5,957 18,667 6,584 7,914 7,861 5,549 7,292 11,305 4,060
Kondisi Keterangan
2016 2030
6% 15%
Minyak 38%
31% 42%
Gas 23%
Batubara
EBT
21% 24%
1
Angka produksi batubara berdasarkan laporan produksi pemegang
PKP2B, IUP BUMN dan IUP yang diperoleh melalui laporan Dinas
Pertambangan dan Energi Provinsi
1000
Juta ton
Selisih
produksi
800
Skenario
Opt
600
Skenario
Das
400
200
0
2000 2005 2010 2015 2020 2025 2030
800
Juta BOE
700
Batubar
600 a
Industri
500
400
300
200
100
0
2000 2005 2010 2015 2020 2025 2030
Industri
Target pembatasan produksi batubara pada angka 400 juta ton akan
menjadi sebuah kesulitan tersendiri dalam implementasinya
menyangkut jumlah dan siapa yang akan dikurangi tingkat
produksinya. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal:
100%
Domestik
Ekspor
50%
0%
Das Opt Das Opt Das Opt
2000 2010 2015 2016 2020 2025 2030
100 -100
50 -200
- -300
-50 -400
-100 -500
-150 -600
2012 2013 2014 2015 2016
Ekspor
-700
Ekspor Impor
Gambar 3-6 Produksi, Ekspor, dan Impor Minyak dan Gas Bumi
2012-2016
10 Avtur
Avgas
-
2012 2013 2014 2015 2016
5161
Lifting
City Gas
3882
3774 3632
3550 LNG Domestik
LPG Domestik
Industri
32%
Pupuk
Kelistrikan
15%
600 BBM
Transportasi
Impor BBM
400
Produksi
BBM
200
0
2000 2005 2010 2015 2020 2025 2030
600
MBOE
Produksi
Minyak
Produksi Gas
400
200
0
2000 2005 2010 2015 2020 2025 2030
Gambar 3-10 Prakiraan produksi minyak dan gas bumi s.d. 2030
80% Produksi
60% NetImpor
40%
20%
0%
-20%
-40%
Gas
Gas
Gas
Gas
Gas
Gas
Gas
Minyak
Minyak
Minyak
Minyak
Minyak
Minyak
Minyak
2000 2005 2010 2015 2020 2025 2030
150
MBOE
0
2000 2005 2010 2015 2020 2025 2030
Gambar 3-12 Prakiraan Kebutuhan Final Gas Bumi per Sektor s.d
2030
4128 PLTMG
55528 PLTP
50990 PLTM
47854 PLTG
PLTA
42457
PLTMH
PLTU
PLTS
PLTG/MG
Di sisi lain, penjualan listrik yang dilakukan PLN mencapai 228 Twh,
meningkat 6.5% jika dibanding penjualan pada tahun 2015 sebesar
202.8 Twh. Peningkatan tersebut banyak dipengaruhi oleh kenaikan
jumlah pelanggan PLN dari sebelumnya 61.16 juta pelanggan
menjadi 64.28 juta pelanggan. Penambahan jumlah pelanggan
tersebut turut mempengaruhi perbaikan rasio elektrifikasi dari
sebelumnya 88.3% pada akhir tahun 2015 menjadi 91.16% pada akhir
tahun 2016. Meskipun demikian jika dilihat dari tingkat konsumsi listrik
per kapita, Indonesia masih memiliki tingkat konsumsi listrik per kapita
yang relatif rendah pada tahun 2016 mencapai 956 kWh per kapita
jika dibandingkan dengan rata-rata tingkat konsumsi listrik per kapita
di negara maju yang mencapai lebih dari 4.000 kWh. Industri masih
menjadi sektor pengguna listrik terbesar (40% dari total penggunaan
listrik) diikuti oleh rumah tangga 38% pada tahun 2016.
4000
3000
205 21
2000
7
1000
0
Panas Bioenergi Air Laut Surya Angin Nuklir
Bumi
Sumber: Kobelco
2
http://litbang.esdm.go.id/images/stories/buku/3/bab2.pdf
Pengolahan Batubara
Teknis Ekonomis
Teknologi
Peluang bisnis rendah,
Briket Proven cocok untuk industri skala
(Upgrading) teknologi menengah dan kecil.
Perekonomian Nasional
2.3099 2.1865
1.8369
1.5845 1.5516
1.3285
Perekonomian Nasional
PDB Dampak
Kondisi
(Milyar Rp) (persen)
Business as Usual 6.683
Kondisi 1 6.682 Output 0.02
Terjadi pengurangan ekspor PDB 0.02
sebesar 1%
Kondisi 2 6.684 Output 0.03
Terjadi pengurangan ekspor PDB 0.02
batubara sebesar 1% dan
seluruhnya dialihkan untuk
gasifikasi batubara
Kondisi 3 6.693 Output 0.19
Terjadi pengurangan ekspor PDB 0.15
batubara sebesar 1% dan
seluruhnya dialihkan untuk
industri semen
Kondisi 4 6.714 Output 0.77
Terjadi pengurangan ekspor PDB 0.46
batubara sebesar 1% dan
seluruhnya dialihkan untuk
pembangkit listrik.
200
Kebutuhan batubara (Juta
150
100
ton)
50
0
Das Opt Das Opt Das Opt
2016 2020 2025 2030
Berdasarkan Skenario
5.1. Kesimpulan
Kondisi bauran energi primer Indonesia diperkirakan masih akan
didominasi oleh bahan bakar fosil hingga 15 tahun kedepan. Minyak
masih menjadi energi utama dalam total penyediaan energi primer
nasional. Porsi minyak dalam bauran energi primer mencapai 39%
dari total penyediaan energi primer 2977 MBOE pada tahun 2030. Di
sisi lain bauran energi terbarukan sendiri diperkirakan cenderung
mengalami peningkatan, meskipun porsi penyediaan energi
terbarukan dalam bauran energi primer pada tahun 2030 masih lebih
rendah dibandingkan dengan target bauran EBT di dalam Kebijakan
Energi Nasional. Persentase bauran EBT dalam total penyediaan
energi primer pada tahun 2030 meningkat dari 6% pada 2016 menjadi
15%.
PwC. (2017). The World in 2050. The long view: how will the global
economic order change by 2050? The World in 2050. The long
View: how will the global economic order change by 2050.
Retrieved from
http://www.pwc.com/world2050%0Ahttps://www.pwc.com/gx/en
/issues/economy/the-world-in-2050.html
www.esdm.go.id
PUSAT DATA DAN TEKNOLOGI INFORMASI
ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
2017
Kajian Pemodelan Prakiraan
Penyediaan dan Pemanfaatan Energi
dengan Skenario Optimasi
Pengolahan Batubara
PUSAT DATA DAN TEKNOLOGI INFORMASI
ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
2017